• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

NAMA R.M TRI CIPTO S.

R. M TRI CIPTO S.

5.2.2.3. Mengidentifikasi bahaya (Hazard Identification)

a. Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Sterilizer (Sterilizer Station).

Adapun identifikasi bahaya pada aktivitas kerja penarikan lorry ke sterilizer pada stasiun sterilizer (Sterilizer Station) dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 1. Operator menarik kabel sling dari winch 4

dan memasang hook kabel sling ke lorry paling akhir yang keluar dari tippler, kemudian operator kembali ke winch 4.

 Operator tidak memperhatikan langkah saat membawa kabel sling.

 Kabel sling dan hook yang berat.

Lantai disekitar track lorry licin.

 Operator harus memakai alat bantu rantai untuk mengikat lorry-lorry yang tidak memiliki gandengan.

 Saat operator menarik kabel sling dan hook, keseimbangan operator dapat hilang sehingga dapat terpeleset dan terjatuh.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

 Rantai dapat terputus dan mengenai operator.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 2. Operator melakukan penarikan lorry

menggunakan winch 4 dengan menekan tombol :

- Tombol atas untuk menarik kabel sling. - Tombol bawah untuk menghentikan

penarikan.

 Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 3. Operator winch 4 melepas hook dari

cantolan, kemudian menarik kabel sling dari winch 1 dan memasang hook kabel sling ke

lorry yang berada di tengah.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan dan memasang hook.

Lantai disekitar track lorry licin.

 Lantai disekitar pengisian FFB banyak terdapat brondolan yang terjatuh.

 Operator harus memakai alat bantu rantai untuk mengikat lorry-lorry yang tidak memiliki gandengan.

Saat melepaskan dan memasang hook disekitar track yang licin dapat mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

 Saat operator menarik kabel sling dan hook, dapat mengakibatkan terpeleset dan terjatuh.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

 Rantai dapat terputus dan mengenai operator.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 4. Operator winch 1 melakukan penarikan

dengan winch 1 hingga lorry penuh.

 Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

5. Operator winch 4 melepaskan hook dan membawa, kemudian memasangnya ke lorry paling akhir.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan dan memasang hook.

Lantai disekitar track lorry licin.

 Lantai disekitar pengisian FFB banyak terdapat brondolan yang terjatuh.

 Operator harus memakai alat bantu rantai untuk mengikat lorry-lorry yang

Saat melepaskan dan memasang hook disekitar track yang licin dapat mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

Saat menarik kabel sling dan hook, keseimbangan operator dapat hilang sehingga dapat terpeleset dan terjatuh.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya

tidak memiliki gandengan.  Cidera pada otot punggung dan pinggang.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

6. Operator winch 1 melakukan penarikan dengan winch 1 menuju transfer carriage.

• Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

• Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

7. Operator transfer carriage melepaskan hook dan membawanya, kemudian memasangnya ke lorry yang berada paling depan.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan dan memasang hook.

Lantai disekitar track lorry licin.

 Operator saat melepaskan dan memasang hook disekitar track yang licin dapat

mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

8. Operator winch 1 melakukan penarikan dengan winch 1.

• Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

• Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 9. Operator transfer carriage melepaskan hook

dan melakukan pemindahan jalur (track) dengan tombol :

- Track 1, untuk memilih jalur dari loading ramp.

- Track 2, untuk memilih jalur sterilizer 1. - Track 3, untuk memilih jalur sterilizer 2. - Push Dock, untuk mendorong lorry keluar

dari transfer carriage.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan hook.

 Posisi operator berada diantara lorry dan panel transfer carriage.

Lantai disekitar track lorry pada transfer carriage dalam keadaan licin.

 Posisi sempit yang berada diantara lorry dan panel transfer carriage dapat menjepit operator.

 Operator bisa terpeleset dan kepala operator menghantuk lorry.

10. Operator transfer carriage mengeluarkan lorry dengan menekan tombol Push Dock.

Operator harus memakai alat bantu batangan besi pada push dock agar lorry dapat keluar dari transfer carriage.

Lorry dapat tergelincir saat berpindah dari track transfer carriage ke track sterilizer hingga dapat terjatuh.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 11. Operator winch 1 menarik kabel sling dari

winch 2 dan membawa, kemudian memasang hook ke lorry dari tranfer carriage.

Posisi operator membungkuk ketika menarik kabel sling.

 Cidera pada otot punggung dan pinggang.

 Operator bisa terpeleset dan kepala operator menghantuk lorry.

12. Operator winch 1 melakukan penarikan dengan winch 2.

 Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 13. Operator winch 1 melepas hook dari

cantolan, kemudian operator kembali ke winch 1.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan dan memasang hook.

Lantai disekitar track lorry licin.

 Operator saat melepaskan dan memasang hook harus membungkuk dilantai sekitar track yang licin sehingga dapat mengakibatkan operator terpeleset ataupun kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

14. Operator winch 3 menarik dan membawa kabel sling dari winch 3, kemudian memasang hook ke lorry yang berada paling akhir.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan dan memasang hook.

Lantai disekitar track lorry licin.

Saat melepaskan dan memasang hook disekitar track yang licin dapat mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 15. Operator winch 3 melakukan penarikan

dengan winch 3.

 Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

16. Operator winch 3 membuka pintu sterilizer dan menurunkan jembatan sterilizer (cantilever) dengan tombol :

- Door Open, untuk membuka pintu sterilizer.

- Bridge Lower, untuk menurunkan jembatan sterilizer.

Pengukur tekanan sterilizer yang kecil dan berada diatas sterilizer dan berjarak ± 3 m dari panel control.

Saat membuka pintu sterilizer, operator beresiko terkena tekanan dari dalam sterilizer.

Tabel 5.6. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Penarikan Lorry ke Sterilizer (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 17. Operator winch 3 menarik lorry ke dalam

sterilizer dengan winch 3.

 Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling berada di luar jangkauan operator.

 Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

18. Operator winch 3 mendorong lorry ke dalam sterilizer dan mengangkat jembatan serta menutup pintu sterilizer dengan tombol : - Push Dock, untuk mendorong lorry ke

dalam sterilizer.

- Door Close, untuk menutup pintu sterilizer.

- Bridge Close, untuk menaikkan jembatan sterilizer.

Operator memastikan posisi lorry agar tidak menghalang pintu sterilizer dengan cara berada diantara lorry dan pintu sterilizer dan diatas jembatan sterilizer.

Operator dapat terpeleset dan terjatuh dari jembatan sterilizer.

b. Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser (Threser Station).

Adapun identifikasi bahaya pada aktivitas pekerjaan pada stasiun threser (Threser Station) dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 1. Operator sterilizer membuka pintu sterilizer

dan menurunkan jembatan sterilizer (cantilever) dengan tombol :

- Bridge Lower, untuk menurunkan jembatan sterilizer.

- Door Open, untuk membuka pintu sterilizer.

- Push Dock, untuk mendorong keluar lorry dari sterilizer.

Pengukur tekanan sterilizer yang kecil dan berada diatas sterilizer dan berjarak ± 4 m dari panel control.

Saat membuka pintu sterilizer, operator beresiko terkena tekanan dari dalam sterilizer.

Tabel 5.7. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 2. Operator winch 6 menarik dan membawa

kabel sling dari winch 6, kemudian memasang hook ke lorry yang keluar dari sterilizer.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan dan memasang hook.

Lantai disekitar track lorry licin.

Saat melepaskan dan memasang hook disekitar track yang licin dapat mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

 Cidera pada otot punggung dan pinggang. 3. Operator winch 6 melakukan penarikan

dengan winch 6 menuju transfer carriage dengan menekan tombol :

- Tombol hijau untuk menarik kabel sling. - Tombol merah untuk menghentikan

penarikan.

• Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

• Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling pada bollard berada di luar jangkauan operator.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

Tabel 5.7. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 4. Operator transfer carriage melepaskan hook

dan melakukan pemindahan jalur (track) menuju tippler gate dengan tombol :

- Track 1, untuk memilih jalur sterilizer 2. - Track 2, untuk memilih jalur sterilizer 1. - Track 3, untuk memilih jalur tippler gate.

 Operator harus membungkuk ketika melepaskan hook.

 Posisi operator berada diantara lorry dan panel transfer carriage.

 Posisi sempit yang berada diantara lorry dan panel transfer carriage dapat menjepit operator.

 Operator bisa terpeleset dan mengakibatkan kepala operator menghantuk lorry.

5. Operator winch 5 menarik kabel sling dari winch 5 dan membawa hook menuju transfer

carriage.

 Operator harus membungkuk ketika menarik hook dari winch.

Lantai disekitar track lorry licin.

Saat menarik hook disekitar track yang licin dapat mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

Tabel 5.7. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 6. Operator transfer carriage memasang hook

dari winch 5 ke lorry di tranfer carriage.

 Operator harus membungkuk ketika memasang hook pada lorry.

Lantai disekitar track lorry licin.

Saat memasang hook disekitar track yang licin pada transfer carriage dapat mengakibatkan operator terpeleset dan kepala operator dapat terhantuk pada lorry.

 Tangan operator dapat tertusuk serabut kabel sling.

7. Operator winch 5 melakukan penarikan dengan winch 5 menuju tippler gate.

 Tuas pengatur susunan gulungan kabel sling berada di luar jangkauan operator.

 Operator tidak terlindungi dari kabel sling yang tegang.

 Cantolan hook yang patah dapat mengakibatkan hook terlepas dan terlempar ke arah operator yang ada disekitar.

 Kabel sling yang putus dapat menyambar operator.

Tabel 5.7. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 8. Operator tippler memastikan secara visual

posisi lorry pada tippler gate.

Lantai disekitar tippler gate licin dan kotor.

 Operator dipengaruhi oleh kebisingan mesin threser.

 Saat operator memastikan posisi lorry di dalam tippler, operator dapat tergelincir dan terjatuh.

 Kebisingan mesin threser dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

9. Operator tippler melakukan pemutaran lorry sebesar 360° pada tippler gate dengan menekan tombol :

- Tombol hijau untuk melakukan perputaran.

- Tombol merah untuk menghentikan perputaran.

Operator dipengaruhi oleh kebisingan mesin threser.

Kebisingan mesin threser dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

Tabel 5.7. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Threser (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 10. Operator threser mengawasi opaerasi kerja

mesin threser.

 Lantai disekitar mesin threser licin.

 Operator dipengaruhi oleh kebisingan mesin threser.

 Saat operator mengawasi operasi kerja mesin threser, operator dapat tergelincir dan terjatuh.

 Kebisingan mesin threser dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

c. Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Kernel (Kernel Station).

Adapun identifikasi bahaya pada aktivitas pekerjaan pada stasiun threser (Threser Station) dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Kernel

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 1. Operator CBC (Cake Breaker Conveyor)

melakukan pengawasan proses pemisahan serabut dari nut pada CBC.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

Operator tidak memakai earplug yang disediakan perusahaan.

• Kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

2. Operator depericarper mengawasi jalannya depericarper drum.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

Operator tidak memakai earplug yang disediakan perusahaan.

• Kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

3. Operator nut grading drum memastikan pengiriman dan pemasukkan nut dari penampungan nut ke grading drum dilakukan secara merata.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

• Berada dekat dengan bahan CaCO3

untuk claybath.

Operator tidak memakai earplug dan dust masker yang disediakan perusahaan.

• Kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

Tabel 5.8. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Kernel (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 4. Operator winnower memastikan sistem

pemisah kernel dijalankan sebelum pemecahan nut (ripple mill) dijalankan.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

Operator tidak memakai earplug yang disediakan perusahaan.

• Kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

5. Operator ripple mill mengawasi pemasukkan nut ke dalam ripple mill secara dilakukan

secara merata.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

Lantai dipenuhi oleh nut yang berasal dari nut hopper.

Ripple mill berada dekat dengan timbunan fiber.

Operator tidak memakai earplug dan kacamata pelindung yang disediakan perusahaan.

• Pengaruh kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

• Kaki operator bisa tergelincir dan terjatuh.

• Serbuk fiber dapat terhirup operator.

Nut yang keluar dari nut hopper dapat mengenai mata operator.

Tabel 5.8. Identifikasi Bahaya Aktivitas Kerja Operator pada Stasiun Kernel (Lanjutan)

No. Urutan Langkah-langkah Pekerjaan Kondisi Aktual Identifikasi Potensi Bahaya 6. Operator ripple mill memeriksa pecahan

campuran yang dihasilkan pada ripple mill.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

Lantai dipenuhi oleh nut yang berasal dari nut hopper.

Ripple mill berada dekat dengan timbunan fiber.

Operator tidak memakai earplug dan kacamata pelindung yang disediakan perusahaan.

• Pengaruh kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

• Kaki operator bisa tergelincir dan terjatuh.

• Serbuk fiber dapat terhirup operator.

Pecahan nut yang keluar dari ripple mill dapat mengenai mata operator.

7. Operator claybath melakukan pengawasan proses pengolahan nut pada claybath.

• Tingkat kebisingan melewati 85 dBA.

• Berada dekat dengan bahan CaCO3

untuk claybath.

• Pengaruh kebisingan dalam waktu jangka panjang dapat merusak kemampuan pendengaran operator.

Dokumen terkait