BAGIAN II. TAHAP IN SERVICE LEARNING 1
Kegiatan 9. Menyempurnakan Isi Dokumen Buku 1 KTSP
(Diskusi, 105 menit)
Sebelum kegiatan 9 ini dimulai pastikan telah ada contoh KTSP dan hasil analisis konteks atau Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil analisis konteks tuliskan pada LK 9.a sedangkan kajian dan diskusi penyempurnaan terhadap contoh dokumen 1/Buku 1 KTSP yang telah Saudara kembangkan bersama Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di sekolah gunakan LK 9.b. Analisis konteks maupun EDS merupakan kegiatan menganalisis atau mengevaluasi 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) Hasil analisis tersebut menggambarkan kondisi Satuan Pendidikan (internal) dan Kondisi Satuan Lingkungan (ekstrenal) terhadap kurikulum yang telah dilaksanakan. Hasil analisis atau evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan kurikulum, yaitu dokumen/Buku 1 KTSP. Dari kegiatan ini Saudara akan mengetahui kekuatan dan kelemahan sekolah, peluang dan tantangan yang
dihadapi sekolah dari analisis konteks maupun EDS. Lakukan analisis konteks maupun EDS dengan sunggguh-sungguh dan kreatif. Sebagai acuan yang mendukung kegiatan ini, maka bacalah kembali bahan bacaan 3 tentang Pengelolaan KTSP, Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah.
LK 9.a. Melakukan Analisis Konteks untuk Penyempurnaan Isi Dokumen KTSP
No Komponen / aspek Deskripsi Kondisi
Ideal Kondisi Riil
Rencana Tindak Lanjut 1 Kerangka dasar kurikulum 2 Struktur kurikulum 3 Beban belajar 4 Kalender pendidikan 5 Dst...
LK 9.b Menyempurnakan Isi Dokumen 1 KTSP Isi Dokumen 1 KTSP Kesesuaian Dengan Konsep (*) Keterlaksanaan dan Kesesuaian dengan Kondisi Sekolah (**) Usulan Perbaikan
(*) diisi dengan: √ bila isi dokumen sesuai dengan konsep dan kebijakan KTSP secara substansi.
x bila isi dokumen tidak sesuai dengan konsep dan kebijakan KTSP secara substansi.
- bila isi dokumen tidak ada dalam dokumen 1 KTSP.
(**) diisi dengan: √ bila isi dokumen dapat diterapkan di sekolah karena sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah.
x bila isi dokumen tidak dapat diterapkan di sekolah karena kurang sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah
- bila isi dokumen tidak ada dalam dokumen 1 KTSP.
Rangkuman Materi
Topik 1 modul ini memberikan pengalaman belajar bagi Saudara sebagai Kepala Sekolah tentang semua hal yang berkaitan dengan KTSP utamanya menyempurnakan dokumen 1/Buku I KTSP sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan lampirannya. Melalui pembelajaran ini Saudara dapat
memahami komponen KTSP, mekanisme dan prinsip pengembangan KTSP, pengelolaan KTSP termasuk strategi mengembangkan visi, misi, dan tujuan sekolah, muatan lokal, kegiatan ektarkuriuler dan pendidikan kepramukaan, program layanan BK dan layanan kekhususan, peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat, penyelenggaraan SKS, sehingga Saudara mampu mengembangkan kurikulum berkelanjutan yang dilakukan atas prinsip (1) kesesuaian dengan perkembangan peserta didik; (2) keutuhan kompetensi; (3) fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan (4) kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global. Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut dapat terintegrasi pada dimensi-dimensi seperti (1) nilai-nilai sosial dan budaya yang terkait kepada kearifan lokal; (2) lingkungan; (3) ekonomi; (4) penguasaan bahasa asing dan teknologi informasi, dan (5) keberagaman peserta didik.
Latihan Soal (15 menit) PETUNJUK
1. Latihan Soal digunakan untuk mengukur ketuntasan Saudara dalam mempelajari materi.
2. Tulis jawaban yang paling tepat diantara jawaban yang tersedia. 3. Soal dikerjakan di lembar jawaban yangdisediakan oleh panitia. SOAL
1 Berikut adalah komponen KTSP yang disajikan secara acak. a. tujuan, b. misi, c. visi, d. muatan, e. Silabus f. RPP
g. pengaturan beban belajar, dan h. kalender pendidikan
Urutan komponen isi dokumen 1 KTSP berdasarkan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 yang benar adalah….
a. a, b, c, d, e, f b. a, c, d, f, g, h c. c, b, a, d, g, h d. c, b, a, e, f, d
2 Prinsip pengembangan KTSP yang logis sebagimana dimandatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang; Belajar sepanjang hayat; Menyeluruh dan berkesinambungan
b. Berpusat pada potensi, belajar sepanjang hayat; menyeluruh dan berkesinambungan, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
c. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang; menyeluruh dan berkesinambungan; dan belajar sepanjang hayat
d. Berpusat pada potensi, menyeluruh dan berkesinambungan, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang, belajar sepanjang hayat.
3 Perhatikan dan analisis nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat di lingkungan sekolah Saudara!. Apa yang akan Saudara lakukan sebagai Kepala Sekolah terhadap nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang telah Saudara analisis tersebut saat melakukan pengembangan kurikulum secara berkelanjutan?
a. Mempelajari nilai-nilai sosial dan budaya yang terkait kearifan lokal sebagai salah satu keunggulan sekolah dalam pengembangan kurikulum secara berkelanjutan. b. Mengidentifikasi nilai-nilai sosial dan budaya yang terkait kearifan lokal sebagai
salah satu keunggulan sekolah dalam pengembangan kurikulum secara berkelanjutan
c. Merencanakan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkait kearifan lokal sebagai salah satu keunggulan sekolah dalam pengembangan kurikulum secara berkelanjutan
d. Mengimplementasikan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkait kearifan lokal sebagai salah satu keunggulan sekolah dalam pengembangan kurikulum secara berkelanjutan
e.
4 Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013. Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan diorganisasikan dalam berbagai model, yaitu model model blok, model aktualisasi, dan reguler di Gugus Depan. Untuk melaksanakan model blok seyogyanya dilakukan hal berikut sebagai berikut:
a. Diikuti oleh seluruh peserta didik, dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran, Untuk kelas X diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilaksanakan selama 36 Jam.
b. Diikuti oleh seluruh peserta didik, dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran, Untuk kelas X diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dilaksanakan selama 40 Jam.
c. Diikuti oleh seluruh peserta didik, dilaksanakan setiap satu minggu satu kali dan Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
d. Diikuti oleh peserta didik yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di dalam Gugus Depan, pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.
5 Komponen program yang ada dalam Pedoman Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan. Dari 5 komponen yang disajikan berikut,
a) layanan dasar;
b) layanan peminatan dan perencanaan individual; c) layanan responsif; dan
d) dukungan system
e) dukungan kepala sekolah
Urutan empat komponen layanan Bimbingan dan Konseling yang benar adalah….
a. a, b, c, d b. a, b, d, e c. b, c, d, e d. b, d, e, a
6 Dalam KTSP, kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, di dalam KTSP kegiatan ini
merupakan kegiatan….
a. pengembangan keunggulan lokal b. kecakapan hidup
c. pengembangan diri d. pendidikan karakter
7 KTSP Sekolah A telah ditandatangani oleh Dinas Pendidikan Tingkat Provinsi. Sekolah tersebut bermaksud menyempurnakan KTSP-nya, karena isi KTSP tersebut dipandang kurang sesuai dengan kondisi kekinian. Untuk memecahkan masalah tersebut Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab KTSP harus melakukan berikut ini:
a. memerintahkan wakil kepala bidang kurikulum segera merevisi KTSP sesuai kekurangan yang ada.
b. menugaskan kepada tim penyusun KTSP untuk melakukan evaluasi dokumen KTSP dan segera dibenahi kekurangan yang ada
c. menugaskan kepada tim penyusun KTSP untuk segera merevisi KTSP sesuai kekurangan yang ada, sehingga dalam tahun berjalan KTSP lebih sempurna d. membentuk tim monitoring keterlaksanaan KTSP dan segera melakukan kegiatan
sehingga diperoleh informasi tentang kekurangan yang ada dan digunakan sebagai bahan revisi KTSP pada tahun berikutnya.
8 Kegiatan pelayanan konseling sangat diperlukan oleh peserta didik, untuk kepentingan tersebut guru BK meminta mengajar 1 jam tatap muka dan dituliskan dalam jadwal pelajaran. Sikap kepala sekolah yang tepat adalah sebagai berikut: a. mengabulkan permintaan tersebut meskipun menambah beban balajar peserta
didik
b. tidak mengabulkan permintaan tersebut meskipun kegiatan tersebut sangat penting
c. tidak mengabulkan permintaan tersebut karena akan menambah beban belajar peserta didik.
jam tersebut bukan merupakan beban belajar peserta didik.
9 Berdasarkan kebijakan pemerintah daerah, setiap sekolah wajib menyelenggarakan pendidikan inklusif dan menerima peserta didik yang berkebutuhan khusus (PDBK). Beberapa PDBK berminat untuk mendaftar di sekolah A, salah seorang diantaranya adalah peserta didik X yang memiliki hambatan motorik/hambatan gerak . Lingkungan sekolah belum ramah dan aman bagi peserta didik , KTSP Sekolah A yang telah disusun sebelumnya belum mencerminkan akomodasi yang dapat diberikan kepada peserta didik tersebut, menurut Saudara apa yang harus dilakukan?
a. Menerima ABK tanpa memperhatikan kemampuan sekolah dengan kondisi seadanya.
b. Memusyawarahkan dengan guru dan Komite Sekolah agar dapat membuat penyesuai-penyesuaian terkait lingkungan sekolah dan KTSP sehingga lebih ramah dan aman bagi peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. c. Memohon kepada Dinas pendidikan untuk melengkapi fasilitas sekolah termasuk
pengadaan guru pembimbing khususnya sebelum menerima peserta didik tersebut.
d. Merekrut guru khusus dengan biaya ditangung oleh orang tua dari PDBK, walaupun tidak semua orang tua PDBK memiliki kemampuan secara finansial. 10 Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib diikuti
oleh peserta didik. Selain mengikuti mata pelajaran di Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti matapelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar kelompok peminatan per minggu 6 jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai
berikut….
a Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan Pilihan, atau Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan Pilihan. Khusus yang mengambil pilihan Kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya, dua mata pelajaran lintas minat dapat diambil dari Kelompok Peminatan Pilihan.
b Dua mata pelajaran (masing-masing 4 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan pilihan.
c Dua mata pelajaran (masing-masing 2 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan pilihan.
d Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau dua mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok Peminatan pilihan.
Bahan Bacaan Topik 1
Bahan Bacaan 1. Komponen KTSP
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP berfungsi sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional sesuai dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Kurikulum 2013 atau kurikulum tahun 2006 bagi yang belum menerapkan Kurikulum 2013.
Komponen KTSP sebagaimana dimaksudkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tersebut meliputi (1) dokumen 1 disebut dengan Buku I KTSP, penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah bersama Tim Pengembang Kurikulum, (2) dokumen 2 disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus, penyusunan Buku II KTSP oleh guru sesuai dengan kondisi satuan pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi/SK untuk kurikulum tahun 2006 atau Kompetensi Inti/KI untuk Kurikulum 2013 dan Kompetensi Dasar/KD. (3) dokumen 3 disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran, penyusunan Buku III KTSP menjadi tanggung jawab masing-masing guru. Sedangkan Isi dokumen KTSP sekurang-kurangnya memuat (1) Bab I menguraikan tentang (a) latar belakang, (b) landasan dasar, dan (c) tujuan penyusunan KTSP; (2) Bab II menguraikan tentang (a) tujuan satuan pendidikan mencakup, tujuan pendidikan menengah, visi, misi, dan (b) tujuan satuan pendidikan; (3) Bab III menguraikan tentang: (a) kerangka dasar yang memuat landasan filosofis, yuridis dan, teoritis, dan (b) struktur kurikulum yang menguraikan tentang muatan nasional dan muatan lokal, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, kriteria peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan kewirausahaan, kegiatan ekstrakurikuler dan aktualisasi mapel dalam kegiatan kepramukaan; (4) Bab IV menguraikan tentang kalender pendidikan, mencakup; (a) permulaan tahun ajaran, (b) minggu efektif belajar, (c) waktu pembelajaran efektif, dan (d) hari libur.
Selanjutnya, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di sini jelas bahwa pembentukan watak menjadi bagian penting dalam pendidikan. Untuk itu, sudah menjadi keharusan bahwa dalam dokumen kurikulum sekolah harus mengutamakan pendidikan karakter. Hal ini selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang menyatakan pentingnya sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga. Pembiasaan yang baik dan memiliki karakter yang positif sangat diharapkan bertumbuh di lingungan sekolah di samping di lingkungan keluarga dan masyarakat. Melalui sinergitas 3 (tiga) komponen tersebut akan membentuk ekosistem pendidikan yang baik dalam rangka membangun watak sebagaimana diharapkan oleh pendidikan nasional. Salah satu terobosan yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah program sekolah aman dan ramah anak. Program di atas, selaras dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Undang-Undang-Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Ketiga peraturan perundangan tersebut mengamatkan bahwa Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Anak (PIPKA) wajib diakomodasi oleh setiap satuan pendidikan. Upaya ini relevan juga dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP bahwa acuan konseptual pengembangan KTSP adalah (a) peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia; (b) toleransi dan kerukunan umat beragama; (c) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; (d) peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; (e) pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal; (f) memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik, kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu, kebutuhan kompetensi masa depan, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (g) keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan; (h) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; dinamika perkembangan global; dan (i) karakteristik satuan pendidikan.
Memperhatikan beberapa hal tersebut di atas, maka PPK dan Pendidikan Inklusif dan Perlindunagn Anak (PIPKA) wajib diintegrasikan ke dalam KTSP.
Bahan Bacaan 2. Mekanisme dan Prinsip Pengembangan KTSP
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP bahwa KTSP dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) satuan pendidikan, yang anggotanya terdiri atas: tenaga pendidik, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan pengembangan KTSP, TPK satuan pendidikan dapat mengikutsertakan komite sekolah/madrasah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Dalam Peraturan Menteri tersebut dinyatakan bahwa tahapan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1) penyusunan draf berdasarkan analisis konteks; (2) reviu, revisi, dan finalisasi; serta (3) pengesahan oleh pejabat yang berwenang. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh TPK satuan pendidikan. Dinas Pendidikan atau kantor Kementerian agama Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya berkewajiban melakukan koordinasi dan supervisi. Kepala Sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil review, revisi, dan finalisasi untuk diverifikasi kelayakannya oleh Pengawas Pembina, selanjutnya direkomendasi ke Dinas Pendidikan Provinsi. TPK provinsi melakukan validasi dokumen KTSP, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi atau pejabat yang ditunjuk menandatangani dokumen KTSP yang telah divalidasi tersebut. Selanjutnya, Kepala Sekolah menetapkan pemberlakuan KTSP dan mensosialisasikan kepada semua warga sekolah dan stakeholders. TPK satuan pendidikan menggandakan dan mendistribusikan dokumen KTSP kepada pihak-pihak yang berkepentingan, selanjutnya KTSP siap untuk diimplementasikan.
Contoh tabel analisis konteks:
N O
KOMPO
NEN DESKRIPSI KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT 1 Kerangka dasar kurikulum Memuat : 1. Tujuan pendidikan SMK 2. Visi satuan pendidikan 3. Misi satuan pendidikan 14. Tujuan satuan pendidikan a Seluruh kerangka dasar kurikulum dikembangkan dengan acuan hasil analisis SKL satuan pendidikan dan SKL belajar peserta didik yang berkualitas, dan didukung dengan suasana belajar dan suasana sekolah yang
memadai/kondusif kelompok mata pelajaran.
Tercapainya visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
Mencerminkan upaya untuk mencapai hasil / menyenangkan
Mencerminkan Sekolah belum melakukan analisis SKL satuan pendidikan dan SKL kelompok mata pelajaran. Silabus yang digunakan sebagian besar masih mengadaptasi silabus contoh. Sebagian kecil warga sekolah yang belum memahami visi,misi dan tujuan sekolah. Pemberdayaan warga sekolah belum maksimal.
Pelaksanaan pembelajaran telah mencerminkan upaya untuk mencapai hasil belajar peserta didik yang berkualitas, dan didukung dengan suasana belajar dan suasana sekolah yang memadai/kondusif/ menyenangkan Melakukan Analisis SKL satuan pendidikan Analisis SAnalisis kelompok mata pelajaran. Sosialisasi lebih intensif visi, misi dan tujuan sekolah kepada seluruh warga sekolah. Melaksanakan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar peserta didik yang lebih meningkat kualitasnya, yang didukung suasana belajar dan suasana sekolah yang memadai/kondusif/ menyenangkan
N O
KOMPO
NEN DESKRIPSI KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT 2 Struktur Kurikulum 3 Beban Belajar 4 Penyusunan /pengemban gan silabus 5 Kalender Pendidikan
Prinsip pengembangan KTSP sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP adalah (1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang; (2) belajar sepanjang hayat yang diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat; (3) menyeluruh dan berkesinambungan di mana substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan. Salah satu kompetensi manajerial Kepala Sekolah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah adalah Kepala Sekolah kompeten dalam menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat perencanaan tentunya termasuk mengembangkan KTSP. Untuk itu, optimalisasi peran Kepala Sekolah dalam pengembangan KTSP menentukan keberhasilan mulai dari penyusunan draft dari hasil analisis konteks, implementasi KTSP hingga evaluasi dan tindak lanjut. Hal tersebut diperkuat oleh amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2009 tentang Standar Pengelolaan bahwa Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP. Dengan demikian, tersusunnya KTSP menjadi tanggung jawab penuh setiap Kepala Sekolah.
Bahan Bacaan 3. Pengelolaan KTSP, Pembuatan Visi, Misi, dan Tujuan
Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah penting untuk dikuasai oleh Kepala Sekolah. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan, misa adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan, sedangkan tujuan pembelajaran adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, visi dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang; mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional; diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah; dan disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. Misi memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu; menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah; menekankan pada kualitas layanan Peserta Didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah; memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/madrasah; memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat; dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantang-an di masyarakat. Sedtantang-angktantang-an tujutantang-an sekolah menggambarktantang-an tingkat kualitas ytantang-ang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan); mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat; mengacu