JADWAL OPERASI UNIT PEMBANGKIT
6.2 Menghitung jadwal Operasi Unit pembangkit
Dynamic Programming merupakan suatu metode untuk mencari pilihan yang
optimum diantara beberapa alternatif yang bisa ditempuh. Jika dalam sistem terdapat n unit pembangkit termis yang siap operasi dan n unit ini akan dioperasikan menurut jalur subsistem yang telah dihitung, biaya start-stop unit pembangkit termis untuk
84
sementara tidak diperhitungkan dulu, maka formulasi optimasi biaya bahan bakar dengan metoda Dynamic Programming adalah sebagai berikut [11]:
ο· Jika ada dua unit yang masing-masing kurva biayanya diketahui, untuk melayani beban sistem tertentu besarnya dapat dicari kombinasi dari dua unit yang ada agar dicapai biaya bahan bakar yang minimum. Dari sini bisa disusun kurva biaya minimum untuk dua unit dalam menghadapi berbagai nilai beban sistem.
ο· Bila ada unit ke 3 dengn kurva biaya bahan bakar diketahui, maka dengan cara seperti tersebut di atas, kurva biaya minimum dua unit yang sudah didpat digabungkan dengan kurva biaya unit ke 3 untukmendapatkan kurva biaya minimum dengan 3 unit dalam sistem untuk menghadapi berbagai nilai beban sistem.begitu seterusnya dapat dilakukan hal yang serupa untuk unit ke 4 dan seterusnya sampai dengan unit ke n.
Secara matematis hal ini dinyatakan sebagai berikut [11]: πΉπ π₯ = πππ {πΊπ π¦ + πΉπβ1 π₯ β π¦ (6.2) Dimana :
πΉπ π₯ = biaya bahan bakar yang minimum dalam satuan biaya per satuan waktu (rupiah perjam) untuk n buah unit pembangkit dengan beban X MW.
πΊπ π¦ = biaya bahan bakar dalam rupiah per jam untuk unit ke n dengan bebas Y MW.
πΉπβ1 π₯ β π¦ = biaya bahan bakar yang minimum dari (n-1) unit pembangkit lainnya dengan beban (X-Y) MW.
Dengan batasan-batasan [11]:
ππ πππ β€ π β€ ππ πππ₯ (6.3) ππβ1 πππ β€ π β π β€ ππβ1 πππ₯ (6.4)
85
Dimana :
ππ πππ dan ππ πππ₯ masing-masing adalah batas minimum batas maksimum daribeban unit ke n.
ππβ1 πππ dan ππβ1 πππ₯ masing-masing adalah batas minimum dan batas maksimumdari beban (n-1) unit pembangkit yang lain.
Untuk bisa menyelesaikan persamaan (5.2) perlu diketahui kurva biaya bahan bakar masing-masing unit pembangkit. Kurva biaya bahan bakar setiap unit pembangkit dinyatakan oleh persamaan [11]:
πΊπ π = ππ2+ ππ2+ πΆ (6.5)
Dimana a, b dan c merupakan konstanta-konstanta. Dengan menggunakan persamaan (5.2) maka biaya bahan bakar setiap unit pembangkit untuk beban tertentu Y MW dapat dihitung. Dengan menggunakan kurva biaya tersebut di atas dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut [11]:
1. Dimulai dengan n = 1, yaitu apabila unit pembangkit berjumlah satu buah. Tidak ada pilihan lain maka beban sistem hanya dapat dilayani oleh satu-satunya unit pembangkit yang ada, sehingga biaya minimum dapat ditulis sebagai :
πΉ1 π₯ = πΊ1 π₯ (6.6) Dengan
π1 πππ < π < π1 πππ₯ (6.7)
Dimana π1 πππ dan π1 πππ₯ masing-masing adalah batas beban minimum dan batas beban maksimum dan satu-satunya unit pembangkit yang ada.
2. Kemudian diteruskan dengan n = 2.
πΉ2 π₯ = πππ πΊ2 π¦ + πΉ1 π₯ β π¦ (6.8)
86
a. Dipilih beban sistem X mulai dan nilai yang sekecil mungkin. Bagilah beban π₯ untuk unit pembangkit ke 1 sebesar π₯ β π¦ MW dan untuk unit-unit pembangkit ke 2 sebesar Y MW. Ubah-ubahlah nilai Y sehingga didapat nilai πΉ2 π₯ pada persamaan (5.9) yang minimum. Setelah nilai minimum ini ditemukan catatlah nilai π₯ β π¦ dan Y masing-masing sebagai beban unit ke 1 dan unit ke 2 untuk menghadapi beban sistem sebesar π₯ MW yang memberikan biaya bahan bakar minimum.
b. Pilihlah beban sistem π₯ yang lebih besar dan ulangilah porses perhitungan tersebut dalam butir 2.a.
c. Dengan melakukan proses perhitungan seperti tersebut dalam butir 2.a. dan 2.b. akhirnya persamaan (5.8) dapat dipecahkan, artinya komposisi beban unit 1 dan unit 2 yang menghasilkan biaya bahan bakar minimum untuk berbagai nilai beban sistem dapat ditemukan dan kita sebut sebagai πΉ2 π₯ .
3. Untuk n = 3
πΉ3 π₯ = πππ πΊ3 π¦ + πΉ2 π₯ β π¦ (6.9)
Pemecahan persamaaΓ± (5.9) adalah serupa dengan pemecahan persamaan (5.8) hanya saja perlu diingat bahwa πΉ2 π₯ β π¦ pada persamaan (5.9) didapat dari pemecahan persamaan (5.8).
4. Untuk n = 4, 5 dan seterusnya perhitungan dilakukan dengan cara serupa seperti tersebut dalam butir 2 dan butir 3, sehingga akhirnya perhitungan dapat diperluas untuk sistem yang terdiri dan n unit pembangkit.
Beberapa hal yang perlu dicatat dalam melakukan perhitungan tersebut diatas adalah [11]:
a. Harus selalu diingat adanya batas pembebanan minimum dan maksimum untuk setiap jumlah unit pembangkit.
b. Perhitungan hendaknya dimulai dengan unit pembangkit yang terkecil terlebih dahulu dan kemudian tentukan besarnya langkah kenaikan nilai X seperti yang
87
tersebut dalam butir 2.b. Dengan memperhatikan kemampuan minimum dan kemampuan maksimum dan unit pembangkit terkecil ini.
c. Biaya start stop unit pembangkit termis dapat ditambahkan setelah perhitungan biaya bahan bakar yang minimum ditemukan berdasarkan program jadwal operasi unit pembangkit (unit commitment). Biaya start stop ini relatif kecil jika dibandingkan dengan biaya bahan bakarnya sehingga penambahan biaya start stop umumnya tidak banyak memberi pengaruh terhadap jumlah biaya operasi.
Gambar berikut ini menindikasikan kurva biaya bahan bakar dari unit pembangkit sebagai fungsi beban[11]:
88
Daftar Pustaka
1. Choirul Saleh and T. Hidayat, Pengaturan Tegangan Pada Gardu Induk
Distribusi Pakis Malang Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Fuzzy Dynamic Programming. Elektro ELTEK 2012. Vol. 3, No. 1: p. 230-233.
2. Wilhelmina, Studi Aliran Daya, in Fakultas Teknik. 2008, Universitas Indonesia: Jakarta.
3. Muchsin, I., Sistem Tenaga Listrik, in Elektronika dan TTL.
4. Lukas Santoro and Yuningtyastuti PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA
GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK.
5. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), Pelatihan O&M Relai Proteksi Gardu
Induk, PT. PLN Persero, Editor. 2005: Jakarta.
6. Subiyanto, Simulasi Optimisasi Aliran Daya Sistem Tenaga Listrik Sebagai
pendekatan efisiensi biaya operasi. Jurnal Teknik Elektro, 2010. Vol. 2 No.2: p.
88-94.
7. Alief Rakhman Mukhtar (2010) Penjadualan Pembangkit Hidro-Thermal
Menggunakan Metode Dynamic Programming.
8. Arismunandar A and Kuwara, Teknik Tenaga Listrik. 2000: Pradnya Paramita.
9. Hadi Sasono, Pembagian Beban Generator 2000: Pradnya Paramita.
10. Erline Luciana, Tedjo Sukmadi, and S. Handoko, Simulasi Perhitungan
Pembebanan Ekonomis Pada Pusat Listrik Tenaga Diesel Dengan Metode Dynamic Programming. 2009, Fakultas Teknik Universitas Dipanegoro:
Semarang.
11. Djiteng Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik. 2006, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
89
12. Marwan, Smart Grid-Demand side response model to mitigate price and peak
impact on the electrical system, in Scince and engineering faculty. 2013,
Queensland University of Technology: Brisbane.
13. Nguyen, D.T. Demand response for domestic and small business consumers: A
new challenge. in Transmission and Distribution Conference and Exposition IEEE PES. 2010.
14. Australian Energy Market Operator, Current Trading Interval Price and Demand
Graph Queensland, Australian Energy Market Operator, Editor. 2012.
15. Anwar Peranginangin, Optimasi Influence Range Algoritma Fuzzy Substractive
Clustering Untuk Peramalan Beban Dasar dan Beban Harian Puncak in Teknik Elektro. 2012, Universitas Pendidikan Indonesia: Jakarta.
16. M. Syafruddin, Lukmanul Hakim, and D. Despa, Metode Regresi Linier untuk
Prediksi KebutuhanEnergi Listrik Jangka Panjang (Studi Kasus Provinsi Lampung), in Teknik Elektro. 2007, Universitas Lampung.
17. Yuningsih Akili and Y. Mohamad, Analisa Perkiraan Energi Menggunakan
Metode Koefisien Energi (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo.
ELECTRICHSAN, , 2014. VOL. 1, NO.1, .
18. Maryantho Masarrang, Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek dI Kota Palu
Dengan Metode Logika Fuzzy. Jurnal Inovtek, 2012. Volume 2, No 1: p. Pages
29-35.
19. A.Taupik Rahman, Nasrun Hariyanto, and S. Anwari, Peramalan Beban Puncak
Jangka Pendek Khusus Hari Libur Nasional Berbasis Algoritma Fuzzy Subtractive Clustering, Studi Kasus di Jawa β Bali. Jurnal Reka Elkomika, 2014.
90
20. Kafahri Arya Hamidie, Metode Keofisien Energi Untuk Peramalan Beban Listrik
Jangka Pendek Pada Jaringan Jawa Madura Bali, in Fakultas Teknik. 2011,
Universitas Indonesia: Jakarta.
21. Siang, J., Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemogramannya dengan MATLAB. 2004, Yogyakarta: Andi.
22. Sunandar, A., Prakiraan Beban Listrik Jangka Pendek Menggunakan Fuzzy
Subtractive Clustering, in Teknik Elektro. 2005, UPI: Bandung.
23. Siti Saodah, Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Berdasarkan
Saidi dan Saifi in Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi. 2008, IST
AKPRIND: Yogyakarta.
24. Wiwied Putra Perdana, Rini Nur Hasanah, and H.S. Dachlan, Evaluasi
Keandalan Sistem Tenaga Listrik Pada Jaringan Distribusi Primer Tipe Radial Gardu Induk Blimbing EECCIS 2009. Vol. III, No. 1.
25. Agung Yanuar Wirapraja, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, and A. Soeprijanto, Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya
Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling. JURNAL TEKNIK POMITS
2012. Vol. 1, No. 1, .
26. Wood, Allen J, and Bruce., Power Generation Operation And Control. 1984. , New York: John Wiley & Sons, Inc.
27. Stevenson and William., Analisis Sistem Tenaga Listrik (Edisi Keempat). 1984, Jakarta: Erlangga.
28. Khairudin Syah, Harry Soekotjo Dachlan, and M. Shidiq, Economic Dispatch
Pembangkit Menggunakan Metode Constriction Factor Particle Swarm Optimization (CFPSO). Jurnal Inovtek, , 2012. Volume 2, No 1: p. hlmn 20-28.
91
29. AM Ilyas, Optimisasi Economic Dispatch Pembangkit Termal Sistem 500kV
Jawa Bali Menggunakan Modified Improved Particle Swarm Optimization (MIPSO). 2010, Surabaya.