• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYUSURI TAMAN GOA SUNYARAGI CIREBON

N U R F I T R I A G U S T I N

“Taman yang paling indah, hanya taman kami. Tempat bermain, bersenang-senang. Itulah taman kami taman kanak-kanak”, ujar Nanda menyenandungkan lagu yang sering dinyanyikan di sekolahnya.

Mendengar lagu itu, akhirnya saya terinspirasi mengajak Nanda untuk menikmati taman di wilayah Cirebon. Sebagai pendatang baru di Kota Cirebon, ternyata kota ini menyimpan berbagai kekayaan ragam budaya maupun wisata alam dan kulinernya yang bagus untuk di jelajahi. Kali ini pilihannya jatuh pada taman.

Ternyata di Cirebon juga ada taman wisata yang termasuk cagar budaya nasional lho, yaitu Taman Goa Sunyaragi. Penyebutan “Goa” ternyata sudah secara resmi digunakan untuk Taman Sunyaragi ini, tidak dengan kata “Gua” seperti layaknya penulisan yang baku.

Penetapan obyek cagar budaya ini didasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Adapun kriteria benda, bangunan, atau struktur bangunan telah mencapai usia minimal 50 tahun atau lebih, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan pendidikan, agama, dan/ atau kebudayaan.

Taman Goa Sunyaragi ditetapkan sebagai situs cagar budaya Indonesia berdasarkan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 139/M/1998 dan SK Menteri Nomor 006/M/2016 dengan peringkat Cagar Budaya Nasional. Nama pemiliknya adalah Keraton Kasepuhan dan nama pengelolanya adalah Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.

TAMAN GOA SUNYARAGI

183 MENYUSURI TAMAN GOA SUNYARAGI

184 AKU & CAGAR BUDAYA

Taman Goa Sunyaragi ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya karena telah berusia lebih dari 50 tahun dan mempunyai sejarah penting serta informasi tentang kegiatan manusia pada masa lalu. Selain itu mengandung benda cagar budaya (seperti tembikar), bangunan cagar budaya (berupa goa-goa, kolam), dan/atau struktur cagar budaya. Selain itu, juga menyimpan banyak informasi tentang kegiatan manusia pada masa lalu.

Sunyaragi berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya sepi (sunya) dan raga (ragi). Goa ini merupakan tempat petilasan bagi keluarga keraton yang ingin menyepi. Di dalam naskah Buku Purwaka Caruban Nagari, diceritakan bahwa Goa Sunyaragi didirikan oleh cicit dari Sunan Gunung Jati yang bernama Pangeran Kararangen pada tahun 1703 M.

Taman Goa Sunyaragi ini dibangun pada masa Keraton Cirebon (1741 M) dengan gaya yang unik, yaitu ada unsur pengaruh arsitektur Cina dan Barat, serta beberapa pola hias bercorak Hindu dan Buddha. Selain itu, adanya tempat beribadah berupa pasalatan dan pawudon juga mengindikasikan adanya pengaruh Islam di situs yang megah ini.

Taman seluas 15 Hektar yang berlokasi di Jalan Brigjen Dharsono ini telah mengalami beberapa penambahan sarana dan prasarana untuk menunjang fungsinya kini sebagai obyek destinasi wisata unggulan Kota Cirebon. Seperti adanya wahana sepeda gantung, flying fox, dan juga sering diadakan pentas seni pada hari-hari tertentu. Jam buka dari pukul 08.00 - 17.00, dengan harga tiket masuk yang terbilang sangat murah yaitu kisaran Rp 10.000,- per orang. Berbagai macam oleh-oleh khas Cirebon juga bisa didapatkan di kawasan wisata Taman Goa Sunyaragi ini. Setiap Rabu sore hingga malam, area parkir Taman Goa Sunyaragi dijadikan Pasar Malam yang ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar.

Di bagian depan sebelum masuk ke obyek cagar budaya Taman Goa Sunyaragi kita akan disambut dengan deretan gerai makanan dan minuman yang sudah tertata modern. Sajian makanan dan minuman baik yang kekinian, semacam fast

food, maupun tradisional khas Cirebon tersaji dengan rapi. Hal

tersebut memang dibangun untuk menunjang kenyamanan para wisatawan yang berkunjung.

Setelah melewati pengecekan tiket, kita dapat bebas memandang gapura-gapura bata, batu-batu karang yang disusun tinggi, goa dengan lorong yang sempit, gunung-gunungan, kolam air, saluran air, tribun, dan panggung pertunjukan. Banyak di antara bangunan kuno di Taman Goa Sunyaragi yang sudah mengalami kerusakan akibat dimakan waktu. Pemerintah sudah berupaya untuk melestarikannya dengan melakukan pemugaran pada bagian-bagian bangunan yang membutuhkan perbaikan, tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Ada legenda menarik yang dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa batu-batu karang di goa-goa ini saling direkatkan dengan campuran putih telur, pasir, dan kapur. Yah, sekali lagi itu sekadar legenda.

Mari kita susuri satu persatu area Taman Goa Sunyaragi ini. Setelah pintu masuk, kita akan menjumpai hamparan taman hijau yang sejuk. Taman hijau ini merupakan inovasi agar situs ini lebih hijau dan mendukung gerakan go green. Terdapat pula papan penunjuk arah menuju taman, goa, musala, dan tribun.

Di Taman Goa Sunyaragi ini ada bangunan baru dan bangunan kuno. Seperti pada sebelah kanan pintu masuk, kita akan menjumpai bangunan baru berupa tribun dan panggung

185 MENYUSURI TAMAN GOA SUNYARAGI

Area depan Taman Goa Sunyaragi

186 AKU & CAGAR BUDAYA

pertunjukan. Tribun ini memang diperuntukkan bagi para pengunjung ketika menikmati pertunjukan budaya seperti tari, dan lain sebagainya. Panggung yang cukup luas juga sering dijadikan tempat latihan bagi para aktivis budaya. Dan sering juga dijadikan tempat syuting acara bertema kebudayaan. Pada saat kunjungan saya ke Taman Goa Sunyaragi, sedang diadakan syuting dan pemotretan kegiatan membatik oleh kelompok Pemuda Kreatif. Panggung pertunjukan ini mempunyai

background goa yang sangat cantik dan anggun. Background ini

sangat eksotis sehingga menjadi salah satu penarik pengunjung ketika menikmati pertunjukan.

Setelah melewati tribun dan panggung pertunjukan, kita akan menjumpai area bangunan baru yaitu musala atau masjid. Tiap sore, tempat ini ramai oleh anak-anak mengaji. Tempat ini bersebelahan dengan area kolam sehingga anak-anak mendapatkan suasana sejuk kala mengaji. Tak kalah penting, bangunan baru berupa sarana MCK (mandi, cuci, kakus) sudah tertata modern dan dijamin kebersihan serta keamanannya sehingga membuat pengunjung tidak perlu ragu akan sarana air bersih sebagai pendukung MCK.

Sekarang kita menuju area kolam air dan saluran air yang memang sudah ada dari jaman dulu. Area ini sangat luas. Area ini berada di bagian belakang kawasan Taman Goa Sunyaragi.

Bagi yang membawa anak kecil, dimohon untuk menjaga anak di kawasan ini karena kolam memang tidak diberi pagar pengaman sesuai dengan kondisi riil pada masanya.

GOA PAWON

187 MENYUSURI TAMAN GOA SUNYARAGI

188 AKU & CAGAR BUDAYA

Di sekitar kolam air ini terdapat saluran air yang cukup dalam. Kolam dan saluran air ini akan dipenuhi air saat musim hujan sedangkan kala musim kemarau, air akan surut.

Taman Goa Sunyaragi mempunyai banyak goa yang merupakan bangunan kuno peninggalan jaman dulu. Setiap goa mempunyai lorong yang sempit dan gelap sesuai dengan fungsi goa yaitu sebagai tempat menyepi. Seperti goa dengan nama Goa Pawon. Seperti artinya pawon yaitu dapur, dahulu kala goa ini memang tempat untuk memasak dan menyimpan makanan. Jadi, ternyata meskipun sedang menyepi ada aktivitas memasak juga waktu itu.

Dari Goa Pawon, kemudian ada Goa Peteng yang bersebelahan dengan Goa Klanggengan. Di depan Goa Peteng ini ada patung perawan sunti. Konon, menurut hikayat cerita dan mitos yang ada, ketika seorang perawan menyentuh patung ini akibatnya dia menjadi sulit untuk mendapatkan jodoh.

Di depan Goa Peteng dan Goa Klanggengan ada sebuah makam. Konon, itu makam wanita bernama Ong Tin, istri Sunan Gunung Jati. Seorang putri keturunan Raja Cina yang menikah dengan Sunan Gunung Jati.

Saya kembali menelusuri goa-goa yang ada di Sunyaragi. Ada goa yang konon dulunya menjadi jalan tembus ke Cina dan Mekah. Goa ini berada di dekat meja besar yang sepertinya berfungsi sebagai area berkumpul dan makan bersama para keluarga raja.

Taman Goa Sunyaragi ini mempunyai banyak goa yang jumlahnya kurang lebih 11. Goa-goa tersebut diberi nama oleh masyarakat sesuai fungsinya dahulu atau hanya berdasarkan legenda/mitos saja. Goa-goa itu antara lain:

1. Bangsal Jinem, tempat dimana Sultan Kasepuhan

memberikan wejangan-wejangan kepada para pengikutnya. Di tempat ini pula prajurit-prajurit Keraton Kasepuhan berlatih ilmu kanuragan yang diawasi langsung oleh sultan.

2. Goa Pengawal, sesuai dengan namanya, goa ini adalah

tempat khusus para pengawal sultan beristirahat. Di tempat inilah para pengawal sultan di masa lalu

berkumpul dan sekaligus bersiaga bilamana sultan yang mereka kawal tiba-tiba mendapat ancaman.

3. Kompleks Mande, sebagai tempat penyimpanan

senjata. Kompleks ini sudah hancur sebagian, namun tetap bisa dilihat struktur bangunannya.

4. Goa Pandekemasan, sebuah goa untuk tempat

membuat senjata, pusaka, dan perhiasan.

5. Goa Simanyang, adalah sebuah goa yang berada di

depan wilayah taman air Sunyaragi, fungsinya sebagai pos penjagaan dan garda depan dari ancaman dunia luar.

6. Goa Lengse, adalah goa sebagai tempat khusus raja

dan permaisurinya bersantai. Karena tempat ini khusus untuk raja dan permaisurinya, maka goa inilah satu-satunya tempat yang dibuat dengan begitu indah, agar ketika raja memasuki tempat ini bisa merasa sangat nyaman dan melupakan sejenak kepenatannya ketika sedang menjalankan tugas memimpin kerajaan.

189 MENYUSURI TAMAN GOA SUNYARAGI