• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan dan bertumpu pada pertanian yang maju dan bernilai

Dalam dokumen BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 45-63)

tambah tinggi

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 5 Sasaran yang terdiri dari 31 Indikator Kinerja. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Sasaran 24 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Produktivitas Pertanian, Perikanan Dan Kelautan

Produksi Padi Ton 212.300 218.410 103

Produktifitas Padi Ton/Ha 5.65 5,67 100

Produksi Jagung Ton 96.555 87.279 90

Produktifitas Jagung Ton/Ha 4,71 4,76 101

Produksi Durian Ton 19.084 14.636 77

Produktifitas Durian Ton/Ha 16,91 12,01 71 Produksi Rambutan Ton 7.258,55 5.893,40 81 Produktifitas

Rambutan Ton/Ha 6,32 8.23 130

Populasi Ternak

Sapi Ekor 24.640 24.925 101

Populasi Kerbau Ekor 12.209 12.659 104

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 95 Sasaran 24 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Populasi Unggas Ekor 1.218.738 116.526 96 Jumlah produksi budidaya rumput laut Euchema Cottoni Ton 8.913,37 30.545 343 Jumlah produksi perikanan tangkap laut Ton 8.774,15 8.012,14 91

Jumlah bibit/ benih

tanaman kehutanan Pohon 12.500 283.335 2.266,68 Jumlah koloni lebah

trigona yang dibudidayakan

Koloni 357 357 100

Jumlah produksi kakao dan kopi per Ha

Ton/

Ha 0,85 0,78 82,35

Jumlah kelompok yang mendapatkan nilai tambah harga komoditas perkebunan Klp 8 5 62,50 Presentase Pelayanan prima dalam mendukung kegiatan ketahanan pangan % 30 70 233 Pencapaian Sasaran 24

Meningkatnya produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan yang terdiri dari 15 Indikator kinerja. Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk Pertanian secara berkelanjutan yang merupakan salah satu sasaran dari Misii ke empat RPJMD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2010-2015 terus menerus diupayakan

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 96 dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan bagi masyarakat Luwu Utara maupun memberikan kontribusi dalam pencapaian sasaran produksi padi secara nasional.

Berikut penyajian tabel untuk melihat lebih jauh capaian tanaman pangan terkait dengan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas.

Tabel 4.10

Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tiap Kecamatan Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2012 dan 2013

No Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha)

Produksi

(Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Sabbang 5.927 6.449 5.686 6.435 34.685 36.358 6,10 5,65 2 Limbong 800 899 709 715 3.510 3.457 4,95 4,85 3 Seko 1.791 2.245 2.253 2.244 9.913 10.996 4,40 4,90 4 Baebunta 5.394 5.922 5.529 5.387 33.174 31.082 6,00 5,77 5 Masamba 4.256 4.624 4.458 3.893 26.079 23.608 5,85 6,07 6 Rampi 308 313 298 314 1.341 1.941 4,50 6,18 7 Malangke 1.151 679 865 723 4.412 3.504 5,10 4,85 8 Malangke Barat 2.770 2.636 2.216 2.028 12.188 11.322 5,50 5,61 9 Mappedeceng 1.969 2.500 1.634 2.122 9.314 13.702 5,70 6,16 10 Sukamaju 7.188 7.032 5.849 7.023 35.679 42.489 6,10 6,05

11 Bone-Bone & Tanalili 7.378 7.859 6.471 7.924 40.444 216.963 6,25 5,67 Jumlah 38.932 41.277 35.968 38.550 210.739 218.410 5,50 5,67

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 97 Dari table diatas dapat dilihat bahwa Produksi Padi mengalami kenaikan dari 210.739 ton di tahun 2012 menjadi 218.410 ton pada tahun 2013. Hal ini dapat terjadi oleh karena Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam hal ini Dinas Pertanian melakukan upaya Percepatan Peningkatan Produksi Padi Tahun 2013. Upaya-upaya tersebut adalah :

1. Menyediakan benih padi sebanyak 79,000 kg untuk hamparan seluas 3160 Ha 2. Menyediakan Pupuk yang terdiri dari Pupuk Organik 1.245 ton untuk tanaman padi. 3. Menyediakan rodentisida, insektisida,fungisida dan herbisida untuk pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan dampak perubahan iklim.

4. Kegiatan perbaikan infrastruktur pertanian seperti Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT), Pengembangan irigasi Desa , Optimasi Lahan dan penyediaan alat mesin pertanian (hand traktor, power threaser).

Bupati Luwu Utara menghadiri Panen Padi Perdana Tahun 2013 kerjasama Pemerintah Daerah Kab. Luwu Utara dengan Kodim 1403 Sawerigading di Desa Kampung Baru Kec. Sabbang

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 98 Untuk melihat perkembangan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4.4

Perkembangan Produksi Padi Tiap Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2012 dan Tahun 2013

Dari grafik diatas dapat kita melihat bahwa produksi Padi pada kecamatan Bone-bone dan Tana Lili cukup tinggi pada Tahun 2013 yaitu sebesar 216.963 Ton dan produksi Padi terenda pada Tahun 2013 terdapat pada kecamatan Rampi yaitu hanya sebesar 1.941 Ton.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 99 Tabel 4.11

Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tiap Kecamatan Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2012 dan 2013

No Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha)

Produksi

(Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Sabbang 1.101 837 1.135 823 5.675 3.826,95 5,00 4,65 2 Limbong 199 62 225 45 675 156,60 3,00 3,48 3 Seko - 46 59 82 177 278,80 3,00 3,40 4 Baebunta 3.888 2.595 3.750 2509 20.625 13.875 5,50 5,53 5 Masamba 1.471 2.464 1.504 2.303 8.121,60 12.966 5,40 5,63 6 Rampi 129 52 81 74 202,50 275,28 2,50 3,72 7 Malangke 5.945 5.563 7.040 6.314 41.536 31.507 5,90 4,99 8 Malangke Barat 4.798 5.259 4.938 4.413 29.381,10 22.153 5,95 5,02 9 Mappedeceng 546 627 606 506 3.030 2.884 5,00 5,70 10 Sukamaju 966 1.055 770 657 4.081 3.738 5,30 5,69 11 Bone-Bone 433 113 365 296 1.806,75 1.439 4,95 4,86 12 Tanalili 0 533 0 314 0 1.428,70 0 4,55 Jumlah 19.476 19.206 20.473 18.336 95.850,86 87.279 4,68 4,76 Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi penurunan luas tanam, luas panen,

produksi dan produktifitas pada tanaman jagung. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2013 terjadi penurunan harga jual komoditi jagung sehingga menurunkan minat masyarakat untuk melakukan penanaman jagung. Disamping itu lahan yang biasanya ditanami jagung telah beralih fungsi menjadi lahan persawahan ataupun lahan perkebunan kelapa sawit.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 100 Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu penghasil buah-buahan di Propinsi Sulawesi selatan. Pada tahun 2013 target pengembangan lahan komoditi hortikultura yang meliputi komoditi unggulan durian, rambutan dan jeruk siam.

Tabel 4.12

Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Komoditi Buah-buahan Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2012 dan 2013

No Jenis Komoditi Luas Tanam (Ha)

Produksi

(Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Durian 1.856,78 1.873,73 14.269,6 14.636 13,36 12,01 2 Rambutan 1.355,2 816,75 4.502,2 5.893,40 7,48 8,23 3 Jeruk Siam 481,11 218,59 3.213,1 667,90 11,6 13,13 4 Pisang 40,69 42,99 1.658,2 1.990 55,13 55,22 5 Manggis 49,94 50,22 42,3 85,60 3,86 3,97 6 Duku 678,88 367,81 1.499,5 1.668,40 8,2 7,14 Untuk komoditi jeruk siam mengalami penurunan karena tidak ada peremajaan sementara itu sebagian besar tanaman adalah tanaman yang sudah memasuki usia tua dan adanya serangan virus CVPD pada tahun 2003 dimana persyaratan pengembangan lahan yang terserang virus CVPD tidak boleh ditanami selama ± 10 tahun, disamping itu petani mengalihkan lahannya menjadi lahan persawahan atau ditanami kelapa sawit.

Komoditi pisang selama tahun 2013 mengalami penurunan luas tanam, produksi dan produktivitas dibanding tahun 2012, hal ini disebabkan karena adanya pembukaan lahan baru seperti optimasi lahan untuk penanaman padi, pengembangan kelapa sawit, dan jagung.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 101 Tabel 4.13

Populasi Ternak Kabupaten Luwu Utara Berdasarkan Jenis Ternak Tahun 2009 -2012

No Jenis Ternak Populasi Ekor

2009 2010 2011 2012 1 Sapi Potong 15.525 18.277 24.320 24.925 2 Kerbau 5.306 5.866 12.179 12.659 3 Kuda - 1.732 1.717 1.677 4 Kambing 6.145 6.413 7.348 8.574 5 Babi 24.140 19.510 19.791 25.215 7 Ayam Buras 865.774 680.829 662.398 705.694 8 Ayam Pedaging 178.518 187.958 244.300 314.350 9 Ayam Petelur - 72.230 72.780 83.900 10 Itik 55.838 34.864 41.575 61.322 Jumlah 1.151.246 1.027.679 1.086.408 1.238.316

Populasi ternak sapi dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 2,5 % dibanding tahun 2012 atau sebanyak 605 ekor. hal ini disebabkan terdapat pemasukan bibit baik dari Kabupaten atau Propinsi, selain itu adanya kelahiran dari hasil perkawinan alam maupun dari hasil inseminasi buatan dan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular ternak melalui kegiatan vaksinasi dan pengobatan ternak.

Demikian pula halnya dengan Populasi ternak kerbau dan kambing dimana pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4% untuk ternak kerbau dan 14,46% untuk ternak kambing.

Populasi ternak ayam buras pada tahun 2009 sebanyak 865.774 ekor, pada tahun 2010 sebanyak 680.829 ekor dan pada tahun 2012 sebanyak 705.694 ekor ,

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 102 walaupun terjadi peningkatan populasi disbanding tahun 2011 tetapi mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2009, ini disebabkan karena pada tahun 2010 terjadi serangan penyakit Flu Burung pada ternak unggas terutama ayam buras.

Populasi ternak ras pada tahun 2009 sebanyak 178.518 ekor, pada tahun 2010 sebanyak 260.188 ekor dan pada tahun 2011 sebanyak 317.080ekor , mengalami peningkatan disebabkan seiring berkembangnya usaha-usaha peternakan rakyat dan terdapat pemasukan bibit serta perkembangnya permintaan daging ayam.

Populasi ternak itik pada tahun 2009 sebanyak 55.838 ekor, pada tahun 2010 sebanyak 34.864 ekor dan pada tahun 2011 sebanyak 41.575 ekor , mengalami peningkatan disebabkan berkembangnya permintaan daging dan telur itik.

Penyediaan sarana dan prasarana peningkatan produksi pertanian diutamakan untuk peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi dalam pencapaian surplus beras 2 juta ton pada tahun 2012. Dalam penyediaan sarana dan prasarana ini lebih banyak diarahkan untuk pengembangan dan perbaikan infrastruktur pertanian dalam mendukung peningkatan produksi tanaman tanaman pangan seperti Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT), pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES), optimasi Lahan dan penyediaan hand traktor, power threaser dan pupuk organik.

Tingkat capaian dari indikator sasaran produksi budidaya rumput laut Euchema Cottoni sebesar 343% dan capaian dari indikator jumlah produksi perikanan tangkap laut sebesar 91%. Produksi perikanan tangkap laut mengalami penurunan produksi yang semula ditarget 8.774,15 Ton dan terealisasi sebesar 8.012,14 Ton dengan tingkat capaian hanya sebesar 91%, hal ini disebabkan karena berkurangnya intensitas masyarakat nelayan untuk melakukan penangkapan. Kurang intensitasnya kegiatan penangkapan itu sendiri disebabkan karena beberapa faktor antara lain menurunnya populasi tangkapan pada perairan, kondisi cuaca yang tidak menentu serta banyaknya masyarakat penangkap yang berli fungsi menjadi pembudidaya rumput laut E. Cottoni.

Indikator Jumlah Bibit/Benih Tanaman Kehutanan terealisasai sebesar 283.335 pohon dari target 12.500 dengan presentase capaian 2.266,68. Target tersebut dapat terealisasi melebihi dari target yang ditetapkan oleh karena Pemerintah Kabupaten

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 103 Luwu Utara melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyediakan bibit tanaman sagu sebanyak 6.400 pohon yang dilaksanakan dibeberapa desa yakni :

1.Desa Pararra Kecamatan Sabbang sebanyak 1.600 pohon. 2. Desa Masamba Kecamatan Masamba sebanyak 1.600 pohon. 3. Desa Waelawi Kecamatan Malangke Barat sebanyak 1.600 pohon. 4. Desa Wara Kecamatan Malangke Barat sebanyak 1.600 pohon.

Luas tanaman Sagu di Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2013 seluas 1.511,95 Ha, pertumbuhan luas tanaman sagu di Kabupaten Luwu Utara terus meningkat karena sagu yang merupakan sumber makanan pokok bagi masyarakat Kabupaten Luwu Utara serta ketersediaan sumber benih yang melimpah. Selain dari perkembangan luas tanaman sagu di Kabupaten Luwu Utara yang terus meningkat ada pula faktor penghambat dari pengembangan tanaman sagu di Kabupaten Luwu Utara. Faktor penghambat tersebut adalah teknologi budidaya sagu belum dikuasai, musim kemarau, hama serta animo masyarakat untuk menanam sagu masih kurang serta mus.

Indikator Kinerja Jumlah Produksi Kakao dan Kopi per Ha terealisasi sebesar 0,78 Ton/Ha dari target 0,85 Ton/Ha dengan tingkat capaian 82,35%. Target tersebut tidak terpenuhi karena adanya serangan hama kakao petani serta adanya banjir yang menyerang kebun kakao petani yang mengakibatkan produktivitas kakao menjadi berkurang. Luas tanaman kakao di Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2013 seluas 35.765, 43 Ha dengan produksi sebesar 27,879 ton.

Untuk luas tanaman kopi di Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2013 seluas 1.161,54 Ha dengan produksi sebesar 511,08 Ton. Jumlah penyediaan bibit (85%) yang dibagikan kepada kelompok tani dengan rincian sebagai berikut :

- Kecamatan Masamba Desa Sumillin Kelompok Tani Mandiri Lestari 20.000 bibit dengan keberhasilan 18.400 bibit (88,50%).

- Kecamatan Limbong Desa Kanandede Kelompok Tani Sadar I, Kelompom Tani Semangat Baru 16.000 bibit dengan keberhasilan 13.670 bibit (85,44%). - Kecamatan Limbong Desa Komba Kelompok Tani Lengke Baru 16.000 bibit

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 104 Indikator kinerja Jumlah kelompok yang mendapatkan nilai tambah harga komoditas perkebunan terealisasi sebanyak 5 Kelompok dari 8 Kelompok yang menjadi target kinerja pada Tahun 2013 dengan tingkat capaian sebesar 62,50%. Meski target tersebut belum sepenuhnya terealisasi tetapi Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan terus melakukan promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah. Hal ini dilakukan guna memberi informasi kepada investor untuk melakukan investasi disektor perkebunan dalam rangka pembangunan ekonomi masyarakat di Kabupaten Luwu Utara. Promosi atas hasil perkebunan terserbut dilakukan dengan cara mengikuti pameran yang dilaksanakan di Makassar dan Jakarta dengan memamerkan produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok tani yang ada di Kabupaten Luwu Utara.

Sasaran 25 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Kesempatan kerja disektor pertanian, perikanan dan kelautan Jumlah masyarakat yang ikut sosialisasi mengenai rehabilitasi hutan dan lahan Orang 550 330 60 Jumlah kelompok tani yang melakukan kemitraan usaha Klp. Tani 24 24 100

Jumlah petani yang

dilatih Petani 400 200 50 Jumlah kelompok tani terampil/ terlatih Klp. Tani 12 12 100 Jumlah gapoktan pusat-pusat fermentasi Gapokta n 24 24 100

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 105 Pencapaian Sasaran 25

Sasaran Meningkatnya Kesempatan kerja disektor pertanian, perikanan dan kelautan terdiri dari 5 (lima) indikator sasaran, dari kelima indikator sasaran terdapat tiga indikator sasaran yang tingkat capaiannya 100%, satu indikator sasaran yang tingkat capaiannya hanya 60% dan 50%.

Dalam rangka untuk mencegah dan mengurangi terjadinya degradasi hutan dan kerusakan lingkungan di Kab. Luwu Utara, maka dilakukan sosialisasi di 11 kecamatan di Kab. Luwu Utara mengenai pentingnya rehabilitasi hutan dan lahan. Membangun kesadaran dikalangan masyarakat dan generasi muda akan pentingnya upaya pelestarian lingkungan hidup dan mengurangi kerusakan lingkungan di Kab. Luwu Utara dengan melibatkan generasi muda dan masyarakat lainnya serta terbinanya kelompok-kelompok pemuda peduli lingkungan. Selain itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau menanam pohonsehingga pada akhirnya mereka akan melaksanakan upaya-upaya pelestarian dari hal-hal sederhana secara sukarela.

Data jumlah kelompok tani kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Luwu Utara sebanyak 1.556 sebagaimana pada table berikut.

Tabel 4.14

Data Jumlah Kelompok Tani Kehutanan dan Perkebunan Di Kabupaten Luwu Utara

No Kecamatan Jumlah Kelompok

1. Sabbang 310 2. Baebunta 259 3. Masamba 131 4. Malangke Barat 144 5. Malangke 190 6. Mappedeceng 148

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 106

7. Sukamaju 156 8. Bone-Bone 139 9. Limbong 20 10. Seko 49 11. Rampi 10 Jumlah 1.556

Dengan adanya data-data dari hasil pendataan ini dapat memberikan informasi tentang sektor kehutanan dan perkebunan bagi calon investor untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Luwu Utara.

Indikator Sasaran Jumlah kelompok tani yang melakukan kemitraan usaha dapat terealisasi 100% oleh karena Pemeriintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinad Kehutanan dan Perkebunan merealisasikan perhatiian kepada kelompok tani dalam rangka pemberdayaan kelompok masyarakat, sehingga terbangun kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan Forum Kelompuk Tani. Salah satu bentuk kegiatan untuk merealisasikan program tersebut yaitu melaksanakan pembiinaan pengurus Forum Kelompok Tani (FKT) di Kecamatan Sukamaju yang dihadiri oleh FKT Bone-Bone, FKT Sukamaju, FKT Mappedeceng, FKT Masamba, FKT Baebunta, FKT Sabbang, FKT Malangke dan FKT Malangke Barat. Selain itu, dilaksanakan pula pertemuan evaluasi hasil pendampingan kelompok tani oleh forum kelompok tani.

Untuk mencapai indikator sasaran Jumlah Petani Yang Dilatih pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan melakukan pelatihan sambung pucuk pada bibit kakao kepada 200 petani dari 400 petani yang ditargetkan pada tahun 2013. Hal ini dilakukan guna melatih para petani tentang teknologi sambung pucuk pada bibit kakao serta meningkatkan pengetahuan/keterampilan petani dalam menerapkan teknologi sambung pucuk pada bibit kakao.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 107 Kegiatan pelatihan sambung pucuk pada bibit kakao dilaksanakan di beberapa Desa di Kab. Luwu Utara diantaranya :

1. Desa Batu Alang dan Desa Tulak Tallu Kec. Sabbang. 2. Desa Tarobok Kec. Baebunta.

3. Desa Toradda Kec. Masamba.

4. Desa Dumber Harum Kec. Mappedeceng. 5. Desa Putemata Kec. Malangke.

6. Desa Polejiwa Kec. Malangke Barat. 7. Desa Wono Sari Kec. Sukamaju. 8. Desa Poreang Kec. Tana Lili

Dengan pelatihan sambung pucuk tersebut dipandang sangat berpengaruh terhadap produksi Kakao di Kabupaten Luwu Utara. Pada Tahun 2013 Prooduksi Kakao di Kabupaten Luwu Utara sebesar 27.887,03 Ton dari Luas kebun Kakao 35.765,43 Ha.

Bupati Luwuu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM saat memetik Kakao hasil Sambung Pucuk Tahun 2013

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 108 Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian pada umumnya dikelola secara tradisional dengan mutu hasil yang sangat rendah dan bervariasi, akibatnya hilangnya kesempatan petani untuk menikmati pendapatan hasil yang layak diterima. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Luwu Utara melaksanakan kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dengan maksud:

 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani kakao dalam rangka perbaikan mutu hasil perkebunan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).  Membina kelompok tani perkebunan dan mengupayakan terbentuknya Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) pada sentra pengembangan kakao.

 Memotivasi kelompok tani menjual biji kakao fermentasi secara terkoneksi melalui Gapoktan dan sifasilitasi oleh Koperasi Multi Jasa Tani.

 Terbentuknya kemitraan antara kelompok tani/gapoktan/ Koperasi Multi Jasa Tani dengan industri kakao/eksportir yang saling menguntungkan.

Untuk jumlah penyediaan bibit unggul pemerintah Kabupaten Luwu Utara melakukan penyediaan bahan tanaman klon unggul kelapa sawit sebanyak 81.000 bibit bagi petani kelapa sawit yang ada di Kab. Luwu Utara. Klon unggul sawit tersebut diberikan kepada petani di 9 kecamatan dan 63 kelompok tani, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.15

Penyediaan Bahan Tanaman Klon Unggul Kelapa Sawit Bagi Kelompok Tani di Kabupaten Luwu Utara

No Kecamatan Jumlah Kelompok Tani Jumlah Pohon

1. Sabbang 1 2.000

2. Baebunta 8 9.750

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 109

4. Malangke Barat 10 12.050 5. Malangke 6 7.850 6. Mappedeceng 9 14.000 7. Sukamaju 9 10.000 8. Bone-Bone 4 4.400 9. Tana Lili 8 9.700 Jumlah 63 81.000

Sasaran 26 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Pendapatan Daerah Angka pertumbuhan penerimaan pajak dan retribusi usaha disektor pertanian Rp. 80.000. 000 6.500.000 8,13 Angka pertumbuhan penerimaan pajak dan retribusi usaha disektor kelautan dan perikanan Rp. 500.00 0 150.000 30,00 Jumlah Penerimaan PAD dibidang pertambangan Rp. 950.00 0.000 1.187.667.500 125,02 Pencapaian Sasaran 26

Meningkatnya pendapatan daerah dengan indikator kinerja jumlah penerimaan PAD dibidang pertambangan dengan target Rp. 950.000.000,- dan terealisasi Rp. 1.187.667.500,- atau sebesar 125,02% hal ini disebabkan karena : 1) Adanya

proyek-Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 110 proyek besar dari provinsi yaitu pembangunan balai besar di Kecamatan Sabbang dan Kecamatan Bone-Bone; 2) Banyaknya proyek-proyek fisik yang mengunakan bahan galian jenis batuan; 3) Adanya kenaikan tarif pajak bahan galian jenis batuan tahun 2012; 4) Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pajak bahan galian jenis batuan; 5) Pengawasan bidang pertambangan umum lebih di intensifkan dan berkesinambungan; 6) adanya Kabupaten tetangga (Kab. Tana Toraja, Kab. Luwu Timur, Kota Palopo) yang mengambil material (pasir) diwilayah Kabupaten Luwu Utara.

Sasaran 27 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya produktifitas industri pengelolaan berbasis pertanian, perikanan dan kelautan Jumlah pelatihan penerapan teknologi perkebunan bercocok tanam kali 9 2 22

Luas lahan yang digunakan berdasarkan

kesesuaian komoditi

Ha 50 - -

Pencapaian Sasaran 27

Meningkatnya produktivitas industri pengolaan berbasis pertanian, perikanan dan kelautan terdiri dari 2(dua) indikator kinerja yang mana untuk indikator kinerja jumlah pelatihan penerapan teknologi perkebunan bercocok tanam hanya terealisasi 22% dan untuk luas lahan yang digunakan berdasarkan kesesuaian komoditi tidak terealisasi untuk tahun 2013. Meskipun tidak sepenyhnya terealisasi 100% tetapi Pemerintah Daerah telah melaksanakan pelatihan sambung pucuk pada bibit kakao dan kopi.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 111 Sasaran 28 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Khususnya Para Pelaku Usaha Di Sektor Industri Pengelolaan Angka pertumbuhan pelaku usaha disektor industri pengolahan pertahun Klp. UEDSP, Klp UEM dan Peserta Pelatiha n Budiday a tanama n 10, 100 dan 100 5 dan30 100 Jumlah Keluarga yang Mengembangkan Usaha / industri Rumah Tangga Org 30 30 100 Pencapaian Sasaran 28

Meningkatnya pendapatan masyarakat khususnya para pelaku usaha disektor industri pengolahan terdiri 2 (dua) indikator sasaran yaitu Angka pertumbuhan pelaku usaha disektor industri pengolahan pertahun dan Jumlah Keluarga yang Mengembangkan Usaha / industri Rumah Tangga dimana keseluruhan dari target yang telah ditetapkan dapat terealisasi dengan baik.

Untuk indikator sasaran Angka pertumbuhan pelaku usaha disektor industri pengolahan pertahun dapat dicapai dengan baik dengan capaian 98% oleh karena diadakan Pengembangan Penguatan Lembaga Perkreditan Masyarakat Desa dan Kelurahan Dengan Sasaran Meningkatnya Usaha Ekonomi Masyarakat Desa dan Kelurahan.

Untuk indikator sasaran Jumlah Keluarga yang Mengembangkan Usaha / industri Rumah Tangga dengan target 30 orang dapat dicapai dengan baik dengan capaian

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 112 100% hal ini dikarenakan Masyarakat mendapatkan Pelatihan Keterampilan Usaha Budidaya Tanaman Pada tahun 2012 dengan Sasaran Optimalisasi Lahan Pekarangan Masyarakat Melalui Desa.

5. Pencapaian Kinerja Sasaran Misi 5

Misi

5

Mengelola Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup

Dalam dokumen BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 45-63)

Dokumen terkait