• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengembangkan Pengarusutamaan Gender dalam Berbagai Bidang Kehidupan dan Perlindungan Anak, Remaja serta

Perempuan dalam Segala Bentuk Diskriminasi dan Eksploitasi

Pembangunan daerah pada umumnya belum menempatkan pemberdayaan perempuan, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesejahteraan dan perlindungan anak sebagai prioritas.

Berdasarkan isu strategis, isu prioritas, visi dan misi tersebut terdapat 3 (tiga) fokus program pembangunan lima tahun ke depan yang terdiri dari :

Bidang Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas di setiap jenjang pendidikan, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, tersedianya pelayanan pendidikan yang berkualitas dan pemerataan akses pendidikan, serta tersedianya beasiswa bagi siswa kurang mampu. Bidang pendidikan menjadi fokus program pembangunan dengan alasan bahwa pendidikan merupakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui SDM yang berkualitas dapat dijadikan modal bagi Kota Salatiga untuk melaksanakan

pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.

Bidang Kesehatan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas layanan kesehatan, penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu melalui jamkesda bagi warga yang tidak terlayani oleh jamkesmas, biaya pengobatan gratis di puskesmas, dan peningkatan kesehatan ibu dan balita. Bidang kesehatan juga merupakan fokus program pembangunan karena merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat. Terlebih biaya kesehatan di Indonesia semakin tidak terjangkau oleh warga miskin sehingga dengan memberikan prioritas perhatian di bidang kesehatan maka masyarakat miskin Kota Salatiga dapat mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) yaitu melalui pemberian akses permodalan bagi UKM sehingga akan tercapai target diberdayakannya 1000 UKM di Kota Salatiga. Pemberdayaan UKM merupakan salah satu solusi untuk menangani masalah penggangguran dan sebagai upaya menggerakkan perekonomian daerah. Disamping itu, bidang UKM memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada PDRB Kota Salatiga yang tersebar dalam sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa sehingga dengan mengembangkan UKM maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

Sebagai satu kesatuan dari sistem perencanaan pembangunan nasional, penyusunan Rencana Strategis Bappeda Kota Salatiga Tahun 2011-2016 mengacu kepada perencanaan strategis nasioanal dan perencanaan strategis provinsi. Dengan berpedoman kepada perencanaan yang ada diatasnya atau yang dikenal dengan pendekatan perencanaan top-down diharapkan akan diperoleh sinergisitas perencanaan pusat dan daerah. Seiring dengan dilakukan

Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi yang merupakan penjabaran dari pendekatan perencanaan top-down, sehingga akan tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

Visi Kementerian PPN/Bappenas 2010-2014 yaitu “Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan dan bernegara”. Proses perencanaan pembangunan nasional harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang, dan sejalan dengan itu maka pengertian kata andal yaitu mampu melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan yang akan dicapai serta dapat diimplementasikan, kredibel menerapkan prinsip-prinsip good governance yang meliputi transparansi, taat hukum, partisipatif, keterbukaan dan akuntabilitas, proaktif yaitu antisipatif dan aktif dalam turut menentukan arah tujuan berbangsa dan bernegara serta mampu dengan cepat menyelesaikan dan atau memberikan kontribusi secara signifikan dalam penyelesaian permasalahan pembangunan nasional.

Untuk memwujudkan visi tersebut diperlukan tindakan nyata dalam bentuk tiga misi sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas yaitu meyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dengan mengintegrasikan, memadukan, mensinergikan baik antar daerah, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dengan daerah, melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional, melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PPN/Bappenas.

Telaahan terhadap Renstra Kementerian PPN/Bappenas 2010-2014 maka Bappeda Kota Salatiga sejalan dengan proses perencanaan

pembangunan nasional yang harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang yang sejalan dengan visi Bappeda yaitu “Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas dalam Mendukung Salatiga Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat ”.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dalam merencanakan suatu kegiatan lima tahun kedepan tentunya tidak terlepas dari wilayah dimana kegiatan tersebut berlangsung. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasikan implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Bappeda Kota Salatiga.. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka Bappeda dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan Bappeda dalam lima tahun mendatang.

Tujuan penataan ruang Kota Salatiga sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010–2030 adalah mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan dan olahraga di kawasan Kedungsepur yang berkelanjutan didukung sektor perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan. Dalam mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut dilakukan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1) Pengembangan struktur ruang :

a) Pemantapan pusat pelayanan kegiatan sesuai dengan fungsinya;

b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana dan sarana umum;

c) Pengembangan sistem jaringan transportasi jalan yang memperlancar pergerakan antarpusat kegiatan.

2) Pengembangan pola ruang :

a) Peningkatan fungsi kawasan lindung; b) Penyediaan RTH kota yang proporsional;

c) Perwujudan pengembangn kegiatan budi daya yang optimal dan efisien;

d) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

3) Pengembangan kawasan strategis :

a) Pengembangan kawasan strategis sosial budaya; b) Pengembangan kawasan strategis ekonomi.

Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, pelaksanaan pemanfaatan ruang telah terjadi simpangan yang cukup signifikan sehingga menimbulkan permasalahan dalam penerapan rencana detail tata ruang kota yang sudah ada. Untuk penyempurnaan pedoman RTRW sebagai acuan pembangunan perlu ditinjau kembali Rencana Detail Tata Ruang Kota.

BAB IV

Dokumen terkait