• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mediakom Edisi 19 Agustus 2009 - [MAJALAH]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mediakom Edisi 19 Agustus 2009 - [MAJALAH]"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Etalase

SuSunan REDaKSI

Penanggung Jawab: dr. Lily S. Sulistiyowati, MM

Pemimpin Umum:

Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS

Pimpinan Redaksi:

Drs. Sumardi

Redaksi:

Prawito, SKM, MM (koordinator) Dra. Hikmandari A., M. Ed.

drg. Anitasari SM Busroni, S.IP

Dra. Isti Ratnariningsih, MARS Mety Setiowati, SKM Aji Muhawarman, ST

Reporter:

Resty Kiantini, SKM, M. Kes. Sri Wahyuni, S. Sos

Giri Inayah, S. Sos R. Yanti Ruchiati

Fotografi:

Wayang Mas Jendra, S.Sn Rifani Sastradipraja, S.Sos

Produksi:

Tim Inke Maris & Associates

Alamat Redaksi:

Pusat Komunikasi Publik Gedung Departemen Kesehatan RI

Blok A, Ruang 107

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950

Telepon:

021-5201590; 021-52907416-9

Fax:

021- 5223002; 021-52960661

Email:

info@puskom.depkes.go.id kontak@ puskom.depkes.go.id

Redaksi menerima naskah dari pembaca: dapat dikirim ke alamat

email redaksi

aSI

dan Prestasi

Media

kom

Pembaca yang Budiman,

S

etiap medio Agustus diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week). Sebuah per-ingatan untuk membangun ke-sadaran masyarakat dunia betapa pentingnya ASI bagi kesehatan dan kecer-dasan anak-anak.

Kita melihat, kemajuan zaman telah mempengaruhi perilaku hidup kita, termasuk perilaku pemberian susu kepada anak-anak. Faktor kepraktisan, kesibukan, waktu yang ter-batas, ditambah bombardir iklan-iklan, men-dorong para ibu-ibu mengambil jalan pintas

memberikan susu formula kepada anak-anak. Terutama bagi wanita pekerja, terselip anggapan, bahwa susu formula baik-baik saja buat anak mereka.

Oleh karena itu, dalam Mediakom kali ini, kami mengangkat topik utama tentang ASI dan manfaatnya bagi ibu dan anak. Kami ingin menegaskan sekali lagi, bahwa ASI adalah asupan gizi yang sangat dibutuhkan anak-anak, dan ASI dapat menurunkan angka kematian bayi. Tidak benar jika ada anggapan memberikan ASI akan menganggu aktivitas sang Ibu. Selain itu, ada manajemen Laktasi, informasi seputar pemberian ASI.

Masih di bulan Agustus, kita tahu, merupakan hari istimewa bagi bangsa kita. Seperti biasa menjelang hari kemerdekaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato pengantar RAPBN di hadapan Rapat Paripurna Luar Biasa DPR. Bagaimana isi pidatonya? Kami tampilkan dalam rubrik Sorot, berikut dengan pendapat dr. Sjafii Ahmad, MPH, Sesjen Depkes tentang topik yang sama.

Di samping kedua topik di atas, kami juga menyertakan sebuah pe-nilaian terhadap kinerja Departemen Kesehatan. Bahwa dari hasil survei mengatakan, hasil pembangunan kesehatan menunjukan perbaikan yang menggembirakan. Tentu sebuah prestasi membanggakan selayaknya ke-banggaan kita terhadap 132 Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan Nasional yang hadir ke Jakarta baru-baru ini. Mereka terpilih karena telah memberi-kan kontribusi yang besar dalam meningkatmemberi-kan derajat kesehatan masyara-kat di wilayahnya.

Harapan kami, semoga apa yang kami sajikan bermanfaat bagi pembaca setia. Dan, sebagai salam penutup, kami mengucapkan Selamat hari Raya Idul Fitri; 1 Syawal 1430 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin. l

Redaksi

(4)

Daftar Isi

3

Etalase

4

Daftar Isi

6

Surat Pembaca

7

Stop Press

8

Info Sehat

Suara Keras Hambat Perkembangan Bayi air Putih amankan Kandung Kemih Olah Raga Berlebihan Menyebabkan Pikun Pengaruh Musik Pada anak

Pola Hidup Sehat Menangkal Penyakit Mematikan

10

Ragam

Menkes Terima Bintang Penghargaan Legiun Veteran Republik Indonesia

Penghargaan Prada Prameswari untuk Ibu Siti Fadilah Supari

Peresmian Teater nyamuk, Pertama Di Indonesia

Karyawan Depkes Peringati Detik-Detik Proklamasi

13

Media utama

Pekan aSI Sedunia 2009 Releksi Pekan ASI Sedunia

asi Menurunkan angka Kematian Bayi

8

10

28

34

Cover

Kayla Nastiti Ardiyanto

Foto

Wayang Mas Jendra, S.Sn

13

(5)

Daftar Isi

asi Ekslusif Oleh Ibu Bekerja Manajemen Laktasi

22

Sorot

Pidato Presiden Pengantar RaPBn 2010 Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-64:

Penghargaan Kepada 132 Tenaga Kesehatan Depkes Siap Melayani Kesehatan Jemaah Haji Indonesia

Penyakit Miningitis dan Ibadah Haji

34

Potret

Dr utami Rusli Sp.a, MBa,IBCLC Ketua Sentra Laktasi Indonesia “ayo, Kembali ke aSI!”

38

Peristiwa

Indonesia Masuki Epidemi Terkonsentrasi Penularan HIV/aIDS

Global Fund Hibahkan 240 Milyar untuk Tanggulangi TB di Indonesia

Vaksin Meningitis Dibolehkan MuI Hati-hati Penggunaan Kantong Plastik “KRESEK” dan Plastik PVC

Telkomsel Gelar Program “Peluk asa” Dukung Departemen Kesehatan Perangi Demam Berdarah

44

nasional

Kesehatan Masyarakat Makin Baik Kongres Internasional aIDS di Bali:

Indonesia Berhasil Turunkan angka Kematian

52

Daerah

Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Sulawesi Selatan

Pertama & Satu-satunya di Indonesia RS Stroke nasional Bukittinggi

60

Siapa Dia

Tika Bisono dr.Jack

Dr. S. K. amdani Hendarman Supandji, Sp.S(K), Msc

62

Lentera

Menghargai Orang Lain Menduduki Kursi

41

49

42

49

52

58

(6)

Surat Pembaca

Tanya :

Bagaimana kiat menjaga kebugaran tubuh selama menjalankan ibadah haji secara khusu’ di Tanah Suci ? Teri-makasih, kami menantikan jawaban Redaksi.

Abdullah, Jakarta

Jawab:

Pelaksanaan ibadah haji sebagian besar adalah aktifitas fisik, sehingga memerlukan dukungan fisik yang prima. Untuk memperoleh fisik yang prima perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:

• Pelihara kesehatan dengan cara makan, minum dan istirahat yang cukup.

• Selalu menggunakan masker untuk melindungi diri dari infeksi saluran nafas, debu dan penyakit menular yang menyebar melalui udara.

• Hindari sengatan / udara dingin dengan menggunakan, sarung tangan, kaos kaki, dan pakaian tebal.

• Banyak minum air putih untuk mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi.

• Selalu konsultasi masalah kese-hatan dengan petugas kesekese-hatan yang mendampingi.

• Menghindari keracunan makan-an, perhatikan warna, bau dan rasa makanan sebelum dikon-sumsi.

• Perhatikan tanggal kadaluarsa bila membeli makanan.

Tanya :

Apa yang harus dilakukan untuk menjaga kebugaran bagi jamaah haji yang sudah berusia lanjut.? Teri-makasih

Ammar, Bekasi

Jawab :

Untuk menjaga kebugaran, sebaik-nya mengikuti tahapan sebagai berikut:

• Enam bulan sebelum berangkat haji, Jamaah harus memeriksakan diri ke Puskesmas setempat untuk mengetahui status kese-hatan sedini mungkin. Bila ada penyakit, maka akan dilakukan perawatan, pengobatan dan penyuluhan kesehatan.

• Tiga bulan sebelum berangkat haji, jamaah harus memeriksakan diri untuk pemeriksaan lanjutan di rumah sakit setempat yang telah ditentukan oleh Dinas Kese-hatan setempat dan pemberian vaksin miningitis.

• Jamaah harus menjaga kesehat-annya dengan melakukan: a. Berolah raga secara teratur

sesuai dengan kondisi kese-hatannya.

b. Melakukan pola makan sesuai dengan kondisi penyakit. c. Melakukan konsultasi

kesehat-an kepada dokter secara ber-kala sampai keberangkatan.

• Sesampainya di Embarkasi, jemaah melaporkan kondisi kese-hatannya kepada dokter kloter sehingga mendapat perhatian dari dokter.

• Di Arab Saudi, jemaah memeli-hara kesehatan dengan meng-konsumsi obat sesuai anjuran dan melakukan ibadah sesuai dengan kondisi kesehatannya.

(7)

Stop Press

S

eorang dokter pegawai tidak tetap (PTT) Lydia Olivia Pieter ( 24 tahun), yang bertugas di Pus-kesmas Taniwel, Seram Bagian Barat Provinsi Maluku meninggal ter-tembak oleh oknum TNI, pada medio Agustus lalu. Peristiwa itu terjadi ketika seorang oknum TNI bernama Lettu Inf. DRK yang siang itu bertamu di rumah dinas dr. Lydia hendak mengosongkan senjatanya, tanpa disengaja senjata itu meletus dan mengenai dada kiri tubuh dokter yang baru bertugas sejak April 2009.

Lidya sempat dilarikan ke Puskesmas, tetapi jiwanya tidak tertolong lagi. Jenazah Dokter PTT lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2008 siang itu juga dievakuasi dari Puskesmas Taniwel melalui jalan darat ke Pendopo Kabupaten Seram Bagian Barat. Dari pendopo Kabupaten Seram, jenazah dibawa ke Ambon menggunakan feri. Dari Ambon jenazah dengan diantar Wagub Maluku Ir. Said Assegaff dan Kepala Dinas Kesehatan Prov. Maluku dr. Basalama Atma, M.Kes diterbangkan ke Jakarta untuk diserahkan kepada Menteri Kesehatan.

Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng tanggal 13/08/09, jenazah dr. Lydia disambut dr. Budi-hardja, MPH, Direktur Jenderal Bina Kesehatan Ma-syarakat Departemen Kesehatan RI mewakili Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) dan Brigjen TNI Husein Malik mewakili Pengkostrad untuk diserahkan kepada orang tua almarhum.

”Kita semua kehilangan salah satu putri terbaik bangsa yang dengan penuh semangat dan dedikasi yang tinggi mengabdikan diri dalam bidang kesehat-an. Saya menyampaikan terima kasih dan penghar-gaan yang setinggi-tingginya atas segala pengabdian terhadap bangsa dan negara”, ujar Menkes dalam sambutan yang dibacakan dr. Budihardja.

Pada kesempatan ini kami meng-ucapkan belasungkawa yang men-dalam disertai ucapan terima kasih atas semua pengabdian yang telah diberikan almarhumah kepada ma-syarakat di daerah sangat terpencil, tambah Menkes.

Pada kesempatan tersebut al-marhum dr. Lidya dianugerahi tanda penghargaan bagi individu yang ber-jasa dalam bidang kesehatan berupa Lencana Kestaria Bakti Husada Arutala yang diterima Ir. Yunus Pieter, ayahan-da almarhum. Jenazah disemayamkan di rumah duka Kompleks TVRI Blok C No. 50 Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat sebelum dimakamkan keesokan harinya di Pondok Rangon Bekasi, Jawa Barat.

Dengan meninggalnya dr. Lidya, 4 pahlawan kesehatan pada tahun 2009 gugur dalam tugas. Sebelumnya, pada Januari 2009, dr. Hendy Prakoso, dr. Boyke Mowoka, dan dr. Wendyansah Sitompul, Sp.OG juga gugur. Ketika itu “Kapal Motor Risma Jaya” yang mengangkut 3 dokter dan 24 penumpang lainnya mengalami kerusakan setelah dihantam ombak besar dan tenggelam di Muara Kali Aswet Distrik Agast Ka-bupaten Asmat Provinsi Papua. Ketiganya ditemukan meninggal dunia. lSmd

Lydia Olivia,

(8)

Info Sehat

P

enelitian di AS membuk-tikan, minum air enam gelas atau lebih dapat mengurangi risiko kanker kandung kemih. Tubuh kita setiap hari membutuhkan air sebanyak 2,4 - 2,8 liter agar organ-organ tubuh berfungsi sebagaimana mestinya.

Memang, beberapa makanan mengandung air, namun sebaiknya kita minum air putih sebanyak 6 - 8 gelas per harinya agar keseimbangan cairan tubuh dapat selalu terjaga.

Di Amerika Serikat, penyakit kanker kandung kemih merupakan jenis kanker utama keempat yang umumnya dialami kaum pria. Untuk kaum perempuan diagnosis ka-sus kanker kandung kemih hanya ditemukan seperempat dari kasus di kalangan laki-laki.

Hingga kini, faktor-faktor pence-tus terjadinya risiko kanker kandung kemih yang sudah terbukti adalah kebiasaan merokok dan zat kimia pe-nimbul kanker, yang dikenal sebagai arilamin. Penelitian yang dilakukan di Universitas Harvard, Boston, Amerika Serikat, membuktikan bahwa 47.909 laki-laki profesional yang berumur 40 - 75 selama 10 tahun (1986-1996) mengalami lima kali siklus kanker kandung kemih. lgiri

L

arangan bicara keras-keras di dekat bayi ternyata ada dasarnya. Suara percakapan yang terlampau keras terbukti bisa menghambat perkem-bangan bayi. Terutama pada bayi prema-tur atau yang sedang sakit.

Menurut Dr William Engle, ahli neona-tologis dari Riley Hospital, Indianapolis, AS, suara yang keras membuat jantung bayi berdenyut terlalu cepat atau seba-liknya, sangat lambat.

Hal itu membuat bayi tidak bisa

beristirahat atau tidur nyenyak. Padahal, semua proses

perkembangan bayi, baik otak maupun fisik, terjadi justru pada saat bayi istira-hat atau tidur.

Fakta itu terungkap dalam penelitian-nya di unit perawatan khusus di rumah sakit tersebut.

’’Bayi tumbuh di antara kondisi tersebut, selain makan tentunya,’’ ujar Engle.

Karena itu, dia menganjurkan agar orang tua menyediakan tempat yang tenang bagi bayi mereka. Tempat yang tenang, menurutnya, bisa mendorong otak bayi memproses suara yang masuk serta mengenal suara ibu mereka. lgiri

Suara Keras Hambat Perkembangan Bayi

air Putih amankan

Kandung Kemih

T

ernyata apa saja yang berlebihan, selalu berisiko. Termasuk olah raga, latihan fisik berat dalam jangka panjang bisa memicu penurunan daya ingat.

Kajian terbaru menunjukkan para wanita yang berolahraga keras, seperti lari, renang, dan senam selama beberapa hari akan mengalami penurunan memori dan kemampuan kognisi lain-nya. “Padahal, orang terkadang berpikir porsi banyak berarti lebih baik,” kata Mary C. Tierney, PhD, peneliti University of Toronto.

Dalam penelitian yang

(9)

Info Sehat

P

enelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik, sangat mem-pengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien) pada anak.

Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibandingkan anak yang jarang

mendengarkan musik. Bukan sem-barang musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama dan nada-nada yang teratur. Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pem-bentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia.

Penelitian menunjukkan bahwa musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak.

Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkem-bang hingga 80% dengan musik.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki tiga bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh. lgiri

K

ebanyakan kita meng-abaikan berbagai anjuran untuk berhenti merokok, menjauhi junk food, jaga berat badan, olahraga ringan, dan seterusnya. Karena anjuran itu terlalu sering kita dengar, maka yang terjadi: masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Tapi, kali ini anjuran itu harus didengar. Sebab, penelitian terbaru menunjukkan orang yang mengikuti pola hidup sehat bisa menangkal se-rangan beragam penyakit mematikan.

Penelitian yang dimulai perte-ngahan 1990-an oleh Earl S. Ford dan koleganya dari Pusat pemantauan dan Pencegahan Penyakit Amerika Seri-kat itu diterbitkan dalam Archives of Internal Medicine. Para peneliti meng-analisis kesehatan, pola hidup, dan diet pada 23.513 orang berusia 35-65 tahun.

Hasilnya, delapan tahun kemudian, responden yang menjalankan pola hidup sehat lebih aman dari penyakit

seperti kanker, diabetes, dan sakit jan-tung. Rata-rata risiko mereka terkena penyakit etrsebut 78% lebih rendah dibandingkan yang tidak melakukan kebiasaan sehat itu. Sedangkan risiko penyakit jantung 81% lebih rendah, serta untuk stroke 50% lebih rendah.

Rekomendasi penelitian: jangan merokok, berlatih kebugaran, sedikit-nya tiga setengah jam per minggu, tidak kelebihan berat badan, dan ter-akhir, menajga asupan dengan buah-buahan dan sayuran, serat membatasi asupan daging. lgiri

(dari berbagai sumber)

entasikan pada Alzheimer’s Association International Con-ference on Alzheimer’s Disease, Juli 2009, disebutkan bahwa res-ponden adalah wanita usia 50-63 tahun. Mereka diminta me-rinci latihan fisik yang dijalani sejak muda, kemudian di tes dengan delapan tes daya ingat dan daya fungsi otak. Hasilnya, para wanita yang melakukan latihan fisik keras memiliki daya ingat dan kemampuan kog-nisi lebih buruk dibandingkan mereka yang menjalani latihan secara moderat. lgiri

Pengaruh Musik Pada anak

(10)

Ragam

M

enteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) menerima bintang penghargaan dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI yang diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI (Purn.) Rais Abin Senin, 24 Agustus 2009 di Jakarta.

Menurut Rais Abin, Bintang penghargaan ini diberikan karena Menkes berjasa luar biasa untuk perkembangan dan kemajuan LVRI serta kegigihan dalam memperjuang-kan kedaulatan bangsa Indonesia di forum internasional sejalan dengan dharma LVRI. Penghargaan diberikan atas dasar Surat Keputusan LVRI No. Skep-19/MBLV/IX/04/2009 tentang Penetapan Penganugerahan Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia

Rais Abin mengatakan, Menkes juga dinilai berhasil meningkatkan efisiensi jaminan kesehatan bagi masyara-kat termasuk para veteran, serta berani dalam menentang hegemoni negara maju di WHO dan juga NAMRU.

Lebih lanjut Rais Abin juga mengharapkan agar Menkes menindaklanjuti SK Menkes No. 812 tahun 2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif dengan secepatnya mengeluarkan petunjuk pelaksanaan (juklak) agar para pelaksana di lapangan (hospice) dapat lebih efektif dalam menjalankan tugasnya.

Dalam kesempatan tersebut Siti Fadilah Supari menga-takan sangat tersanjung karena diberikan penghargaan layaknya seorang pejuang walaupun ia bukan dari kalang-an militer. Ia memohon doa mudah-mudahkalang-an Allah SWT masih memperkenankan ia terus berjuang demi kema-juan negara ini karena masih banyak tugas yang belum selesai dengan tuntas, contohnya mengenai NAMRU. l

Smd/Dodi

Menkes Terima Bintang

Penghargaan Legiun

Veteran Republik Indonesia

I

bu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono dan Menkes Siti Fadilah Supari bersama 6 wanita lainnya menerima penghargaan sebagai sosok wa-nita Indonesia yang cantik, anggun, bijaksana, cerdas, dicintai serta dikagumi keluarga maupun masyarakat (Prada Prameswari). Penghargaan diserahkan CEO Mustika Ratu Puteri Kuswisnuwardhani disaksikan Direktur Utama Mustika Ratu Mooryati Soedibyo di Jakarta (14/8/2009).

Penghargaan Prada Prameswari diselenggarakan Mustika Ratu Group sebagai perusahaan jamu dan kosmetika nasional sebagai wujud kepedulian dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi budaya bangsa Indonesia. Prada Prameswari bisa diartikan sebagai “Permaisuri Emas”, tetapi bukan permaisuri sebagai istri raja. Prada Prameswari dicitrakan sebagai sosok perempuan Indonesia yang cantik, anggun, bijaksana, cerdas, dicintai serta dikagumi keluarga maupun masyarakat.

Pemilihan dilakukan berdasarkan polling yang dilakukan majalah Femina dan tabloid Nyata selama Januari – Maret 2009. Selain Ibu Negara dan Menkes, juga terpilih 6 tokoh lainnya yaitu : Ny. Hartati Murdaya - Pengusaha Wanita, Krisnina Akbar Tanjung - Penggiat Budaya, Widyawati Sopan Sopian - Aktris Film, Titiek Puspa - Artis & Penyanyi, Artika Sari Devi - Aktris Film & Presenter, serta Nurul Arifin - Artis & Politisi Wanita.

Menkes Siti Fadilah Supari mendapatkan

(11)

Ragam

D

alam upaya memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni antara bidang kesehatan dan kegiatan pariwisata, tanggal 20 Agustus 2009 lalu telah diresmikan Mosquito Theater (Teater Nyamuk) di desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis, Jawa Barat

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes), Prof. DR. Dr. Agus Purwadi-anto, SH, Msi, Sp. F(K), keberadaan Teater Nyamuk adalah upaya Litbangkes mendekatkan diri kepada masyarakat agar hasil penelitian Badan Litbangkes berdaya guna dan berhasil guna.

Jadi, dalam Teater Nyamuk ini diberikan fasilitas gedung sinema berukuran 9x8 meter dengan kapasitas 120 orang, ruang multimedia yang berfungsi untuk proses editing dan dubbing, pusat pelayanan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi, penjualan tiket serta penjualan souvenir dan museum sebagai tempat penyim-panan koleksi dan dokumen. Selain itu, sebagai musium nyamuk pertama di Indonesia, dihiasi replikasi nyamuk ukuran besar pada dinding utamanya. Ada enam genus koleksi nyamuk yang dimiliki museum ini yaitu : Aedes,

Peresmian Teater nyamuk,

Pertama Di Indonesia

gaan atas dedikasi, kerja keras dan keberaniannya dalam bekerja sebagai pribadi, ibu rumah tangga dan juga pejabat negara. Prestasi Siti Fadilah yang banyak dika-gumi terutama kiprahnya sebagai Menkes yang banyak menghasilkan program-program kesehatan yang pro rakyat, keberaniannya menghentikan kegiatan NAMRU di Indonesia serta mereformasi mekanisme virus sharing yang berlaku di WHO. lSmd/Dodi

Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan Toxor. Masing-masing genus terdiri dari spesimen stadium telur, larva, pupa dan nyamuk.

Teater yang dibangun dengan dana APBN Departe-men Kesehatan didukung penuh pengembangan dan pemanfaatannya sebagai ikon wisata ilmiah oleh Pemda Kab. Ciamis dan Pemda Provinsi Jawa Barat . Sinergi antar sektor menjadi ciri nyata dalam ikon wisata ilmiah ini, khususnya sektor kesehatan, pendi-dikan, pariwisata, dan ekonomi, ujar Sugianto, Msc.PH, Kepala Loka Litbang P2B2 Ciamis. l

Smd/Iwan

Karyawan Depkes

Peringati Detik-Detik

Proklamasi

D

alam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-64 Proklamasi Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2009, Departemen Kesehatan RI menyelenggarakan Upacara Bendera yang dipimpin langsung Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) dan dihadiri oleh para pejabat Eselon I, II, III, IV dan pejabat di lingkungan UPT Depkes di Jakarta serta para pegawai di lingkungan Departemen Kesehatan.

Dalam kesempatan tersebut Menkes secara sim-bolis menyerahkan penghargaan kepada 9 orang yang berjasa di bidang kesehatan. Penghargaan yang diserahkan berupa 7 orang memperoleh tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden

(12)

Ragam

U

ntuk meningkatkan kualitas kerja, menambah daya tahan dan stamina kerja, bulan Juli 2009 lalu , seluruh karyawan Puskom Publik melakukan kegiatan bersama “konsolidasi staf di pulau Dewata, Bali. Kegiatan ini sekaligus untuk

refreshing bersama, mengingat ritme kerja Unit Depkes sangat padat, ha-rus cepat dan tepat, dan menguras tenaga serta pikiran.

Demi mendapatkan penyegaran sekaligus pencerahan pemikiran mengelola pekerjaan, sekaligus rekreasi bersama, maka Puskom Publik meluangkan waktu untuk kegiatan bersama, yang diisi dengan pelatihan dan pencerahan internal.

Pada hari pertama, seluruh staf mendapat pencerahan tentang “Leadership in Team Building” oleh Dr. Abdullah Rudolf Smit, CTM. Digam-barkannya, bahwa kepemimpinan

model Elang itu memang baik, tapi kepemimpinan Angsa lebih baik lagi. Mengapa? Elang, memang kuat, he-bat, berani tapi seorang diri. Banyak kelemahan, apalagi Elang itu mati, tak ada pengganti. Berbeda dengan Angsa. Ia akan selalu bekerja dalam tim yang solid. Satu sama lain saling menguatkan, mengisi. Bila ada salah satu anggota yang lemah, kemudian beristirahat, maka anggota lain akan segera mengisi formasi kekosongan. “Kepemimpinan model Angsa lebih unggul,” tegas Rudolf.

Selain itu, berlangsung pula acara “Curhat”. Kegiatan ini dimasud-kan untuk mengeluardimasud-kan seluruh perasaan duka, penat dan kekesa-lan akibat pekerjaan dan interaksi selama bekerja. Pada sesi ini, Ibu Lily Sulistyowati, sebagai Kepala Puskom Publik memberi pengantar terlebih dahulu. Berikutnya seluruh

per-wakilan bagian dan bidang menyam-paikan uneg-uneg. Awalnya, mereka merasa enggan, tapi sesi berikutnya suasana menjadi terbuka dan penuh kekeluargaan. Semua yang meng-ganjal perasaan terungkap dalam sesi ini tanpa beban.

Untuk menambah soliditas, peserta mengunjungi berbagai tem-pat wisata. Mulai dari museum Goa gajah, Ulu Watu, Legian, Tampak sir-ing dan Dream Land. Tak ketinggalan menyaksikan pertunjukan tari Kecak yang melibatkan personil 80 an orang. Dalam setiap kesempatan si-sipan kegiatannya memang belanja. Bali memang bukan hanya tempat wisata, tapi juga surga belanja bagi mereka yang punya kantong tebal untuk menebar uang di toko-toko dan pasar-pasar yang tersebar di setiap tempat. lpra

Konsolidasi Puskom Publik

yaitu : dr. H. Suwandi Makmur, MM, Pembina Utama Madya, Inspektur III pada Itjen Depkes, (30 tahun), dr. Nani Kurniani, Sp.S (K), Pembina Tingkat I, Dokter Madya pada RSUP Hasan Sadikin Bandung, (30 tahun),

Drs. Baim Heryadie, M.Pd, Pembina Tingkat I, Widyaiswara Madya pada Balai Besar Pelatihan Kesehatan Cilo-to, (30 tahun), Dwi Ngaipah, Penata,

Analis Kepegawaian Penyelia pada Biro Kepegawaian Setjen Depkes, (30 tahun), Bagus Abimanyu, S.Si, M.Pd, Penata, Lektor pada Poltekkes Semarang, (20 tahun), Yeni Sukma-heryani, Penata, Perawat Penyelia pada RSUP Persabahatan, (20 tahun), dan Ni Kadek Efriyani Penata Muda, Perawat Pelaksana Lanjutan pada RSUP Sanglah Denpasar.

(13)

Media Utama

Media

utama

Pekan ASI

Sedunia 2009:

Mereka

Berhak

Mendapatkannya

(14)

Media Utama

1

T

ema di atas mengan-dung makna bahwa dalam situasi apapun, ibu harus senan-tiasa didukung untuk tetap dapat menyu-sui bayinya. Sebab, mendapatkan ASI merupakan hak anak agar dapat bertumbuh kem-bang secara optimal. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkem-bangan intelegensia, rohani, dan perkembangan emosional. Karena selama disusui dalam dekapan ibu, bayi bersentuhan langsung dengan ibu, dan mendapatkan kehangatan kasih sayang dan rasa aman.

Namun, harus diakui, masih ba-nyak bayi yang belum mendapatkan ASI. Di Indonesia, hanya 40% bayi yang diberikan ASI eksklusif. Promosi susu formula yang gencar menye-babkan banyak ibu maupun petugas kesehatan memilih memakai susu formula yang mahal daripada meng-gunakan ASI. Dukungan keluarga juga masih kurang. Padahal, seorang ibu yang ingin menyusui bayinya dengan sukses perlu mendapat

dukungan, gizi yang baik dan pera-watan sejak ia hamil sampai melahir-kan dan menyusui.

Terkait dengan tema besar pekan ASI Sedunia 2009, kebutuhan ASI semakin mutlak dibutuhkan karena Indonesia sering menghadapi situasi darurat. Pada saat itu, seringkali pem-berian ASI kepada bayi-bayi justru sering dilupakan. Dalam keadaan daru-rat, semua sibuk menyediakan susu formula yang bisa berakibat diare yang membahayakan bayi itu sendiri.

Ada banyak alsan mengapa penggunaan ASI di Indonesia khu-susnya dalam situasi darurat masih terbatas. Pertama, faktor sosial budaya; Kedua, kurangnya pengeta-huan masyarakat akan pentingnya tetap memberikan ASI dalam situasi darurat; Tiga, jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung penggunaan ASI saat terjadi situasi darurat; Empat, gencarnya bantuan susu formula yang masuk; Lima, kurangnya pengetahuan dan komit-men pemberi bantuan dan penerima bantuan akan pentingnya tetap menyusui dalam situasi darurat; dan

enam, kurangnya dukungan dari ma-syarakat termasuk dalam hal mem-berikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui berupa shelter khusus untuk memerah ASI nya.

Sesungguhnya, dalam situasi apapun, hampir semua ibu dapat menyusui bila dibantu untuk mem-peroleh rasa percaya diri, rasa aman, rasa tenang serta diberi informasi mengenai tehnik menyusui yang benar serta adanya shelter/ tempat dan prioritas mendapatkan air bersih untuk ibu dan anaknya saat situasi darurat terjadi. Untuk itu, sejalan de-ngan Tema Pekan ASI Sedunia tahun 2009 ini, yang mengangkat penting-nya dukungan bagi ibu tetap menyu-sui dalam situasi darurat, diharapkan komitmen dan tekad yang kuat dari berbagai pihak untuk bersama-sama memberikan dukungan bagi ibu untuk tetap menyusui dan mengu-payakan peningkatan pemberian ASI Ekslusif 6 bulan dan dilanjutkan Pemberian ASI dengan makanan pendamping ASI yang berkualitas hingga anak berumur 2 tahun de-ngan baik dan benar. ldhp

S

esibuk dan setinggi apa pun karier seorang ibu, ia memiliki tugas melekat memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anak-anaknya. Karena itu adalah hal yang logis jika mereka berusaha agar ASI tetap lancar. Lebih dari itu, ASI adalah karunia Tuhan yang sangat besar untuk diberikan ke-pada anak, mudah dicerna, siap pakai setiap saat,

Releksi

(15)

Media Utama

aman dari kuman, tidak basi, serta tersedia dalam suhu optimal sesuai kebutuhan bayi. Di samping itu ASI merupakan dasar hidup sehat dan makanan terbaik di awal kehidupan seorang anak. Sekaligus hak yang mendasar bagi anak agar dapat tum-buh dan berkembang secara optimal, demi kepentingan kesehatan dan kualitas kehidupan masa depannya.

Bagaimana tidak? Karena menu-rut ahli kesehatan, ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Kandungan tersebut antara lain 87 persen air, 700 kalori/lt, 1,2 persen protein, 3,8 persen lemak, dan 7,0 persen laktosa, serta beberapa jenis vitamin, mineral, dan gizi yang sesuai kebutuhan bayi.

ASI juga mengandung berbagai zat kekebalan, seperti imunoglobulin, lisosim, faktor bifiduz, dan zat-zat lain yang memberikan kekebalan pasif terhadap beberapa penyakit ter-tentu, serta berguna untuk menekan pertumbuhan bakteri usus. Beberapa penelitian juga menunjukkan, bahwa ASI dapat mengurangi risiko kesu-karan seperti gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, dan pnemonia, gangguan pencernaan, dll.

Lebih dari itu juga mengandung zat-zat yang diperlukan untuk perkembangan kecerdasan otak. Demikian pula bagi ibu yang menyu-sui, pemberian ASI memiliki banyak manfaat, khususnya yang berkaitan dengan pemulihan kesehatan. Antara lain mencegah pendarahan setelah melahirkan, sehingga mengurangi kemungkinan anemia, menjarangkan/ menunda kehamilan, serta mengu-rangi risiko terkena kanker rahim dan kanker payudara.

Pemberian ASI juga dapat mem-pererat jalinan kasih sayang antara ibu dan anak, serta menimbulkan rasa aman dan kedekatan emosional yang kuat. Dalam dekapan ibu, bayi akan merasakan kehangatan dan perlin-dungan. Begitu pula sebaliknya, ibu menyusui akan merasakan puas dan

bahagia, karena dapat memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Se-sungguhnya apabila dalam menyusui dihayati, akan menumbuhkan keba-hagiaan yang terwujud dalam bentuk kasih sayang murni.

Sentuhan kulit, detak jantung ibu yang telah lama dikenal bayi, akan meningkatkan kemesraan. Berpadu-nya unsur fisik dan psikis antara ibu dan anak tersebut, semakin mem-perkuat ikatan cinta dan kasih sayang di antara mereka. Dalam kaitan ini, Sigmund Freud, tokoh terapi psiko-analitik menyatakan, bahwa meng-hisap buah dada ibu (menyusu) dalam tahun pertama kehidupan, yang disebut fase oral, memuaskan kebutuhan bayi akan makanan dan kesenangannya.

Dampak psikologisnya, menim-bulkan rasa sayang, nyaman, percaya dan berani menjangkau orang lain, sehingga menumbuhkan kemam-puan membangun dan memelihara hubungan yang akrab. Semua itu berdayaguna sebagai dasar perkem-bangan emosi anak di kemudian hari.

Sebaliknya, kerakusan dan kese-rakahan bisa berkembang sebagai akibat kurang memperoleh makanan

dan cinta pada tahun-tahun awal kehidupan. Ini karena tugas perkem-bangan pertama fase oral adalah memperoleh rasa percaya, percaya kepada orang lain, dunia, dan kepada diri sendiri. Dan cinta adalah perlin-dungan terbaik dari ketakutan, dan ketidakamanan.

Itu mengandung makna, betapa ASI turut serta berpengaruh terhadap kepribadian anak-anak. Bahkan RA Kartini, tokoh emansipasi wanita pun menyebutkan, bahwa kejahatan dan kebaikan manusia terberikan melalui air susu ibu (Nota Kartini untuk Roose-boom dalam Sulastin, 1977:388).

Selain itu, dari sisi ekonomi pun menyusui banyak manfaatnya. Secara ekonomis, jelas lebih murah karena tidak perlu membeli susu formula, botol, dan perlengkapannya, sehingga mengurangi biaya pengeluaran belanja dan menghemat. Terlebih ASI dapat mencegah infeksi, sehingga mengurangi pengeluaran biaya untuk bayi sakit. Di samping itu juga ramah lingkungan karena tidak menimbul-kan sampah sisa kaleng atau dos susu. Pun, praktis karena tidak perlu repot mencuci botol dan dot.

Bagi negara, pemberian ASI mendukung terwujudnya SDM yang berkualitas, mengurangi sampah, menekan angka kesakitan dan kematian bayi, serta meningkatkan ekonomi keluarga. Ironisnya, ke-nyataan menunjukkan masih adanya sebagian kaum ibu yang enggan memberikan ASI kepada putra-pu-trinya, seperti menunda menyu-sui, membatasi dan memberikan makanan/minuman lain sebelum bayi berusia enam bulan. Alasannya antara lain, tidak mau repot, tidak yakin kalau dapat menyusui, kurang percaya diri bahwa ASI cukup untuk bayinya, takut jika bentuk tubuh uta-manya payudara berubah sehingga kelangsingan tubuh dan kemolekan-nya menjadi berkurang, ibu kem-bali bekerja setelah cuti, gencarnya promosi susu formula, dll.

ASI turut serta

ber-pengaruh terhadap

kepribadian

anak-anak. Bahkan RA

Kartini, tokoh

eman-sipasi wanita pun

menyebutkan,

bah-wa kejahatan dan

kebaikan manusia

terberikan melalui

(16)

Media Utama

Belum lagi adanya perilaku me-nyusui yang kurang mendukung, mi-salnya membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih, dsb. Disinilah perlunya dukungan suami dan keluarga dalam membantu menyele-saikan masalah pemberian ASI. Suami dalam hal ini memiliki peran yang besar, khususnya dalam memberikan perhatian, cinta dan kasih sayang kepada istri yang menyusui.

Ini karena hampir semua ibu dapat menyusui bila dibantu dengan

me-numbuhkan rasa percaya diri, serta teknik menyusui yang benar. Perha-tian tersebut di antaranya melalui pemberian motivasi kepada istri agar mau menyusui bayinya, serta jangan mengkhawatirkan perubahan bentuk mamae.

Kesetiaan untuk tidak akan mengurangi cinta dan tidak akan berpaling meski bentuk tubuh men-galami perubahan, adalah dukungan yang sangat diperlukan bagi istri. Du-kungan lainnya yaitu saat ibu harus

menyusui pada malam hari dalam kondisi mengantuk, terlebih saat bayi dalam keadaan rewel.

Untuk itulah, peningkatan pem-berian ASI harus terus digalakkan. Mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI, antara lain melalui Pekan ASI se-dunia, yang berlangsung dari tanggal 1 Agustus setiap tahunnya. l

(Sumber: http://www.wawasand-igital.com)

aSI Menurunkan

angka Kematian Bayi

Dalam empat tahun terakhir pemerintah

berhasil menurunkan angka kematian bayi

(AKB) dari 35 per 1.000 kelahiran hidup

pada tahun 2004 menjadi 26,9 per 1.000

kela-hiran hidup pada tahun 2007

P

enurunan ini menu-rut Direktur Bina Gizi Masyarakat dr. Ina Hernawati karena ibu hamil dan ibu menyu-sui sudah semakin paham mengenai pentingnya pemberian ASI eklsusif (hanya ASI saja) sampai bayi berusia 6 bulan.

Untuk memastikan setiap ibu hamil mengerti tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif, Depkes telah mengeluarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penerbitan buku ini merupakan salah satu kebijakan dan komitmen Menteri Kesehatan untuk menurunkan angka kematian

ibu dan bayi. Setiap ibu hamil wajib memilikinya. Di dalam buku tersebut termuat pesan-pesan tentang ASI.

“Melalui buku ini, informasi untuk memberikan ASI eksklusif mulai diberikan sejak dini, yaitu sejak awal kehamilan. Setiap ibu hamil begitu kontak pertama dengan tenaga kesehatan akan mendapat buku KIA. Tahun ini sudah dicetak 5 juta buku yang diberikan kepada ibu hamil di seluruh Indonesia. Distribusinya bisa lewat bidan praktek swasta, Puskesmas, fasilitas ksesehatan dan sebagainya,” jelas dr. Ina.

Dr. Ina mengakui, sosialisasi menyusui ekslusif perlu waktu untuk mencapai hasil optimal karena ini

(17)

Media Utama

Menurut dr. Ina, sedikit demi sedikit perilaku masyarakat sudah mulai berubah.

“Sudah semakin banyak orang yang sadar, semakin banyak orang yang minta pelayanan. Hal ini ditun-jukan dari angka-angka yang terus meningkat dibandingkan sebelum-nya. Media massa juga mulai ber-peran”, jelasnya.

Dr. Utami Rusli, Sp.A dari Indone-sian Breastfeeding Center menghi-tung andai dalam satu tahun, selama 6 bulan bayi diberikan ASI Exclusive saja, maka 18,03 trilyun dana peme-rintah dapat dihemat.

Jika melihat persentase, angka kematian bayi baru lahir bisa ditekan 22% jika diberi ASI selama 6 bulan, Jika bayi diberi ASI sampai 11 bulan diturunkan lagi tingkat kematian 13% dan jika dilanjutkan sampai usia bayi 2 tahun bisa diturunkan lagi 6% angka kematian. Totalnya 41% kema-tian balita dapat ditekan jika diberi ASI sampai usia 2 tahun tentunya ditambah makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan keatas.

AKB di Indonesia memang masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga. Di Filiphina AKB mencapai 18 per 1.000 kelahiran hidup sementara di Singapura hanya 1 bayi meninggal per 1.000 kelahiran hidup.

Sementara menurut laporan The World Health Report tahun 2005, tiap

6 menit 1 bayi Indonesia dibawah usia 28 hari meninggal dunia. Ini lebih kecil dibanding laporan yang sama untuk tingkat dunia bahwa setiap hari 430 balita meninggal dan jika dikalkulasi setiap 2,5 menit, 1 balita meninggal.

Kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan kesadaran tenaga kesehatan untuk tidak mempromosi-kan penggunaan susu formula bagi bayi baru lahir akan berperan besar untuk semakin menurunkan AKB di negeri ini. Sesungguhnya Menkes sudah membuat aturan tentang pemasaran susu formula melalui Surat Keputusan No. 237/Menkes/SK/ IV/1997.

Dr. Dien Sanyoto Besar dari Badan Pekerja Peningkatan Penggunaan ASI menambahkan, susu formula yang gencar dipromosikan di berba-gai media dengan berbaberba-gai kemasan dan manfaat yang dapat menarik perhatian para orang tua, membuat mereka memilih mengonsumsi susu formula bagi bayinya.

Selain melalui iklan di media dan promosi di pertokoan, para produsen susu formula juga aktif berpromosi di rumah sakit serta melalui petugas pelayan kesehatan, seperti dokter dan bidan.

“Seharusnya bayi yang baru

dilahirkan ditaruh di dada ibunya agar refleksnya berkembang dan produksi susu ibunya meningkat, tapi ini malah justru dipisahkan, ada yang sehari kemudian baru diper-temukan,” tuturnya.

Padahal berdasarkan rekomenda-si internarekomenda-sional, bayi yang baru lahir harus langsung diberi ASI, maksimal satu jam setelah lahir. “Nyatanya ba-nyak yang justru diberi susu formula dengan alasan susu ibu tidak keluar”, tambah dr. Dien.

Ditambahkan oleh Dien, pelang-garan lain yang dibuat pihak RS adalah pemberian sampel susu kaleng secara gratis pada pasien. “Ibu yang baru pulang dari RS banyak yang diberi oleh-oleh susu kaleng gratis,” ujarnya.

Menurut Dien, kini semakin ba-nyak ibu-ibu yang tidak percaya diri dengan manfaat dari kandungan ASI akibat pengaruh iklan yang mengi-dealkan kandungan zat gizi terdapat dalam susu formula. “Tidak ada ASI yang tidak bagus, bahkan ASI me-ngandung zat yang meningkatkan kekebalan tubuh bayi,” paparnya.

Padahal, hanya ASI yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi, dan keunggulannya tidak bisa digan-tikan oleh susu lain. ASI aman, bersih, dan mengandung zat-zat kekebalan

"Sosialisasi menyusui

ekslusif perlu waktu

untuk mencapai hasil

optimal karena ini

menyangkut

peruba-han perilaku."

(18)

Media Utama

D

r. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar ASI, meyakinkan bahwa setelah masa cuti berakhir, ibu masih bisa memberi-kan ASI eksklusif. “Rugi sekali jika ibu hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu. ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya,” tegas Utami.

Pemberian ASI selama di tempat kerja telah diatur pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan.

Dalam Peraturan Bersama tersebut, pemerintah

men-dorong pengusaha dan serikat pekerja termasuk serikat buruh untuk memasukkan tata cara pemberian ASI dalam perjanjian kerja antara perusahaan dengan kar-yawannya. Pengusaha juga diminta untuk menyediakan fasilitas bagi ibu yang ingin menyusui atau memeras ASInya. Dengan kebijaksanaan perusahaan dan fasilitas yang memadai seperti ruangan tertutup untuk menyusui atau memeras ASI dan lemari es untuk menyimpan ASI perah, ibu bekerja tidak perlu khawatir lagi.

Setiap bayi berhak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental spiritual maupun kecerdasannya. Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun. Oleh karena itu, pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai anak berusia 2 tahun, merupakan upaya ibu memenuhi hak anak dan bayinya. tubuh yang dapat melindungi bayi

dari berbagi macam penyakit dan infeksi. ASI juga tersedia setiap saat dan gratis.

Semua ibu bisa memberi ASI bagi bayinya. Hanya 1 dari 1.000 yang

ASI-nya tidak keluar karena benar-benar bermasalah. Kegagalan pemberian ASI ekslusif terkait informasi yang be-lum sampai dan bebe-lum banyak tena-ga kesehatan yang bisa menolong.

Tuhan telah menciptakan ASI

se-bagai sumber kehidupan bagi bayi. Di dalamnya lengkap terdapat berbagai kandungan gizi, vitamin dan mineral serta lemak. Maka tak terbantahkan, bahwa ASI memang yang terbaik bagi bayi, termasuk pada wanita dengan gizi buruk sekalipun, ASI tetap yang terbaik untuk anaknya.

gi dari berbagai sumber

“Tidak ada ASI yang

tidak bagus, bahkan

ASI mengandung zat

yang meningkatkan

kekebalan tubuh

bayi,”

Dr. Dien Sanyoto

ASI Ekslusif

(19)

Media Utama

Beri aSI Perah

Untuk buah hati tercinta, seharus-nya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik bagi bayi, termasuk memberi-kan ASI secara eksklusif. “Ibu tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor,” jelas dr. Utami Rusli.

ASI perah adalah ASI yang diam-bil dengan cara diperas dari payu-dara untuk disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Apa tidak basi? Menurut Utami, sampai waktu terten-tu dan dengan penyimpanan yang benar, ASI tidak akan basi. Misalnya, ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di lemari es ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di frezeer yang tidak terpi-sah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI men-capai 6 bulan.

Memerah ASI bukan hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar. Memang mem-butuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan, misal plastik pertama, kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.

Persiapan dan

Pemberian

Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari sebelum masa cuti

ber-akhir ibu memang harus menyiap-kan diri sendiri dan bayi. Apalagi jika si buah hati merupakan anak pertama. Berat meninggalkannya. Apalagi siang hari tak bersama dan tak menyusui.

Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting. Pertama, adalah mempersiapkan mental untuk meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Kedua, persiapan dengan mulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara mulai te-rasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Esok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.

Untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. “Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung puting. Sam-pai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi bi-ngung puting,” jelas Utami. Bibi-ngung puting terjadi jika ibu yang biasa memberi ASI lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol, maka ke-tika akan diberikan lewat payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.

Persiapkan

Mental ‘Pengasuh’

Tetap memberi ASI selama ibu bekerja di kantor berarti ibu harus menjalin kerjasama dengan peng-asuh. Ini tentu tidak mudah. Apalagi jika yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Kalau mereka tidak punya pemaha-man yang sama tentang pemberian dan manfaat ASI eksklusif, ditambah pengalaman mereka dulu mungkin akan sedikit menyulitkan.

“Tapi, jangan menyerah. Pelan-pelan jelaskan sama ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, dan bahwa usus bayi belum siap mencerna makanan. Begitu juga jelaskan pada pengasuh, kerjasama orangtua dengan pengasuh di ru-mah ini juga menentukan keberhasi-lan menyusui secara eksklusif”, terang dr. Utami.

Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, jangan khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti ber-akhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali bekerja, bukan? l

(20)

Media Utama

M

bak Tia, begitu pang-gilan dari wanita ber-nama Tia N.Ardianto, karyawan MedcoEner-gi Oil dan Gas yang juga puteri Menteri Kesehatan ini. Ia tetap memberi ASI kepada tiga anaknya, walau harus bekerja sebagai wanita karir. Bahkan sejak melahirkan anak pertama, Naila Nastiti Ardianto yang lahir tahun 2002 , mbak Tia su-dah memberikan ASI eksklusif. “Sesi-buk apapun, saya tetap menyusui, “ begitu akunya. Bagaimana caranya? Memompa ASI dan menyimpannya ke dalam botol yang telah disediakan khusus. ASI tersebut kemudian disim-pan dalam suhu tertentu sehingga terjamin mutunya.

Menurut mbak Tia, Naila, puteri per-tamanya, menyusu hingga 15 bulan. Sementara, putera kedua, Muhammad Dipo Ardianto, menyusu hingga 10 bulan. Sedangkan puteri ke tiga, Kayla Nastiti Ardianto yang lahir tahun 2008, lebih tertata lagi dalam pemberian ASI. MbakTia mengaku, paska kelahiran putera ketiganya ia lebih berpen-galaman dan percaya diri. Salah satu contohnya, saat melahirkan, keluarga sengaja mencari RS yang menerapkan rawat gabung, sehingga selama 24 jam pertama bayi terus menyusu. Kondisi ini diakuinya berdampak positif terhadap produksi ASI berikutnya. “ASInya deras dan terus-menerus,” tambahnya.

Puteri pertama Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari ini mencerita-kan bahwa untuk keberlangsungan pemberian ASI, ia sengaja memompa air susu 2 kali setiap hari di kantor.

Kegiatan seperti ini dilakukan kurang lebih 7 bulan. Bahkan ketika rapat-rapat pun, mbak Tia tetap menyempatkan memompa ASI. “Alhamdulillah, kantor sangat toleran terhadap ibu menyusui, sehingga Kayla mendapat ASI penuh, tidak ada susu formulanya. Sudah be-berapa kali ditinggal ke luar kota, tidak ada masalah, semua lancar, tetap ASI,” ungkap wanita cantik ini.

Diceritakannya, walau cukup sibuk sering ke luar kota, pemberian ASI sangat bermanfaat bagi bayi, terutama secara psikologis dan untuk daya tahan tubuh. Dari pengalamannya, anak-anak yang mendapat ASI dengan baik, mereka akan sangat dekat dengan ibu dan tidak mudah sakit panas. Daya tahan tubuh anak juga akan lebih baik, dan secara fisik berat badan anak juga menjadi ideal: tidak kegemukan atau sebaliknya terlalu kurus. “Semua berkembang normal. Saya sebagai ibu merasa tidak mendapat kesusahan,” akunya tidak disibukkan dengan memberikan berbagai macam vitamin tambahan.

Terkait dengan daya tahan tubuh, mbak Tia punya pengalaman tersend-iri. Ketika kedua puteranya baru-baru ini terkena cacar air, alhamdulillah

justru si bungsu tidak tertular, padahal ia belum vaksinasi. “Saya kira ini karena faktor pemberian ASI sehingga Kayla tak tertular cacar air, “ imbuhnya.

Selama ini ASI memang kalah bersaing ketat dengan promosi susu formula di rumah sakit-rumah sakit maupun media massa. Mbak Tia ingat, sewaktu anak pertama dan kedua keluar dari rumah sakit bersalin, ia

sempat diberikan susu formula. Na-mun belakangan pendekatan seperti itu sudah tak ada lagi. Kegiatan pro-mosi mulai berkurang. Bahkan setiap akan memberi susu formula, rumah sakit akan minta izin terlebih dahulu. “Beruntunglah, anak saya nomor tiga ini benar-benar full eksklusif sampai 6 bulan, “ katanya.

Mbak Tia berkantor di Gedung Bidakara ini mengakui, sebagai wanita karier yang sedang aktif bekerja, me-nyusui pasti terasa repot. Tapi, sebagai ibu, kita harus melihat definisi repot itu seperti apa, karena repot tidaknya se-seorang tergantung cara pandangnya. “Kalau mau dibilang repot pasti repot. Tapi kalau dianggap ringan juga tidak masalah,” tandasnya.

Selama berada di luar rumah, mbak Tia sengaja meluangkan waktu memompa ASI dua kali sehari. “Begitu

lunch time, pasti saya mengambil jam makan siang untuk ke kamar me-mompa ASI,” ceritanya. Begitu di sore hari, ketika menjelang sore, mbak Tia memompa ASI kembali, sebelum beraktivitas di luar kantor. “Pokoknya, kemana-mana saya tetap membawa alat pompa itu. Untung bentuknya mirip kotak LCD. Jadi seperti mem-bawa alat kantor saja. Saya senang, jadi

well plan dan terkadang terasa seru,” urainya panjang lebar.

Ibu berputera tiga ini merasa mendapat dukungan banyak pihak ketika berniat memberikan ASI eksklu-sif kepada putra putrinya. Khususnya Ardianto, sang suami, sangat mendu-kung. Selama ini ada anggapan bahwa menyusui akan merusak estetika

Tia N. Ardianto

“Menyusui Tidak

(21)

Media Utama

n Jangan biarkan aktivitas sehari-hari menjadi penghalang Anda untuk memberikan ASI eksklusif bagi si kecil.

n Sebagai ibu dan sekaligus wanita bekerja memang tidak mudah untuk memberikan ASI eksklusif untuk buah hati, karena jatah cuti hanya 3 bulan sedangkan bayi membutuhkan ASI eksklu-sif sampai usia 6 bulan. Jangan putus asa dulu. Ibu dapat tetap memberikan ASI eksklusif de-ngan menerapkan manajeman laktasi. Setiap ibu menyusui berhak mendapat informasi mengenai manajemen laktasi. n Kenapa demikian? Karena ASI

merupakan makanan utama dan satu-satunya yang terbaik bagi bayi selama 6 bulan pertama dalam kehidupannya.

n Manajemen laktasi dimulai sejak masa kehamilan (antenatal), saat segera setelah bayi lahir, masa neonatus, sampai masa menyusui selanjutnya (postna-tal). Dengan manajemen laktasi, keberhasilan menyusui dapat dicapai dengan baik dan bayi memperoleh gizi yang optimal. n Pada periode antenatal (masa kehamilan) keyakinan ibu bahwa menyusui adalah amanah Ilahi, merupakan kunci awal keberha-silan proses menyusui. Makanlah dengan teratur, bergizi dan seim-bang, memeriksakan kehamilan secara teratur, menjaga keber-sihan diri, dan cukup istirahat serta mengikuti senam hamil. Penting pula untuk mengikuti bimbingan persiapan menyusui

yang terdapat di setiap klinik lak-tasi di rumah sakit. Jangan lupa bersihkan puting susu sebelum anak lahir.

n Pada waktunya, tibalah hari yang dinantikan. Sang buah hati yang ditunggu-tunggu kini sudah hadir dihadapan ibu. Pada pe-riode ini (perinatal) ibu mulai belajar menyusui sang bayi. Dr. Utami Rusli, seorang pakar ASI menganjurkan untuk menyusui bayi sesegera mungkin, jangan lebih dari 30 menit pertama se-telah lahir (inisiasi dini). Lakukan rawat gabung, yakni bayi selalu di samping ibu selama 24 jam penuh setiap hari.

n Pastikan bahwa petugas keseha-tan yang membantu persalinan dapat melaksanakan ini. Jangan berikan makanan atau minuman selain ASI. Bila dalam 2 hari pertama ASI belum keluar, berikan bayi air putih masak dengan menggunakan sen-dok. Jangan memberikan dot maupun kempengan karena bayi akan susah menyusu, di samping mengganggu pertum-buhan gigi.

n Susuilah bayi kapan saja dia mem-butuhkan, jangan dijadwal. Susuilah juga bila payudara ibu terasa penuh. Ingatlah bahwa makin

se-ring menyusui, makin lancar produksi dan pengeluaran ASI. Setiap k ali me-nyusui, gunakanlah kedua payudara

seca-ra bergantian. Yakinkan bahwa payudara telah kosong atau bayi tidak lagi mau mengisap. Mintalah petunjuk kepada pe-tugas bagaimana cara menyusui yang baik dan benar dan jangan pisahkan bayi ibu dikamar bayi bayi sehat. Pastikan petugas kesehatan agar ibu dan bayi dilakukan rawat gabung. n Selamat. Ibu sudah dapat

mem-berikan ASI segera setelah mela-hirkan. Lanjutkan kebiasaan ini sampai bayi berumur 6 bulan. Cukup ASI saja (penyusuan eks-klusif ). Teruskan pemberian ASI sampai bayi berumur 2 tahun. Ibu dapat memberikan makanan pendamping ASI saat bayi mulai berumur 6 bulan. l

gi dari berbagai sumber

Manajemen Laktasi

tubuh. Tapi, menurut pengalaman

mbak Tia, tidak masalah . “Yang terpent-ing bagaimana cara kita merawatnya. Kita perlu makan yang benar, bukan makan yang banyak. Sebab kalau

makan banyak, badan menjadi gemuk,” ujarnya mengaku suami tidak pernah mempermasalahkan, karena mereka tahu untuk kepentingan anak dan masa depannya. Demikian juga

(22)

Sorot

Pidato pengantar RAPBN yang biasanya disampaikan

pada tanggal 15 atau 16 Agustus, menjelang peringatan

hari ulang tahun Republik Indonesia, tahun ini dimajukan

2 minggu lebih awal, yakni tanggal 3 Agustus 2009. Hal

itu karena DPR masa bakti 2004-2009 akan berakhir masa

jabatannya pada akhir September serta pemerintahan baru

dilantik 20 Oktober. Dengan demikian, DPR dan

pemerin-tah bisa bersama-sama membahas dalam waktu yang

sesingkat mungkin, sebelum mengakhiri masa tugasnya.

Pidato Presiden Pengantar RaPBn 2010

Pemerintah Siapkan

Tujuh Prioritas Kebijakan

(23)

Sorot

P

ada acara yang dihadiri pula oleh Ibu Ani Yudhoyono, serta Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Ibu Mufidah JK serta para pejabat negara lainnya, Presiden di depan Rapat Paripurna Luar Biasa DPR, di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, menye-butkan perbaikan penghasilan para pegawai negeri sipil, anggota TNI dan Polri serta pensiunan. Presi-den Soesilo Bambang Yudhoyono menyatakan dalam menjalankan ekonomi nasional tahun depan, pemerintah akan memantapkan tu-juh prioritas kebijakan yang selama ini telah dijalankan.

Prioritas pertama yang akan di-lakukan adalah menjaga agar sektor riil terus bergerak. Untuk itu Pemerin-tah telah mengeluarkan berbagai ke-bijakan termasuk insentif fiskal untuk mendorong sektor riil tumbuh lebih cepat. Prioritas kedua, mencegah

ter-jadinya gelombang PHK seraya terus menurunkan angka pengangguran. Presiden mengatakan, dalam meng-hadapi krisis ini kita juga mencegah gelombang pengangguran yang ti-dak semestinya terjadi. Dengan berb-agai program yang diambil pemerin-tah untuk meminimalkan dampak krisis keuangan global, pertamba-han pengangguran pertamba-hanya sebesar kurang dari 60 ribu, jauh di bawah perkiraan semula sebesar 1,5 juta. Ini tentu saja perlu kita syukuri, namun marilah terus kita menjaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja yang tidak perlu.

Ketiga, menjaga stabilitas harga, terutama bahan pokok yang dibu-tuhkan oleh masyarakat. Pemerintah terus menjaga agar angka inflasi dapat dipertahankan pada angka yang relatif rendah. Sampai bulan Juli 2009, angka inflasi antar tahun

(year on year) hanya mencapai 2,71 persen, yang merupakan inflasi yang terendah sejak tahun 2000.

Keempat, menjaga dan me-ningkatkan daya beli masyarakat, dalam bentuk penurunan tarif pajak penghasilan orang pribadi (OP), peningkatan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP), penurunan harga BBM, kenaikan gaj bagi PNS, TNI, Polri, pensiunan, serta guru/dosen dan pemberian BLT pada saat terjadi tekanan yang sangat berat terhadap kelompok keluarga miskin. Lang-kah ini dilakukan karena konsumsi masyarakat merupakan kontributor dominan terhadap total pertumbu-han ekonomi.

(24)

Sorot

Keenam, menjaga ketahanan pa-ngan dan energi. Harga papa-ngan ha-rus tetap terjangkau dengan jumlah yang cukup. ”Kita juga telah meng-antisipasi kemungkinan datangnya El-Nino di sebagian wilayah Indone-sia yang diperkirakan akan menye-babkan kekeringan pada akhir tahun 2009 dan awal tahun 2010”, ujarnya.

Menurut Presiden, agar tidak mengganggu ketahanan pangan, maka langkah-langkah untuk men-gantisipasi dan mengatasi dampak El-Nino telah dan akan terus dilak-sanakan, dengan antara lain menjaga kecukupan cadangan beras melalui stok Bulog minimal 1,5 juta ton.

Pemerintah juga akan melanjut-kan dan melaksanamelanjut-kan program Be-ras Bersubsidi untuk 17,5 juta Rumah Tangga Sasaran dengan jumlah 15 kg per Rumah Tangga selama 12 bu-lan. Pemerintah akan terus menjaga stabilitas harga pangan, khususnya beras dengan menyediakan dana siaga untuk antisipasi situasi, yang besarnya sekitar Rp 1 triliun di tahun 2010.

Selain itu Pemerintah akan men-jaga dan memastikan agar embung-embung, dam, dan bendungan air dapat berfungsi dengan baik. Untuk mengantisipasi masalah kekeringan yang berakibat pada kemungkinan kebakaran hutan, saya telah meng-instruksikan kepada Pemerintah Daerah untuk mengantisipasi dan mencegah meluasnya kebakaran tersebut.

Dalam bidang ketahanan energi, dilakukan program peningkatan dan diversifikasi produksi, serta manaje-men distribusi untuk manaje-mengamankan pasokan energi. Upaya untuk menge-lola sisi permintaan energi juga terus dilakukan.

Ketujuh, meskipun menghadapi krisis ekonomi global. ”Kita harus tetap berupaya mempertahankan

pertumbuhan ekonomi nasional pada angka yang relatif tinggi, seti-daknya antara 4-4,5%,” ujar Presiden.

Jika angka itu bisa kita capai, ini adalah prestasi tersendiri di tengah-tengah resesi perekonomian global dewasa ini. “Ketika banyak negara di dunia mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi), kita masih bisa tumbuh relatif tinggi. Pada tahun-tahun mendatang, seiring dengan membaiknya situasi ekonomi dunia dan implementasi tujuh prioritas ke-bijakan ini, Insya Allah ekonomi kita akan dapat tumbuh 5% atau lebih pada tahun 2010, dan meningkat lebih tinggi lagi pada tahun-tahun

berikutnya,” ujarnya

Gaji PnS, TnI, Polri naik

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, gaji pegawai negeri sipil dan prajurit TNI serta Polri, dan juga pensiunan pada tahun 2010 akan dinaikkan rata-rata lima persen, guna memperbaiki penghasilan mereka. “Alokasi ang-garan antara lain untuk memperbaiki penghasilan aparatur negara dan pensiunan melalui kenaikan gaji pokok dan pensiunan pokok, pem-berian gaji dan pensiunan bulan ke-13, kenaikan uang makan/lauk pauk bagi TNI-Polri dari Rp 35.000/ hari menjadi Rp 40.000/hari kerja,” ujarnya.

Khusus bagi semua dosen serta para guru, Yudhoyono menjelaskan, pada Dana Alokasi Umum (DAU) terdapat tunjangan profesi guru. “Tunjangan tersebut diberikan ke-pada guru dan dosen yang memiliki sertifikat pendidik, sebagai peng-hargaan atas profesionalitasnya, sesuai dengan kewenangannya,” kata Yudhoyono. Jika selama ini gaji guru terendah adalah Rp2 juta setiap bulannya, maka dalam RAPBN 2010 akan dialokasikan dana penyesuaian berupa tambahan tunjangan kepen-didikan bagi guru sebesar Rp7,9 triliun.

“Kita semua berharap dengan ditingkatkannya alokasi anggaran ini, maka kesejahteraan para guru dan dosen akan semakin membaik dan akhirnya sesuai dengan harapan rakyat mutu pendidikan kita akan meningkat lebih tinggi lagi,” kata Kepala Negara dengan penuh harap.

Deisit turun

Sementara itu, ketika berbicara tentang RUU-RAPBN tahun 2010, Presiden Yudhoyono menjelaskan bahwa pendapatan negara dan

“Salah satu fungsi

negara adalah

memberikan

per-lindungan dan

me-nyediakan jaring

pengaman sosial

(social safety net)

kepada masyarakat

lapisan bawah.

Un-tuk itu, berbagai

pro-gram pro rakyat

sep-erti BOS, Jamkesmas,

PKH, Beras

Bersub-sidi, BLT bersyarat,

dan sebagainya akan

terus diperkuat. “

(25)

Sorot

hibah direncanakan mencapai Rp 911,5 triliun, atau meningkat Rp38,8 triliun dari sasaran RAPBN Perubahan(RAPBN-P) tahun

angga-ran 2009.

“Belanja negara direncanakan mencapai Rp 1009,5 triliun yang berarti lebih tinggi sebesar Rp3,8

triliun dari yang dianggarkan dalam RAPBN-Perubahan tahun 2009. Dengan demikian, defisit anggaran dalam tahun 2010 direncanakan

S

ebenarnya kalau kita bicara bagaimana upaya melakukan ke-giatan untuk mendu-kung kepemimpinan dan kebijakan Pemer-intah, kita bicara tiga aspek. Aspek pertama; kelem-bagaan, kedua aspek program dan ketiga aspek sumber daya manusia. Ketiga aspek inilah yang harus saling bersinergi. Sebagai contoh aspek kelembagaan. Pembenahan organisasi oleh ibu Menteri adalah sesuai dengan kebutuhan perkem-bangan kedepan masalah kesehat-an. Jadi, diharapkan organisasi kita ini benar-benar mampu mengan-tisipasi kebutuhan pembangunan kesehatan ke depan.

Untuk program telah diterapkan

4 grand strategi sebagai penjabaran dari visi-misi Depkes.. Menkes juga menerapkan manajemen program berbasis integritas dan integralitas. Jadi, disamping integritas dengan ciri khas kebangsaan, nasionalisme, juga pro rakyat.

Program yang baik tanpa dikelo-la oleh sumber daya manusia yang kompeten tak akan berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, Menkes menerapkan reorientasi paradigma. Paradigma lama belum sepenuhnya berpihak kepada rakyat. Sekarang kebijakan Departemen Kesehatan menguntungkan rakyat. Paradigma ini melahirkan kebijakan-kebijakan

yang membuat masyarakat dan rakyat kecil itu tidak termarjinalkan, seperti JAMKESMAS, obat murah, Poskestren dan lain sebagainya.. Bicara kendala, jelas ada. Per-tama, dari sisi penganggaran. Segi penganggaran pembangunan ke-sehatan di belahan dunia ini harus didukung dengan minimal 15% dari APBN. Tapi, sampai sekarang ini kita baru 2,3%. Kalau anggaran mening-kat kami meyakini bahwa kegiatan-kegiatan ini akan lebih berdayaguna mencapai sasaran. Kedua, masa transisi yang cukup. Belum semua SDM berubah paradigmanya. Jadi kita tidak pungkiri sebagian belum menghayati benar paradigma itu. Tapi inilah yang merupakan ma-salah bagi kita sehingga kita harus secara berkesinambungan melaku-kan edukasi dan sosialisasi supaya paradigma dapat terwujud.

Tapi, dengan kenyataan seperti itu, yang penting kita tidak boleh putus asa. Kita harus menyiasatinya dengan melakukan program priori-tas agar kita bisa survive. Jadi kalau kurang sedikit-sedikit tak masalah dan bukan berarti kita tidak dapat bersaing. Dengan melakukan pro-gram prioritas, maka kita akan bisa bersaing. Karena program tersebut mengakibatkan terjadinya biaya yang efektif dengan anggaran yang terbatas.

Selama ini kita cukup besar mendapatkan PNBP (Pendapatan

Negara Bukan Pajak). Perolehan ta-hun ini melonjak pesat di Departe-men Kesehatan. Penerimaan tahun 2004, PNBP Departemen Kesehatan hanya berkisar 1,9 triliun, maka pada tahun 2008 sudah mencapai 6,9 triliun PNBP bidang kesehatan.

Adapun PNBP daerah dikelola oleh pemerintah daerah. Adakalanya pendapatan asli daerah yang ber-sumber pada distribusi kesehatan, belum sepenuhnya digunakan untuk program kesehatan. Itu yang saya katakan, adanya gejala di beberapa daerah yang sebenarnya tidak sehat. Kenapa? Sebenarnya, kalau ini berlangsung terus maka ada kesan seolah orang sakit membiayai orang sehat. Seyogyanya, PNBP yang bersumber dari pelayanan kesehatan dikembalikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan juga.

Intinya, tantangan kedepan cukup besar, lebih berat dibanding-kan dengan sekarang. Oleh karena itu, melalui visi dan misi yang jelas maka tidak ada tantangan yang tidak bisa kita hadapi, apalagi kalau kita sudah mempunyai tata nilai. De-partemen Kesehatan sudah mem-punyai tata nilai yang cukup baik, yaitu berpihak pada rakyat, bertin-dak cepat dan tepat, kerjasama tim, integritas yang tinggi, transparan dan akuntabel. Sehingga kalau tata nilai ini benar dijalankan maka insya Allah apapun tantangan akan bisa kita hadapi. lpra

dr. Sjaii Ahmad, MPH, Sesjen Depkes

Tantangan Pembangunan

(26)

Sorot

optimalisasi penerimaan, baik pe-nerimaan dari pajak maupun peneri-maan negara bukan pajak (PNBP). “Dari rencana penerimaan negara dan hibah yang ditargetkan men-capai Rp 911,5 triliun dalam tahun 2010, penerimaan perpajakan diren-canakan mencapai Rp 729,2 triliun sedangkan PNBP diperkirakan men-capai Rp 180,9 triliun,” kata Yudhoyo-no. Setelah menjelaskan masalah pe-nerimaan negara, Presiden kemudian berbicara tentang alokasi anggaran belanja pemerintah pusat sebesar Rp 699,7 triliun. Belanja pemerintah pu-sat itu akan diprioritaskan pada lima sektor yakni pendidikan, kesehatan, perbaikan gizi, keluarga berencana, serta pemantapan reformasi birokra-si dan hukum, serta pemantapan demokrasi dan keamanan nasional.

Moratorium pemekaran

Dalam kesempatan ini, Kepala Negara juga menyinggung ma-salah pembentukan daerah-daerah otonom baru sebagai hasil pemekar-an wilayah baik di tingkat provinsi, kota maupun kabupaten.

Selama 10 tahun terakhir ini, sejak dimulainya era reformasi telah lahir tujuh provinsi,164 kabupaten, serta 34 kota sehingga telah terdapat 33

provinsi, 398 kabupaten, serta 93 kota.

“Pemekaran dan pembentukan daerah baru yang tidak memenuhi urgensi dan persyaratan adminis-tratif, serta kurang daya dukung keuangannya tentu saja akan men-jadi beban bagi keuangan negara. Keuangan negara yang seharusnya bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat menjadi beralih untuk membi-ayai keperluan administrasi pemerin-tahan daerah pemekaran,” katanya sambil menegaskan bahwa pemerin-tah harus mengevaluasi penyeleng-garaan pemerintahan daerah.

“Sebelum evaluasi tersebut dilakukan secara tuntas dan menye-luruh, maka kita perlu melakukan moratorium (penghentian semen-tara atau jeda, red.), pemekaran dae-rah,” kata Presiden. Moratorium harus dilakukan untuk mencegah pembo-rosan dan penghamburan sumber dana negara secara tidak tepat, yang justru akan menjauhkan harapan masyarakat untuk mendapat pelayan-an dpelayan-an peningkatpelayan-an kemakmurpelayan-an secara merata dan adil,” katanya.

Sambil mengingatkan seluruh lapisan masyarakat tentang berbagai tugas berat di masa mendatang serta tantangan baik dari dalam negeri maupun eksternal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menga-jak rakyat untuk tegar menghadapi masa depan itu.

“Saya ingin mengajak segenap komponen bangsa untuk menatap ke depan lebih tegar, percaya diri dan tetap bekerja lebih keras lagi untuk mencapai cita-cita bersama. Tahun-tahun yang akan kita lalui adalah tahun-tahun yang tidak mudah dan penuh tantangan. Tetapi dengan memohon ridha Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, saya yakin kita semua, bangsa Indonesia yang besar ini akan mampu meningkatkan mencapai Rp 98,0 triliun (1,6 % dari

PDB). Jumlah ini mengalami penu-runan sebesar Rp35,0 triliun, bila dibanding target yang direncanakan dalam RAPBN-P tahun 2009 sebesar Rp 133,0 triliun (2,5% PDB), jelas Kepala Negara.

Untuk mencapai sasaran pendapatan negara tersebut, maka pada tahun 2010 pemerintah akan terus melanjutkan langkah-langkah

“Selain masalah

transparansi dan

pertanggung-jawaban keuangan

daerah, saya ingin

mengingatkan

ke-pada seluruh jajaran

pemerintahan di

pusat dan daerah,

untuk sekali lagi,

ti-dak melakukan

keja-hatan korupsi.”

(27)

Sorot

kesejahteraan dan kemajuan seluruh rakyat Indonesia,” demikian harapan Presiden.

Kesejahteraan Rakyat

Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp37 triliun untuk Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat, serta Penataan Kelembagaan dan Pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial dalam RAPBN 2010. “Sasaran yang hendak dicapai dari prioritas tersebut adalah menurunkan angka kemiskinan menjadi 12 – 13,5%,” katanya.

Pada kesempatan itu Kepala Negara mengemukakan sejumlah kebijakan dan program pemerintah untuk pemeliharaan kesejahteraan rakyat, serta penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial antara lain melalui kenaikan gaji bagi PNS, TNI, Polri, pensiunan, serta guru/dosen— dan pemberian BLT pada saat terjadi tekanan yang sangat berat terhadap kelompok keluarga miskin. Pemerintah juga akan mem-berikan perlindungan pada masyara-kat miskin atau hampir miskin (near poor) dengan menyediakan jaring pengaman sosial. “Salah satu fungsi negara adalah memberikan per-lindungan dan menyediakan jaring pengaman sosial kepada masyarakat lapisan bawah. Untuk itu, berbagai program pro rakyat seperti BOS, Jamkesmas, PKH, Beras Bersubsidi, BLT bersyarat, dan sebagainya akan terus diperkuat,” katanya.

Pada kesempatan itu Kepala Negara menyampaikan sejumlah asumsi makro dan besaran APBN 2010 dalam RAPBN 2010 sebesar Rp 1.009,5 triliun. Disebutkan antara lain, target pertumbuhan ekonomi sebe-sar 5 %, inflasi 5 %, nilai tukar rata-rata per dolar AS sebesar Rp 10.000, harga minyak mentah Indonesia (ICP) rata-rata per barel 60 dolar AS

dan lifting minyak rata-rata 965 ribu barel per hari. Pemerintah juga men-argetkan penerimaan pajak sebesar Rp 729,2 triliun, PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) Rp180,9 triliun, alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 699,7 triliun, alokasi ang-garan kementerian/lembaga sebesar Rp 327,6 triliun, alokasi anggaran Departemen Pendidikan sebesar Rp 51,8 triliun, alokasi anggaran Departemen Pertahanan sebesar Rp 40,7 triliun, dan alokasi anggaran Departemen Pekerjaan Umum Rp 34,3 triliun.Kemudian alokasi ang-garan Departemen Agama Rp26 triliun, alokasi anggaran Departe-men Kesehatan Rp20,8 trilun, alokasi anggaran Departemen Perhubungan Rp 16 triliun dan alokasi anggaran Kepolisian Negara Rp 25,8 triliun.

Presiden ingatkan agar

Jajaran Pemerintah

Tidak Korupsi

Presiden Susilo Bambang Yudho-yono juga mengingatkan agar jaja-ran pemerintah di pusat dan daerah untuk tidak melakukan kejahatan korupsi. “Selain masalah transparansi dan pertanggungjawaban keuangan daerah, saya ingin mengingatkan ke-pada seluruh jajaran pemerintahan

di pusat dan daerah, untuk sekali lagi, tidak melakukan kejahatan korupsi,” kata Presiden.

Presiden menyebutkan, dana APBN dan APBD adalah uang rakyat yang harus dimanfaatkan sebe-sar-besarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Pepatah mengatakan “gajah mati meninggal-kan gading, harimau mati mening-galkan belang”.

“Marilah kita mengemban ama-nah dan tanggung jawab dengan baik, sehingga meninggalkan nama yang baik pula. Nama yang akan dikenang oleh rakyat, jauh setelah kita meninggalkan jabatan yang kita emban,” tegas Presiden.

Presiden menyatakan bahwa ang-garan yang makin besar ke daerah, sudah seharusnya diikuti oleh kom-petensi dan tanggung jawab penuh dari segenap aparatur pemerintahan, untuk mengelola anggaran tersebut secara baik dan transparan, bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. “Kita harus memastikan bahwa anggaran yang semakin besar ini, tidak diikuti dengan sema-kin meningkatnya penyimpangan, ‘mismanagement’, apalagi korupsi di daerah,” katanya. l

(28)

Sorot

P

uskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan terdepan yang manfaatnya sangat dirasakan ma-syarakat khususnya masyarakat di daerah terpencil dan sangat terpencil. Tenaga Kesehatan (Nakes) Puskes-mas mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. Atas perannya yang besar itulah, Departemen Kesehatan setiap tahun

men

Referensi

Dokumen terkait

kesehatanpun bisa terjadi. Dampak dari pekawinan di bawah umur yaitu pada kesehatan baik wanita maupun pria untuk banyak sekai himbauan untuk tidak melakukan

Beranjak dari kenyataan tersebut penelitian yang telah dilakukan ini adalah untuk mengukur secara kuantitatif bagaimana sesungguhnya tingkat pencapaian aspek pemberdayaan

Ke kakuan dan kediktatoran Virus tak berhenti sampai disitu, ia berupaya agar ketiga pemuda itu tak akan pernah lulus dari universitasnya, dengan berbagai cara, namun cara apapun

Artinya siswa masih taat pada peraturan sekolah sehingga tidak banyak siswa yang melanggar peraturan seperti perilaku membolos sekolah, karena jika frekuensi membolos

1) Observasi dan wawancara dengan kelompok tani NUJU TANI di Desa Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan tentang penggunaan pestisida oleh petani, meliputi jenis dan

o Mahasiswa yang tidak heregistrasi dan tidak mengajukan cuti kuliah tetap berkewajiban membayar SPP sesuai dengan ketentuan mahasiswa aktif (dianggap cuti tanpa izin), dan

83 Perdagangan Pasar Tradisional 84 Perdagangan Penjual Alat-alat mesin 85 Perdagangan Penjual ikan asin 86 Perdagangan Penjual roti 87 Perdagangan Penjual sayuran 88

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepadatan total dan karakteristik bakteri pelarut fosfat yang di isolasi dari rizosfer tanaman pisang nipah (Musa paradisiaca