• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGIRING OPINI PUBLIK

Dalam dokumen Peranan Media Dalam Pemenangan Jokowi-Jk (Halaman 95-100)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PERANAN METRO TV DALAM PEMENANGAN JOKOWI- JOKOWI-JK DI PILPRES INDONESIA TAHUN 2014

III.4. MENGGIRING OPINI PUBLIK

Opini publik adalah pendapat sekelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat seseorang dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa. Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority).Subyek opini publik adalah masalah baru yang

kontroversial dimana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama / gagasan baru.

Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori : pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi.

Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan. Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan. Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat di masyarakat.102

Metro Tv dalam hal ini telah melakukan pembentukan pendapat umum dalam menggiring opini, Salah satunya saluran yang paling ampuh dalam membentuk opini publik lewat komunikasi politik adalah media massa atau lebih khususnya adalah televisi. Karena dengan opini publik sebenarnya mempunyai kekuatan dalam mengubah sistem politik yang ada yaitu dengan upaya membangunkan sikap dan tindakan khalayak mengenai sebuah masalah politik dan/atau actor politik. Dalam kerangka ini media menyampaikan pembicaraan-pembicaraan politik kepada khalayak. Bentuk pembicaraan-pembicaraan politik tersebut

102

Januari 2014, Pukul 12.34 Wib

dalam media antara lain berupa teks atau berita politik yang lagi-lagi di dalamnya terdapat pilihan symbol politik dan fakta politik.

Iklan-iklan politik yang lahir saat ini adalah karena perkembangan politik Indonesia dewasa ini memang sepertinya menempatkan citra sebagai prioritas penting dalam mencari dukungan dan simpati publik. Hal ini juga dipicu oleh peran media yang telah sedemikian maju disbandingkan pada pemilu-pemilu sebelumnya. Pengadopsian sistem demokrasi dengan sistem multipartai di Indonesia mengaharuskan para pelaku politik bersaing ketat memperebutkan dukungan publik. Hal itu pada gilirannya membuat kegiatan komunikasi politik yang tidak hanya dibatasi pada saat kampanye saja, tetapi juga sepanjang waktu, seperti layaknya para produsen barang dan jasa memasarkan produknya.

Peranan Metro Tv dalam penggiringan opini Publik ini diperkuat oleh wawancara saya dengan Joni Pulungan yang merupakan salah satu Staff di bagian Periklanan Metro Tv yang mengatakan :103

Peranan Metro Tv ini dinilai sangat efektif lebih lanjut Tim Kampanye Jokowi-JK Sumatera Utara yang berasal dari PDI Perjuangan Bapak Sutarto mengatakan:

“Metro Tv bergerak dalam pengolahan dan penyebaran informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan keunggulan Jokowi_JK. Begitu pula dengan agenda politikyang dipersepsikan bahwa Jokowi-Jk akan menang mudah di Pilpres 2014. Metro Tv secara tidak langsung dijadikan sebagai pasukan yang siap melayani permintaan Tim Kampanye Jokowi-Jk. Sehingga tidak salah jika Iklan dan berita terkait dua calon presiden dan wakilnya yang berbeda-beda dan lebih mengedepankan kepenangan Jokowi-Jk. Agenda pemamngan Jokowi-Jk di 9 Juli lalu merupakan semacam agenda wajib Metro Tv dan terbukti hal ini sangat Efektif dalam pemenangan Jokowi-JK”.

104

103

Hasil Wawancara dengan Bapak Joni Pulungan yang merupakan Staff Periklanan Metro TV tanggal 12 Januari 2015

104

Hasil Wawancara dengan Sutarto yang merupakan Tim Kampanye Jokowi-JK tanggal 17 Januari 2015 di kantor DPD PDI Perjuangan

“Inilah yang membuat sebenarnya peranan Metro Tv dalam pemenangan Jokowi-Jk sangat Signifikan ditambah lagi Metro Tv menampilkan Hasil Quick Count yang mengunggulkan Jokowi-JK yang berasal dari lembaga seperti LSI, Saiful Muzani dan Cyrus. Walau menimbulkan banyak pertanyaan ketika masing-masing calon saling mendeklarasikan kemenangannya melalui Media yang menyokongnya. Padahal Lembaga survei yang dimintai melakukan perhitungan cepat hasil pemilu diberikan pembatasan maksimal dalam pengambilan sample. Dilema perbedaan hasil quickcount ketika media seperti Metro Tv dan Media lain sama-sama saling memberikan kadar informasi yang berbeda. Namun, Metro Tv secara tegas menegaskan bahwa dari hasil Survei Jokowi-JK telah memenangkan Pilpres 2014”

Proses Penggiringan Opini yang dilakukan oleh Metro Tv dilakukan secara sentral dari Pusat sampai Metro Tv di Daerah Proses Pertama melihat kepekaan audiens dalam partisipasi pemilu. Dimana ini berbeda dari tahun pemilu yang telah berlalu jika kebanyakan dari mereka melakukan golput. Sekarang mereka bersama-sama ikut berpartisipasi dalam menyuarakan pemilu. Rakyat Indonesia tersebar dari berbagai lapisan strata yang tingkatannya tidak bisa disamakan. Dengan demikian pola pikirnya pun juga berbeda celah ini yang diambil oleh Metro Tv dalam pemenangan Jokowi-JK..

Lebih Lanjut Ibu Muti yang merupakan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengatakakan: 105

“Proses Kampanye di Pilpres 201 yang lalu membuat Metro Tv mendapat perhatian Publik yang sangat kuat dimana Metro Tv dikerahkan secara tidak sadar menghipnotis audiens sehingga terciptalah kumpulan opini publik. Karena terus menerus mendapatkan terpaan media oleh sajian berita yang belum tentu dibenarkan malah seakan-akan memprovokasi pola pikir masyarakat sehingga menyebabkan keberpihakan rakyat dari pilihannya. Baik TV One dan Metro TV hampir melakukan hal yang sama. Metro Tv terkadang penuh rekayasa ibarat fatamorgana namun sebenarnya menyimpan seribu maksud didalamnya. Hanya saja masyarakat Indonesia mudah sekali terpengaruh dengan isu-isu apapun baik itu negatif atau positif tanpa menggunakan nalar apakah sebenarnya media berusaha menggiring opini publik atau

105

Hasil Wawancara dengan Ibu Mutia (Komisioner KPI SUMUT) di Kantor KPI Sumut Tanggal 20 Januari 2014.

menyampaikan informasi yang informatif. Metro Tv menampilkan hasil perhitungan quickcount yang berbeda dengan MNC, TV One, RCTI dan dua pasangan capres dan cawapres saling klaim kemenangan. Hasil quickcount tersebut menyebabkan satu sisi pengaruh provokatif kepada audiens. Sehingga karena stasiun televisi menampilkan hasil hitung cepat suara yang tak sama disamping keberpihakan beberapa media akhirnya KPI meminta pemberhentian penayangan hasil qiuckcount pada layar kaca yang sangat bertolak belakang. Namun menurut saya inilah Politik Modern dimana Media saling menampilkan kebenarannya

Metro TV kemudian mampu menembus seluruh lapisan masyarakat. Jika suatu masyarakat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil media mana yang selalu dipergunakannya secara tidak langsung serapan pengaruh melingkupi pikirannya. Belum lagi ketika Metro TV mengemasnya menjadi sajian pemberitaan yang seolah-olah fakta secara real dan menggiring opini publik. diperkuat dengan pemikirannya yang belum berkembang atau masih cenderung irrasional.

Inilah fenomena pesta demokrasi tahun 2014 sekaligus menjadi tahunnya media massa sebagai Sebuah Dinamika dan bagaiamana menyikapi pemberitaan dalam media massa mengenai pilpres, Metro Tv dalam Hal ini sangat sukses dalam memberi kemasan dalam penanyangan Iklan dan Berita yang mana hal ini diperkuat Oleh Wawancara saya dengan Ibu Suryani yang merupakan Warga yang memilih Jokowi-JK karena pengaruh pemberitaan Metro Tv yang mengatakan :106

“Sebenarnya sejak Maret 2014 yang lalu saya sudah menentukan pilihan saya kepada kepada Bapak Jokowi, karena saya melihat Jokowi adalah sosok yang merakyat, namun ketika masa kampanye saya sempat ragu akibat banyaknya pemberitaan bahwa Jokowi adalah “Calon Presiden Boneka” dari Media-media lain. Pemberitaan Metro Tv pada saat kampanye menguatkan pilihan

106

Wawancara dengan Ibu Suryani Warga Medan Sunggal yang memilih Jokowi_JK karena pemberitaan Metro Tv

sayadi Pilpres yang lalu, saya lebih suka menonton Metro Tv karena menampilkan blusukan Jokowi dan kerja-kerja Jokowi Selama ini”

Komentar Ibu Suryani menegaskan pilihan yang dibuat pada pilpres 2014 yang lalu, opini mengenai Jokowi-JK di Metro Tv semakin memantapkannya dalam memililih Jokowi-Jk di pilpres yang lalu.

Dalam dokumen Peranan Media Dalam Pemenangan Jokowi-Jk (Halaman 95-100)