• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA SALATIGA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA SALATIGA TAHUN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

BAPPEDA KOTA SALATIGA

TAHUN 2011-2016

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

TAHUN 2012

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kota Salatiga Tahun 2011-2016 adalah dokumen perencanaan antara, yang sangat berkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

RPJPD digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJMD pada masing-masing tahapan dan periode RPJMD sesuai dengan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat. RPJMD tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, yang memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Salatiga.

RPJMD merupakan tahap kedua dari pelaksanaan RPJPD Kota Salatiga Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2009.

Seiring dengan pelaksanaan sistem anggaran berbasis kinerja yang saat ini sedang berjalan, mengharuskan masing–masing satuan kerja untuk menyusun rencana kerja lima tahunan yang tertuang dalam Renstra maupun Rencana Kerja Tahunan (RKT). Renstra Bappeda ini disusun sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kota Salatiga dan merupakan indikator kinerja SKPD.

Fungsi Renstra Bappeda Kota Salatiga dalam penyelenggaraan pembangunan daerah sebagai berikut :

1) Sebagai terjemahan praktis dari visi, misi dan tujuan Bappeda Kota Salatiga;

(3)

3) Sebagai kerangka acuan umum dalam penyusunan program kerja tahunan;

4) Sebagai instrumen kontrol dan evaluasi pengelolaan Bappeda Kota Salatiga dalam periode lima tahunan;

5) Sebagai jabaran dari kebijakan dasar dan perencanaan strategis Bappeda Kota Salatiga.

Penyusunan Renstra Bappeda Kota Salatiga selain mengacu kepada RPJMD, juga mengakomodir kebijakan-kebijakan yang telah digariskan dalam RPJPD sebagai ide dasar, yang memuat visi, misi dan strategi yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat Kota Salatiga yang sejahtera, mandiri dan bermartabat yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat. Selain itu Renstra Bappeda juga mengacu pada Renstra Kementrian/Lembaga (Renstra K/L) dan Renstra Provinsi Jawa Tengah. Renstra Bappeda ini nantinya akan menjadi acuan dalam penyusunan Renja Bappeda selama 5 (lima) tahun ke depan.

1.2. Landasan Hukum

Dasar hukum Penyusunan Renstra Bappeda Kota Salatiga ini adalah :

1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan Renstra;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

(4)

8. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005–2025;

10.Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2008 Nomor 11);

11.Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Salatiga Tahun 2011–2016.

1.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra ini dimaksudkan untuk memberikan landasaan kebijakan taktis strategis lima tahun kedepan dalam rangka pencapaian visi dan misi , sebagai tolok ukur penilaian kinerja Bappeda setiap tahun sampai tahun 2016.

Adapun tujuan penyusunan Renstra Bappeda Kota Salatiga Tahun 2011–2016 adalah sebagai berikut :

1) Sebagai pedoman Kepala Bappeda beserta stafnya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;

2) Menetapkan prioritas program dan kegiatan Bappeda dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda selama lima tahun kedepan melalui sumber pembiayaan APBD, yang dilengkapi dengan indikator kinerjanya;

3) Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

4) Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

(5)

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Mengemukakan secara ringkas latar belakang, landasan hukum, hubungan Renstra dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan dan maksud serta tujuan penyusunan Renstra.

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Bappeda dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Bappeda dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Bappeda periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas yang telah dihasilkan sebelumnya dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra ini. BAB III : ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Bagian ini membahas identifikasi permasalahan yang dihadapi Bappeda dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mengemukakan tugas dan fungsi Bappeda berkaitan dengan Visi, Misi serta Program Kepala Daerah terpilih dikaitkan dengan faktor penghambat dan pendorong yang dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah serta permasalahan pelayanan yang dilaksanakan Bappeda ditinjau dari implikasinya Rencana Tata Ruang Wilayah.

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Pada bagian ini dikemukakan pernyataan rumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka menengah, indikator kinerja dan pernyataan strategi serta kebijakan Bappeda lima tahun mendatang. BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Bab ini merupakan penjelasan yang bersifat umum dari program dan kegiatan beserta indikasi pendanaan dan sumbernya, yang berasal dari APBD setempat, APBD Provinsi, APBN dan sumber pendanaan lainnya yang sah, dalam periode lima tahunan.

(6)

BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indicator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII : PENUTUP

Berisi tentang pengesahan Walikota dan ditetapkan oleh Kepala SKPD, serta menguraikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan harapan-harapan dan keadaan diluar perkiraan.

(7)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Sesuai Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga. Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri atas :

1) Kepala Badan;

2) Sekretariat, terdiri dari :

a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi,dan Pelaporan; b) Subbagian Umum dan Kepegawaian;

c) Subbagian Keuangan. 3) Bidang Ekonomi, terdiri dari :

a) Subbidang Perekonomian Daerah; b) Subbidang Perekonomian Rakyat.

4) Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, terdiri dari : a) Subbidang Pemerintahan;

b) Subbidang Sosial Budaya.

5) Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang, terdiri dari : a) Subbidang Sarana Prasarana;

b) Subbidang Tata Ruang.

6) Bidang Statistik, Data, Pengendalian dan Evaluasi, terdiri dari : a) Subbidang Statistik dan Data;

b) Subbidang Pengendalian dan Evaluasi. 7) Kelompok Jabatan Fungsional.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan;

(8)

2) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan statistik, penelitian dan pengembangan;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan, pengendalian dan evaluasi;

4) Pelaksanaan pelayanan keSekretariatan Badan;

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud Kepala Badan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1) Merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan melalui pembahasan dan kajian Bidang-bidang sebagai bahan penetapan kebijakan Daerah; 2) Mengkoordinasikan perencanaan pembangunan daerah, statistik,

penelitian dan pengembangan melalui pembahasan dan kajian Bidang-bidang sebagai bahan penetapan kebijakan Daerah;

3) Menyusun kebijakan perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan melalui pembahasan dan kajian Bidang-bidang sebagai bahan penetapan kebijakan Daerah;

4) Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah;

5) Menyusun konsep produk hukum daerah dibidang perencanaan pembangunan Daerah sesuai ketentuan untuk bahan penetapan Peraturan Daerah/Peraturan Walikota;

6) Menyampaikan rekomendasi yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan Daerah sesuai kewenangan sebagai bahan untuk penetapan kebijakan Walikota;

7) Melaksanakan kajian serta analisis kegiatan dibidang perencanaan pembangunan Daerah sebagai bahan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

8) Mengendalikan dan mengevaluasi perencanaan jangka panjang dan jangka menengah daerah;

9) Memberikan rekomendasi perencanaan teknis dibidang perencanaan pembangunan Daerah untuk meningkatkan pelayanan;

10)Menjabarkan kebijakan Daerah yang berkaitan dengan Badan sesuai ketentuan sebagai pedoman kerja;

(9)

11)Menetapkan Rencana Strategis melalui pembahasan dan kajian Bidang-bidang sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja Tahunan;

12)Menetapkan Rencana Kerja dan Penetapan Kinerja sesuai Rencana Strategis dengan memperhatikan masukan dan saran Bidang-bidang sebagai pedoman kerja;

13)Menyusun Rencana Anggaran sesuai ketentuan agar sasaran dan target yang ditetapkan dapat tercapai;

14)Melaksanakan tugas-tugas Pengguna Anggaran sesuai ketentuan agar kegiatan-kegiatan dapat berjalan sesuai rencana;

15)Menetapkan prosedur tetap sesuai ketentuan agar kegiatan dapat mencapai sasaran;

16)Menetapkan kebijakan teknis berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sebagai pedoman kerja;

17)Mendelegasikan dan mendistribusikan tugas sesuai fungsi dan kewenangannya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

18)Melaksanakan koordinasi lintas bidang sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

19)memantau pelaksanaan tugas sesuai ketentuan agar pelaksanaan tugas selaras dengan Visi dan Misi Badan;

20)Mengevaluasi seluruh hasil kegiatan berdasarkan capaian sebagai bahan perencanaan kegiatan selanjutnya;

21)Melaporkan seluruh hasil kegiatan sesuai ketentuan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

22)Membina dan mengarahkan tugas bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 23)Menilai prestasi kerja bawahan yang dituangkan dalam DP3

sebagai cerminan kinerja bawahan;

24)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai bidang tugas dan fungsinya.

Sekretariat mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan teknis administratif meliputi pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, umum, perlengkapan, pemeliharaan, kearsipan, ketatalaksanaan, kehumasan, penyusunan rencana kegiatan dan mengkoordinasikan kegiatan dilingkungan Badan serta mengkoordinasikan perencanaan pembangunan kota.

(10)

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan teknis penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

2) Penyiapan penyusunan naskah peraturan pelaksanaan, keputusan, instruksi dan menghimpun peraturan perundang-undangan dibidang perencanaan pembangunan;

3) Penyelenggaraan keSekretariatan Badan; 4) Perencanaan anggaran Badan;

5) Pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan dilingkungan Badan;

6) Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, umum dan perlengkapan;

7) Pelaksanaan pengendalian anggaran;

8) Penyusunan rencana kegiatan dan laporan serta ketatalaksanaan; 9) Penyajian data dan informasi, hubungan masyarakat, evaluasi

serta penyelenggaraan inventarisasi;

10)Pelaksanaan urusan kehumasan serta penyaluran informasi perencanaan pembangunan;

11)Pengkoordinasian kegiatan dilingkungan Badan;

12)Pengumpulan, pengolahan serta penyajian data Badan; 13)Pengkoordinasian penyusunan prosedur kerja;

14)Pembinaan dan pengarahan pada bawahan;

15)Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan kegiatan Badan;

16)Penilaian pelaksanaan tugas oleh atasan;

17)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud Sekretaris mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1) Merumuskan rencana kerja Sekretariat berdasarkan data dan ketentuan untuk penyusunan program kerja;

2) Menyusun program kerja Badan melalui koordinasi dengan Bidang-bidang sesuai ketentuan agar sasaran yang ditetapkan dapat tercapai;

(11)

3) Menyiapkan konsep Rencana Anggaran Badan melalui koordinasi dengan Bidang-bidang sebagai bahan penetapan sasaran dan target Badan;

4) Menyiapkan konsep produk hukum melalui koordinasi dengan Bidang-bidang sebagai bahan penyusunan produk hukum daerah dibidang perencanaan pembangunan Daerah;

5) Menyiapkan konsep kajian serta analisis kegiatan dibidang perencanaan pembangunan Daerah sebagai bahan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

6) Mengkoordinasi pelaksanaan evaluasi perencanaan jangka panjang dan jangka menengah daerah;

7) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

8) Mengkoordinasikan urusan keuangan, kepegawaian, kearsipan, pengadaan dan inventarisasi barang dan perlengkapan, kehumasan dan perpustakaan sesuai ketentuan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

9) Mengatur urusan surat-menyurat dan urusan rumah tangga Badan berdasarkan pedoman yang berlaku agar tercipta tertib administrasi dan keharmonisan kerja;

10)Mengatur urusan kehumasan dan penyaluran informasi sesuai ketentuan untuk peningkatan pelayanan;

11)Mengatur upaya pembinaan dan efisiensi kekuatan personel melalui koordinasi antar bidang agar tidak terjadi tumpang-tindih pelaksanaan tugas;

12)Mengoreksi pelaksanaan tugas bawahan sesuai uraian tugas masing-masing pemegang jabatan untuk kesesuaian arah;

13)Memantau disiplin kerja seluruh pegawai sesuai ketentuan agar memperoleh hasil kerja yang memuaskan;

14)Menyusun konsep surat yang berhubungan dengan kepegawaian dan surat lain atas perintah atasan;

15)Melaporkan seluruh pelaksanaan kegiatan administrasi perKantoran sesuai ketentuan sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut;

16)Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan Badan sesuai ketentuan sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

(12)

17)Membina dan mengarahkan tugas bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 18)Menilai prestasi kerja bawahan yang dituangkan dalam DP3

sebagai cerminan kinerja bawahan;

19)Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas.

Bidang Ekonomi mempunyai tugas pokok merencanakan, merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan kegiatan dan menganalisis dibidang ekonomi serta melakukan pengendalian, penilaian, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan bidang ekonomi.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Ekonomi menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang ekonomi;

2) Perencanaan pembangunan kegiatan dibidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi, usaha mikro kecil dan menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan, pertanian, transmigrasi, dan pariwisata, serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset;

3) Pengkoordinasian kegiatan perencanaan pembangunan dibidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi dan usaha mikro kecil menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan, pertanian, transmigrasi, dan pariwisata serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset;

4) Pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi, usaha mikro kecil dan menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan pertanian, transmigrasi, dan pariwisata serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset;

5) Pembinaan dan pengarahan kepada bawahan;

6) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan bidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi dan usaha mikro kecil menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan, pertanian,

(13)

transmigrasi, dan pariwisata serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset;

7) Penilaian pelaksanaan tugas bawahan;

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Ekonomi mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1) Menyusun program kerja perencanaan pembangunan bidang ekonomi berdasar Renstra agar diperoleh kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan;

2) Merumuskan konsep kebijakan kegiatan bidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi dan usaha mikro kecil menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan, pertanian, transmigrasi, dan pariwisata serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset agar diperoleh sinkronisasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

3) Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan bidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi dan usaha mikro kecil menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan, pertanian, transmigrasi, dan pariwisata serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset melalui rapat dengan bawahan sebagai bahan masukan atasan;

4) Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan bidang ekonomi, industri, perdagangan, perhubungan, penanaman modal, koperasi dan usaha mikro kecil menengah, tenaga kerja, ketahanan pangan, pertanian, transmigrasi, dan pariwisata serta pendapatan pengelolan keuangan dan aset ;

5) Mengelola kegiatan perencanaan pembangunan bidang ekonomi sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang tersedia; 6) Menyusun prosedur kerja kegiatan bidang ekonomi berdasarkan

perundang-undangan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan tugas;

7) Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis dan literatur yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan bidang ekonomi guna kelancaran pelaksanaan tugas;

(14)

8) Mengevaluasi pelaksanaan tugas Bidang Ekonomi agar diperoleh pola perbaikan tugas;

9) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan jabatan masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

10)Membina dan mengarahkan tugas bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 11)Menilai prestasi kerja bawahan yang tertuang dalam DP3 sebagai

cerminan kinerja bawahan;

12)Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas.

Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya mempunyai tugas pokok merencanakan, merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan kegiatan dan menganalisis dibidang pemerintahan, sosial dan budaya serta melakukan pengendalian, penilaian, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan, sosial dan budaya.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan di pemerintahan

dan sosial budaya;

2) Perencanaan pembangunan kegiatan dibidang pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan; 3) Pengkoordinasian kegiatan perencanaan pembangunan dibidang

pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan;

(15)

4) Pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan;

5) Pembinaan dan pengarahan kepada bawahan;

6) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan;

7) Penilaian pelaksanaan tugas bawahan;

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1) Menyusun program kerja perencanaan pembangunan bidang pemerintahan dan sosial budaya berdasar Renstra agar diperoleh kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan;

2) Merumuskan konsep kebijakan kegiatan dibidang pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan

(16)

agar diperoleh sinkronisasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

3) Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan melalui rapat dengan bawahan sebagai bahan masukan atasan;

4) Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, pemuda dan olah raga, sosial, kependudukan dan pencatatan sipil, kebudayaan, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik, perlindungan masyarakat, perpustakaan, arsip dan dokumentasi, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, keluarga sejahtera, perlindungan anak, kepegawaian, pengawasan, perencanaan pembangunan dan statistik serta penelitian dan pengembangan;

5) Mengelola kegiatan perencanaan pembangunan bidang pemerintahan dan sosial budaya sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang tersedia;

6) Menyusun prosedur kerja kegiatan bidang pemerintahan dan sosial budaya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan tugas;

7) Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis dan literatur yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan bidang pemerintahan dan sosial budaya guna kelancaran pelaksanaan tugas;

8) Mengevaluasi pelaksanaan tugas Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya agar diperoleh pola perbaikan tugas;

9) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai jabatan masing-masing guna kelancaran tugas;

10)Membina dan mengarahkan tugas bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

(17)

11)Menilai prestasi kerja bawahan yang tertuang dalam DP3 sebagai cerminan kinerja bawahan;

12)Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas.

Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok merencanakan, merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan kegiatan, menganalisis dan pengendalian pengembangan pembangunan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral serta melakukan penilaian, pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan kebijakan perencanaan di bidang bina marga, cipta

karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral;

2) Perencanaan pembangunan kegiatan di bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral;

3) Pengkoordinasian kegiatan perencanaan pembangunan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral;

4) Pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan perencanaan pembangunan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral;

5) Pembinaan dan pengarahan kepada bawahan;

6) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral;

(18)

7) Penilaian pelaksanaan tugas bawahan;

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1) Menyusun program kerja perencanaan pembangunan bidang sarana prasarana dan tata ruang berdasar Renstra agar diperoleh kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan;

2) Merumuskan konsep kebijakan kegiatan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral, agar diperoleh sinkronisasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

3) Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral melalui rapat dengan bawahan sebagai bahan masukan atasan;

4) Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan bidang bina marga, cipta karya, pengairan, perhubungan, komunikasi dan informatika, kebersihan dan pertamanan, tata ruang, lingkungan hidup, serta energi dan sumber daya mineral;

5) Mengelola kegiatan perencanaan pembangunan bidang sarana prasarana dan tata ruang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang tersedia;

6) Menyusun prosedur kerja kegiatan Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan tugas;

7) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai jabatan masing-masing guna kelancaran tugas;

8) Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis dan literatur yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan bidang sarana prasarana dan tata ruang guna kelancaran pelaksanaan tugas;

(19)

9) Mengevaluasi pelaksanaan tugas Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang agar diperoleh pola perbaikan tugas;

10)Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai jabatan masing-masing guna kelancaran tugas;

11)Membina dan mengarahkan tugas bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 12)Menilai prestasi kerja bawahan yang tertuang dalam DP3 sebagai

cerminan kinerja bawahan;

13)Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas.

Bidang Statistik, Data, Pengendalian dan Evaluasi mempunyai tugas pokok merencanakan, merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan kegiatan dan menganalisis dibidang statistik, data, penelitian dan pengembangan serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Statistik, Data, Pengendalian dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan kebijakan perencanaan dibidang statistik data

penelitian dan pengembangan, pengolahan data pembangunan, pengendalian dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah;

2) Pengkoordinasian pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah; 3) Pelaksanaan pengolahan dan penyusunan data pembangunan

daerah;

4) Pelaksanaan penelitian pengembangan perencanaan pembangunan daerah;

5) Perencanaan pembangunan dibidang statistik, data, penelitian dan pengembangan, pengolahan data pembangunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah;

6) Pembinaan dan pengarahan kepada bawahan;

7) Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi serta pelaporan perencanaan pembangunan daerah;

8) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan data statistik pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah;

(20)

10)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Statistik, Data, Pengendalian dan Evaluasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1) Menyusun program kerja perencanaan pembangunan bidang statistik, data, pengendalian dan evaluasi serta penelitian dan pengembangan berdasarkan Renstra agar diperoleh kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan;

2) Merumuskan konsep kebijakan kegiatan bidang statistik, data, pengendalian dan evaluasi serta penelitian dan pengembangan agar diperoleh sinkronisasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi serta pelaporan atas pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah; 4) Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

perencanaan pembangunan yang meliputi fungsi pelayanan umum, ketertiban dan ketentraman, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan, perlindungan sosial;

5) Mengelola kegiatan perencanaan pembangunan bidang statistik, data, pengendalian dan evaluasi serta penelitian dan pengembangan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang tersedia;

6) Menyusun prosedur kerja kegiatan bidang statistik, data, pengendalian dan evaluasi serta penelitian dan pengembangan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan tugas;

7) Mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis dan literatur yang berkaitan dengan perencanaan bidang Statistik, data, pengendalian dan evaluasi serta penelitian dan pengembangan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

8) Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang statistik, data, pengendalian dan evaluasi serta penelitian dan pengembangan agar diperoleh pola perbaikan tugas;

9) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai jabatan masing-masing guna kelancaran tugas;

(21)

10) Membina dan mengarahkan tugas bawahan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 11) Menilai prestasi kerja bawahan yang tertuang dalam DP3 sebagai

cerminan kinerja bawahan;

12) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas.

2.2. Sumber Daya SKPD

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Salatiga didukung sumber daya manusia secara kualitas memadai tetapi secara kuantitas sangat terbatas. Adapun jumlah sumber daya yang ada sebagai berikut :

Tabel 2.1.

Profil Sumber Daya Manusia Bappeda Kota Salatiga Berdasarkan Golongan dan Tingkat Pendidikan

No Golongan Tingkat Pendidikan Jumlah

Total S2 S1 D III SMA SMP SD 1 IV / c 1 1 2 IV / b 2 2 3 IV / a 3 1 3 Jumlah Golongan IV 5 2 7 4 III / d 1 1 2 5 III / c 4 4 6 III / b 5 4 9 7 III / a 9 1 10

Jumlah Golongan III 10 14 1 25

8 II / d 1 1 9 II / c 3 3 10 II / b 1 1 11 II / a 1 1 2 Jumlah Golongan II 4 2 1 7 Total 15 16 4 3 0 1 39 38% 41% 10% 7% 0% 2% 100% Data BAPPEDA Nopember 2011

Bappeda Kota Salatiga mempunyai SDM yang berpendidikan tinggi dan diharapkan dapat melaksanakan tugas-tugas lembaga dan unit kerjanya sacara lebih baik, disamping potensi-potensi positif

(22)

tersebut dihadapkan pada potensi permasalahan seperti SDM belum sepenuhnya difungsikan untuk pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dimana pengelolaan manajemen sumber daya manusianya masih belum optimal dan masih harus ditingkatkan guna mendorong peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan pegawai.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok fungsi Bappeda didukung dengan sarana dan prasarana sebagai berikut :

1) Alat-alat angkutan 17 buah terdiri dari kendaraan roda empat dan roda dua dengan kondisi dari baik sampai dengan tidak layak pakai;

2) Alat-alat kantor dan rumah tangga sejumlah 771 barang yang berupa meja, kursi, almari, kalkulator, mesin absensi, komputer, laptop, printer, scanner, mesin ketik listrik, Layar OHP, UPS, papan pengumuman, White board, korden, karpet dengan kondisi yang bervariasi antara baik, sedang dan tidak layak serta banyak yang sudah tidak memenuhi umur ekonomi sebagai sarana penunjang untuk memperlancar kegiatan;

3) Alat-alat studio dan komunikasi sejumlah 43 yang berupa kamera, kamera video, overhead proyektor, LCD, telepon, faximili, AC, wireless, TOA ampliefier, intercom, Uninterupted power supply yang berguna untuk memperlancar koordinasi dengan pihak-pihak terkait;

4) Buku-buku perpustakaan sejumlah 259 buah yang berupa buku peraturan perundang-undangan dan buku ilmu pengetahuan dan tekhnologi berfungsi sebagai bahan referensi untuk menunjang kelancaran tupoksi.

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja pelayanan Bappeda tercerminkan dalam laporan keuangan 3 tahun yang lalu (realisasi sampai dengan Nopember 2011 ditambah dengan prognosis bulan Desember 2011) sebagaimana tersebut dalam tabel telampir.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang pengembangan Bappeda selaku pengampu kebijakan dalam bidang perencanaan ditingkat Kota, maka harus melihat rencana strategis kebijakan di

(23)

tingkat kementerian terkait dalam hal ini Renstra Kementrian PPN/Bappenas Tahun 2010-2014.

Sejalan dengan Arah Kebijakan Nasional yang tertuang dalam Renstra Bappenas untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang lebih baik dari tahun ke tahun dimana arah kebijakan tersebut menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan nasional dalam lima tahun kedepan yaitu mewujudkan proses perencanaan pembangunan yang berkualitas jangka menengah maupun tahunan.

Misi Kementrian PPN/Bappenas Tahun 2010-2014 diantaranya yaitu menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka mengintegrasikan, memadukan dan mensinergikan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu dan antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dengan daerah, melalui arah kebijakan penguatan kelembagaan perencanaan pembangunan nasional melalui penataan sistem perencanaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan.

Bappeda Kota Salatiga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional dimana Bappeda adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, maka tantangan yang dihadapi dalam lima tahun kedepan berkaitan dengan arah kebijakan nasional yaitu mewujudkan proses perencanaan pembangunan yang berkualitas jangka menengah maupun tahunan.

(24)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka mekanisme perencanaan pembangunan daerah ke depan juga dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah disusun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Penyusunan perencanan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

Keterpaduan proses perencanaan diharapkan akan lebih banyak dapat menampung aspirasi masyarakat yang selama ini seolah-olah hanya sebagai pelengkap dalam proses perencanaan. Kecilnya realisasi dari usulan yang disampaikan masyarakat melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang dapat tertampung dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah selama ini memberikan indikasi terhadap kebenaran pernyataan diatas.

Untuk dapat mendukung kondisi yang diinginkan, kemampuan teknis perencanaan perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendorong berkembangnya aspirasi masyarakat dan mengusulkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang memang benar-benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih baik, bukan kegiatan-kegiatan yang diaspirasikan selama ini.

(25)

Kondisi tersebut diatas sangat erat kaitannya dengan keberadaan institusi perencana dalam hal ini yang membantu Kepala Daerah dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, sehingga semakin profesional dalam bidang tugasnya. Untuk itu kualitas dan sikap aparatur sangatlah menentukan dalam mewujudkan good governance. 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan penjabaran dan penjelasan Visi Kepala Daerah terpilih dalam dokumen RPJMD Kota Salatiga Tahun 2011-2016, Visi Walikota terpilih yaitu :

”Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat”

Visi diatas menempatkan masyarakat Kota Salatiga sebagai subyek dan sekaligus obyek pembangunan. Dalam hal ini Pemerintah Kota Salatiga berperan sebagai fasilitator dan dinamisator pembangunan. Visi yang ditetapkan merupakan keinginan masyarakat Kota Salatiga, yang difokuskan pada isu dan permasalahan utama daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan daerah dapat terlaksana secara efektif, efesien dan berkelanjutan serta dapat menjamin eksistensi daerah di masa depan. Penjelasan terhadap visi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sejahtera mempunyai arti meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan dasar, fasilitas umum, pelayanan publik dan pembangunan berwawasan lingkungan.

Mandiri mengandung arti mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat kegiatan masyarakat yang berkemampuan serta berperan aktif dalam pembangunan, yang dilandasi oleh jiwa dan semangat kewirausahaan untuk meningkatkan potensi dan daya saing daerah. Di dalam keseluruhan makna dimaksud, mandiri juga mengandung arti melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan mengutamakan keselarasan pembangunan, toleransi, dan hubungan antar pemangku kepentingan.

(26)

Bermartabat bermakna untuk mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat penyelenggaraan pemerintahan yang tunduk pada prinsip prinsip tata pemerintahan yang bersih, profesional, berwibawa, demokratis, menjunjung tinggi supremasi hukum dan penghormatan yang tinggi terhadap hak asasi manusia.

Misi adalah pernyataan tentang tujuan operasional pemerintah, yang diwujudkan dalam bentuk produk dan pelayanan, sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Berdasarkan penjabaran Visi yang disajikan di atas, pernyataan Misi mencerminkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk pencapaian Visi tersebut.

Misi 1 : Menyediakan Pemenuhan Kebutuhan Layanan Dasar

Terpenuhinya kebutuhan layanan dasar merupakan tolok ukur utama bagi penentuan tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat dijadikan pijakan bagi implementasi misi selanjutnya.

Misi 2 : Mengelola Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

Munculnya isu kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsi-prinsip penataan ruang maupun tumpang tindih penataan ruang.

Misi 3 : Mengembangkan Penanganan atas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Merupakan jawaban terhadap isu-isu terkait masalah penyandang masalah kesejahteraan sosial termasuk didalamnya adalah kemiskinan, selain isu – isu tersebut juga perlu adanya mitigasi bencana. Permasalahan sosial yang semakin kompleks dewasa ini ditandai dengan munculnya kantong-kantong kemiskinan, kesenjangan pemerataan pendapatan, meningkatnya angka kejahatan, tingginya angka pengangguran, perilaku kekerasan, pelanggaran hukum, penyalahgunaan narkotika dan lain-lain.

(27)

Misi 4 : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembangunan

Perekonomian Daerah berbasis ekonomi kerakyatan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi yang memperhatikan potensi ekonomi lokal, selain itu salah satu unsur yang menunjang dalam pelaksanaan pembangunan daerah adalah diperlukannya partisipasi publik dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

Misi 5 : Melestarikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Rangka Memperkuat Identitas dan Jati Diri Daerah

Pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal akan membawa dampak positif bagi keberhasilan pembangunan yang diselaraskan dengan budaya, menjadi sebuah konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kemanusiaan.

Misi 6 : Mengembangkan Hubungan yang Sinergis Antara Pemangku Kepentingan Pembangunan

Pemerintah Kota Salatiga akan lebih mengembangkan hubungan yang sinergis antara pemangku kepentingan menuju terciptanya pembangunan yang berbasis pada upaya peningkatan kesejahteraan, kemandirian dan martabat masyarakat Kota Salatiga.

Misi 7 : Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan dengan Prinsip-prinsip Good Governance

Konsep good governance, yang menitikberatkan pada bagaimana membangun hubungan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta sebagai stakeholder yang berperan penting dalam proses pembangunan daerah dan pengelolan sektor publik. Melalui konsep

(28)

publik dilakukan dengan berbasis pada partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.

Misi 8 : Mengembangkan Pemahaman Politik Melalui Budaya Politik Demokratis yang Santun dan Mengedepankan Supremasi Hukum

Peningkatan kualitas masyarakat menuju masyarakat demokratis membutuhkan adanya pendidikan politik terhadap masyarakat secara tepat dan proses pendidikan politik tidak cukup hanya mengandalkan proses pendidikan politik yang dilaksanakan pemerintah, atau mengandalkan agenda politik dari kalangan elit, namun juga melibatkan berbagai pihak dan unsur yang ada dalam masyarakat sehingga setiap kebijakan yang diputuskan dengan melibatkan keikutsertaan masyarakat.

Misi 9 : Mengembangkan Pengarusutamaan Gender dalam Berbagai Bidang Kehidupan dan Perlindungan Anak, Remaja serta Perempuan dalam Segala Bentuk Diskriminasi dan Eksploitasi

Pembangunan daerah pada umumnya belum menempatkan pemberdayaan perempuan, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesejahteraan dan perlindungan anak sebagai prioritas.

Berdasarkan isu strategis, isu prioritas, visi dan misi tersebut terdapat 3 (tiga) fokus program pembangunan lima tahun ke depan yang terdiri dari :

Bidang Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan

kualitas di setiap jenjang pendidikan, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, tersedianya pelayanan pendidikan yang berkualitas dan pemerataan akses pendidikan, serta tersedianya beasiswa bagi siswa kurang mampu. Bidang pendidikan menjadi fokus program pembangunan dengan alasan bahwa pendidikan merupakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui SDM yang berkualitas dapat dijadikan modal bagi Kota Salatiga untuk melaksanakan

(29)

pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.

Bidang Kesehatan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan

kualitas layanan kesehatan, penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu melalui jamkesda bagi warga yang tidak terlayani oleh jamkesmas, biaya pengobatan gratis di puskesmas, dan peningkatan kesehatan ibu dan balita. Bidang kesehatan juga merupakan fokus program pembangunan karena merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat. Terlebih biaya kesehatan di Indonesia semakin tidak terjangkau oleh warga miskin sehingga dengan memberikan prioritas perhatian di bidang kesehatan maka masyarakat miskin Kota Salatiga dapat mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) yaitu melalui pemberian akses

permodalan bagi UKM sehingga akan tercapai target diberdayakannya 1000 UKM di Kota Salatiga. Pemberdayaan UKM merupakan salah satu solusi untuk menangani masalah penggangguran dan sebagai upaya menggerakkan perekonomian daerah. Disamping itu, bidang UKM memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada PDRB Kota Salatiga yang tersebar dalam sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa sehingga dengan mengembangkan UKM maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

Sebagai satu kesatuan dari sistem perencanaan pembangunan nasional, penyusunan Rencana Strategis Bappeda Kota Salatiga Tahun 2011-2016 mengacu kepada perencanaan strategis nasioanal dan perencanaan strategis provinsi. Dengan berpedoman kepada perencanaan yang ada diatasnya atau yang dikenal dengan pendekatan perencanaan top-down diharapkan akan diperoleh sinergisitas perencanaan pusat dan daerah. Seiring dengan dilakukan

(30)

Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi yang merupakan penjabaran dari pendekatan perencanaan top-down, sehingga akan tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.

Visi Kementerian PPN/Bappenas 2010-2014 yaitu “Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan dan bernegara”. Proses perencanaan pembangunan nasional harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang, dan sejalan dengan itu maka pengertian kata andal yaitu mampu melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan yang akan dicapai serta dapat diimplementasikan, kredibel menerapkan prinsip-prinsip good governance yang meliputi transparansi, taat hukum, partisipatif, keterbukaan dan akuntabilitas, proaktif yaitu antisipatif dan aktif dalam turut menentukan arah tujuan berbangsa dan bernegara serta mampu dengan cepat menyelesaikan dan atau memberikan kontribusi secara signifikan dalam penyelesaian permasalahan pembangunan nasional.

Untuk memwujudkan visi tersebut diperlukan tindakan nyata dalam bentuk tiga misi sesuai dengan peran-peran Kementerian PPN/Bappenas yaitu meyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dengan mengintegrasikan, memadukan, mensinergikan baik antar daerah, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dengan daerah, melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional, melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PPN/Bappenas.

Telaahan terhadap Renstra Kementerian PPN/Bappenas 2010-2014 maka Bappeda Kota Salatiga sejalan dengan proses perencanaan

(31)

pembangunan nasional yang harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang yang sejalan dengan visi Bappeda yaitu “Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas dalam Mendukung Salatiga Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat ”.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dalam merencanakan suatu kegiatan lima tahun kedepan tentunya tidak terlepas dari wilayah dimana kegiatan tersebut berlangsung. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasikan implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Bappeda Kota Salatiga.. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka Bappeda dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan Bappeda dalam lima tahun mendatang.

Tujuan penataan ruang Kota Salatiga sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010–2030 adalah mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan dan olahraga di kawasan Kedungsepur yang berkelanjutan didukung sektor perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan. Dalam mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut dilakukan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1) Pengembangan struktur ruang :

a) Pemantapan pusat pelayanan kegiatan sesuai dengan fungsinya;

(32)

b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana dan sarana umum;

c) Pengembangan sistem jaringan transportasi jalan yang memperlancar pergerakan antarpusat kegiatan.

2) Pengembangan pola ruang :

a) Peningkatan fungsi kawasan lindung; b) Penyediaan RTH kota yang proporsional;

c) Perwujudan pengembangn kegiatan budi daya yang optimal dan efisien;

d) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

3) Pengembangan kawasan strategis :

a) Pengembangan kawasan strategis sosial budaya; b) Pengembangan kawasan strategis ekonomi.

Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, pelaksanaan pemanfaatan ruang telah terjadi simpangan yang cukup signifikan sehingga menimbulkan permasalahan dalam penerapan rencana detail tata ruang kota yang sudah ada. Untuk penyempurnaan pedoman RTRW sebagai acuan pembangunan perlu ditinjau kembali Rencana Detail Tata Ruang Kota.

(33)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN,

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi

Sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, setiap pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diwajibkan menyampaikan Visi dan Misi, serta memaparkan Visi dan Misi dimaksud di depan Sidang Paripurna DPRD setempat. Selain itu, Visi dan Misi tersebut juga harus digunakan sebagai bahan masukan utama dalam menyusun materi kampanye yang disosialisasikan kepada masyarakat pemilih. Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi Pemerintah Kota Salatiga pada periode tahun 2011-2016 adalah :

“Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat“.

Selanjutnya sebagai implemenetasi dari Visi dan Misi Pemerintah Kota Salatiga, serta dengan memperhatikan situasi, kondisi, kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan serta memperhatikan kontinuitas pelaksanaan kegiatan yang ada, maka ditetapkan Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Salatiga Tahun 2011-2016 adalah :

“Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas dalam Mendukung Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan bermartabat ”

(34)

sebuah institusi yang diharapkan mampu menyusun berbagai dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas dengan melibatkan berbagai stakeholder dan berpijak pada isu dan permasalahan utama daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan daerah dapat terlaksana secara efektif, efesien dan berkelanjutan serta dapat menjamin eksistensi daerah di masa depan.

Berdasarkan penjabaran Visi yang disajikan di atas, pernyataan Misi mencerminkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk pencapaian Visi tersebut. Dalam rangka mewujudkan Visi, maka perlu disusun rumusan Misi yang merupakan uraian umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan kondisi tentang masa depan. Sesuai dengan Visi di atas, maka dirumuskan Misi Bappeda Kota Salatiga untuk periode tahun 2011-2016, sebagai berikut :

Misi 1 : Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Partisipatif dan Terintegrasi

Hal tersebut disebabkan karena terpenuhinya perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif dan terintegrasi merupakan tolok ukur utama bagi terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas di berbagai bidang, dan merupakan dijadikan pijakan bagi implementasi misi selanjutnya. Perencanaan partisipatif adalah suatu tahapan proses pemberdayaan masyarakat yang dimulai dengan tahap kajian keadaan secara partisipatif yang didapat dari informasi yang dikumpulkan. Perencanaan partisipatif bermanfaat bagi masyarakat untuk mengarahkan kegiatan atau program tersebut. Perencanaan partisipatif menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah “perencanaan yang dilakukan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Keterlibatan para pihak yang berkepentingan

(35)

tersebut adalah untuk memperoleh aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.” Sedangkan yang dimaksud dengan perencanaan yang terintegrasi dalah keterpaduan semua dokumen perencanaan yang ada, sehingga terdapat keterkaitan yang saling menunjang dan saling melengkapai antara dokumen perencanaan yang ada.

Misi 2 : Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumberdaya Aparatur Perencana yang Didukung Ketersediaan Sarana Prasarana yang Memadai

Hal tersebut disebabkan karena terpenuhinya dan tersediainya sumberdaya manusia atau aparatur perencana yang berkualitas merupakan salah satu unsur pendukung menuju terciptanya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas.

Misi 3 : Mewujudkan Ketersediaan Data yang Akuntabel sebagai Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah

Menunjukkan bukti komitmen Bappeda Kota Salatiga sebagai institusi perencana yang akuntabel. Hal tersebut disebabkan karena data merupakan unsur utama yang menjadi dasar dalam setiap analisis kebijakan publik. Ketersediaan data yang akuntabel akan menunjang hasil analisis yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas produk perencanaan pembangunan daerah.

Misi 4 : Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Mendukung bagi Berkembangnya Pusat-pusat Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Daerah berbasis ekonomi kerakyatan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi yang memperhatikan potensi ekonomi lokal, selain itu salah satu unsur yang menunjang dalam pelaksanaan pembangunan daerah adalah diperlukannnya partisipasi publik dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Terkait dengan hal tersebut, maka Bappeda Kota Salatiga melalui misi keempat ini memfokuskan perencanaan pembangunan daerah yang mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

(36)

dengan tetap berpegang pada upaya pada upaya pemberdayaan ekonomi lokal, baik melalui UKM dan Koperasi maupun pemberdayaan rumah tangga kurang mampu/kelompok kurang mampu, produksi dan produktifitas hasil pertanian dan perikanan dalam arti luas, meningkatkan potensi dan daya saing daerah melalui peningkatan investasi, meningkatkan kualitas dan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah untuk mendukung kemandirian keuangan daerah, meningkatkan pengelolaan pasar tradisional yang representative, serta peningkatan partisipasi publik dalam pembangunan baik melalui forum musrenbang maupun dalam forum dan kelembagaan lain.

Misi 5 : Mewujudkan Perencanaan Tata Ruang Kota serta Ketersedian Sarana dan Prasarana yang Berwawasan Lingkungan

Perencanaan dan Pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan merupakan prasarana bagi pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan yang berkelanjutan. Munculnya isu kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsi-prinsip penataan ruang, maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kelima.

Misi 6 : Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Mendukung Peningkatan Kualitas Penanganan Masalah Sosial dan Budaya dengan Berprinsip pada Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Memfokuskan pada perencanaan dalam penanganan masalah sosial dan budaya merupakan jawaban terhadap isu-isu terkait pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pengarustumaan gender dan perlindungan anak, hak asasi

(37)

manusia, maupun penyandang masalah kesejahteraan sosial, termasuk didalamnya adalah percepatan penanggulangan kemiskinan. Permasalahan sosial yang semakin kompleks dewasa ini ditandai dengan munculnya kantong-kantong kemiskinan, kesenjangan pemerataan pendapatan, meningkatnya angka kejahatan, tingginya angka pengangguran, perilaku kekerasan, pelanggaran hukum, penyalahgunaan narkotika dan lain-lain. Masalah sosial yang tidak segera ditangani secara dini dapat menimbulkan masalah sosial yang besar seperti terbentuknya generasi muda yang tidak berkualitas, menajamnya kesenjangan sosial baik vertikal maupun horizontal, disintegrasi sosial dan sebagainya. Penangananan masalah sosial yang tidak tuntas bisa mengakibatkan meningkatnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial.

4.2. Tujuan Dan Sasaran Bappeda

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.

Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki nilai krusial dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Rumusan tujuan merupakan penjabaran Visi dan Misi, oleh karena itu harus dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif kedalam tujuan dan sasaran, sehingga program dan kebijakan dapat dioperasionalisasikan kedalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Dalam hal ini, tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh

(38)

dari pencapaian berbagai program prioritas terkait.

Selaras dengan penerapan paradigma penganggaran berbasis kinerja, maka perencanaan pembangunan daerah juga menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu program, kegiatan dan sasaran. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai Visi, melaksanakan Misi dengan menjawab permasalahan dan isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan, yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Adapun tujuan BAPPEDA adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan perencanaan daerah yang partisipatif dan terintegrasi;

2) Meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur perencana;

3) Meningkatkan sarana prasarana pendukung;

4) Mewujudkan ketersediaan data dan pelaporan yang akuntabel sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah;

5) Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang mendukung bagi berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;

6) Mewujudkan perencanaan tata ruang kota serta ketersediaan sarana dan prasarana yang berwawasan lingkungan;

7) Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang tepat untuk mengatasi permasalahan sosial dan budaya.

Adapun sasaran BAPPEDA adalah sebagai berikut :

1) Dokumen perencanaan pembangunan daerah yang mencerminkan kepentingan semua stakeholder;

(39)

3) Tersedianya sarana prasarana kantor;

4) Meningkatkan kualitas data pendukung perencanaan pembangunan;

5) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah; 6) Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang;

7) Meningkatnya kualitas sarana prasarana pendukung infrastruktur;

8) Tersedianya dokumen perencanaan yang sesuai dengan kondisi sosial dan budaya daerah.

4.3. Strategi dan Kebijakan Bappeda

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management). Strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan dan harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana Pemerintah Daerah menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder pembangunan daerah. Di sini penting untuk mendapatkan parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategis tersebut menciptakan nilai (strategic objective). Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya “berpikir strategik” dalam menjamin bahwa transformasi menuju pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang lebih baik, transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus dikendalikan dan dievaluasi (learning process).

Berikut strategi BAPPEDA untuk periode tahun 2011-2016 : 1) Mengkoordinasiakan para pelaku pembangunan;

2) Optimalisasi partisipasi masyarakat;

3) Upaya untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan;

(40)

4) Upaya untuk menjamin penggunaan SDM yang berkualitas. Adapun kebijakan BAPPEDA adalah sebagai berikut : 1) Peningkatan kualitas koordinasi dengan stakeholder;

2) Peningkatan sistem perencanaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan;

3) Pengembangan sistem kualitas data perencanaan pembangunan.

(41)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output) Data Capaian pada Tahun Awal Perencana an

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2012 2013 2014 2015 2016 Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD target (juta)Rp target (juta)Rp target (juta)Rp target (juta)Rp target (juta)Rp target (juta)Rp Meningkatkan sarana

prasaran pendukung Tersedianya sarana prasarana kantor Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Terselesainya pertanggungjawaban administrasi

perkantoran Penyediaan Jasa Surat

Menyurat 0.9 1 1.1 1.2 1.3 5.5

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

50 55 60 66 73 304

Penyediaan Jasa

Kebersihan Kantor 5.94 6.5 7.2 7.9 8.7 36.24

Penyediaan Alat Tulis

Kantor 15 16.5 18.2 20 22 91.7 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 8 8.8 9.7 10.6 11.7 48.8 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 1.2 1.3 1.5 1.6 1.8 7.4 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 8 8.8 9.7 10.6 11.7 48.8 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 2 2.2 2.4 2.7 2.9 12.2 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan

3 3.3 3.6 4 4.4 18.3

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk mengamati permasalahan yang diberikan dan menggambarkan jarak yang diminta pada buku masing-masing serta menuliskan

(1) Penyelenggaraan, pengelolaan dan pemberdayaan pasar yang dimiliki, dikuasai dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Teknik Peramalan Tingkat Penjualan Dengan Jaringan Saraf Tiruan.. Yogyakarta, Indonesia: Universitas

(Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai

Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Nomor Soal Jumlaha. Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan

Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara budgeting participation terhadap employee performance pada sektor jasa di

TEORI Variabel (Konsep [Simbol/Defini si} Variabel (Konsep [Simbol/Defini si} Variabel (Konsep [Simbol/Defini si} Variabel (Konsep [Simbol/Defini si} Relationship: Proposisi

Rekomendasi yang dapat terkait dengan hasil penelitian antara lain (1) diperlukan upaya untuk membuat usaha yang memiliki hubungan tidak terkait menjadi terkait,