• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

PENGATURAN HUKUM PIDANA TENTANG TNDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN PERJUDIAN DI INDONESIA

B. Pengaturan Hukum Pidana Tentang Perjudian

6. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Globalisasi menjadi sebuah istilah yang tidak asing pada saat ini. Dunia nyata pada saat ini, telah diselimuti oleh dunia maya. Globalisasi di bidang informasi dan teknologi, sebenarnya merupakan salah satu hal yang dapat digunakan untuk memajukan kehidupan bangsa dan mempermudah pekerjaan manusia.

Berkembangnya internet sebagai salah satu bentuk globalisasi, seharusnya dapat dijadikan suatu media untuk mendapatkan informasi yang seluas-luasnya.

Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, bahwa pada bagian menimbang huruf b menyatakan bahwa globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional sehingga pembangunan Teknologi Informasi dapat dilakukan secara optimal, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat guna mencerdaskan kehidupan bangsa.

Akan tetapi, globalisasi yang seharusnya dapat mencerdaskan lapisan masyarakat ini, ternyata juga dapat menjadi salah satu media untuk merusak moral bangsa karena penyalah gunaannya. Kehidupan lapisan masyarakat pada saat sekarang ini, tidak terlepas dari internet. Bahkan banyak sekali perbuatan pidana dilakukan dengan media internet ini.

Hal senada disebutkan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi dan Elektronik, bahwa pada bagian menimbang huruf c menyatakan Bahwa perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara langsung telah memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru.

Pemerintah sebagai pemegang kendali di negara ini, harus membuka mata selebar mungkin untuk mengawasi terjadi suatu perbuatan pidana yang memanfaatkan kecanggihan teknologi pada saat ini. Tidak sedikit sekali

perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan melalui perkembangan internet ini.

Bahkan perbuatan tersebut merupakan salah satu bentuk perbuatan yang melanggar hukum.

Salah satu bentuk perbuatan yang melanggar hukum tersebut dengan menggunakan media internet tersebut adalah tindak pidana perjudian. Dengan adanya Undang-undang Informasi Transaksi dan Elektronik ini, pemerintah dapat mengawasi dan membatasi perbuatan mana yang boleh dilakukan dan tidak dibolehkan dengan media internet.

Perjudian merupakan salah satu bentuk tindak pidana yang paling sering terjadi semenjak dulu. Bahkan, dengan perkembangan teknologipun, bentuk dan jenis perjudian juga kian mengembang, Hal ini membuat pemerintah kesulitan untuk melakukan pemberantasan tindak pidana perjudian tersebut. Tentu saja cara konvensional tidak akan mempan terhadap bentuk perjudian yang dilakukan dengan media internet tersebut.

Biasanya, perputaran uang haram tersebut terjadi melalui transaksi elektronik. Transaksi Elektronik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Teknologi dan elktronika adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

Sedangkan perjudian dilakukan dengan menggunakan dokumen elektronik. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,

dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Perbuatan perjudian melalui media teknologi tersebut, dapat dilihat dari Bab Perbuatan Yang Dilarang Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi dan Elektronik, Pasal 27 ayat (2) yang menyatakan “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian”

Ancaman pidana bagi pelaku perjudian melalui media informasi elektronika dimuat dalam Pasal 45 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, yang menyatakan :

“Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”

Pasal 45 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 mengarahkan bahwa tindakan yang dapat diberikan sanksi adalah tindakan yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang disebut dalam Pasal 27 ayat (1), (2), dan ayat (3).

Sedangkan perjudian termuat dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang ITE.

Dengan demikian, untuk memberikan sanksi kepada tindak pidana perjudian menurut Undang-undang ITE ini apabila telah memenuhi unsur-unsur Pasal 27 ayat (2) Sebagai berikut :

a. Setiap Orang

Unsur setiap orang yang dimaksud merupakan orang perseorangan, maupun dalam bentuk badan hukum. Yang termasuk dalam unsur subjektif

b. dengan sengaja dan tanpa hak

klausul yang menyatakan dengan sengaja dan tanpa hak tersebut menunjukan bahwa perbuatan tersebut harus memenuhi unsur-unsur kesengajaan, sebagaimana merupakan unsur dari pertanggungjawaban pidana. Seseorang baru dapat dihukum apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan niat sengaja dan tidak memiliki hak untuk melakukan perbuatan tersebut yang mengakibatkan tidak ada satu alasanpun untuk melegalkan perbuatan tersebut.

c. mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.

Perbuatan untuk mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian, tersebut merupakan unsur objektif yang harus terpenuhi. Sehingga, untuk menjerat seorang pelaku tindak pidana perjudian menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE, maka perbuatan tersebut harus memenuhi unsur-unsur di atas.

Jika dilihat dalam Pasal 27 ayat (2) jo Undang-undang Nomor 45 ayat (1) Undang-undang ITE, tidak ada satu pasal yang menghukum pelaku yang melakukan perjudian. Undang-undang ITE hanya menjerat orang yang membuat media perjudian tersebut. Tentu saja, para pejudi tidak akan dapat dijerat dengan pasal tersebut.

C. Penyertaan dan Penggabungan Tindak Pidana Dalam Undang-undang