• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyatakan Bahwa Banyaknya Agama Adalah Maslahat Umat

Dalam dokumen Membongkar Kedok Al Qaradhawi (Halaman 50-52)

Sebagai konsekuensi dari propaganda kepada mencintai Ahli Kitab maka Yusuf Al Qaradhawi berpendapat bahwa tidak masalah jika ada banyak agama. Katanya :

Tidak apa-apa jika ada banyak agama, peradaban, dan kebudayaan. Hendaknya semua itu menjadi lahan dialog bukan lahan berseteru. (Al Ibthaal Linazhariyatil Khalath Bainal lslaam wa Ghairihi Minal Adyaan halaman 83)

Qaradhawi juga meminta kepada orang-orang Barat agar percaya dengan pemikiran ini. Dia pernah ditanya oleh wartawan dari sebuah koran Amerika tentang hubungan dunia Islam dengan dunia Barat. Dalam jawabannya, Qaradhawi banyak mengajukan permintaan kepada pihak Barat. Perhatikanlah permintaannya yang kedua ini :

Kedua, hendaknya orang-orang Barat juga percaya bahwa luasnya kehidupan itu meliputi agama, peradaban, dan kebudayaan. Sesungguhnya keberagaman ini termasuk dari maslahat (kebaikan) manusia bukan malah bertolak belakang dengan kemaslahatan manusia. Maka tidak bisa dipaksakan hanya ada satu peradaban dan satu agama saja di seluruh dunia ini.

Saudaraku pembaca yang budiman, pernyataan Yusuf Al Qaradhawi tersebut mencakup beberapa poin berikut :

1. Adanya banyak agama tidak perlu dipersoalkan karena banyaknya agama termasuk dari kemaslahatan manusia.

2. Hendaknya dijalin hubungan antaragama dalam rangka dialog bukan sebagai ajang kompetisi dan pertarungan.

3. Tidak mungkin bagi suatu agama tertentu (termasuk Islam, peny.) memaksakan dirinya saja sebagai satu-satunya agama di dunia ini.

4. Kalangan Yahudi dan Kristen di Barat tidak percaya dengan banyaknya agama dengan dalih permintaan Qaradhawi tersebut.

Tentang poin pertama, saya tidak tahu ke mana akal Yusuf Al Qaradhawi pergi dari firman Allah dan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berikut :

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang orang yang rugi.” (QS. Ali Imran : 85)

“Dan Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al Maidah : 3)

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari umatku ini yang mendengarku baik dari Yahudi maupun Nashara kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan risalah yang kubawa melainkan dia termasuk dari penduduk neraka.” (HR. Muslim II:186 dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)

Poin kedua, tentang ide Qaradhawi untuk menjalin hubungan antaragama dalam rangka dialog bukan sebagai ajang kompetisi dan pertarungan, ini adalah pernyataan yang bathil. Kalau hubungan itu dilakukan antar agama-agama selain Islam maka itu terserah mereka karena agama-agama kafir adalah agama yang satu. Namun bila agama-agama kafir dihadapkan dengan kaum Muslimin maka harus ada pertarungan antara yang hak dan bathil, antara tauhid dan syirik, antara iman dan kufur. Karena Allah telah memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran) yang otomatis menuntut pertarungan antara kebenaran dan kebathilan.

Allah juga telah mensyariatkan jihad fi sabilillah yang esensinya adalah pertarungan yang paling besar melawan orang-orang kafir, zindiq, dan ilhad (ateis). Hal ini sesuai dengan firman Allah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang- orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At Taubah : 29)

Dan juga sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : 0“Perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah.”

Bagaimana bisa dikatakan oleh Qaradhawi bahwa tidak ada pertarungan antaragama? Lantas ditaruh di mana ayat-ayat dan hadits tersebut?

Poin ketiga, pernyataan Qaradhawi bahwa tidak mungkin bagi suatu agama tertentu yang memaksakan diri sebagai satu-satunya agama di dunia, inipun ucapan yang bathil. Bagaimana Qaradhawi bisa berkata demikian padahal Allah telah mengutus Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk seluruh alam semesta dan Allah menurunkan Al Qur’an kepada beliau untuk meluruskan semua agama dan kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

“Tidaklah Allah mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat seluruh alam.”

(QS. Al Anbiya’ : 107)

“Dan Kami telah turunkan kepadamu (Muhammad) Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al Maidah : 48)

Allah juga mengancam dengan neraka kepada orang-orang yang kafir terhadap apa yang Allah turunkan kepada Muhammad.

“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al Qur’an) dari Tuhannya dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Qur’an itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan

rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Qur’an. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur’an maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.” (QS. Hud : 17)

“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meski orang-orang musyrik benci.” (QS. Ash Shaff : 9)

Islam adalah satu-satunya agama yang disyariatkan untuk dianut oleh seluruh manusia. Adapun adanya orang-orang yang kafir terhadap agama Islam, ini tidak menunjukkan bahwa Islam tidak diwajibkan kepada mereka karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka beriman kepada Allah saja.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mereka menegakkan shalat dan memberikan zakat, jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka terjaga dariku kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungan amal mereka terserah Allah.” (Hadits Muttafaqun ‘Alaih dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhu)

Seandainya Islam tidak diwajibkan untuk seluruh alam ini pastilah Nabi tidak diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka beriman dengan agama Islam ini. Padahal Nabi telah menyiapkan pasukan untuk menyerang Romawi. Selanjutnya, sunnah ini diteruskan oleh para sahabatnya untuk memerangi manusia hingga mereka beriman kepada Allah saja atau mereka membayar pajak jika mereka Ahli Kitab. Jika mereka tetap dalam kekafirannya maka mereka terhina dan tunduk kepada hukum- hukum Islam yang diwajibkan kepada seluruh alam ini.0

Dalam dokumen Membongkar Kedok Al Qaradhawi (Halaman 50-52)