• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tinjauan Pustaka

2. Gaya Mengajar Guru

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar mengatur lingkungan belajar agar

bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

Setiap guru seharusnya dapat mengajar di depan kelas dan menguasai kondisi kelas. Bahkan mengajar itu dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa di luar kelas. Mengajar merupakan salah satu komponen dari

kompetensi-kompetensi guru. Setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu. Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang.

Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang memperhatikan bahwa diantara siswa ada perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila semua siswa dianggap sama kemampuan dan kemampuannya, maka bahan pelajaran yang diberikanpun akan sama pula. Hal itu bertentangan dengan kenyataan pula (Slameto, 2013: 30).

17

Tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru dan peserta didik yang belajar. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran dan cara menyampaikannya kepada para siswa. Melihat begitu pentingnya peran guru, maka memilih dan menerapkan teknik pembelajaran yang efektif adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses pembelajaran akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan bagi para siswa.

Hal ini tentu bertujuan demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut Thoifuri, gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu. Sedangkan gaya mengajar yang bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas dan evaluasi belajar (Thoifuri, 2007:81).

Proses belajar mengajar dapat dikatakan berjalan baik bila ada interaksi yang baik antara guru dan siswa. Komunikasi baik seperti perlakuan guru yang bijaksana memberikan kesan yang positif bagi para siswa. Faktor guru ikut menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, sehingga guru diharuskan memiliki keterampilan dalam hal mengajar. Salah satunya adalah gaya mengajar, sehingga siswa mampu menyerap dengan baik apa yang disampaikan oleh guru.

18

Gaya mengajar guru yang berbeda bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap materi standar yang relevan, memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai tingkat perkembangan dan kemampuannya (Mulyasa, 2008: 78-79).

Thoifuri mengemukakan bahwa dalam gaya mengajar, pendekatan

mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan. Artinya gaya mengajar tidak akan efektif dan efisien apabila tidak melakukan pendekatan pada saat menyampaikan bahan ajar kepada para siswa. Gaya mengajar akan menjadi tepat guna jika pendekatan yang dipakai selaras dengan tujuan, materi pelajaran dan minat serta kebutuhan siswa. Secara umum terdapat macam- macam pendekatan, yaitu: (a) pendekatan filosofis; (b)

pendekatan induktif; (c) pendekatan deduktif; (d) pendekatan sosio- kultural; (e) pendekatan fungsional; (f) pendekatan emosional(Thoifuri, 2007:88-89).

Pendekatan- pendekatan yang dilakukan oleh guru hendaknya

memperhatikan nilai- nilai kebenaran seperti guru dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa, guru membimbing siswa agar dapat mengambil kesimpulan dan mencari penyelesaian masalah yang terjadi dengan analisis yang ada, guru mampu membangun sifat kebersamaan siswa baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi, dan mampu menerapkan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari hari. Pendekatan tersebut sangat penting agar tujuan mengajar guru dapat tercapai dengan hasil yang baik.

Menurut Bruce Joyce dalam Sudjana ada beberapa pendekatan mengajar yang dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Pendekatan ekspositeri atau model informasi

Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/ pengajar. Hakikat mengajar pada pandangan ini adalah menyampaikan informasi

19

mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan.

b. Pendekatan inquiry/ discovery

Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan modern, adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi bila pendekatan ini digunakan. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar bsendiri mengembangakan kekreatifan dalam pemecahan masalah. Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat sebagai berikut: (a) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan daya nalar siswa; (b) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (c) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (d) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi; (e) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan (f) guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

c. Pendekatan interaksi sosial

Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/ siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. d. Pendekatan tingkah laku

Pendekatan ini menekankan tingkah laku individu pada pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku (Sudjana, 2013: 153-156).

Selain adanya gaya mengajar guru, faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah pemanfaatan sarana belajar. Pemanfaatan sarana belajar dalam penelitian ini mencakup pemanfaatan sarana belajar di rumah. Sarana belajar di rumah memiliki peranan penting dalam tercapainya hasil belajar yang efisien.

Dokumen terkait