• Tidak ada hasil yang ditemukan

merupakan rumah sakit pertama dan satu satunya penyelenggara pelayanan kompre-

Dalam dokumen Mediakom Edisi 19 Agustus 2009 - [MAJALAH] (Halaman 57-60)

hensif stroke di Indonesia

dan selanjutnya dalam suatu rapat diputuskan menjadi RS Khusus Stroke,” terang dr Hadril.

Secara historis lanjut dr Hadril, pada tahun 1978 salah satu UPT (Unit Pelayanan Teknis) Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes yang kini bernama RSSN Bukittinggi ini, semula bernama Rumah Sakit Imanuel yang dikelola oleh Yayasan Baptis. Selanjutnya ber- dasarkan Surat Keputusan Menkes RI No. 365/Menkes/SK/VIII/1982 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Vertikal Kelas C dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Bukittinggi. Serah terima kepada Pemerintah RI cq Departemen Kese- hatan RI dilakukan pada 12 Februari 1982 dan baru efektif pada tahun 1984.

Dalam awal perjalanannya, RSUP Bukittinggi mengalami banyak tantangan berat diantaranya, per- saingan dengan RS Ahmad Mukhtar Bukittinggi. Mulanya RSUP Bukitting- gi kurang mampu bersaing, bahkan keberadaannya semakin lama sema- kin melemah. Hal tersebut terlihat dari BOR RS yang makin lama makin berkurang, angka terakhir hanya ca- pai 20%. Sekitar tahun 2000, muncul beberapa alternative yang menge- muka antara lain RSUP Bukittinggi ditutup, atau dipindahkan atau diga-

Daerah

bung dengan RS Ahmad Mukhtar. Sampai pada tahun 2001, usulan wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi, dan usulan yang mengemuka dari diskusi pada lokakarya-lokakarya yang diselegarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, disetujui. RSUP Bukittinggi menjadi Rumah Sakit Khusus Stroke. Sementara itu Penelitian-penelitian yang dilakukan Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita membuktikan bahwa RSSN Bukittinggi sangat diperlukan oleh masyarakat Minang untuk menangani masalah stroke yang banyak.

Menurut hasil penelitian yang di- lakukan RSCM menunjukkan bahwa prevalensi penderita stroke pada Suku Minang yang dirawat di RSCM dibandingkan dengan suku lain cu- kup tinggi. Sementara penelitian RS Jantung Harapan Kita menyatakan prevalensi penderita penyakit

Jantung pada Suku Minang yang berobat di RS Jantung Harapan Kita juga cukup tinggi. “Penelitian-pene- litian tersebut memperkuat penting- nya keberadaan RSSN Bukittinggi bagi masyarakat Minang sekaligus dapat menjadi rumah sakit rujukan nasional stroke.

Perjuangan panjang menjadi- kan RS Khusus Stroke tidak sia-sia dengan terbitnya Surat Keputusan Menkes RI No. 21/Menkes/SK/I/2002, RSUP Bukittinggi ditetapkan sebagai “Pusat Pengembangan Pengelolaan Stroke Nasional (P3SN) RSUP Bukit- tinggi”. Selanjutnya untuk mening- katkan mutu dan cakupan pelayanan serta agar dapat menjadi pusat rujukan penanggulangan kasus stroke, status P3SN RSUP ditingkat- kan kelembagaannya melalui Surat Keputusan Menkes RI No. 495/Men- kes/SK/IV/2005 tertanggal 5 april 2005, menjadi “Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi”.

Terbitnya PP No. 23 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuang- an Badan Layanan Umum (PPK- BLU) menjadikan RS Stroke Nasi- onal Bukittinggi sebagai salah satu Rumah sakit PPK BLU. Penetapan tersebut dinyatakan melalaui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 283/KMK.05/2007 yang menetap- kan RS Stroke Nasional Bukittinggi sebagai instansi pemerintah yang menerapkan PPK BLU bertahap. Keputusan itu diperkuat dengan Keputusan Menkes Ri No. 756/Men- kes/SK/VI/2007 tentang Penetapan 15 Rumah Sakit UPT (Unit Pelaksana Teknis) Depkes.

RS Stroke Nasional Bukittinggi mempunyai tugas utama, salah satunya menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan

stroke secara paripurna. Disamping itu melaksanakan kegiatan pen- didikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang

Direktur RS Stroke Nasional Bukittinggi: Dr. H. Hadril Busudin, mengunjungi pasien di ruang ICU.

Daerah

kesehatan stroke secara komprehen- sif, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehat- an lainnya. Selanjutnya RS Stroke Nasional Bukittinggi juga melak- sanakan upaya kesehatan rujukan.

Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berdiri diatas tanah seluas 1,3 Hektar. Rumah sakit ini sangat strategis karena berada di pusat kota Bukittinggi. Udara sejuk, pemandangan indah, lingkungan bersih, masyarakat yang ramah dengan hasil kerajinan tangan yang terkenal di dalam dan luar negeri Kota Bukittinggi dikenal sebagai kota wisata. Kondisi itu sangat men- dukung untuk mewujudkan “Kota Wisata Sehat” dengan salah satu

Core Busines-nya adalah RS Stroke Nasional Bukittinggi.

Untuk mewujudkan “Kota Wisata Sehat” RS Stroke nasional Bukittinggi menetapkan visi: “Menjadi rumah sakit terdepan dalam pelayanan, pendidikan dan Penelitian stroke berwawasan global”. Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan misi rumah sakit diantaranya, menyelenggarakan pelayanan komprehensif stroke yang berorientasi pada kepuasan pelang-

gan; menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian stroke sesuai dengan kemajuan IPTEKDOK serta mengembangkan jejaring pelayan- an stroke secara nasional regional dan internasional. Misi selanjutnya, mengembangkan inovasi pelayanan stroke terpadu yang mendukung wisata kesehatan dan menerapkan system manajemen rumah sakit yang modern.

Rehabilitasi Medik Terpadu merupakan program unggulan dari Rumah Sakit ini. Program rehabilitas medic ini meliputi pelayanan dok- ter rehabilitasi medic, fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara. Fasilitas yang dimiliki untuk menun- jang program ini cukup lengkap antara lain:Infra Red, untuk stroke, neuropati, bell’s palsy, cerebral palsy, myalgia, athralgia; SWD/MWD untuk frozen shoulder, cervical syndrome, low bach pain, shiffnes joint, carpal turned syndrome, adnexitis, colloid; Elektrical Stimulasi untuk Bell’s palsy, Parase N VI, Myalgia, Neuropatie, Athralgia; Ultra Sound untuk Osteo Arthritis (OA), Low Back Pain (LBP), Calcaneo Spur, Shiffnes Joint, Carpal Turned Syndrome; Ultra Violet untuk

pengobatan Decubitus, Gangguan Masalah Kulit, Celullite; Parafin Bath untuk pengobatan Stiffnes Joint; Traksi Lumbal/Cervical untuk pengobatan HNP, Terapi Orthopedi; Quadricep Bench untuk pengobatan Osteo Arthritis (OA); Tilting Table untuk latihan mobilisasi berdiri; dan Shoulder Wheel untuk pengobatan Frozen Shoulder.

Kesiapan tenaga dalam menjalan- kan roda pelayanan RSSN Bukittinggi mempunyai SDM yang cukup mema- dai. Sumber daya manusia menurut jenis tenaga terdiri dari, tenaga medis, keperawatan, kefarmasian, kesehatan masyarakat, gizi, keterapian fisik, keteknisan medic, dan non kesehatan. Tenaga medis yang dipunyai meliputi, dokter umum, dokter gigi, dr spesialis, masing-masing jumlahnya, sepuluh, satu, enam.

Sedangkan jumlah perawat yang ada sebanyak 156 tenaga. Tenaga ke- farmasian yang terdiri dari Apoteker dan Asisten Apoteker masing-ma- sing sebanyak tiga dan empat bealas orang. Tenaga pendukung lainnya seperti tenaga kesehatan masyara- kat, gizi, keterapian fisik, keteknisan medic, serta non kesehatan masing- masing berjumlah 25, 6, 10, 17, 300 orang tenaga.

Hambatan yang dihadapi selama setahun terakhir ini memang relatif kurang berarti. Meskipun kurang berarti namun perlu diperjuangkan, kurangnya fasilitas lahan parkir dan alat ct scan yang belum dipunyai oleh RSSN Bukittinggi sedikit meng- ganjal kelancaran pelayanan rumah sakit. Solusi yang sudah ditempuh, memohon kepada Panglima Ko- dam Bukittinggi untuk mendapat lahan parkir atas tanah milik Kodam. “Saya sudah menghadap Panglima dan kelihatannya Panglima setuju. Untuk ct scan, kami mengharapkan bantuan dari pusat, “ jelas dr Hadril mengakhiri wawancaranya dengan “Mediakom”. listi

Radio Therapi pada pasien stroke di RS Stroke Nasional Bukittinggi.

Dalam dokumen Mediakom Edisi 19 Agustus 2009 - [MAJALAH] (Halaman 57-60)

Dokumen terkait