• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

Sasaran 1 “Meningkatnya Usia Harapan Hidup”

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya Meningkatnya Usia Harapan Hidup dengan 38 (Tiga Puluh Delapan) Indikator kinerja sasaran dengan rata-rata capaian indikator sasaran sebesar 95.21 % dengan predikat Sangat baik

Adapun indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran tersebut, adalah sebagai berikut :

1. Usia Harapan Hidup

Target tahun 2016 yaitu 70 tahun yang terealisasi 68.31 tahun maka nilai capaian indikator sebesar 97,59 % yang berarti pencapaian indicator ini adalah sangat baik.

Realisasi tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 mengalami kenaikan 0,10 tahun menjadi 68,31 tahun. Realisasi tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,21 tahun yaitu angka usia harapan hidup sebesar 68.21 tahun, akan tetapi pada realisasi tahun 2014 mengalami penurunan 0,84 tahun dari realisasi tahun 2013 yaitu sebesar 68,84 tahun.

Perbaikan derajat kesehatan memberikan korelasi positif terhadap usia harapan hidup.

Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (74 tahun) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan persentase tingkat pencapaian 92.31%. Dalam hal ini SKPD pesimis untuk mecapai target pada akhir Renstra.

2. Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin

Target tahun 2016 sama dengan target SPM sebesar 100 % terealisasi 57.5 %, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 57.5 %, dengan ketegori rendah. Jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin disarana kesehatan strata 1 sebanyak 180.638 orang, sedangkan jumlah seluruh masyarakat miskin sebanyak 314.031 orang.

Hal ini disebabkan adanya program pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program Jaminan Kesehatan Sumsel Semesta. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (100%) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan persentase tingkat pencapaian 57.5 %. Dalam hal ini SKPD sangat optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

3. Persentase Penduduk (Termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan.

Target tahun 2016 sebesar 100 % terealisasi 98.2 %, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 98.2 %, dengan ketegori sangat baik. Jumlah penduduk yang memiliki jaminan sebanyak 796.894 orang, sedangkan jumlah seluruh masyarakat miskin sebanyak 822.575 orang.

Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 tidak terjadi perubahan. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (100%) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan persentase tingkat pencapaian 98.20 %. Dalam hal ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indicator ini adalah adanya program pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program Jaminan Kesehatan Sumsel Semesta.

a. Kriteria masyarakat miskin tidak relavan untuk layanan kesehatan sebab kriteria miskin sangat relatif. Batas antara yang miskin dan yang tidak miskin sangat tipis sehingga di lapangan sering timbul berbagai masalah elijibilitas (berhak tidaknya suatu keluarga mendapatkan kartu Jamkesmas atau mendapat pembebasan biaya berobat).

b. Masyarakat merasa bahwa pelayanan kurang optimal

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Kelengkapan surat keterangan tidak mampu dari masyarakat hampir miskin, miskin, dan sangat miskin yang ditentukan berdasarkan garis kemiskinan yaitu berdasarkan angka rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulan per kapita.

b. Perlunya prosedur layanan agar biaya dapat dikendalikan dan dana yang terkumpul dari iuran wajib dapat mencukupi untuk menyediakan jaminan bagi seluruh peserta. Dalam hal seluruh rakyat sudah menjadi peserta, maka peserta adalah seluruh rakyat

c. Meningkatkan pelayanan secara optimal dengan fasilitas yang memadai dan sumber daya manusia yang berkompeten.

4. Jumlah Puskesmas yang mendapatan bantuan operasional kesehatan dan menyelenggarakan Lokakarya mini untuk menunjang pencapaian Standart Kesehatan Minimal (SPM).

Target tahun 2016 sejumlah 31 puskesmas terealisasi 32 puskesmas, dengan nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 103,23 %, dengan ketegori sangat baik.

Pada tahun 2016 ini, ada penambahan satu puskesmas baru, sehingga jumlah Puskesmas di Kabupaten Banyuasin menjadi 32 Puskesmas. Seluruh Puskemas ini mendapatkan dana bantuan dari program pemerintah untuk menunjang kegiatan operasionalnya yaitu Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) baik Dana APBN ataupun Dana APBD. Dan juga telah menyelanggarakan Lokakarya Mini setiap bulannya untuk menunjang pencapaian Standart Pelayanan Minimal (SPM).

5. Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin

Target tahun 2016 sejumlah 31 puskesmas terealisasi 32 puskesmas, maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 103,23 %, dengan ketegori sangat baik. Hal ini didukung dengan adanya penyelenggaraan program pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program Jaminan Kesehatan Sumsel Semesta sehingga adanya jaminan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Puskemas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama milik pemerintah berkewajiban mendukung program pemerintah dalam menyelenggarakan JKN dan Program Jaminan Kesehatan Sumsel Semesta yang memberikan jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin memiliki arti penting karena tiga alasan pokok, yaitu:

1. Menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah mutlak mengingat kematian bayi dan kematian balita terjadi lebih tinggi jika dibandingkan pada keluarga tidak miskin

2. Untuk kepentingan politis nasional yaitu menjaga keutuhan integrasi bangsa dengan meningkatkan upaya pembangunan ( termasuk kesehatan ) di daerah miskin dan kepentingan politis internasional untuk menggalang kebersamaan dalam memenuhi komitmen global untuk menurunkan kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi masyarakat miskin

3. Jika kesehatan penduduk baik, pertumbuhan ekonomi akan menjadi baik pula. Dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil

6. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

Target tahun 2016 sebesar 100% terealisasi 100% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan ketegori sangat baik. Dengan Jumlah obat dan vaksin yang tersedia sebanyak 132 item dan jumlah obat yang dibutuhkan sebesar 132 item.

meningkatnya cakupan pemberian obat secara rasional di sarana pelayanan kesehatan sebagai berikut :

a. Sistem pengelolaan manajemen obat di sarana pelayanan kesehatan yang semakin baik.

b. Tingkat kepatuhan petugas untuk memberikan informasi obat lebih jelas dan rasional.

Hambatan/masalah:

a. Fluktuasi penggunaaan obat tidak sesuai dengan prediksi yang telah direncanakan.

b. Persediaan obat program (Vaksin, TBC) oleh pemerintah pusat untuk program tertentu ada keterlambatan dalam pengiriman.

Strategi/upaya pemecahan:

a. Meningkatkan sistem perencanan obat terpadu Puskesmas dengan mempertimbangkan prediksi pola penyakit.

b. Koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi untuk menjamin ketersediaan obat program.

c. Meningkatkan manajemen pengelolaan obat di UPT d. Meningkatkan pengawasan penggunaan obat di sarana.

Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi penurunan dari 101,50% menjadi 100%. Jika dicermati lebih lanjut dapat diketahui bahwa keadaan ini bukanlah suatu penurunan dikarenakan peningkatan kemampuan Dinas Kesehatan dalam menyediakan kebutuhan obat dan vaksin mengalami peningkatan sehingga semua nya terpenuhi dengan baik. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (100%) bila dibandingkan realisasi capaian sampai dengan tahun 2016 (100%), maka dengan ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

7. Persentase Rumah Sehat yang memiliki TOGA

Target tahun 2016 sebesar 90% terealisasi 100% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan ketegori sangat baik. Jumlah rumah sehat yang memiliki TOGA sebanyak 130.256 rumah dan jumlah rumah sebanyak 240.776 rumah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pencapaian sasaran Persentase Rumah Sehat yang memiliki TOGA sebagai berikut :

a. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melalui pemanfaatan tanaman obat.

b. Meningkatnya pengetahuan masyarakat desa khususnya tentang tanaman obat yang diperlukan untuk pengobatan sendiri

c. Meningkatnya pengetahuan masyarakat desa khususnya untuk mebedakan antara penyakit yang harus diobati segera ke puskesmas dan penyakitnya yang dapat diobati sendiri

d. Meningkatnya pengetahuan masyarakat desa khususnya tentang tanaman obat dan manfaatnya dalam pelayanan kesehatan.

Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun 2015 terjadi penurunan dari 88.34% menjadi 54%. Hal ini lebih disebabkan pemahaman masyarakat mulai menurun akan pentingnya obat tradisional untuk kesehatan sebagai obat keluarga. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (90%) bila dibandingkan realisasi capaian sampai dengan tahun 2016 (60%), maka dengan ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra

8. Tingkat Peredaran Obat dan Makanan yang sesuai dengan standar Kesehatan Target tahun 2016 sebesar 100% terealisasi 100% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan ketegori sangat baik. Dengan Jumlah Sampel yang sesuai standar kesehatan sebanyak 149 sampel dan jumlah semua sampel.sebanyak 149 sampel.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah Semakin berkembangnya pola prilaku hidup sehat maka dalam diri pelajar di lingkungan sekolah dan dimasyarakat terutama para pedagang yang memperjualbelikan pangan di sekolah-sekolahan mengurangi/tidak menggunakan bahan berbahaya pada jajanan anak.

Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi peningkatan dari 85, 2% menjadi 100%. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (100%) bila dibandingkan realisasi capaian sampai dengan tahun 2016 (100%), maka dengan ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

Target tahun 2016 sebesar 100% terealisasi 100% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan ketegori sangat baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indicator ini adalah sebagai berikut :

a. Menurunnya kasus kesakitan, kematian akibat penyakit yang mewabah di Kabupaten Banyuasin

b. Tertanggulanginya Kasus Penyakit menular c. Peningkatan kebersihan di daerah endemis

d. Menggalang kemitraan dengan lintas sector, program dan semua pihak terkait

e. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Hambatan/masalah :

a. Data surveilans tidak dianalisis b. Feedback ke sumber jarang c. Banyak beban pada sumber data

d. Sumber data kurang mendapat perhatian

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Monitorong dan evaluasi ke puskesmas dimanfaatkan untuk mengadakan bimtek pada kegiatan pelayanan pencegan da penanggulangan penyakit menular.

b. Meningkatkan mutu data dan informasi epidemiologi c. Peningkatan profesionalisme tenaga epidemiologi

d. Pengembangan system survailans yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing tingkat administrasi

diharapkan keberhasilan dari indikator Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Menular dapat terus dipertahankan.

10. Penderita DBD yang ditangani

Target tahun 2016 sebesar 100 % terealisasi 100% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan ketegori sangat baik. Jumlah penderita DBD yang ditangani sebanyak 589 orang sedangkan jumlah penderita DBD yang ditemukan sebanyak 589 orang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah sebagai berikut :

a. Telah dilakukannya usaha memberantas penyebaran penyakit DBD di wilayah kerja endemis dengan menggerakan kader jumatik

b. Menurunnya angka kasus penyakit DBD dengan mengaktifkan Pokjanal DBD yang melibatkan kerjasama lintas sektoral terkait

c. Meningkatnya kemitraan dengan lintas sektoral, program dan semua pihak terkait

d. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Hambatan/masalah :

a. Masih banyak penyebaran penyakit DBD terutama di daerah endemis

b. Upaya memberantas penyebaran penyakit DBD di wilayah kerja puskesmas endemis yang ada di Kabupaten Banyuasin dengan bekerjasama dengan unit surveilens terkait masih belum terpadu

c. Kemitraan dengan lintas sektor, program dan dengansemua pihak terkait belum efektif dan efisien

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Mencegah penyebaran penyakait DBD terutama daerah endemis dengan meningkatkan kebersihan lingkungan

b. Usaha memberantas penyebaran penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas endemis, potensial yang ada di Kabupaten Banyuasin dengan menggerakan kader jumatik

c. Usaha menurunkan angka kasus penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas dalam Kabupaten Banyuasin dengan mengaktifkan pokjanal DBD yang melibatkan kerjasama lintas sektor terkait

d. Menggalang serta meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor, program dan semua pihak terkait.

e. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kabupaten banyuasin khususnya dan Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya.

Pencapaian terget Tahun 2016 bila dibanding Tahun 2015 adalah tetap begitu pula dengan target SPM (100%). Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (100%) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan

mencapai target pada akhir Renstra.

11. Angka Penemuan Kasus malaria per 1.000 penduduk

Target tahun 2016 sebesar 1/1.000 dan dengan realisasi sebesar 0 dari 1000 penduduk maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan kategori sangat baik. Tidak ada penderita yang ditemukan dengan jumlah penduduk yang berisiko sebanyak 822.575 orang

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indikator ini adalah sebagai berikut :

a. Menurunnya kasus kesakitan, kematian akibat penyakit malaria b. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah c. Meningkatnya derajat kesehatan di Kabuapten Banyuasin

Hambatan/masalah : Dalam hal ini kasus penyakit malaria yang ada

dipuskemas masih berupa data klinis sebagian besar belum dikonfirmasi dengan laboratorium,

Strategi/Upaya Pemecahan : solusi alternative yang telah dilakukan yaitu

usaha crosschek dengan laboratorium terutama untuk wilayah kerja Puskesmas Perairan. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016. Dalam hal ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

12. Persentase kasus Baru TB paru (BTA Positif) yang ditemukan

Target tahun 2016 sebesar 70 % terealisasi 47.5% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 67.86 %, dengan ketegori sedang. Jumlah penderita TB Paru BTA positif yang ditemukan sebanyak 626 orang sedangkan jumlah penderita jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif adalah sebanyak 1316 orang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian indicator ini adalah sebagai berikut :

a. Keteraturan minum OAT Suplemen pendukung seperti PMT dan multivitamin, Follow up pasien

c. Frekuensi pelaksanaan RVS dan kontak serumah oleh petugas Puskesmas meningkat

Hambatan/masalah :

a. Masih ada penderita yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan sehingga tidak bisa dikategorikan sembuh

b. Masih ada kualitas sediaan dahak yang kurang baik, dan ada kesalahan baca setelah di crosscek ke BBLK karena petugas lab belum terlatih

c. Masih kurangnya fasilitas labor (reagensia, slide, rak pewarnaan lapu spritus). Seperti mikroskop belum semua puskesmas memiliki terutama didaerah yang sulit sehingga pengobatan TB banyak diobati berdasarkan kliniis dan sulit memantau perkembangan kemajuan pengobatan

d. Rendahnya motivasi petugas dikarenakan bosan atau jenuh

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Evaluasi kegiatan rutin setiap bulan.

b. Mengadakan bahan laboratorium dan mikroskop untuk keperluan pelaksanaan program strategi DOTS baik dari Dinkes Provinsi Sumatera Selatan maupun Dinkes Kabupaten Banyuasin

c. Memberikan reward kepada petugas baik secara moril maupun materil Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi penurunan dari 57.14% menjadi 47.5 %. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (70%) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan persentase tingkat pencapaian 67.86 %. Dalam hal ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra

13. Persentase Kasus Baru TB Paru ( BTA Positif) yang disembuhkan

Target tahun 2016 sebesar 88% terealisasi 93.43% maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 106.17 %, dengan ketegori sangat baik. Jumlah pasien baru TB BTA positif yang menyelesaikan pengobatan sebanyak 712 orang sedangkan jumlah pasien baru TB BTA positif yang diobati sebanyak 762 orang.

a. Masih ada penderita TB yang didiagnosa tidak dengan pemeriksaan dahak di laboratorium (hanya dengan foto rontgen) sehingga tidak menambah angka CDR

b. Sering terjadi keterlambatan dan ketidaklengkapan pelaporan dengan alasan kondisi geografis fasyankes yang sulit

c. Masih banyaknya petugas yang pindah menyebabkan bnyak petugas yang baru dan belum dilatih sehingga dalam melakukan penjaringan suspek mengalami hambatan

d. Terbatasnya dana yang tersedia sehingga penjaringan penderita yang dilakukan tidak bisa di setiap desa

e. Masih ada petugas TB dan petugas laboratorium fasyankes yang belum dilatih sehingga pengetahuan tentang program TB masih minim

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Evaluasi kegiatan rutin setiap bulan.

b. Mengadakan bahan laboratorium dan mikroskop untuk keperluan pelaksanaan program strategi DOTS baik dari Dinkes Provinsi Sumatera Selatan maupun Dinkes Kabupaten Banyuasin

c. Memberikan reward kepada petugas baik secara moril maupun materil Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi peningkatan dari 91 menjadi 93.43%. target dari SPM (70%) sudah bisa terpenuhi untuk tahun ini. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (88%) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan persentase tingkat pencapaian 106.17 %. Dalam hal ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

14. Persentase Kasus Baru TB Paru per 100.000 penduduk

Target tahun 2016 sebesar 216/ 100.000 terealisasi 91/100.00 maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 216.58 % dengan ketegori sangat baik. Jumlah Penderita baru dan lama TB Paru BTA Positif yang ditemukan sebanyak 752 orang sedangkan jumlah penduduk sebanyak 822.575 orang.

Hambatan/masalah :

a. Masih ada penderita TB yang didiagnosa tidak dengan pemeriksaan dahak di laboratorium (hanya dengan foto rontgen) sehingga tidak menambah angka CDR

b. Sering terjadi keterlambatan dan ketidaklengkapan pelaporan dengan alasan kondisi geografis fasyankes yang sulit

c. Terbatasnya dana yang tersedia sehingga penjaringan penderita yang dilakukan tidak bisa di setiap desa

d. Masih ada petugas TB dan petugas laboratorium fasyankes yang belum dilatih sehingga pengetahuan tentang program TB masih minim

e. Masih ada penderita yang tidak ada hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan sehingga tidak bisa dikategorikan sembuh

f. Masih ada kualitas sediaan dahak yang kurang baik, dan ada kesalahan baca setelah di crosscek ke BBLK karena petugas lab belum terlatih

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Evaluasi kegiatan rutin setiap bulan

b. Mengadakan bahan labor dan mikroskop untuk keperluan pelaksanaan program strategi DOTS baik dari Dinkes Provinsi Sumatera Selatan maupun Dinkes Kabupaten Banyuasin

c. Memberikan reward kepada petugas baik secara moril maupun materil Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi penurunan jumlah kasus dari 111 kasus/100.00 penduduk menjadi 91 kasus/100.000 penduduk. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (208) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, Dalam hal ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

15. Persentase Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam

Target tahun 2016 dan SPM sebesar 100 % terealisasi 100 % maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 100 %, dengan ketegori memuaskan. Jumlah KLB di desa / kelurahan yang ditangani < 24 jam sebanyak 5 Desa/ Kelurahan.

adalah sebagai berikut :

Sejak diinformasikan kejadian KLB yang terjadi di Kabupaten Banyuasin, kejadian bencana langsung diinformasikan baik melalui poskesdes, pustu, puskesmas maupun langsung ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin semuanya dapat di tangani < 24 jam, sehingga pencapaian target dapat mencapai 100%. Oleh karena itu untuk tahun yang datang, semoga setiap kasus kejadian penyakit yang berpotensi terjadinya KLB dapat segera diantisipasi lebih dini sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat dan diharapkan kedepannya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuasin.

Hambatan/masalah :

a. Kurangnya fasilitas alat yang digunakan dalam kegiatan penyakit tidak menular

b. Keadaan geogerafis yang tidak menunjang c. Kurangnya SDM yang terlatih

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Pengajuan permohonan bantuan atau pengadaan fasilitas kesehatan

b. Pengajuan kendaraan operasional untuk menunjang kegiatan penyakit khususnya penyakit tidak menular

c. Diperlukannya pelatihan untuk tenaga kesehatan yang belum dilatih

Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 (100%) bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2015, maka dengan persentase tingkat pencapaian 100 %. Dalam hal ini SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

16. Acute Flacid Paralysis(AFP) rate per 100.000 Penduduk < 15 tahun

Target tahun 2016 sebesar 7/100.000 terealisasi 2.5/100.000 maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 164 %, dengan ketegori sangat baik. Jumlah kasus AFP non Polio yang dilaporkan sebanyak 6 orang sedangkan jumlah Penduduk < 15 tahun sebanyak 241.721 orang.

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Sosialisasi kasus AFP kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa dan Non AFP Polio b. Pencarian kasus

a. Pengambilan specimen

Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi peningkatan dari 2/100.000 menjadi 2.5/100.000. Selanjutnya pada akhir Renstra di tahun 2018 ,bila dibandingkan realisasi sampai dengan tahun 2016, maka dengan persentase tingkat pencapaian tersebut SKPD optimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

17. Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Target tahun 2016 dan Target SPM sebesar 100 % terealisasi 9.32 % maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 9.32 %, dengan ketegori sangat kurang. Jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani sebanyak 774 orang sedangkan Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita sebanyak 8.308 orang.

Hambatan/masalah :

a. Angka cakupan penemuan kasus pneumonia yang didapat dari puskesmas masih dibawah target

b. Adanya puskesmas yang belum melaksanakan klinik MTBS sehingga masih ada kasus pneumonia yang belum terdeteksi oleh petugas kesehatan

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Diadakan pembinaan sentinel pneumonia dibeberapa puskesmas untuk meningkatkan angka cakupan pneumonia

b. Tetap dilakukannya monitoring evaluasi ISPA untuk memantau keberhasilan program

c. Diberikannya reward insentif bagi petugas puskesmas sehingga mereka termotivasi untuk menjaring semua kasus pneumonia.

d. Memberikan pertolongan segera untuk menghindari terjadinya kematian akibat pneumonia

Pencapaian Target Tahun 2016 bila dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi penurunan dari 56,93% menjadi 9.32%. Selanjutnya pada akhir Renstra

maka dengan persentase tingkat pencapaian terebut Dalam hal ini SKPD pesimis untuk mencapai target pada akhir Renstra.

18. Penemuan Penderita Diare

Target tahun 2016 dan Terget SPM sebesar 100 % terealisasi 132.00 % maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 132.00 %, dengan sangat baik. Dengan Jumlah penderita Diare yang datang dan dilayani di sarana Kesehatan dan Kader sebanyak 23.394 penderita sedangkan perkiraan penderita diare sebanyak 17.603 penderita.

Hambatan/masalah :

a. Laporan bulanan penyakit diare yang dikirimkan oleh pengelola program puskesmas seringkali terlabat/idak tepat waktu

b. Masih adanya puskesmas yang belum melaporkan pemakain tablet zinc pda penatalaksanaan penderita diare

c. kurangnya stock obat diare.

d. Kurang tepat waktu antara jadwal kegiatan program dengan keluarnya dana APBD.

Strategi/Upaya Pemecahan :

a. Mengadakan kesepakatan antara pengelola programkabupaten dengan pengelola program puskesmas tentang batas waktu pengiriman laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

b. Diberikannya reward insentif bagi petugas puskesmas sehingga mereka termotivasi untuk menjaring semua kasus diare

c. Menyalurkan tablet zinc yang disuplai oleh subdit diare ke semua puskesmas di wilayah Kabupaten Banyuasin

d. Memberikan pertolongan segera untuk menghindari terjadinya kematian akibat diare

e. Memantau kasus setiap bulan dan waspada kemungkinan terjadi KLB jika ada peningktan kasus.

f. Mengobati 100% penderita diare sesuai estimasi

g. Meningkatkan penyuluhan di masyarakat tentang bahaya penyakit diare,