• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. Mentimun(cucumis sativus)

Timun atau mentimun (Cucumis Sativus) adalah tanaman merambat,

daunnya seperti bentuk tangan, besar dan berbulu kasar serta berkeping 3 sampai

7, berakar serabut dan bentuknya bulat panjang, berwarna hijau muda dan

mengandung banyak air. Isi buahnya lembut dan berbiji kecil-kecil berbentuk

pipih (Wiryowidagdo, 2002).

Para ahli menamai mentimun Cucumis Sativus L. Mentimun termasuk

keluarga besar suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Timun biasanya dipanen

sebelum matang benar. Timun berupa herbal menjalar atau setengah merambat. Ia

termasuk tanaman semusim. Artinya setelah berbunga dan berbuah ia akan mati.

Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah namun dalam budidaya biasanya

jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik (Fikri, 2008).

3.2 Sejarah

Menurut Fikri (2008) di dalam berbagai literatur tertulis, timun merupakan

tumbuhan asli India. Tumbuhan ini ditemukan pertama kali 10.000 tahun lalu.

Uniknya, dari India timun justru tidak menyebar ke negara Asia lainnya, tetapi

malah ditanam di Yunani dan Italia. Setelah itu barulah bibit timun di bawa ke

China. Pada abad ke-9 timun ditanam di Prancis. Kemudian abad ke-14 ditanam

di Inggris, dan dua abad kemudian barulah timun masuk ke Amerika Utara. Saat

itu, tahun 1494 timun sudah ditanam di Haiti. Tahun 1535 tumbuhan ini ditanam

petani di Montreal, kemudian tahun 1584 ditanam di Florida. Tidak jelas benar

kapan timun masuk ke Indonesia. Yang jelas kini timbuhan ini dapat ditemukan di

hampir seluruh dunia (Fikri, 2008).

Ada banyak jenis mentimun yang bisa ditemukan di pasaran. Mentimun-

mentimun ini bervariasi dalam bentuk, ukuran, maupun warna kulitnya. Tetapi

efek sehat yang terkandung dalam masing-masing jenis ini sama ampuhnya untuk

menyembuhkan penyakit (Majalah Nirmala, 2008 dalam

http://cybermed.cbn.net.id).

3.3.1 Mentimun Lokal. Sayuran berbentuk bulat panjang dengan kulit berwarna hijau berlarik-larik putih kekuningan ini bisa dimakan mentah sebagai

lalapan, campuran keredok den rujak, serta bisa diolah menjadi acar, dijus,

direbus, atau dikukus. Mentimun lebih disarankan untuk dimakan mentah, karena

proses pemasakan dan pengolahan menjadi acar akan mengurangi kandungan

vitamin dan mineralnya, terutama vitamin C (Majalah Nirmala, 2008 dalam

http://cybermed.cbn.net.id).

3.3.2 Mentimun Jepang (Kyuri). Timun asal negeri sakura ini memiliki bentuk yang lebih 'ramping' dan panjang dibanding mentimun lokal. Kulitnya

berwarna hijau gelap dengan bintik-bintik putih timbul yang membuat

permukaannya tidak rata. Rasa dan teksturnya lebih lembut daripada mentimun

lokal. Mentimun jeinis kyuri sangat cocok diolah menjadi campuran salad dan

acar (Majalah Nirmala, 2008 dalam http://cybermed.cbn.net.id).

3.3.3 Mentimun Gherkin. Disebut juga mentimun acar atau baby kyuri. Sesuai namanya mentimun ini lebih sering diolah menjadi acar. Ukurannya lebih

kecil dengan kulit berwarna hijau tua dan ada bintik-bintik yang timbul seperti

kyuri. Rasanya renyah, tidak terlalu berair dan tidak bergetah (Majalah Nirmala,

3.3.4 Zucchini. Sayuran yang masih bersaudara dengan mentimun ini sering disebut sukini atau timun Italia. Memiliki ukuran lebih besar den tidak

terlalu berair dibanding mentimun. Bentuknya tidak bulat sempurna, tapi bersegi-

segi. Warna kulitnya hijau lumut tua dan mengkilap. Bagian dalamnya berwarna

putih menyerupai oyong. Majalah Nirmala (2008 dalam

http://cybermed.cbn.net.id) mengatakan berbeda dengan mentimun, sukini jarang

dimakan mentah.

3.4 Habitat

Masyarakat pada umumnya menanam mentimun (Cucumis Sativus) di

sawah atau di ladang sebagai tanaman komersial. Mentimun tumbuh sepanjang

tahun dan tergolong tanaman merambat (Mangonting, et al, 2008).

3.5Kandungan Mentimun (Cucumis Sativus)

Buah mentimun (Cucumis Sativus) mengandung sejumlah zat kimia alami

diantaranya, vitamin A, B, C, E, saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi,

belerang, flavonoid dan polifenol. Secara rinci di dalam 100 gram buah timun

terdapat energi 20 kkal, karbohidrat 3.63 gr, gula 1.67 gr, serat pangan 0.5 gr,

lemak 0.11 gr, protein 0.65 gr, Vitamin B1 0.027 mg, Vitamin B2 0.033 mg,

Vitamin B3 0.098 mg, vitamin B5 0.259 mg, vitamin B6 0.040 mg, folate 2%,

vitamin C 2.8 mg, kalcium 16 mg, zat besi 0.28 mg, magnesium 13 mg, fospor 24

mg, potassium 147 mg, zinc 0.20 mg (Fikri, 2008).

3.6Khasiat Mentimun (Cucumis Sativus)

Mentimun (Cucumis Sativus) mempunyai banyak khasiat. Dalam berbagai

untuk mengobati penyakit seperti susah buang air besar, menurunkan kolesterol,

meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah hepatitis, sariawan, demam, darah

tinggi dan beberapa gangguan kesehatan lainnya (Mangonting, et al, 2008).

Kandungan serat dalam mentimun dapat menurunkan kadar lemak tubuh

dan kolesterol serta memberi efek mengenyangkan sehingga kita jadi tidak

gampang lapar. Selain itu, mentimun juga mengandung asam malonat yang dapat

mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga sangat membantu

menurunkan berat badan (Majalah Nirmala, 2008 dalam

http://cybermed.cbn.net.id).

3.7Pemanfaatan Mentimun terhadap Tekanan Darah Tinggi

Pemanfaatan mentimun dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi yaitu dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui air seni)

(Mangonting, et al, 2008). Dimana mentimun mengandung mineral yaitu

potassium, magnesium, dan pospor. Selain itu mentimun juga bersifat diuretic

karena mengandung banyak air sehingga menbantu menurunkan tekanan darah

(Myrank, 2009). Sementara di dalam Majalah Nirmala (2008, dalam

http://cybermed.cbn.net.id) Penderita hipertensi sangat disarankan untuk

mengkonsumsi mentimun, karena kandungan mineral kalium, magnesium, dan

serat di dalam timun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Serta mineral

magnesium yang juga berperan melancarkan aliran darah dan menenangkan saraf.

3.8Cara Meramu atau Membuat Jus Mentimun (Cucumis Sativus)

Cara meramu atau membuat jus mentimun untuk penyakit hipertensi yaitu:

dan selanjutnya disaring. Pemarutan bisa dilakukan secara manual maupun non

manual. Pemakaian hasil saringan diminum sekaligus, sementara untuk

penggulangan harus dibuat ramuan baru (Wiryowidagdo, 2002). Sementara

menurut Fikri (2008) cara meramu mentimun (Cucumis Sativus) untuk

menurunkan tekanan darah tinggi yaitu ambil sebanyak 2 buah timun ukuran

sedang. Cuci sampai bersih lalu potong-potong seperlunya. Kemudian rebus

dengan 3-4 gelas air sampai tersisa separuhnya. Dinginkan, saring. Bagi ramuan

menjadi dua. Minum pagi dan malam. Lakukan pengobatan sampai sembuh.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih ramuan mentimun menurut

Wiryowidagdo, (2002) dimana sebanyak 300 gram mentimun dicuci dan diparut

kemudian diperas dan selanjutnya disaring dan diminum 2 kali sehari yaitu pagi

Dokumen terkait