• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 50

BAB IV

(2)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 51

BAB IV

AKUNTABILITAS KINERJA

alam dokumen RPJMD 2010-2015 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 adalah tahun ketiga pelaksanaan RPJMD dan tahun 2013 merupakan tahun kedelapan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pengukuran capaian kinerja tahun 2013 didasarkan dengan indikator kinerja masing-masing sasaran sesuai dengan RPJMD berupa Outcome dan Output penting.

A. Pencapaian Kinerja Sasaran

Indikator Kinerja Sasaran yang akan dikinerjakan adalah indikator masing-masing sasaran untuk setiap Misi dan indikator makro yang ada dalam dokumen RPJMD. Indikator sasaran tersebut berupa outcome dan Output penting merupakan indikator kinerja utama SKPD yang melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian keberhasilan sasaran. Pencapaian masing–masing sasaran dapat uraikan sebagai berikut :

1. Pencapaian Kinerja Sasaran Misi 1

Misi

1

Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik dan Bersih

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 7 Sasaran yang terdiri dari 25 Indikator Kinerja. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

(3)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 52 Sasaran 1 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Terwujudnya administrasi pemerintahan yang tertib, efisien dan efektif Jumlah PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Orang 100 106 106

Jumlah pejabat yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku (Latpim) Orang 150 86 57,33 Menurunnya Kasus-kasus Pelanggaran disiplin PNS Kasus 30 30 100 Pencapaian Sasaran 1

Terwujudnya administrasi pemerintahan yang tertip, efisien dan efektif terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran yaitu : 1) Jumlah PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan; 2) Jumlah pejabat yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3) Menurunnya Kasus-kasus Pelanggaran disiplin PNS. Berdasarkan hasil evaluasi indikator tersebut di atas dapat terealisasi 106% disebabkan pada tahun 2013 penganggaran diklatpim II dan diklatpim III pada pada perubahan anggaran yang pengesahannya mengalami keterlambatan sehingga tidak memungkinkan lagi untuk mengikutkan peserta Diklatpim , dan untuk bantuan tugas belajar bagi Mahasiswa STKS,PGSBD dan Praja IPDN sudah tidak dapat dibayarkan lagi sejak terbit rekomendasi dari BPK Prop.Sulsel terhadap bantuan tugas belajar yang bukan PNS, serta ada beberapa penerima bantuan tugas belajar telah lulus perkuliahan namun lambat melaporkan diri pada Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat kabupaten Luwu Utara. Untuk indikator kinerja menurunnya Kasus-kasus Pelanggaran disiplin PNS diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran kegiatan

(4)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 53 yang ditetapkan menghasilkan capaian kinerja di atas 100% atau bermakna kurang baik karena mengalami peningkatan pelanggaran disiplin terhadap PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Pegawai Negeri Sipil.

Sasaran 2 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan berorientasi publik Presentase laporan keuangan tepat waktu dan akuntabel sesuai SAP % 100 100 100

SIMDA dan Sistem Pengelolaan Keuangan % 100 100 100 Status laporan kinerja baik % 100 100 100 Pencapaian Sasaran 2

Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan beriorentasi publik dengan 3 (tiga) indikator sasaran maka diperoleh gambaran bahwa optimalisasi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah beserta pertanggung jawaban pelaksanaan APBD, sebagai upaya peningkatan pelaksanaan manajemen akuntansi keuangan dan sistem informasi keuangan daerah.

Penetapan APBD Tahun 2013 yang tepat waktu merupakan kinerja bersama antara eksekutif dan legislatif yang ditunjang oleh adanya program pengawasan dan sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah (SIMDA) APBD sehingga penyusunan rancangan KUA dan PPAS dapat dilaksanakan tepat waktu.

(5)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 54 Sasaran 3 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Terwujudnya laporan kinerja administrasi pemerintahan yang transparan dan dapat diakses oleh publik Status Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berkategori baik A, B, C, D CC CC 100 Jumlah Laporan kinerja SKPD yang dapat diakses oleh publik

Laporan 28 28 100

Jumlah peraturan daerah yang dapat diakses oleh publik

Perda 14 8 57

Pencapaian Sasaran 3

Terwujudnya Laporan Kinerja Administrasi Pemerintah Yang Transparan Dan Dapat Diakses Oleh Publik terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja. Indikator Kinerja Status Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah berkategori baik dapat terealisasi 100% serta tepat waktu dimana batas akhir penyampaian LAKIP ditingkat Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi dan Birokrasi pada tanggal 31 Maret 2013. Disamping itu hasil evaluasi

KEMENPAN dan RB terhadap LAKIP Kab. Luwu Utara Tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 mendapat nilai C dan untuk Tahun 2012 mendapat nilai CC. Kemudian dalam rangka perbaikan sistem akuntabilitas kinerja (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara telah melakukan perbaikan-perbaikan antara lain meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang

Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM saat menerima penghargaan LPPD

(6)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 55 Akuntabilitas dan kinerja dengan memberikan pelatihan eLAKIP bekerjasama dengan LAN Pusat bagi pejabat yang menangani LAKIP pada tingkat SKPD. Selain itu juga telah disusun SOP Penyusunan LAKIP pada tingkat Kabupaten dan untuk tingkat SKPD dalam proses penyusunan pada tahun 2014. Upaya perbaikan yang dikemukakan diatas diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaporan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

Indikator Kinerja Jumlah Laporan kinerja SKPD yang dapat diakses oleh publik juga dapat terealisasi 100% oleh karena seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Luwu Utara telah menyusun Laporan Kinerja yang dapat diakses oleh publik. Disamping itu dalam rangka meningkatkan transparansi maka LAKIP kabupaten luwu utara yang merupakan akumulasi dari kinerja SKPD telah diupload/diposting pada Web Site resmi Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

Adapun indikator Jumlah peraturan daerah yang dapat diakses oleh publik hanya terealisasi sebanyak 8 Perda dari 14 Perda yang ditargetkan atau tingkat capaiannya hanya 57%.

Tabel 4.1

Peraturan Daerah yang ditetapkan untuk Tahun 2013

No. Perda Nomor Perda Tentang Penetapan Tanggal 1. Nomor 1 Tahun 2013 Perubahan atas Peraturan

Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Perubahan Status Desa Marobo, Salassa, Sukamaju, dan Bone-Bone menjadi Kelurahan.

Tanggal 5 Juni 2013

2. Nomor 2 Tahun 2013 Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Luwu Utara Tahun 2012

Tanggal 05 September

2013 3. Nomor 3 Tahun 2013 Minuman Beralkohol Tanggal

11 Oktober 2013 4. Nomor 4 Tahun 2013 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Tanggal

(7)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 56 No. Perda Nomor Perda Tentang Penetapan Tanggal

5. Nomor 5 Tahun 2013 Bangunan Gedung Tanggal

11 Oktober 2013 6. Nomor 6 Tahun 2013 Pedoman Penyusunan

Prasarana, Sarana Utilitas Perumahan dan Pemukiman.

Tanggal 11 Oktober 2013 7. Nomor 7 Tahun 2013 Perda tentang Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2013 22 November Tanggal 2013 8. Nomor 8 Tahun 2013 Perda tentang APBD Kabupaten

Luwu Utara Tahun Anggaran 2014

Tanggal 31 Desember

2013 Sasaran 4 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Terwujudnya pelayanan Publik yang cepat dan bermutu Presentase penduduk wajib KTP % 86 85 99 Presentase penduduk yang memiliki KK % 93 92 99 Presentase penduduk memiliki akte kelahiran % 86 160 186 Presentase penduduk memiliki akte perkawinan dan akte lainnya

% 97 80 82

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) Kategori A B 95

Pencapaian Sasaran 4

Sasaran Terwujudnya pelayanan publik yang cepat dan bermutu yang terdiri dari 4 (empat) Indikator yang mana Terget pada pelayanan KTP yang direncanakan pada tahun 2013 adalah 86% dan terealisasi 85% sehingga dapat dikatakan bahwa pada

(8)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 57 Tahun 2013 jumlah penduduk yang memiliki KTP sebanyak 6.486. jika dibandingkan pada tahun 2012 jumlah penduduk yang mengurus KTP melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak 7.930 orang ini menandakan ada penurunan jumlah penduduk yang mengurus KTP sebesar 1.444 orang.

Tabel 4.2

Jumlah Penerbitan KTP Tahun 2012-2013

NO KECAMATAN

JUMLAH PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK TAHUN 2012-2013 2012 2013 1 2 3 4 1 SABBANG 1.642 881 2 BAEBUNTA 1.412 1.115 3 MASAMBA 1.100 978 4 MALANGKE 563 503 5 MALANGKE BARAT 389 367 6 MAPPEDECENG 725 383 7 SUKAMAJU 368 845 8 BONE-BONE 1.235 444 9 TANA LILI 32 346 10 LIMBONG 84 93 11 SEKO 370 456 12 RAMPI 10 75 JUMLAH 7.930 6.486

(9)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 58 Dari tabel diatas menunjukan bahwa pada Tahun 2013 Kecamatan yang terbanyak mengurus KTP adalah Kecamatan Baebunta yaitu sebanyak 1.115 orang dan Kecamatan yang paling sedikit mengurus KTP adalah Kecamatan Rampi yaitu sebanyak 73 orang. Sampai pada tanggal 31 Januari 2014 jumlah penduduk yang mengurus KTP di Dinas Kependudukan dan Capil sebanyak 956 orang dan jumlah penduduk yang belum memiliki KTP sebanyak 154.822 Jiwa.

Presentase penduduk yang memiliki KK yang ditargetkan pada tahun 2013 sebesar 93% dan terealisasii hanya 92% hal ini disebabkan oleh karena masih adanya masyarakat yang tidak memperbaharui Kartu Keluarga. Sampai pada 30 Januari 2014 jumlah Kepala Keluarga sebanyak 102.536 jiwa, target yang direncanakan pada tahun 2013 adalah 21.000 jiwa realisasi pelayanan Kartu Keluarga untuk Tahun 2013 adalah 20.486 jiwa.

Tabel 4.3

Jumlah Penerbitan Kartu Keluarga (KK) Tahun 2012-2013

NO KECAMATAN

JUMLAH PENCETAKAN KARTU

KELUARGA TAHUN 2012-2013 JUMLAH YANG BELUM MEMILIKI KK 2012 2013 1 2 3 4 5 1 SABBANG 2.777 2.932 1.995 2 BAEBUNTA 3.184 3.092 3.493 3 MASAMBA 2.591 2.495 1.190 4 MALANGKE 2.140 1.780 1.862 5 MALANGKE BARAT 1.703 1.617 1.444 6 MAPPEDECENG 1.661 1.937 1.650 7 SUKAMAJU 3.536 2.885 2.531 8 BONE-BONE 3.897 1.918 4.086 9 TANA LILI 176 1.645 5.535 10 LIMBONG 193 160 419

(10)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 59

11 SEKO 824 647 1.489

12 RAMPI 31 119 508

JUMLAH 22.713 21.227 18.030

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Dari table diatas dapat di ketahui bahwa jumlah kepala keluarga yang mengurus Kartu Keluarga pada Tahun 2013 sebanyak 21.227 Keluarga. Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya yaitu pada Tahun 2012 jumlah keluarga yang mengurus KK sebanyak 22.713 itu berarti bahwa pada Tahun 2013 terjadi penurunan jumlah keluarga yang mengurus atau memperbaharui Kartu Keluarga (KK). Selain itu masih terdapat sebanyak 18.030 Keluarga yang belum memiliki Kartu Keluarga, dimana pada Kecamatan Tana Lili masih terdapat sebanyak 5.535 keluarga yang belum memiliki KK.

Untuk Indikator Presentase penduduk memiliki akte kelahiran terealisasi sebesar 160% dari target 86% atau jumlah penduduk yang mengurus Akte Kalahiran pada Tahun 2013 sebanyak 9.816 jiwa dari target 5000 jiwa. Jumlah penduduk yang terbanyak mengurus Akta Kelahiran terdapat pada Kecamatan Baebunta yaitu sebanyak 1.571 Jiwa dan Kecamatan Limbong yang paling sedikit mengurus Akta Kelahiran yaitu hanya 97 Jiwa. Dari table diatas juga dapat diperoleh bahwa jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara Per 31 Januari 2014 adalah sebanyak 381.731 jiwa yang tersebar di 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Utara. Jumlah tersebut terdiri dari 194.059 jiwa Laki-Laki dan 187.672 jiwa Perempuan, Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Sukamaju sebanyak 51.655 Jiwa dan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Rampi dengan jumlah penduduk 3.421 Jiwa.

Berikut tabel jumlah penerbitan Akta Kelahiran Tahun 2012 -2013 dan jumlah penduduk per 31 Januari 2014.

(11)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 60 Tabel 4.4

Jumlah Penerbitan Akta Kelahiran Tahun 2012-2013

NO KECAMATAN

JUMLAH PENERBITAN AKTE KELAHIRAN TAHUN 2012-2013 JUMLAH PENDUDUK PER 31 JAN 2014 2012 2013 1 2 3 4 5 1 SABBANG 2.345 1.262 49.457 2 BAEBUNTA 2.884 1.571 58.501 3 MASAMBA 2.213 1.087 42.713 4 MALANGKE 2.270 730 37.486 5 MALANGKE BARAT 2.071 996 30.776 6 MAPPEDECENG 1.284 640 27.043 7 SUKAMAJU 2.934 1.196 51.655 8 BONE-BONE 3.592 764 32.420 9 TANA LILI 56 840 28.667 10 LIMBONG 473 97 4.484 11 SEKO 1.602 469 15.108 12 RAMPI 60 164 3.421 JUMLAH 21.784 9.816 381.731

Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Realisasi dari Indikator Sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) hanya berkategori B dari target A dengan capaian kinerja sebesar 95%. Target tersebut belum tercapai oleh karena dari 13 unit pelayanan langsung yang ada dalam lingkup Kabupaten Luwu Utara yang disurvey menunjukkan tingkat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum maksimal, hal ini ditunjukkan karena rata-rata mutu pelayanan dari 13 unit tersebut masih berkategori B. meskipun demikian Pemerintah Kabupaten Luwu

(12)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 61 Utara akan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kepuasan masyarakat Luwu Utara bisa lebih baik lagi.

Tabel 4.5

Hasil Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat

Intansi Pelayanan Nilai IKM Unit Pelayanan Pelayanan Mutu Kinerja Unit Pelayanan

Puskesmas Limbong 74,57 B Baik

Puskesmas Sabbang 74,85 B Baik

Puskesmas Baebunta 78,79 B Baik

Puskesmas Masamba 75,21 B Baik

Puskesmas Malangke 72,87 B Baik

Puskesmas Malangke

Barat 80,40 B Baik

Puskesmas Cendana

Putih II 73,58 B Baik

Puskesmas Sukamaju 78,77 B Baik

Puskesmas Bone-Bone 72,43 B Baik

Puskesmas Tana Lili 73,77 B Baik

Puskesmas Rampi 75,14 B Baik

RSUD Andi Djemma 70,85 B Baik

Total 979,74 - -

Rata-Rata 75,36 B Baik

(13)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 62 Sasaran 5 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Terciptanya iklim usaha yang kondusif

Jumlah IKM

bersertifikat halal IKM 10 10 100

Jumlah industri kecil

menengah IKM 1800 1795 99

Jumlah hari kerja dalam penyelesaian izin usaha

Hari 5 3 167

Jumlah hari kerja dalam melayani keluhan

Hari 1 1 100

Pencapaian Sasaran 5

Sasaran Terciptanya iklim usaha yang kondusif terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja yaitu Jumlah IKM bersertifikat halal dengan realisasi 100% dan Jumlah industri kecil menengah yang realisasinya hanya 99%

Jumlah IKM bersertifikat halal dapat terealisasi 100% oleh karena kesadaran dari IKM yang mau mendaftarkan usahanya agar memiliki Sertifikat Halal dari LPPOM MUI. Dampak penerapan sertifikasi halal oleh IKM tidak hanya memberikan manfaat berupa perlindungan bagi kaum muslimin dan umat manusia secara umum dari produk-produk yang diharamkan dalam agama islam, akan tetapi para pelaku usaha juga akan merasakan manfaat memiliki sertifikasi Halal melalui peningkatan omset. Dengan keterbatasan Anggaran sehingga hanya ada 10 IKM yang mampu difasilitasi dan sekaligus dibantu dalam pengurusan penerbitan Sertifikat halal. Kesepuluh IKM tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

(14)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 63 Tabel 4.6

IKM Yang Memiliki Sertifikat Halal

No. Nama Pemilik Nama Perusahaan Alamat Jenis Usaha 1. Amira A.R.Wahid Siporennu/Domas Kec.Baebunta Desa Radda Dodol Rumpu Laut 2. Ahmad Wahab Sakina Bakery Kec.Bone-Bone Desa Bone Pembuatan Roti 3. Nuryahmi Bunda Desa Sumber Harum Kec.

Mappedeceng

Pembuatan Roti Fie, Roti fie Roda

dan Bolu 4. ST.Halimatussadia Hanum Arista Desa Muktijaya Kec.Baebunta Pembuatan Keripik 5. Dalimin Amanah Bakery Desa Baebunta Kec.Baebunta Roti Donat

6. Saromah TTG Sinar Murni Kec.Mappedeceng Desa Hasanah

Jagung Marning, Kripik

Pisang,Ubi,Kedelai. 7. Muh. Yahya Dua Putri Desa Sumber Harum

Kec.Mappedeceng

Pembuatan Roti dan Bolu 8. M. Jafar Djibu Mekar Desa Kalotok Kec.Sabbang Bagea 9. Baso Ali Komba Jaya/Kopi Rongkong Kec.Limbong Desa Komba Kopi Bubuk 10. Hasna Aming Sejahtera Mandiri Kec.Malangke Desa Pao

Barat

Olahan Rumput Laut Sumber : Dinas Koperindag Tahun 2013

Jumlah Industri Kecil menengah terealisasi 99% oleh karena berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Bidang Perindustrian Dinas Koperindag Kabupaten Luwu Utara, Industri Kecil dan Menengah untuk tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2012 jumlah IKM adalah 1.634 sedangkan tahun 2013 bertambah menjadi 1.795, terjadi peningkatan jumlah IKM baru sebesar 8,97 %,

(15)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 64 hal ini disebabkan karena potensi pengembangan disektor industri cukup menjanjikan dalam memperbaiki perekonomian masyarakat sehingga menjadi perangsang pertumbuhan Industri Kecil Menengah. Sektor industri kecil menengah merupakan sektor yang memiliki berbagai peran penting dalam perekonomian, salah satu diantaranya yang paling menonjol adalah perannya dalam penyerapan tenaga kerja. Industri Kecil dan Menengah merupakan kunci untuk mengatasi persoalan pengangguran dan kemiskinan karena IKM bersifat padat karya berbeda dengan industri besar yang tidak bisa menyerap banyak tenaga kerja karena proses produksinya sudah digantikan oleh mesin. Namun usaha Industri Kecil Menengah untuk bisa maju semakin sulit, hal ini dikarenakan banyaknya permasalahan yang terjadi pada Industri Kecil dan Menengah yang menghambat kemajuan industri itu sendiri.

Pencapaian indikator kinerja jumlah hari kerja dalam penyelesaian izin jauh melebihi dari target yang telah ditetapkan hal ini disebabbkan oleh kerena jumlah hari yang ditergetkan dalam penyelesaian izin usaha ditarget selama 5 hari kerja dan terealisasi hanya selama 3 hari kerja, pencapaian tersebut dipengaruhi oleh adanya Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati selain itu komitmen dari seluruh aparat pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal yang senantiasa memeberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang hendak mengurus izin.

Indakor Kinerja Jumlah hari kerja dalam melayani keluhan dapat terealisasi 100% oleh karena BPTSPM berkomitmen memberikan pelayanan yang prima dengan penanganan keluhan-keluhan hanya 1 hari. Mekanisme dari penanganan pengaduan tersebut mengacu pada Surat Keputusan Bupati Luwu Utara Nomor 188.4.45/3/I/2013 Tentang Mekanisme dan Alur Penanganan Pengaduan Pelayanan Perizinan Usaha, Non Perizinan usaha, Penanaman Modal.

(16)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 65 Sasaran 6 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Berkembangn ya Investasi Swasta Nilai investasi PMDN (Rp. 000) Rp. 99.746.876,- 119.700.069 120 Jumlah informasi peluang usaha sector/bidang usaha unggulan (SPM) Sektor - 4 - Jumlah promosi peluang penanaman modal (SPM) Kali - 4 - Pencapaian Sasaran 6

Sasaran Meningkatnya pelaku usaha melakukan kegiatan usaha terdiri dari 3 (tiga) Indikator Sasaran yaitu Nilai investasi PMDN ditarget pada tahun 2013 sebesar Rp. 99.746.876.000,- dapat terealisasi sebesar 119.700.069.000,- atau terjadi peningkatan 20% dari target yang telah ditetapkan atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 19.953.193.00,-. Dari ketiga indikator sasaran tersebut diatas terdapat dua indikator yang tidak memiliki target kinerja hal ini disebabkan oleh karena indikator kinerja Jumlah informasi peluang usaha sector/bidang usaha unggulan (SPM) dan Jumlah promosi peluang penanaman modal (SPM) tidak tertuang dlam Penetapan Kinerja BPTSPM Tahun 2013 tetapi seiring dengan berjalannya Tahun Anggaran 2013 indikator tersebut kemudian dikinerjakan berdasarkan target kinerja yang tertyuang dalam SPM BPTSPM Kabupaten Luwu Utara

(17)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 66 Sasaran 7 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Terwujudnya tata penyelenggar aan politik dan pemerintahan yang baik

Jumlah Partai Politik yang mendapatkan bantuan

Parpol 17 14 82

Jumlah Calon Kepala Desa yang mengikuti pengujian kepatuhan terhadap Pancasila dan UUD 1945

Desa 75 71 95

Jumlah LSM/ Ormas dan Partai Politik yang dipantau LSM dan Ormas 88 41 45 Jumlah Posko pengendalian Pilgub 2013 yang terbentuk 12 12 100 Pencapaian Sasaran 7

Terwujudnya tata penyelenggaraan politik dan pemerintahan yang baik yang terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja yaitu :

Jumlah Partai Politik yang mendapatkan bantuan terealisasi sebanyak 14 (empat belas) Partai Politik dari taerget 17 Parpol dengan capaian 82%. Fasilitasi dan Verifikasi bantuan Keuangan Partai Politik yaitu terlaksananya fasilitasi dan verifikasi bantuan keuangan partai Politik terhadap 17 (tujuh belas) Partai Politik. Pada tahun 2013 Partai Politik yang akan mendapatkan bantuan keuangan yaitu 17 (tujuh belas) Partai Politik tetapi sampai dengan tanggal 31 Desember Partai Politik yang mengurus bantuan keuangan yaitu 14 (empat belas) Partai Politik ada 3 (Tiga) Partai Politik yang tidak mengajukan permohonan bantuan keuangan.

Pengujian Kepatuhan calon Kepala Desa terhadap Pancasila dan UUD1945 yaitu terlaksananya pengujian kepatuhan calon kepala Desa terhadap Pancasila dan

(18)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 67 UUD 1945 target 75 calon kepala Desa sampai dengan 31 desember 2013 calon kepala Desa yang mengikuti pengujian kepatuhan terhadap Pancasila dan Undang – Undang 1945 sebanyak 71 calon kepala Desa.

Pemantauan terhadap LSM/Ormas dan Parpol yaitu terlaksananya pemantauan terhadap LSM/Ormas dan Parpol dengan target 88 LSM/Ormas dengan realisasi 41 LSM/Ormas atau 46,59 persen hal ini disebabkan : (1) sebahagian sekretariat 0rmas/LSM sudah tidak diketahui keberadaannya atau berpindah alamat kantor (2) LSM/Ormas sebahagian tidak melaporkan kegiatannya.

Suksesi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2013 yaitu terlaksananya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2013. Jumlah Pemilih terdaftar pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 sebanyak 223.892 0rang jumlah suara yang Sah sebanyak 149,162 sedang suara yang tidak Sah/yang tidak masuk 74,730 (Sumber data KPU Kab. Luwu Utara tahun 2013 ) . Berdasarkan hasil rapat Pleno KPU Kabupaten Luwu Utara, hari senin tanggal 28 Januari 2013, telah memutuskan hasil perolehan suara definitif pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 di kabupaten Luwu Utara masing-masing sebagai berikut:

1. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur no urut (1). Atas nama Ir. H. Ilham Arif Sirajuddin, MM dan Ir. H. Abd. Azis Qahar Muzakkar, M.Si memperoleh suara sebanyak 74, 728 atau 50,10 persen

2. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur no urut (2). Atas nama DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si dan Ir. Agus Arifin Nu’mag, M.Si memperoleh suara sebanyak 70, 074 atau 46,98 persen

3. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur no urut (3). Atas nama . H. Andi Rudanto Asapa, SH, LLM dan Drs. H. Nawir, MP memperoleh suara sebanyak 4, 360 atau 2,92 persen

(19)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 68

Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM saat menyerahkan bantuan kepada Petugas Mesjid, Guru Agama dan Guru Mengaji

2. Pencapaian Kinerja Sasaran Misi 2

Misi 2

Mengembangkan sumberdaya manusia yang agamis,

berdaya saing, sehat, bermutu, dan inovatif;

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 13 Sasaran yang terdiri dari 37 Indikator Kinerja. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Sasaran 8 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan berakhlak yang baik Jumlah Pembinaan Guru TPA, TPH dan TPK yang mendapat bantuan

Guru 285 296 104

Jumlah Pembinaan Petugas Masjid yang mendapat bantuan

Petugas

masjid 3 3 100

Pencapaian Sasaran 8 Dari sasaran memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan beraklak baik dengan indikator sasaran Jumlah guru TPA, TPH dan TPK dan jumlah pembinaan Petugas mesjid yang Mendapatkan bantuan, target 285 Guru dan 3 Petugas Mesjid dapat

(20)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 69 tercapai 104%, hal ini dikarenakan bantuan dana yang tersedia dapat diberikan kepada 296 Guru agama dan 3 Petugas Mesjid dapat tersalurkan dengan baik.

Sasaran 9 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Saling memahami, menghargai perbedaan menurut aturan yang berlaku Jumlah pertemuan berkala Tim Koordinasi Forum Kerukunan umat beragama Pertem uan 4 4 100 Pencapaian Sasaran 9

Saling memahami, menghargai perbedaan menurut aturan yang berlaku dengan indikator kinerja Jumlah pertemuan berkala Tim Koordinasi Forum Kerukunan umat beragama dan Tertanganinya Konflik secara menyeluruh masing-masing dapat terealisasi 100% hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Kesbangpol dan Linmas melakukan Pertemuan berkala dengan Tim Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang dilaksanakan setiap triwulan dengan mempertemukan tokoh-tokoh umat beragama yang dalam Lingkup. Kabupaten Luwu Utara hal ini dilakukan guna untuk meningkatkan silaturrahmi antar umat beragama demi terjalinnya toleransi dalam menjalankan ibadah dari masing – masing umat beragama yang tentram dan kondusip.

Sasaran 10 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat Presentase Cakupan rawat jalan % 15 41,79 278 Presentase Cakupan rawat inap % 1.50 1.51 101

(21)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 70 Presentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan % 100 100 100 Presentase Cakupan Penderita DBD yang ditangani % 100 100 100

Prevalensi gizi buruk

pada balita % 4.5 2.01 223

Prevelensi gizi

kurang pada balita % 13 9.15 142

Pencapaian Sasaran 10

Dari sasaran Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat terdapat 4 (empat) Indikator sasaran, dan terdapat 2 (dua) indikator yang melampaui target yang telah ditentukan, yaitu persentase cakupan rawat jalan dan persentase cakupan rawat inap. Hal ini disebabkan antara lain karena akses ke prasarana pelayanan kesehatan semakin baik, dimana prasarana pelayanan kesehatan tersebut seperti puskesmas pembantu, pos kesehatan desa (poskesdes), dan pondok bersalin desa (polindes) sudah tersedia di semua Desa / Kelurahan, kecuali di Desa pemekaran pada tahun 2012 yaitu Desa Sadar di Kecamatan Bone-Bone dan Desa Sumpira di Kecamatan Baebunta. Demikianpun dengan adanya program kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit kelas III yang sumber dananya terdiri dari jamkesmas dari APBN dan jamkesda dari APBD Propinsi dan Kabupaten, dimana semua penduduk di Kabupaten Luwu Utara mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan sehingga cakupan kunjungan rawat jalan maupun rawat inap semakin meningkat. Oleh karena itu, masih banyak orang yang sakit di Kabupaten Luwu Utara melebihi target nasional 15 %. Ke depan diharapkan peningkatan kegiatan preventif dan promotif agar kunjungan ke sarana kesehatan semakin menurun yang pada akhirnya masyarakat di Kabupaten Luwu Utara meningkat status kesehatan masyarakatnya.

(22)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 71 Untuk prevalensi gizi buruk pada balita semakin menurun, begitupun dengan prevalensi gizi kurang yang semakin menurun. Hal ini didukung oleh adanya puskesmas Terapeutik Feeding Center ( TFC ) di Puskesmas Sukamaju dan Puskesmas Sabbang, adanya pemberian PMT pemulihan untuk kasus bawah garis merah (BGM) bagi keluarga miskin, dan konseling bagi orang yang tidak miskin ( non gakin ) dan pelacakan yang dilakukan oleh petugas gizi selama 2 (dua) kali.

Sasaran 11 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Berkembangn ya Layanan Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Cakupan pasangan Usia Subur yang istrinya di bawah usia 20

% 3,9 5,0 78

Cakupan sasaran pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif % 79,3 72 91 Cakupan anggota kelompok bina keluarga ber KB % 70 93 133

Cakupan PUS yang ingin ber KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)

% 5 5 100

Pencapaian Sasaran 11

Berkembangnya layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja dimana terdapat dua indikator yang terealisasi melebihi target yang telah ditetapkan dan terdapat dua indikator yang belum mencapai target yang telah ditetapkan. Cakupan pasangan usia subur (PUS) yang istrinya di bawa usia 20 Tahun menunjukkan bahwa tingkat perkawinan dini masih relative tinggi yang diakibatkan rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Pengetahuan ini didapatkan melalui PIK Remaja yang dibentuk dan dikelolah oleh siswa/pelajar Lingkup Kabupaten Luwu Utara.

(23)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 72 Adapun jumlah PIK remaja yang terbentuk sampai dengan Desember 2013 yakni 2 PIK atau hanya 0,02% dari total SMP dan SMA Kab. Luwu Utara. 2 PIK yang terbentuk yakni PIK remaja SMA Negeri I Bone-Bone kategori Tahap Tumbuh dimana PIK tersebut telah berhasil meraih Juara I Tingkat Nasional begitupun dengan PIK Remaja SMA Negeri 2 Masamba Tahap Tegak yang telah berhasil meraih Juara III Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 4.7

Data PUS Menurut Kelompok Umur dan Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Kelompok Umur (Tahun) Jumlah

<20 20-29 30-49 1. Sabbang 623 2269 31000 5992 2. Limbong 22 249 384 655 3. Baebunta 467 2649 4720 7836 4. Masamba 117 1304 2898 4319 5. Malangke 439 1551 3197 5187 6. Mappedeceng 185 1364 3250 4799 7. Sukamaju 222 2191 5419 7832 8. Bone-Bone 134 1053 3078 4265 9. Malangke Barat 106 1100 2712 3918 10. Rampi 12 224 266 502 11. Seko 50 937 1316 2303 12. Tana Lili 185 1206 2215 3606 Jumlah 2562 16097 32555 51214

(24)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 73 Gambar 4.1

Presentase PUS Menurut Kelompok Umur Tahun 2013

Dari data tersebut diatas dapat digambarkan bahwa Kelompok PUS menurut umur yang terbanyak ada pada Kecamatan Sukamaju sebesar 7.832 orang dengan rincian usia <20 Tahun sebanyak 222 orang, usia 20-29 Tahun sebanyak 2.191 orang dan usia 30-40 Tahun sebanyak 5.419 orang. Kelompok PUS paling sedikit terdapat pada Kecamatan Rampi yaitu hanya sebanyak 502 orang yang terdiri dari 12 orang Usia <20 Tahun, 224 Orang Usia 20-29 Tahun dan 266 orang Usia 30-49 Tahun. Selain itu dari presentase kelompok usia Pasangan Usia Subur (PUS) yang terbanyak terdapat pada kelompok usia 30-49 Tahun dengan Presentase 64% kemudian kelompok usia 20-29 Tahun dengen Presentase 31% dan kelompok usia PUS paling sedikit adalah Usia <20 Tahun dengan Presentase 5%.

Pasangan Usia Subur (PUS) peserta KB aktif Tahun 2013 sebesar 36.695 atau sekitar 72% dari total PUS. Sedangkan target kinerja yang telaah ditetapkan dalam RKT sebesar 79,3% itu berarti capaian kinerja sebesar 91%. Jika dibandingkan dengan target nasional (65%) tercapai 111% atau telah melampaui target nasional. Hal ini menunjuk bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta KB cukup baik meskipun masih perlu dilakukan peningkatan pemahaman kepada masyarakat secara terus

Kelompok Umur <20 5% Kelompok Umur 20-29 31% Kelompok Umur 30-49 64%

(25)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 74 menerus tentang pentingnya menjadi peserta keluarga berencana dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Cakupan anggota Kelompok Bina Keluarga (BKB) ber KB merupakan sarana pembinaan keluarga untuk mencapai tujuan Keluarga Kecil Bahagia Sejahterah. Sampai pada Tahun 2013 jumlah kelompok Bina Keluarga sebesar 37 kelompok dengan anggota 867 orang. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa telah terdapat 807 orang yang telah menjadi peserta KB aktif atau sekitar 93%.

Tabel 4.8

Kelompok BKB Menurut Kecamatan Status PUS dan Kesetaraan ber KB

No. Kecamatan Jumlah

Kelompok Anggota Jumlah Status PUS

Kesetaraan ber KB 1. Sabbang 4 65 60 55 2. Limbong 2 54 54 40 3. Baebunta 4 86 73 69 4. Masamba 5 50 50 41 5. Malangke 2 98 98 89 6. Mappedeceng 5 125 125 125 7. Sukamaju 3 75 75 72 8. Bone-Bone 1 65 65 60 9. Malangke Barat 3 52 46 46 10. Rampi 3 46 44 44 11. Seko 3 35 30 20 12. Tana Lili 2 196 147 146 Jumlah 37 947 867 807

(26)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 75 Dari hasil pendataan keluarga tahun 2013 jumlah Pasangan Usia Subur yang tidak ingin lagi memiliki anak tapi tidak menjadi peserta KB sebesar 2.102 orang atau sekitar 4% dari total PUS. Target kinerja Tahun 2013 maksimal 5% dari jumlah PUS sedangkan terealisasi sebesar 4% atau capaian sekitar 125% artinya masyarakat yang tidak ingin anak lagi dan ingin menunda anak telah memiliki kesadaran yang cukup baik untuk menjadi peserta KB. Mereka lebih memilih menunda anak dengan cara menggunakan alat kontrasepsi dari pada dengan cara alami atau tradisional.

Gambar 4.2

Masyarakat Non Peserta KB Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013

Sasaran 12 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Berkurangya Kasus Penyakit Menular Dan Presentase infeksi menular seksual yang ditangani % 100 100 100 Presentase % 80 40,07 50

(27)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 76 Endemik penemuan penderita TBC BTA positif Presentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani % 100 100 100 Presentase cakupan penemuan penderita diare % 100 100 100.00 Pencapaian Sasaran 12

Dari sasaran berkurangnya kasus penyakit menular dan endemik terdapat 4 (empat) Indikator sasaran, dimana 3 (tiga) indikator sasaran yang mencapai 100% dan satu indikator yang pencapaian hanya 50% yaitu persentase penemuan penderita TBC BTA Positif yang hanya mencapai 50%, hal ini disebabkan karena sasaran untuk insiden rate TB sangat tinggi yaitu 2.1% untuk tingkat nasional sehingga penderita TBC yang didapatkan di Kabupaten Luwu Utara masih rendah dari target yang ditetapkan. Namun demikian, tenaga pengelola TB di lapangan masih tetap melakukan penjaringan, namun yang didapatkan hanya sebanyak 40.07% dari 80% target yang ditetapkan. Hal lain yang positif mungkin karena memang penderita TBC di Kabupaten Luwu Utara tidak sebanyak dengan angka insiden rate yang telah ditetapkan secara nasional sehingga penemuan TBC positif masih rendah. Namun demikian, kinerja pengelola TB perlu ditingkatkan untuk menjaring semua penderita. Pengelolaan TB juga tidak seperti tahun sebelumnya yang masih dibantu dari dana Global Fund. Pada tahun 2013 dana global fund sudah tidak ada lagi dan dialihkan ke dana APBD kabupaten.

(28)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 77 Sasaran 13 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Jangkauan Layanan Pendidikan Dasar Dan Menengah APM SD % 85,84 76,47 89,09 APM SMP % 96,60 69,81 72,26 APM SMA/SMK % 97,08 60,62 62,45

Angka Melek Huruf % 93 87,81 94,42

Pencapaian Sasaran 13

Meningkatnya Jangkauan Layanan Pendidikan Dasar Dan Menengah merupakan sasaran kinerja yang dikinerjakan oleh Dinas Pendidikan yang terdiri dari 4 (empat) Indikator Kinerja yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) SD, Angka Partisipasi Murni SMP, Angka Partisipasi Murni

SMA/SMK dan Angka Melek Huruf dengan analisis pencapaian sebagaiberikut :

1.

Angka Partisipasi Murni (APM) SD. Angka Partisipasi Murni (APM) digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah dasar yang bersekolah jenjang pendidikan tersebut. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah dasar yang bersekolah disuatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah dasar di tingkat pendidikan sekolah dasar. APM pada suatu jenjang pendidikan diperoleh dengan membagi jumlah siswa sekolah dasar atau penduduk

usia sekolah dasar yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia

Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM saat menyerahkan Bantuan Bea Siswa bagi Siswa-Siswi berprestasi

(29)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 78 yang berkaitan dengan jenjang sekolah dasar tersebut. APM SD adalah jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di tingkat SD dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun.

Pada tahun 2013 jumlah anak usia 7-12 tahun adalah sebanyak 46.261 anak dan anak yang berusia 7-12 tahun yang bersekolah di SD sebanyak 35.377 orang.

2.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP.

Pada tahun 2013 jumlah anak usia 13-15 tahun adalah sebanyak 19.475 anak dan anak yang berusia 13-15 tahun yang bersekolah di SMP sebanyak 13.595 orang. Sehingga nilai realisasi indikator kinerja adalah sebesar 69,81%.

3.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK.

Pada tahun 2013 jumlah anak usia 16-18 tahun adalah sebanyak 15.395 anak dan anak yang berusia 16-18 tahun yang bersekolah di SMA/SMK sebanyak 15.395 orang. Sehingga nilai realisasi indikator kinerja adalah sebesar 60,62%.

4.

Meningkatnya Angka Melek Huruf.

Meningkatnya angka melek huruf diukur dengan melihat peningkatan angka melek hurufdari tahun 2013 dibandingkan dengan angka melek huruf pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 menurut data dari BPS angka melek huruf penduduk usia di atas 15 tahun adalah sebesar 244.752 sedangkan pada tahun 2013 menurut data dari BPS angka melek huruf penduduk usia di atas 15 tahun adalah sebesar 261.725 orang. Sehingga nilai realisasi indikator kinerja adalah sebesar 93,51.

Berdasarkan data yang dapat disimpulkan bahwa persentase pencapaian kinerja untuk indikator ini berada pada kategori BAIK (94,42%). Kondisi ini sudah sangat baik karena telah mencapai target yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara, akan tetapi untuk lebih meningkatkan hasil maka diperlukan upaya lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara agar tidak ada lagi penduduk di Kabupaten Luwu Utara yang buta huruf.

(30)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 79 Sasaran 14 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya mutu

pendidikan dasar dan menengah

Angka Kelulusan SD Siswa 7.253 7.253 100 Angka Kelulusan

SMP Siswa 6.350 6.350 100

Angka Kelulusan

SMA/SMK Siswa 3.674 3.674 100

Pencapaian Sasaran 14

Sasaran Meningkatnya mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas 3 (tiga) Indikator kinerja yang kesemuanya dapat terealisasi 100% analisis capaian dari indicator tersebut sebagai berikut.

1. Angka Kelulusan Sekolah Dasar (SD)

Angka kelulusan suatu jenjang pendidikan tertentu diukur dari berapa banyak siswa pada jenjang tersebut yang lulus pada ujian nasional dibandingkan dengan berapa banyak siswa yang mengikuti ujian nasional pada jenjang pendidikan tersebut. Semakin tinggi angka kelulusan menunjukkan semakin banyaknya siswa yang lulus pada suatu jenjang pendidikan dan mengindikasikan bahwa mutu siswa pada jenjang pendidikan tersebut sudah berada pada kategori baik.

Pada tahun 2013 untuk tingkat SD jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional adalah sebanyak 7253 siswa dan yang siswa yang lulus ujian nasional adalah sebanyak 7253 siswa. Sehingga persentase realisasinya adalah sebesar 100%.

Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa persentase pencapaian kinerja untuk indikator ini berada pada kategori BAIK (100%). Kondisi ini sudah sangat baik, namun harus lebih ditingkatkan lagi pada tahun mendatang mengingat standar kelulusan ditiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sehingga angka kelulusan ditiap tahun dapat mencapai 100% (lulus semua).

(31)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 80 2. Angka Kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pada tahun 2013 untuk tingkat SMP jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional adalah sebanyak 6.350 siswa dan yang siswa yang lulus ujian nasional adalah sebanyak 6.350 siswa. Sehingga persentase realisasinya adalah sebesar 100%.

Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa persentase pencapaian kinerja untuk indikator ini berada pada kategori BAIK (100%). Kondisi ini sudah sangat baik, namun harus lebih ditingkatkan lagi pada tahun mendatang mengingat standar kelulusan ditiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sehingga angka kelulusan ditiap tahun dapat mencapai 100% (lulus semua).

3. Angka Kelulusan Sekolah Menengah dan Kejuruan (SMA/SMK)

Pada Tahun 2013 untuk tingkat SMA/SMK jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional adalah sebanyak 3.674 siswa dan yang siswa yang lulus ujian nasional adalah sebanyak 3.674 siswa.

Sehingga persentase realisasinya adalah sebesar 100%.

Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa persentase

pencapaian kinerja untuk indikator ini berada pada kategori BAIK (100%).Kondisi ini sudah sangat baik,

namun harus lebih ditingkatkan lagi pada tahun mendatang mengingat standar kelulusan ditiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. untuk itu diperlukan upaya Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM pada saat menghadiri peresmian Sekolah dan Pelantikan Taruna/Taruni SMKN 1 Malangke

(32)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 81 lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Utara dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sehingga angka kelulusan ditiap tahun dapat mencapai 100% (lulus semua).

Sasaran 15 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Minat Baca Masyarakat

Jumlah pengunjung dan peminjam buku perpustakaan Orang 8.000 8.551 106 Jumlah bahan pustaka Exp 4.000 4.036 101 Jumlah ragam pustaka Jenis 3 3 100 Jumlah perpustakaan

sekolah dan desa yang aktif

Perpust

akaan 100 100 100

Pencapaian Sasaran 15

Meningkatnya minat baca masyarakat yang terdiri dari 4 (empat) indikator sasaran dimana terdapat 2 (dua) indicator sasaran yang melebihi target yaitu Jumlah pengunjung dan peminjam buku perpustakaan dan jumlah bahan pustaka. Jumlah pengunjung dan peminjam buku perpustakaan dapat melebihi target yang ditetapkan oleh karena populasi yang menjadi target pelayanan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah sampai Tahun 2015 sebanyak 10.000. pada Tahun 2011 jumlah pengunjung mengalami penurunan yang sangat signifikan dari 5.165 orang pada Tahun 2010 menjadi 1.769 orang pada tahun 2011. Jumlah pengunjung pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah kembali mengalami peningkatan pada Tahun 2012 yaitu sebanyak 6.233 orang dari target jumlah pengunjung pada Tahun 2012 sebesar 7.000 orang. Untuk Tahun 2013 jumlah pengunjung mengalami peningkatan sebesar 6,9% dari target 8.000 orang dengan realisasi sebesar 8.551 orang.

(33)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 82 Gambar 4.3

Target dan Realisasi Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2010-2013

Jumlah bahan pustaka dapat terealisasi sebesar 4.036 eksamplar dari target 4.000 eksamplar. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah untuk memenuhi keinginan pengunjung mendapatkan beragam pilihan bahan pustaka. Hal ini dilakukan untuk memotivasi masyarakat/pelajar untuk kembali berkunjung ke perpustakaan, dan langkah ini dinilai cukup berhasil dan mampu meningkatkan kembali jumlah pengunjung.

Sasaran 16 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Pengetahuan, Keterampilan Dan Keahlian Tenaga Kerja Peningkatan Profesionalisme tenaga kerja kepelatihan dan instruktur Jumlah Instrukt ur 6 6 100 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 2010 2011 2012 2013 TARGET REALISASI

(34)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 83 Jumlah masyarakat

yang mendapatkan informasi tenaga kerja dan peluang pasar kerja

Kecama

tan 12 12 100

Pencapaian Sasaran 16

Dari sasaran Meningkatnya Pengetahuan, Keterampilan dan Keahlian Tenaga Kerja dengan 2 (empat) Indikator Sasaran yang kesemuanya dapat terealisasi 100%. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Kantor Latihan Kerja melaksanakan 14 jenis pelatihan diantaranya :

1. Pelatihan Las Listrik 2. Automotif Mobil 3. Automotif Motor 4. Meubeler Kayu 5. Tata Rias Salon 6. Elektronik

7. Instalasi Listrik dan Pendingin 8. Pelatihan Menjahit

9. Aneka Kerajinan 10. Komputer

11. Servis Hp/ Alat Komunikasi 12. Prosesing Hasil Pertanian/Laut 13. Laboratorium Quality Control 14. Laboratorium Bahasa Asing

Masing-masing dari jenis pelatihan yang diadakan pada kantor latihan kerja kab. Luwu Utara memiliki Instruktur.

(35)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 84 Sasaran 17 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Berkembang nya pusat-pusat penelitian dan inovasi Jumlah penelitian terapan Jenis 1 1 100 Jumlah penelitian unggulan Jenis 1 1 100 Pencapaian Sasaran 17

Berkembangnya pusat-pusat penelitian dan inovasi terdapat 2 (dua) dengan indikator kinerja yang akan dicapai yaitu : 1) Jumlah penelitian terapan; dan 2) Jumlah penelitian unggulan. Dari kedua indikator kinerja diatas masing-masing terealisasi 100% hal tersebut disebabkan karena Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) telah menghasilkan Peningkatan Kapasitas Teknis Pengelolaan Sistem Informasi yang berbasis WEB

Sasaran 18 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Berkembangn ya Organisasi dan Lembaga Masyarakat Jumlah lembaga Organisasi Masyarakat UPM, RTS, 17.383 171, 171, 17.383 100 Pencapaian Sasaran 18

Berkembangnya organisasi dan lembaga masyarakat dengan indikator sasaran Jumlah lembaga organisasi masyarakat yang ditargetkan pada tahun 2013 sebanyak 171 UPM dan 17.383 RTS dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan target yang telah ditentukan.

(36)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 85 Sasaran 19 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Berkembangn ya solidaritas, kerjasama dan kemitraan antar kelompok masyarakat Jumlah kegiatan bersama antar kelompok masyarakat Klp 1971 1500 98% Jumlah kerjasama keagamaan dengan instansi terkait dalam teknik pencegahan kejahatan Instansi 4 4 100 Tertanganinya konflik secara menyeluruh Kecamat an 12 12 100 Pencapaian Sasaran 19

Berkembangnya solidaritas, kerjasama dan kemitraan antar kelompok masyarakat yang terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja yaitu :

Berkembangnya solidaritas, kerjasama dan kemitraan antar kelompok masyarakat dengan indikator jumlah kegiatan bersama antar kelompok masyarakat dengan Target 1971 Klp dan realisasi 1500 Klp. Selain melakukan kegiatan bersama antar kelompok masyarakat Pemerintah Daerah juga melakukan peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan yaitu terjalinnya kerjasama antara unsur muspida dengan Badan Kesbang, Politik dan Linmas dalam hal terlaksananya Deteksi Dini Mastrada secara berkala keseluruh Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Luwu Utara Pemerintah Daerah juga melakukan membentuk Tim Terpadu Penanganan konflik dan gangguan Keamanan dalam Negeri. Kegiatan ini merupakan kegiatan baru yang dilaksanakan berdasarkan Inpres RI No. 2 Tahun 2013 tentang penenganan terpadu gangguan keamanan dalam Negeri. Kegiatan ini Melibatkan Pemda aparat TNI/Polri, LSM, Pemerintah Desa dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat.

(37)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 86 Sasaran 20 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembanguna n Jumlah kelompok masyarakat yang ikut musrembang Kelomp ok 5 5 100 Pencapaian Sasaran 20

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan indikator kinerja jumlah kelompok masyarakat yang ikut musrembang telah terealisasi 1005 hal ini disebabkan oleh aspek kehadiran dan partisipasi pemangku kepetingan dalam forum Musrenbang baik ditingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten terdapat 5 kelompok partisipasi pemangku kepetingan hadir dalam menyampaikan aspirasinya, kita berharap bahwa pada tahun 2013 partisipasi para pemangku kepentingan baik yang langsung maupun tidak langsung memperoleh manfaat dan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan angka partisipasinya dengan capaian 100%.

3. Pencapaian Kinerja Sasaran Misi 3

Misi

3

Membangun Infrastruktur Yang Memadai, Merata Dan

Terpadu

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 3 Sasaran yang terdiri dari 13 Indikator Kinerja. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

(38)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 87 Sasaran 21 Satuan Target Realisasi Capaian

% Uraian Indikator Kinerja

Tersediannya prasarana dan sarana dasar di daerah perdesaan dan daerah terpencil Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik % 70 70 100 Presentase rumah tinggal yang bersinitasi % 63 64 102 Rumah tangga penggunaan air bersih % 70 70 100 Jumlah KK/ Desa pengguna Air Bawah Tana KK/ Desa 150/10 183/10 122 Persentase desa

dengan akses listrik % 77.49 54.43 70 Presentase RE Ketenaga listrikan Per-Desa % 82.52 92.30 111 Jumlah pembangkit listrik Unit 3 1 33 Pencapaian Sasaran 21

Tersediannya prasarana dan sarana dasar di daerah perdesaan dan daerah terpencil dengan 7 (tujuh) Indikator Kinerja masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum mencapai target yang telah ditetapkan. Untuk sasaran Tersediannya prasarana dan sarana dasar di daerah perdesaan dan daerah terpencil dikinerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertambangan dan Energi. Khusus untuk Dinas pekerjaan umum ada beberapa kendala yang dialami, kendala tersebut baik dari dalam organisasi maupun kendala yang bersumber dari pihak ketiga atau mitra kerja para penyedia jasa konstruksi yang belum mampu menyelesaikan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya karena beberapa kendala yang mendasar antara lain : 1) Perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (perubahan APBD),

(39)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 88 beberapa kegiatan yang mendapat tambahan anggaran ataupun kegiatan tambahan lainnya, mengingat waktu pelaksanaan yang sempit sehingga penyelesaikan kegiatan tambahan sampai akhir Tahun Anggaran 2013.

2) Proses perencanaan kegiatan fisik yang bersamaan waktunya dengan pelaksanaan pekerjaan, kondisi ini menyebabkan tersitanya waktu untuk menyiapkan perencanaan teknis dan dokumen lelang. Konsekuensi dari sistem ini menyebabkan waktu pelaksanaan menjadi berkurang, karena tersita oleh kegiatan perencanaan teknis dan proses pelelangan.

3) Banyak kegiatan/paket pekerjaan (khususnya pekerjaan jalan) yang kegiatan fisiknya berlangsung secara bersamaan, sehingga menyebabkan kebutuhan peralatan berat untuk pelaksanaan pekerjaan jalan meningkat sementara ketersediaan peralatan baik milik Dinas Pekerjaan Umum maupun yang didatangkan oleh penyedia jasa/kontraktor terbatas. Kondisi ini menyebabkan terjadi antrian didalam pemanfaatan peralatan berat yang tentu akan menyita waktu pelaksanaan pekerjaan yang pada akhirnya beberapa paket pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu. Akibat keterbatasan ini dan kondisi lapangan yang cukup berat dengan sumber material yang terbatas, tentu kontraktor saling berebut untuk mendapatkan kesempatan pertama. Keadaan ini salah satu penyebab kualitas pekerjaan kurang dapat dikontrol karena tidak ada jadwal pelaksanaan yang dapat dipedomani karena pelaksanaan pekerjaan tidak tentu jadwal dan waktunya. Disamping penyedia jasa belum mampu untuk menerapkan prinsip manajemen pelaksanaan seperti tidak membuat request sheet dalam setiap waktu untuk memulai pekerjaan.

Untuk Indikator kinerja Jumlah KK/ Desa pengguna Air Bawah Tanah maka dilakukan kegiatan perencanaan pemboran eksplorasi. Berdasarkan target Tahun anggaran 2013 jumlah KK yang akan menerimah manfaat air bersih adalah 150 KK realisasi sebesar 183 KK (122%) realisasi ini melampaui target yang telah ditetapkan dan mengalam,I peningkatan disbanding dengan tahun anggaran 2012 dari target 240 KK terealisasi hanya 192 KK (80%). Untuk mencapai target diatas maka dilakukan berbagai

(40)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 89 kegiatan yaitu 1) Perencanaan dan pelaporan eksplorasi di Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Tana Lili, Kecamatan Bone-Bone dan Kecamatan Mappeeceng; dan 2) Pengawasan pengelolaan energy dan air bawah tanah.

Untuk mencapai indikator Presentase KK dengan akses listrik, Presentase RE Ketenaga listrikan Per-Desa dan Jumlah pembangkit listrik yang dibangun maka upaya yang dilakukan dalam pencapaian indikator tersebut adalah melakukan pembangunan jaringan listrik melalui lisdes pada daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik yang dilakukan oleh PT. PLN, Pembangunan PLTMH secara rutin dan berkesinambungan di daerah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN serta melakukan Rehab terhadap turbin yang tidak berfungsi dan masih dapat diperbaiki.

Untuk Tahun Anggaran 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Pertambangan dan Energi menargetkan RE KK sebesar 77,49% atau setara dengan 53.983 KK yang telah memanfaatkan listrik dari 69.664 KK di Kabupaten Luwu Utara. Jumlah KK yang memanfaatkan listrik bertambah dari 46.769 KK pada Tahun 2012 meningkat menjadi 53.983 KK pada Tahun 2013.

Berdasarkan indikator dan capaian kinerja tahun 2013 yang telah ditetapkan sebesar 77,49% (81.077 KK pengguna listrik) dan terealisasi sebesar 54,43% (53.983 KK pengguna Listrik), maka realisasi tersebut tidak tercapai hal ini disebabkan:

1. Pertumbuhan jumlah penduduk tahun 2012-2013 yang sangat tinggi yaitu 65,58% (69.664 KK menjadi 104.629 KK) tidak seimbang dengan pertumbuhan KK yang memiliki akses listrik dari tahun 2012-2013 (46.769 KK – 56.974 KK) sebesar 10.205 KK (29,19%)

2. Besarnya biaya untuk melakukan pembangunan PLTMH sangat besar sehingga program pembangunan pembangkit listrik menjadi lambat, untuk tahun anggaran 2013 target pembangunan PLTMH sebanyak 3 unit dan hanya terealisasi 1 unit sesuai dengan ketersediaan anggaran.

3. Jatah lisdes untuk PLN rayon masamba (on grid) masih jauh dari jumlah daftar tunggu

(41)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 90 Rasio Elektrifikasi Per–Desa dengan target 82,52% realisasi 92,30% (111%), mencapai target karena perhitungan yang dipakai adalah jumlah desa saja yang memiliki akses listrik walaupun tidak menutup kemungkinan panjang jaringan belum mencakup seluruh wilayah dan masyarakat dalam desa tersebut. Untuk mencapai indikator tersebut maka dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu :

1.Pembangunan PLTMH di Kec. Sabbang dan Kec. Limbong; 2. Rehab PLTMH di Kec. Masamba dan Kec. Seko;

3. Study kelayakan serta Survey Potensi energy di Dusun Saluseba Desa Pincara Kec. Masamba dan Dusun Kampung Baru Desa Padang Balua Kec. Seko;

4. Pengawasan pengelolaan Bidang Ketenagalistrikan Se- Kab. Luwu Utara. Pembangunan/Rehab PLTMH yang dilaksanakan untuk Tahun 2013 dapat melayani masyarakat di daerah terpencil/pegunungan 558 KK, dimana didalamnya terdapat 317 KK miskin.

Sasaran 22 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Tersedianya jaringan komunikasi dan transportasi daerah secara terpadu yang menghubungk an pusat pemerintahan dengan daerah perdesaan dan daerah terpencil Jumlah pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi Mbps 29 29 100 Jumlah pengkajian dan pengembangan sistem informasi Klp 1 1 100 Jumlah pengembangan kebijakan komunikasi dan informasi Paket 1 - -

(42)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 91 Pencapaian Sasaran 22

Dari sasaran tersedianya jaringan komunikasi dan transportasi daerah secara terpadu yang menghubungkan pusat pemerintahan dengan daerah perdesaan dan daerah terpencil terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran dimana satu dari indikator tersebut belum terealisasi. Hal ini disebabkan oleh karena kegitan yang menunjang indikator tersebut tidak terlaksana yaitu perencanaan dan pengembangan kebijakan komunikasi dan informasi karena anggaran tidak mencukupi dan untuk indikator yang lain dapat terealisasi 100%.

Sasaran 23 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Berkembangn ya pusat produksi dan pusat layanan jasa dan pariwisata di setiap desa/keluraha n dan kecamatan

Jumlah UMKM yang

tumbuh dan

berkembeng

UMKM 12.510 12.500 99,92

Jumlah dana KUR yang tersalurkan kepada UMKM Rp. 100.00 0.000.0 00 117.264.04 9.216 117,26 Jumlah Koperasi yang berfungsi sebagai lembaga pembiayaan bagi petani Koperas i 253 249 98,42 Pencapaian Sasaran 23

Dari sasaran Berkembangnya pusat produksi dan pusat layanan jasa dan pariwisata di setiap desa/kelurahan dan kecamatan terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran yang ingin dicapai yaitu Jumlah UMKM yang tumbuh dan berkembeng, dan Jumlah Koperasi yang berfungsi sebagai lembaga pembiayaan bagi petani.

Pada Tahun 2013 realisasi target dari indikator Jumlah UMKM yang tumbuh dan berkembeng adalah 12.500 dari target 12.510 UMKM, itu berarti bahwa presentase capaian dari indicator tersebut adalah 99,92%. Jika dibandingkan dengan Tahun 2012

(43)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 92 jumlah UMKM pada Tahun 2013 mengalami peningkatan dari 12.470 menjadi 12.500 UMKM itu berarti dalam Tahun 2013 sebanyak 30 UMKM yang tumbuh. Kenaikan ini dapat dicapai berkat Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Koperindag melakukan pembinaan UMKM melalui berbagai macam pelatihan-pelatihan tentang manajemen kewirausahaan sehingga menyebabkan tumbuhnya unit-unit usaha baru baik disektor industry maupun perdagangan. Pertumbuhan UMKM yang cukup signifikan ini diharapkan bisa menciptakan kesempatan kerja baru sehingga dapat mengurangi kemiskinan, disamping itu dapat menjadi penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Capaian kinerja indikator Jumlah dana KUR yang tersalurkan kepada UMKM adalah sebesar 117,26%, meningkatnya penyaluran dana KUR di Kabupaten Luwu Utara dari tahun ke tahun yang dikeluarkan oleh perbankan merupakan wujud kepedulian pemerintah dalam membantu UMKM untuk pengembangan usahanya. KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada UMKM dibidang usaha yang produktif dan layak namun belum bankable dengan plafon sampai dengan Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) yang dijamin oleh perusahaan penjamin. Manfaat KUR bagi UMKM adalah membantu pembiayaan yang dibutuhkan oleh UMKM untuk mengembangkan kegiatan usahanya sedangkan manfaat KUR bagi Pemerintah adalah terciptanya percepatan pengembangan sektoral rill dan pemberdayaan UMKM dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi. Berikut ini adalah perbandingan jumlah dana KUR yang dikucurkan oleh tiga Bank Pemerintah di Kabupaten Luwu Utara tahun 2012 s/d 2013.

(44)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 93 Tabel 4.9

Daftar Perbandingan Rincian Jumlah KUR yang dicairkan pada Beberapa Bank antara Tahun 2012 dengan Tahun 2013

NO Nama BANK

Jumlah Kredit (Rp)

Keterangan Tahu 2012 Tahun 2013

1 2 3 4 5

1 Bank BRI 31,654,870,769,- 109.940.049.216,- Cabang dan Unit 2 Bank Sul-Sel 820,000,000,- 2.090.000.000,- Cabang Masamba 3 Bank BNI 3,935,000,000,- 5.234.000.000,- Cabang Masamba

TOTAL 36,409,870,769.00 117.264.049.216,- Sumber : Dinas Koperindag Tahun 2013

Capaian indikator Jumlah Koperasi sebagai lembaga pembiayaan bagi petani yaitu 249 dari target 253 Koperasi dengan presentase capaian 98,42%. Capaian indicator tersebut ditentukan oleh keberhasilan pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan melalui penyuluhan yang intensif dan mendirikan koperasi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mendirikan koperasi adalah :

a. Memperkenalkan pengetahuan yang terkait dengan koperasi kepada masyarakat serta memberikan berbagai bantuan dan fasilitas

b. Memberikan kebebasan kepada koperasi untuk melakukan langkah-langkah tertentu secara mandiri.

c. Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada koperasi apabila ia telah mampu berswadaya, swakarya dan swasembada.

Selain itu peran pemerintah diperlukan untuk menyelenggarakan mengembangkan kreativitas masyarakat. Namun demikian pola pembinaan yang diterapkan bersifat kondisional dan situsional, artinya sesuai dengan tingkat kemajuan

(45)

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 IV - 94 dan kemampuan koperasi yang bersangkutan. Pembinaan harus dilakukan dari aspek, yaitu aspek bisnis dan edukatif. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam hal ini Dinas Koperindag perlu memikirkan bagaimana pendidikan mengenai koperasi bisa diketahui oleh masyarakat sehingga mereka bersedia untuk aktif dalam koperasi.

4. Pencapaian Kinerja Sasaran Misi 4

Misi

4

Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan dan

bertumpu pada pertanian yang maju dan bernilai

tambah tinggi

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2013 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 5 Sasaran yang terdiri dari 31 Indikator Kinerja. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Sasaran 24 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja

Meningkatnya Produktivitas Pertanian, Perikanan Dan Kelautan

Produksi Padi Ton 212.300 218.410 103

Produktifitas Padi Ton/Ha 5.65 5,67 100

Produksi Jagung Ton 96.555 87.279 90

Produktifitas Jagung Ton/Ha 4,71 4,76 101

Produksi Durian Ton 19.084 14.636 77

Produktifitas Durian Ton/Ha 16,91 12,01 71 Produksi Rambutan Ton 7.258,55 5.893,40 81 Produktifitas

Rambutan Ton/Ha 6,32 8.23 130

Populasi Ternak

Sapi Ekor 24.640 24.925 101

Populasi Kerbau Ekor 12.209 12.659 104

Referensi

Dokumen terkait

Capaian indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Magetan merupakan tingkat pencapaian target dari indikator kinerja sasaran yang dicapai pada Tahun 2016,

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota

Berdasarkan observasi di SMPN 9 Marusu pada kelas VIII.a tahun 2016/2017 saat peneliti melaksanakan p2k, pemandangan yang terlihat yaitu (1) Kebanyakan siswa

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan continuous circuit berpengaruh terhadap peningkatan

(2) SiLPA yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan perhitungan perkiraan penerimaan dari pelampauan pendapatan

Pada lampiran Perjanjian Kinerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2017 dicantumkan sasaran-sasaran strategis dinas, indikator kinerja sasaran, target

Pada pemilihan tulangan, peringkat pertama adalah informasi harga yang diberikan, diperingkat kedua adalah tenggang waktu penyerahan material dari perusahaan

Selanjutnya, tinja peralihan akan berwarna kuning kehijauan dan cair, kadang-kadang bertekstur &#34;agak berbiji&#34; (terutama pada bayi yang mendapat air susu ibu).. Ini tidak