• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyusun Teks Pidato

Sebagai salah satu bentuk kegiatan berbahasa, pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak secara lisan. Pada umumnya, sebelum berpidato seseorang pembicara melakukan kegiatan pendahuluan sebagai berikut:

a. menyusun pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan, b. merumuskan pokok-pokok pikiran yang telah disusun menjadi

kalimat-kalimat pokok,

c. menyusun kerangka pidato, dan

d. menyampaikan pidato berdasarkan kerangka yang telah

disusun.

Agar dapat menulis teks pidato dengan baik, kamu harus memperhatikan struktur pidato yang terdiri dari:

a. bagian pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, b. bagian isi, yang merupakan inti pidato, yakni pikiran-pikiran

dari tema yang hendak disampaikan, dan

c. bagian penutup, yang merupakan bagian akhir pidato.

Dengan demikian, langkah-langkah dalam menulis teks pidato adalah sebagai berikut:

a. menentukan topik dan tujuan pidato, b. menyusun kerangka isi pidato,

c. menulis teks pidato berdasarkan kerangka yang telah disusun, dan

d. menyunting teks pidato (Hendrikus, 2003).

1. Perhatikan contoh teks pidato berikut! Baca dan pahami contoh teks pidato tersebut!

Assalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakaatuh

Bapak Wakil Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, dan Rekan-rekan yang kami cintai.

Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita meng- ucapkan syukur Alhamdulillah kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan sukses dapat diselenggarakan acara perpisahan dengan kakak-kakak kelas XII yang telah lulus menjalankan ujian akhir baru-baru ini.

Selanjutnya, tak lupa kami sampaikan selamat dan terima kasih kepada seluruh kakak kelas XII yang dengan sukses telah lulus sehingga membantu nama baik sekolah kita tercinta ini. Selain itu, selama ini kakak-kakak juga telah ikut membimbing kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami berdoa semoga amal baik kakak-kakak senantiasa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Pengasih. Amin.

Kakak-kakakku yang telah sukses, sungguh berbahagia kami yang akan kalian tinggalkan ini mengetahui kakak-kakak telah lulus ujian. Namun kegembiraan ini juga tidak boleh menenggelamkan konsentrasi kami. Masih banyak yang harus kami kerjakan sepeninggalan kakak-kakak nanti. Untuk itu, kami juga mohon bantuan doanya.

Demikian juga halnya, janganlah kakak-kakak terlarut dalam kegembiraan. Cepatlah mengatur masa depan. Masih banyak cita-cita yang diraih. Mungkin ada di antara kakak-kakak yang akan melanjutkan belajar di perguruan tinggi, mungkin pula ada yang akan masuk ke dunia kerja. Untuk itu, kami juga mendoakan, semoga kakak-kakak nanti tepat diberi sukses oleh Tuhan Yang Maha Kuasa di mana pun kakak berada.

Sebaliknya, semoga kami juga diberi kekuatan melakukan keteladanan yang telah kakak-kakak ciptakan di sekolah tercinta ini. Semoga kami mampu melangkah seperti halnya kakak- kakak. Sekali lagi, kami juga mohon doa restunya agar kami dapat bekerja dan belajar di sekolah ini lebih baik lagi. Akhirnya, kami mohon maaf jika selama ini ada banyak hal yang menyakitkan hati kakak-kakak. Semua itu, bukanlah menjadi tujuan kami. Untuk itu sekali lagi kami mohon maaf, dan selamat jalan, semoga sukses dan lebih baik lagi di tempat yang baru. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakaatuh

(Sumber: dikutip dan dimodifikasi dari Contoh Pidato dan MC, oleh Ari Krisna, Amanah, Tuban)

2. Perhatikan kembali teks pidato tersebut! Selanjutnya, identifikasi bagian pendahuluan, isi, dan penutup dari teks pidato tersebut! 3. Buat teks pidato dengan ketentuan sebagai berikut!

a. Tentukan terlebih dahulu topik dan tujuan pidato! b. Susun kerangka isi pidato terlebih dahulu!

c. Tulis teks pidato berdasarkan kerangka!

d. Sunting teks pidato tersebut baik dari aspek isi maupun aspek tata tulis dan ejaan!

4. Baca teks pidato tersebut di depan kelas! Minta temanmu untuk memberikan tanggapan baik dari segi substansi pidato maupun ekspresi pembacaan!

5. Susun sebuah teks pidato yang bertema sosial dengan memperhatikan ketentuan berikut!

a. Pendengar adalah masyarakat dengan berbagai golongan! (petani, pegadang, karyawan kantor, nelayan, dan buruh pabrik)

b. Pidato tersebut akan disampaikan di balai desa! c. Disampaikan secara langsung!

Seorang penyair adalah seorang yang berbicara atau tepatnya mencoba berbicara, dengan orang lain melalui sajak-sajaknya. Sajak adalah sebentuk ujaran atau pernyataan yang dipergunakan untuk menyapa atau berbicara dangan para pembaca. Di dalam sajak, seseorang ingin berkata atau mengatakan sesuatu atau banyak hal yang berkenaan dengan hidup dan kehidupan (Sayuti, 2000:7).

Sesuatu hal yang ingin dikemukakan tersebut umumnya berkaitan dengan realitas kehidupan manusia. Realitas kehidupan manusia sebagai makhluk individu, mahkluk sosial, dan makhluk yang ada hidup di antara bentangan alam semesta. Setiap penyair memiliki kebebasan untuk melakukan pilihan terhadap masalah dan mengekspresikan dengan cara masing-masing. Bahkan, sekalipun memilih sumber penciptaan yang sama, misalnya tentang alam, antar penyair yang satu dengan penyair lainnya tetap memiliki perbedaan, baiknya menyangkut sikap dan fokus maupun cara pengungkapan- nya. Pendek kata, setiap penyair memiliki corak dan gaya pribadi yang nantinya menjadi ciri khas dari penyair tersebut.

Sebagaimana diuraikan di atas, sajak (puisi) pada prinsipnya juga merupakan salah satu bentuk komunikasi, yakni komunikasi tidak langsung. Oleh karena itu, dengan membaca puisi, kita akan memperoleh “sesuatu” yang kompleks dan bersifat spiritual. Bersifat kompleks dalam arti apa yang diungkapkan dalam puisi bisa mencakup berbagai hal yang mengitari kehidupan kita sebagai manusia. Sementara itu, bersifat spiritual dalam arti apa yang kita peroleh dari membaca puisi merupakan sesuatu yang tak langsung dapat ditangkap oleh indra, tetapi mampu menyusup ke dalam relung nurani. Coba baca sajak pendek karya Sapardi Djoko Damono dan pembahasannya yang dilakukan oleh Suminto A. Sayuti (Sayuti, 2000:9) di bawah ini.

Mendiskusikan hubungan Isi Puisi dengan Realitas Alam, Sosial Budaya,