• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mediakom Edisi 32 Oktober 2011 - [MAJALAH]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mediakom Edisi 32 Oktober 2011 - [MAJALAH]"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ETALASE

D

Jamu, obat tradisional rakyat Indonesia. Mereka sudah menggunakan secara turun temurun, dari generasi ke generasi berikutnya. Entah kapan dan siapa yang mengawalinya. Kini, jamu telah merevolusi diri menjadi lebih moderen dalam penyajiannya. Awalnya, jamu disajikan dalam bentuk cair, dengan rasa pahit yang khas . Memang, beberapa jamu untuk penyakit tertentu, terasa sangat pahit, sehingga ada sebagian masyarakat yang idak tahan dengan rasa tersebut. Seperi jamu sambiloto untuk penyakit gula darah (diabet). Tapi, seiring perkembangan ilmu dan teknologi, sekarang sudah ada dalam bentuk kapsul. Rasa pahit, tak terasa lagi.

Jamu tersebut, selain menyembuhkan penyakit, juga menambah kebugaran tubuh. Ada ribuan jenis tanaman obat tradisional dapat hidup dan tumbuh di bumi Indonesia. Semua jenis tanaman obat itu dengan kombinasi ramuan tertentu dapat menyembuhkan banyak jenis penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan oleh perilaku hidup yang idak sehat atau penyakit idak menular. Dampak jamu sebagai obat terhadap penyakit, idak langsung, butuh waktu sampai iga minggu, bahkan satu bulan. Kelebihan jamu, idak berefek negaif terhadap

kesehatan. wajar, bila dr. Sii Mahfudzah, Kepala Puskesmas Colomadu 1 Jateng memilih “obatku jamu”.

Kini, Kementerian Kesehatan melalui Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Taman obat dan obat Tradisional (B2P2To-oT) Tawangmangu, Jawa Tengah, terus mengembangkan budidaya tanaman obat, bekerjasama dengan petani. Mengembangkan laboratorium, untuk menguji kualitas manfaat, mutu dan keamanan jamu. Juga terus melakukan peneliian untuk memperoleh bibit unggul berkhasiat inggi. Bila ini terus dikembangkan dan mendapat dukungan semua pihak, tak menutup kemungkinan jamu akan menjadi penggerak ekanomi masyarakat, sekaligus menyehatkan, tanpa harus impor bahan baku jamu dari luar negeri. Secara lebih lengkap pembaca dapat menyimak rubrik media utama.

Selain jamu, Mediakom juga mengetengahkan berbagai informasi menarik tentang dunia vektor, deklarasi bebas buang air sembarangan, Kemenkes mendapat predikat terbaik dalam pelayanan informasi publik dan kisah kepahlawanan, layak jadi teladan dalam bekerja. Tak keinggalan rubrik potret dan lentera yang dikemas dalam bahasa sederhana. Selamat membaca...!§

drg. Murti Utami, MPH

Mediakom

Redaksi meneRima naskah daRi pembaca, dapat dikiRim ke alamat email Redaksi

Obatku Jamu

susunan Redaksi

penanggung Jawab : drg. Muri Utami, MPH

Redaktur : Dra. Hikmandari A, M.Ed, Dyah Yuniar Seiawai, SKM, MPS

Editor/Penyuning : Mulyadi, SKM, M.Kes, Prawito, SKM, MM, M.Rijadi, SKM, MSc.PH, Busroni S.IP, Mety Seiowai, SKM, Aji Muhawarman, ST

Desain Grais dan Fotografer : Drg. Anitasari, M, Resi Kianini, SKM, M.Kes, Dewi Indah Sari, SE, MM, Sri wahyuni, S.Sos, MM,

Giri Inayah, S.Sos., Wayang Mas Jendra, S.Sn

sekretariat : waspodo Purwanto, Endang Retnowaty, Dodi Sukmana, S.I.Kom, okto Rusdianto, ST, Yan Zefrial alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI Blok A, Ruang 107,

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950

(4)

DAFTAR

ISI

3 ETALASE

6 INFO SEHAT

6 KESEhATAN JEMAAh hAJI

7 KURANGI KEBIASAAN MAKAN BERLEBIh

8 SURAT PEMBACA

9 STOPPRESS

9 KEMENTERIAN KESEhATAN RAIh pREDIKAT TERBAIK KETERBUKAAN INfORMASI pUBLIK

10 MENGABARKAN KETERBUKAAN

12 KIpRAh KEMENKES DI TMMD KUBAR

14 MEDIA UTAMA

14 MEMBUDAyAKAN MINUM JAMU

16 MEMBERDAyAKAN BISNIS pETANI JAMU

18 MENCETAK DOKTER JAMU

20 MENGURANGI KETERGANTUNGAN IMpOR BAhAN BAKU OBAT

23 AyO WISATA JAMU

26 pEMBUKTIAN ILMIAh UNTUK

MENJAMIN MUTU DAN KhASIAT JAMU

31 ApA KATA DOKTER JAMU?

34 RAGAM

34 RS DR.SOETOMO SURABAyA BUKA pOLIKLINIK OBAT TRADISIONAL

(5)

38

38

41

42

42 DEKLARASI STOp BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

46

49

49

54

59 ACEh TABUh GENDERANG LAWAN

62

62

66

68

70 UNTUK RAKYAT

SAMpAI DIMANA Rpp TEMBAKAU?

KOLOM

NASIONAL

DEKLARASI STOp BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

SALATIGA MILIKI pUSAT DUvER

DAERAH

ACEh: MENUJU ACEh DARUSSALAM

ACEh MERANGKUL KESWA

ACEh TABUh GENDERANG LAWAN MALARIA

POTRET

DR. SUpRIyANTORO, Sp.p, MARS

SIAPA DIA

DIK DOANK

IRENE KhARISMA

NURUL ARIfIN

RESENSI BUKU

(6)

kesehatan bukan segalanya tapi tanpa kesehatan segalanya idak akan pernah ada.

haji merupakan rukun Islam yang ke 5 (lima). Haji adalah perlehatan akbar yang berlangsung ruin (iap tahun) di kota Makkah dan Masya’ir Al muqoddasah (Arafah. Muzdalifah, Mina)

Haji merupakan akiitas ibadah yang didasari oleh “Napak Tilas” dari apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dan keluarganya dan tata caranya dicontohkan melalui Nabi Muhammad saw.

Kita perlu mempersiapkan kesehatan karena: di tanah suci perbedaan Geograi (iklim, keadaan alam), saat ini musin dingin (-50 C s/d 100 C), Madinah lebih dingin dari Mekkah. Kelembaban udara sangat rendah 300 C s/d 400 C (di Indonesia 900 C). Perbedaan waktu (kalau 4 jam), maka jam biologispun berubah seperi jam idur, BAB dan lain sebagainya), Perbedaan situasi dan konsidi (dalam

Kesehatan

jemaah haji

waktu bersamaan berada dalam 1 tempat, melakukan kegiatan yang sama), Perbedaan Sosio-Kultural antar bangsa.

Haji merupakan ibadah Rukun yang cukup berat (dibanding ibadah lain), karena melibatkan beberapa aspek yaitu isik, psikis (mental), inansial, sosial dan pengetahuan.

Misalnya untuk kesehatan harus ada pengelompokan risiko inggi yang bertujuan untuk memudahkan para petugas kesehatan dalam pengelolaan kesehatan jamaah haji.

Yang harus dilakykan bagi orang yang sudah mempunyai penyakit yaitu: Konsultasi ruin dari sekarang (dokter pribadi, Puskesmas, RS), Harus tahu obat-obatan yang wajib dibawa dengan dosis dan jumlahnya. Biasakan hidup sehat dengan gaya hidup dan kebiasaan, bila perlu membawa surat pengantar dari dokter yang merawat untuk dokter kloter.

Tips sehat pada saat melaksnaakan haji, adalah: Siapkan mental (Zero

Mind Process), keluar pemondokan seperlunya/ibadah, jangan terlalu memaksakaan diri, biasakan memakai masker (tempat-tempat keramaian), minum air yang banyak (min 4 liter/ hari) hindari minum es/minum dingin ( bagi yang bermasalah), selekif terhadap makanan (gizi, pantangan, alergi), jangan menahan buang air, jika ada gejala sakit, segera datangi petugas kesehatan. § YN

PersiaPan Peralatan

---Jaket/mantel, sweter, kain ihrom yang tebal, paying, kacamata hitam, masker (musin dingin)

Bawa vitamin, food suplement seperlunya

Penyakit yang yang sering terJadi saat MenJalankan ibadaH HaJi di tanaH sUci

---• Saluran pernapasan

• Saluran pencernaan • Rehidrasi

• Kardiovaskuler • Cerebrovaskuler • Neoropsikiatrik • Penyakit menular • Endokrin

• Penyakit kulit, ginjal, hai (lever) dll.

ili ( inflUenza like illness) sering terJadi, dengan ciri-ciri sePerti

---• Infeksi saluran pernapasan atas

yang disebabkan oleh virus dengan gejala mirip inluenza

• Batuk kering, demam (38,5 C) menggigil, pegal-pegal, nyeri otot dan persendian, sakit kepala, sakit tenggorokan , hilangnya nafsu makan

• Tidak seperi pilek biasa, idak disertai dengan hidung tersumbat atau berair

• Segera temui tenaga medis, petugas haji lainnya

(7)

beRapa banyak resolusi sehat yang Anda buat tahun ini? Daripada terbebani dengan banyak target kenapa idak mencoba melakukan yang paling gampang. Mulailah hindari makanan yang berlebih.

Bukan lagi rahasia umum, kalau kebiasaan makan berlebihan bisa menimbulkan risiko penyakit seperi diabetes, obesitas atau penyakit kardiovaskular.

Tapi kenyataannya, mengubah pola makan idaklah mudah. Akiitas sehari-hari yang banyak menyita waktu sering kali membuat seseorang idak sempat memilih dan mengatur berapa makanan yang sudah dikonsumsi. Tanpa disadari, makanan yang masuk berlebihan dan banyak mengandung kolesterol.

Memasuki waktu isirahat siang di kantor misalnya, kadang menjadi dilema dalam memilih menu makan yang akan dikonsumsi. Begitu banyak pilihan makanan yang disajikan seiap rumah makan yang dekat dengan kantor, tapi jarang sekali tersedia makanan yang benar-benar sehat, sayuran misalnya.

Kalau sudah begini jangan kaget jika kadar kolesterol (lemak jahat) meningkat gara-gara kebiasaan makan makanan yang berlebihan dan kurang serat. Ancaman penyakit jantung koroner 2 kali lebih besar terhadap orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol 200-240 mg% dibanding dengan yang kadar kolesterolnya di bawah 200 mg%. Bahkan ancaman tersebut akan meningkat menjadi 4 kali lebih besar apabila kadar kolesterol mencapai di atas 300 mg%.

Para pakar kesehatan idak melarang makan enak asalkan setelah makan diimbangi dengan akivitas isik.§

AM, dari berbagai sumber

KURanGi KeBiasaan

maKan BeRLeBih

5. Jangan makan terlalu cepat karena dengan makan cepat orang cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding orang yang makan dengan santai. 1. Membiasakan

sarapan karena makan pagi sangat pening untuk mengurangi rasa kelaparan di siang hari yang memicu orang makan banyak.

Mulailah mengurangi porsi makan yang besar

dengan kebiasaan berikut

2. Disela-sela makan 3 kali sehari, Anda masih bisa menyelingi dengan makan buah sebagai gani makanan gorengan atau yang manis-manis.

3. Hindari stres karena bisa memicu seseorang makan tanpa terkontrol

6. Usahakan idak makan berat 1-2 jam sebelum idur.

(8)

Redaksi Mediakom telah menetapkan 10 (sepuluh) orang pemenang dengan 3 buah jawaban sebagai berikut :

JaWaban

1. Anak Sehat, Kreaif dan

Berakhlak Mulia.

2. Badan penyelenggara Jaminan Sosial.

3. Disebut perokok pasif. Perokok pasif sama bahkan dua kali

berisiko terhadap kesehatan.

pemenang kuis :

1. mansur tp, skm, m.kes Kepala puskesmas Balocci KEpULAUAN SULAWESI SELATAN No hp : 085656863xxx

2. Javed s mataputung

puskesmas Cijagang Kecamatan Cikalong Kulon Kab. Cianjur No hp : 081586562xxx

3. Mikindari, SKM

perum. Trias Estate Blok. h10/35 RT. 006/010 Bekasi – Jawa Barat No hp : 081387843xxx

4. drg. dedi dumayanto puskesmas Tanjung Marulak Kec. Rambutan, Kota Tebing Tinggi – Sumatera Utara 20615 No hp : 081260651xxx

5. tamrin togatorop, s.kep,.ns Jl. Emas No. 13 Salak

provinsi Sumatera Utara 22272 No hp : 085261888xxx / 085373773xxx

6. birman mukron

Jl. pahlawan XII Desa petaling, Kec. Mendo Barat, Kab. Bangka provinsi Bangka Belitung 33173 No hp : 081367425xxx

7. Regina, a.md

RSUD harapan Insan Sendawar Sendawar – Kuta Barat 75576 No hp : 085250432xxx

8. Ahmad Tauik Azis, SKM

Dinas Kesehatan Kabupaten Sidenreng Rappang

provinsi Sulawesi Selatan 91611 No hp : 081355691xxx

9. delri soni, skm, mkm puskesmas Air Santok

Kota pariaman- Sumatera Barat No hp : 081374877xxx

10. drg. Rosnaniar

puskesmas Kampung Baqa Samarinda Seberang Kalimantan Timur No hp : 08125843xxx

MediaKuis

1. Sebutkan salah satu tujuan sainiikasi jamu?

2. kementerian kesehatan Ri memiliki unit

peneliian dan pengembangan khusus jamu yang di sebut B2P2TOOT, apa kepanjangan B2P2TOOT? dan dimana lokasinya?

3. Apa nama Klinik Sainiikasi Jamu milik B2P2TOOT Tawangmangu?

Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi).

Jawaban dapat dikirim melalui : Email : kontak@depkes.go.id fax : 021 - 52907421

pos : pusat Komunikasi publik, Gedung Kemenkes Jl. hR. Rasuna Said Blok X5, Kav. 4-9, Jakarta Selatan

Jawaban diterima redaksi paling lambat minggu keempat (terakhir) bulan November 2011. Nama pemenang akan

diumumkan di Majalah Mediakom edisi XXXIII Desember 2011.

10 pemenang MediaKuis masing-masing akan mendapat T-Shirt unik dari Mediakom.

hadiah pemenang akan dikirim melalui pos.

Kuis ini idak berlaku bagi Keluarga Besar

pusat komunikasi publik kemenkes Ri.

peRtanyaan:

Kami akan menunaikan haji tahun 2011 ini (1432 h). Sesuai dengan ketentuan yang ada kami diwajibkan untuk pemeriksaan

kesehatan termasuk imunisasi meningiis.

Apakah memang kami diharuskan membayar untuk imunisasi tersebut yang

katanya digraiskan oleh Pemerintah. Kami

dan saudara-saudara kami di daerah lain yang akan menunaikan ibadah haji juga dikenakan biaya antara Rp 230 ribu – Rp 280

ribu untuk kepeningan imunisasi tersebut.

Kami sudah membayar biaya haji sesuai dengan ketentuan pemerintah, namun kami

masih dibebani biaya imunisasi meningiis

tersebut. Kami menanyakan apakah

imunisasi itu memang grais atau ada

pungutan oleh oknum kesehatan di daerah?

Dari seorang Calon Haji Di Daerah

JaWaban:

Sesuai UU Nomor 13 tahun 2008 tentang

penyelenggaraan Ibadah haji, pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan bagi jamaah haji. Tugas perlindungan tersebut diperkuat

dengan Nota Diplomaik Kerajaan Arab Saudi

No. 558/pK/vI/06/61 yang menyatakan

seiap calon jamaah haji harus diberikan

imunisasi meningiis meningococcus untuk mendapatkan visa.

Kementerian Kesehatan telah meng-alokasikan dana untuk pengadaan dan distribusi vaksin meningiis meningo coccus pada 33 Dinas Kesehatan provinsi di seluruh Indonesia sesuai data kuota calon jamaah haji per provinsi dari Kemen terian Agama. Kementerian Kesehatan telah membuat surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan provinsi/Kabupaten/Kota yang menyatakan pelaksanaan vaksinasi meningiis meningo

-coccus ACW 123y bagi calon jamaah haji

2011 idak dikenakan biaya (grais).

Kementerian Kesehatan juga telah melakukan sosialisasi melalui media tentang

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan pelaksanaan bagi calon jamaah haji di pus-kesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Mengenai biaya yang dibebankan sebesar Rp 230-280 ribu, biaya tersebut bukan untuk biaya imunisasi karena imunisasi diberikan

grais. Biaya tersebut merupakan kewenangan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai pe-raturan Daerah (perda) setempat untuk biaya pemeriksaan kesehatan penunjang sesuai dengan indikasi medik dan biaya vaksinasi

in-luenza. Vaksinasi inluenza sangat disarankan

namun bukan program yang diwajibkan oleh

Pemerintah. Vaksinasi inluenza akan dikena -kan biaya sesuai dengan ketentuan perda Kabupaten/Kota setempat.

Demikian jawaban kami dan semoga Anda dapat menunaikan ibadah haji dengan baik dan menjadi haji yang mabrur. Amin..

PTRC Kemenkes (kode lokal setempat) 500567

PenetaPan PeMenang Media kUis

(9)

omisi Informasi pusat (KIp pusat) memberikan piagam penghargaan bagi 10 badan publik terbaik dalam memberikan pelayanan informasi melalui situs. Acara

pemberian penghargaan tersebut disampaikan Ketua Komisi Informasi pusat, Abdul Rahman Ma’mun pada diskusi publik memperingai hari “Hak untuk Tahu” (Internaional Right to

Know Day) yang diperingai seiap tanggal 28 September.

Diskusi publik mengambil tema “Respon Badan Publik pasca 1,5 tahun diberlakunya UU no.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik”, sebagai implemantasi UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik, yang berlaku sejak tahun 2010.

Adapun 10 badan publik yang memperoleh penghargaan yakni; 1) Kementerian Komunikasi dan

Informaika, skor 68.0, 2) Kementerian Keuangan, skor 62, 3) Dewan

Perwakilan Rakyat, skor 57, 4) Kementerian Perhubungan, skor 57.0, 5) Kementerian Pekerjaan Umum, skor 53.9, 6) Mahkamah Agung, skor 51.0, 7) Kementerian Pertanian, skor 51.0, 8) Kejaksaan Agung skor, 50.6, 9) kementerian kesehatan, skor 50.2, 10)Kementerian Kehuatanan, skor 49.4.

penilaian penghargaan ini dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria, yaitu : informasi terkait badan publik (proile, dsb), informasi terkait kegiatan dan kinerja badan publik, informasi mengenai laporan keuangan dan informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang—undangan.

Hak untuk tahu adalah hak asasi seiap warga negara telah dijamin konsitusi, tercantum pada pasal 28f UUD 1945, “seiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh

keMenterian keseHatan raiH

Predikat terbaik keterbUkaan

infOrMasi PUblik

STOPPRESS

informasi terpenuhi sejak berlakunya UU KIp.

Namun demikian, meskipun ada Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), keterbukaan idak bisa dimaknai sebebas-bebasnya. Masyarakat harus tetap dalam koridor memperoleh informasi sejalan dengan aturan main yang ada. Dalam UU KIp disebutkan ada prosedur dan syarat untuk menjaga keterbukaan informasi publik.

Disamping itu, hendaknya badan publik memaknai keterbukaan informasi publik lebih dari kewajiban, melainkan kebutuhan dari seiap badan publik karena dengan menjalankan UU KIp, badan publik dapat mengekspos atau memberitahukan kepada publik apa yang sudah dikerjakan dan yang belum dikerjakan sehingga menjadi jelas.§

Dyah

k

informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.

Ketua Komisi Informasi pusat, Abdul Rahman Ma’mun mengatakan “Hari Hak untuk Tahu” yang diperingai seiap tahun sekali harus dijadikan sebagai momentum releksi atas jaminan hak memperoleh informasi. Sejauhmana hak publik mendapatkan dr. Murti Utami, MPH (empat dari

(10)

agi Kementerian Kesehatan, penghargaan ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri,

mengingat upaya yang dilakukan dalam mewujudkan struktur PPID

ini memakan waktu yang cukup lama. Kemenkes selama ini dengan sangat intensif mendorong seluruh jajarannya untuk menjalankan ilosoi keterbukaan informasi publik. Oleh karena itu, pada tahun 2010, Struktur ppID telah disahkan melalui keputusan Menteri Kesehatan RI.

b

(11)

Mengabarkan

keterbUkaan

Jenderal. Dalam pelaksanaan tugasnya, ppID Utama dan ppID pelaksana dibantu oleh para pelaksana tugas kehumasan atau penyedia informasi di unitnya masing-masing.

Hal ini merupakan bentuk komitmen yang patut dibanggakan bagi para pejabat di lingkungan

Kementerian Kesehatan, khususnya para pejabat eselon 1 dan 2. Di beberapa badan publik lain, pejabat inggi (eselon 1 dan 2) masih belum bersedia menjadi ppID Utama, karena khawair jika harus menghadapi masalah sengketa informasi dengan masyarakat. Tingkat keresahan para

pejabat publik masih begitu inggi, sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan struktur ppID yang mempengaruhi terlambatnya implementasi UU KIp.

Tentu saja ppID Kemenkes juga masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam memberikan pelayanan informasinya kepada publik. Keterbatasan tersebut antara lain bervariasinya sikap Satker Kemenkes yang masih harus diberikan pengerian mengenai peningnya pemberian informasi kepada masyarakat. Tingkat penolakan sebagian Satker terhadap UU KIp masih cukup besar, diperkirakan karena kekhawairan pihak terkait mengenai data yang diminta. Misalkan RKAKL, DIpA, atau Laporan Keuangan, yang bagi sebagian Satker adalah merupakan dokumen yang perlu dirahasiakan. Sekalipun, menurut UU KIp dan Surat Edaran Komisi Informasi, dokumen itu merupakan informasi terbuka.

Untuk itu ppID Kemenkes terus menerus melakukan pembenahan secara internal terkait pelayanan informasi publik kepada masyarakat. Dengan niat baik untuk memberikan pelayanan informasi yang terbaik, khususnya di bidang kesehatan bagi masyarakat Indonesia, diharapkan pelaksanaan UU KIp dapat dijalankan tanpa hambatan yang berari di masa depan. DIS

(12)

ada hari Senin, 10 Oktober 2011, dilakukan upacara pembukaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-87, di Lapangan Linggar Amer, Kec. Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Berindak selaku inspektur upacara Kasad Jend. TNI Pramono Edhie wibowo. Dihadiri sejumlah undangan antara lain Gubernur Kalim, Bupai Kutai Barat, Dirjen BUK mewakili Menkes, dan juga perwakilan dari Kemendiknas, Kemenpu, Kemenpora, Kemendagri dan Kemenkop UKM. Upacara diikui

para anggota TNI peserta TMMD, polisi, Satpol pp, pramuka dan pelajar.

Dalam upacara pembukaan TMMD, Dirjen BUK Kemenkes, dr. Supriatoro, Sp.P mewakili Menkes menyerahkan bantuan berupa RS Bergerak untuk TNI dengan penempatan di wilayah Sintang, Kalbar yang berbatasan dengan Malaysia, Ambulans, dan obat-obatan untuk baki TMMD. Disamping itu, diserahkan juga bantuan Kemenkes untuk propinsi Kalim, berupa Puskesmasling air untuk wilayah pedalaman Kalim dan ambulan darat untuk puskesmas di perbatasan Malaysia.

Sasaran isik TMMD di Kubar antara

P

lain melakukan pembuatan jalan di Kampung Linggang Amer, rehabilitasi SDN 7 Kampung Mancong, Tanjung Isuy, rehabilitasi gereja katolik di Kampung Long Apari, pembuatan saluran irigasi di Kampung Saka Tada, pembuatan MCK di Kampung Tanjung Haur, serta semenisasi di Kampung Gunung Rampah.

Sementara untuk kegiatan nonisik, dilakukan penyuluhan kesadaran berbangsa dan negara, pembinaan UKM, Lalu Lintas, Kesehatan dan juga baki sosial kesehatan.

(13)

kiprah kemenkes

di tMMd kubar

sekitar 200 anak dan pemeriksaan kesehatan grais, yang berlokasi di lapangan Linggar Amer. Disamping itu TNI bekerja sama dengan Kemenkes menggelar operasi bibir sumbing yang berlokasi di RS AD di Balikpapan.

Kegiatan TMMD 87 bertujuan memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dan mempercepat pembangunan desa. Dipilihnya Kab. Kubar sebagai tempat pembukaan TMMD, karena kabupaten itu merupakan daerah perbatasan yang perlu mendapatkan perhaian. TMMD sendiri serentak dilakukan di 61 kabupaten/kota, 81 kecamatan, 162 kelurahan/desa di Indonesia.§ Teguh

(14)

MEDIA UTAMA

s

aya mempunyai

penyakit darah inggi. Jika sedang kambuh, akan mempengaruhi kegiatan sehari-hari, seperi susah idur dan sakit kepala. Berobat ke dokter, kemudian diberi obat penurun tekanan darah, tetapi saya menjadi ketergantungan. Jika obat habis, maka tekanan darah segara naik. Atas saran dari seorang relasi, saya menggunakan jamu dari Klinik Sainiikasi Jamu. Setelah menjalani selama 6 bulan, saya merasakan kemajuan dan tekanan darah cenderung stabil. Disamping itu, menurut saya jamu mempunyai efek samping yang sedikit, Tutur Joko Daryanto (56 th), Kemunung Rt 4 / Rw 02, Ngaryonyoso, Karanganyar.

Ditengah meroketnya harga obat, bagi orang miskin menjadi takut untuk berobat ke pelayanan kesehatan. Apalagi untuk penyakit tertentu seperi darah inggi, dapat menyebabkan ketergantungan dan berdampak negaif pada kesehatan tubuh lainnya. Untuk itu, jamu layak menjadi alternaif.

Mengapa harus jamu? Menurut Indah Yuning Prapi, SKM, M.Kes, Kepala Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Taman obat dan obat Tradisional (B2P2To-oT) Tawangmangu, Jamu sebagai salah satu alternaif untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Disamping secara turun temurun dari dulu nenek moyang mencontohkan memelihara kesehatan dengan

jamu. Termasuk juga untuk mengobai. Budaya ini sebagai modal untuk mengembangkan jamu yang selama ini mulai terlupakan.

“Sesungguhnya Indonesia ini memiliki kekayaan yang luar biasa, namun belum terangkat secara ilmiah, arinya belum terdokumentasi dengan baik. Selama ini hanya dari mulut ke mulut, yang menyebakan idak semua orang dapat membaca” tutur Indah.

Selain itu, Indonesia mempunyai 1248 suku dan sub suku dengan kearifan lokal ramuan-ramuan. Kekayaan yang luar biasa ini semesinya dapat menggugah kembali penggunaan jamu sebagai alternaif pelayanan kesehatan. Ternyata, jamu bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan,

MEMBUDAYAKAN

(15)

tapi juga mendorong

perekonomian mikro masyarakat dari rumah tangga dan suatu saat akan menjadi arus utama perekonomian. “ Tahun 2009 Pak SBY pernah bilang bahwa jamu ini bisa menjadi arus utama perekonomian Indonesia”, ujar Indah.

Sekedar contoh; di

Tawangmangu saja, selama ini petani lebih suka menanam yang cepat menghasilkan uang seperi menanam kol, daun bawang, dll. Dua bulan daun bawang sudah dapat dijual, tapi harganya berapa? Kadang sekilo cuma Rp 500,-. Kalau lagi bagus bisa dapat 4000, kalau hujan Rp 500,- saja. Ternyata tanaman obat seperi jahe, dalam 6 bulan sudah panen dengan harga mulai Rp 120.000-Rp 125.000 per kilo. Dulu jahe itu paling

hanya Rp 20.000,-. Karena masyarakat dan industri membutuhkan dalam jumlah besar, sehingga jahe menjadi salah satu komodii yang menjanjikan. Untuk hal ini, masyarakat ini perlu mendapat informasi. “Kadang-kadang masyarakat sebelum melakukan sesuatu pasi menanyakan untung saya apa? ”, kata Indah.

Menurut Indah, sebagian besar masyarakat idak sabar menunggu 8-9 bulan, padahal tanaman jenis purwoceng, 1 Kg kering mencapai Rp 1 juta rupiah lebih. Selama ini purwoceng hanya tumbuh dipegunungan Dieng, ternyata di Tawangmangu dapat tumbuh juga. Kalau banyak masyarakat menanam, kemungkinan harganya jatuh. Untuk itu perlu dibentuk konsorsium bahan baku yang menjamin pembeli dari Pemerintah, seperi bulog.

Kepala Badan B2P2To-oT ini juga menceritakan khasiat Stevia. Tanaman jamu untuk pemanis alami non kalori. Berbeda dengan pemanis yang di supermarket. Itu terbuat dari jagung dan masih menyisakan kalorinya. “waktu itu saya ditantang pak Presiden, mengapa idak memproduksi secara luas, supaya dapat membantu penderita Diabetes. Padahal hasil Riset kesehatan dasar menunjukkan prevalensi diabetes inggi. Bahkan sekarang usia yang terkena diabetes semakin muda, seperi remaja”, ungkap Indah.

Atas dasar tantangan itu, belakangan ini Kementerian Kesehatan, dari Badan Litbang sudah kerjasama dengan Indofarma untuk pemandirian bahan baku artemisinin. Selama masih ini impor dari Vietnam dan India untuk ani malaria. Apalagi Malaria sekarang

prevalensinya masih inggi. Arinya Kementerian Kesehatan telah mengambil indakan nyata, dari pada terus impor, sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan.

Kepala B2P2To-oT

Tawangmangu, terus mendekai petani agar tetap sabar

menanam jamu. Ia membina dengan mengadakan pertemuan sekali seiap dua bulan,

memberikan benih, terkadang hadiah dan melakukan berbagai pendekatan dari hai ke hai. Ibu dua anak ini berharap, kelak petani dapat meningkat taraf hidupnya, termasuk bersedia menjual hasil panen jamunya ke Klinik Jamu Tawangmangu. Tapi apa dikata, setelah panen jamu, ada saja petani yang menjual hasil panen ke tempat lain, padahal hanya mengejar selisih harga Rp 50,-/ kg. Hal ini bukan untuk dikeluhkan atau disesali. Justru menjadi pendorong untuk membina petani lebih baik lagi.

“Dengan kesungguhan dan kesabaran untuk terus membina. Sekarang Al-hamdulillah, semua petani sudah memahami maksud dan tujuan pimbinaan yang dilakukan selama ini”. Ujar Indah.

Berbagai upaya telah

(16)

P

etani kecil itu serba kecil. Mulai dari ladang, rumah, modal, pengetahuan dan keterampilan bertaninya juga kecil. Karena semua kecil menyebabkan serba sulit. Mereka akan beranjak bangkit bila ada pihak lain yang ikhlas membantu. Mengapa harus ikhlas? Karena membantu orang sulit itu lebih sulit dibanding membantu orang yang mampu. Sebab itu selain ikhlas juga harus sabar, agar petani kecil yang kesulitan dapat menikmai “kemudahan dalam hidup”.

Harsono, PNS yang telah mengabdi 30 tahun membina petani kecil merasakan sulit dan geirnya petani sayur. Modal besar, tapi tak sebanding dengan harga jual hasilnya. “Apalagi bila sedang panen raya, seperi kol, wortel, harga jatuh. Tidak sebanding dengan tenaga memanennya, bahkan dikasihpun saya idak mau”, ujar Harsono.

Untuk memberdayakan petani kecil ini, Ia sejak tahun 1995 telah mengarahkan petani menanam jamu, khususnya stevia. Harga inggi dan pembeli tersedia yakni pabrik jamu sidomuncul. Tapi mulai tahun 2005 Stevia terkena virus tak menemukan terapinya, sekalipun para ahli pertanian sudah turun tangan. Akhirnya petani tanam sayuran kembali dan sering rugi lagi.

Rupanya Harsono tak putus asa, tahun 2009 meneruskan hobi lama menghimpun petani menanam

MEMBERDAYAKAN

BISNIS PETANI JAMU

sangkoba, kumis kucing dan jamu lainnya. Secara berkala, 2 bulan sekali Ia mengumpulkan kurang lebih 30 petani di Aula Balai Besar Peneliian dan Tanaman obat dan obat Tradisional (B2P2To-oT) Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah. Bersama tenaga ahli pertanian, biologi dan farmasi memberi penyuluhan tentang keuntungan menanam jamu. Mengatur jenis jamu yang di tanam, menjelaskan cara menaman, merawat, memanen dan mengolah pasca panen.

Diantara perawatan jamu yang harus mendapat perhaian yakni tanaman jamu idak boleh dipupuk dengan menggunakan pupuk kimia atau obat kimia. Misal ada ulat yang memakan daun, maka ulat itu harus dibasmi, tanpa obat kimia.

“Untuk meringankan petani, B2P2To-oT telah menyiapkan benih jamu. Petani cukup menyiapkan lahan kemudian menanam, merawat, panen berulang kali dan menjual ke klinik jamu dengan harga yang pantas. Tak perlu

beli bibit dan khawair harga jatuh. Insya Allah lebih untung dari pada tanam sayur”, ujar Harsono.

Bagaimana menghitungnya ? Misal: lahan 200 meter, memerlukan modal 250 ribu untuk membeli mulsa ( plasik penutup lahan agar idak mudah tumbuh gulma) dan pupuk kandang 200 ribu. Lahan kerjakan sendiri agar lebih hemat. Kemudian tanam jamu tempuyeng, seiap 2 bulan panen. Jadi setahun 6 kali panen. Panen pertama rata-rata 100 kg. Harga per kg Rp 1500,-. Panen kedua, keiga dan seterusnya akan meningkat produksinya, mungkin 125 kg atau 150 kg dan seterusnya. Bila rata-rata 100 kg/ panen, maka setahun 600 kg. Total penjualan 600 kg x Rp 1500,- minimal Rp 900.000,- Modal Rp 450.000. Jadi keuntungan minimal Rp 450.000,-.

(17)

Rata-rata produksi 100 kg/ panen, harga Rp 1500/ kg. Bila setahun 6 kali panen saja akan mendapat hasil Rp 900.000,-. Tanpa modal mengolah lahan dan membeli plasik. Sebab Sangkoba cara memanennya dicabut bersama akarnya. Kemudian ditanam lagi dengan menyebarkan benih kembali, lalu panen dan begitu seterusnya.

Awalnya memang sulit, sebab petani mempunyai sifat pragmais, memilih yang mudah dan cepat, tapi idak menghitung secara cermat. Setelah mendapat penjelasan yang berulang-ulang, akhirnya mereka memilih menanam jamu, sebab lebih untung, ujar Harsono.

Kini, para petani itu tetap seia menanam jamu dan menjualnya ke klinik jamu B2P2To-oT. Secara perlahan mereka mulai merasa ada tempat mengadu, bertanya dan bercengkerama tentang jamu. Seiring dengan perbaikan infrastruktur, kebijakan bahan baku, cakupan pengguna jamu, lambat laun

akan memberdayakan masyarakat petani jamu untuk hidup lebih layak dan lebih sehat.

Sekalipun produk bahan baku sudah diperoleh dari petani jamu, tapi baru mencukupi untuk Klinik Jamu B2P2To-oT, belum mampu mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan yang lain. Jawa Tengah saja masih kurang apalagi untuk mememuhi kebutuhan luar Jawa tengah. Sementara animo masyarakat untuk menggunakan jamu semakin meningkat, bukan hanya Jawa

Tengah, tapi juga di luar Jawa Tengah, ujar dr. Danang Pengelola Klinik Jamu B2P2To-oT Tawangmangu.

Berdasarkan informasi di atas, jelas akan membutuhkan bahan baku jamu terstandar secara besar. Masih banyak peluang bagi petani untuk menanam jamu dan pengusaha memproduksi jamu. Jadi dengan besarnya animo masyarakat menggunakan jamu, maka peluang bisnis tanaman jamu cukup menjanjikan. Anda berminat menanam jamu?§ Pra

Harsono, salah satu petani Jamu di tawangmangu ladang tanaman

(18)

a

lwan Efendi, kakek berumur 76 tahun, pernah terkena serangan stroke tahun 2008. Akibatnya sering kejang otot dan kram pada kaki kiri, pegal disekujur tubuh sebelah kiri dan kesulitan untuk berjalan. Setelah minum jamu selama

MENCETAK

DOKTER

JAMU

4 bulan kesehatannya membaik, idak lagi mengalami kejang otot, jarang kram dan berjalan lebih lancar. Hal ini disampaikan kakek dari Nambangan, Selogiri, wonogiri ini kepada Klinik Jamu B2P2To-oT Tawangmangu beberapa waktu yang lalu.

Masih banyak kisah sukses pengguna jamu, tapi tak semua orang menyakini, sehingga mau menggunakan jamu. Keraguan seperi ini tentu hal yang wajar. Sebab bagi kalangan medis, selain buki tesimoni, juga masih memerlukan buki ilmiah. Nah untuk menjawab keraguan, maka diperlukan peneliian jamu berbasis pelayanan. Bagaimana kisahnya...?

Saat ini umumnya, tenaga dokter konvensional memahami medis ala Barat, sama sekali belum mengenal pengobatan ala Timur, misalnya menggunakan jamu. Seperi yang dilakukan pada Klinik Jamu B2P2To-oT Tawangmangu dan Griya Sehat Kabupaten Kendal. Agar dokter konvensional memiliki pemahaman yang utuh tentang jamu, harus mengikui Diklat jamu yang diselenggarakan Badan Litbangkes

Kementerian Kesehatan RI.

“Saya sebagai dokter konvensional awalnya ragu dan skepis tentang jamu, tapi setelah mengikui pelaihan sainiikasi jamu selama 50 jam dan melaksanakan peneliian berbasis pelayanan menjadi yakin, bila jamu mempunyai khasiat, manfaat dan aman”, ujar dr. Supriadi peserta Diklat jamu angkatan pertama.

Kini, sudah iga angkatan Diklat jamu dengan total alumni 90 dokter. Mereka telah memperoleh materi tentang aspek legal, metologi

peneliian, diagnosik, farmakodinamik dan praktek lapangan dari Dewan dosen kepakaran masing-masing. Untuk praktek lapangan peserta mendapat pengalaman baru bagaimana cara menanan jamu, merawat tanaman jamu, memanen dan mengolah pasca panen, uji laboratorium, formulasi ramuan dan pelayanan pada Klinik Jamu

(19)

Tawangmangu.

Menurut dr. Danang Ardiyanto Anggota Dewan Dosen Praktek Lapangan, setelah lulus Diklat jamu, para dokter akan mendapat seriikat kelulusan dari Badan Litbangkes, Seriikat Kopetensi dari Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Pusat, Surat Buki Registrasi (SBR) dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan Surat Tugas (ST) dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat. Khusus SBR mempunyai masa berlaku 5 tahun dan ST masa berlakunya satu tahun.

Untuk lima tahun ke depan Badan Litbangkes mencanangkan 25 formula peneliian. Untuk tahun 2011 ditetapkan 4 formula peneliian yakni Kolesterol, Diabet, Asam Urat dan Darah Tinggi. Ke empat formula tersebut didasarkan peneliian sebelumnya yang dilakukan oleh dokter seluruh Indonesia yang menghasilkan 4 besar penyakit, seperi disebutkan di atas.

Dalam formula peneliian juga telah ditetapkan berbagai aturan sehingga hasil peneliian idak bias. “Untuk itu, bahan telah distandarisasi oleh Klinik Jamu Tawangmangu, kemudian didistribusikan ke 18 puskesmas penyelenggara peneliian jamu berbasis pelayanan”, kata dr. Danang.

Dari seluruh puskesmas penyelenggara peneliian telah diperoleh target 500 sampel dengan 125 sampel Kolesterol, 125 sampel Diabet, 125 sampel Asam Urat dan 125 sampel Darah Tinggi. Seluruh pasien yang menjadi sampel peneliian idak dikenakan biaya, bahkan mendapat biaya bahan kontak Rp 50.000 seiap kunjungan ke puskesmas.

Menurut dr. Danang, saat ini sudah terbentuk kelompok kerja yang membicarakan body of knowledge tentang jamu. Sehingga dapat dibukikan bahwa jamu, selain dapat menyembuhkan penyakit juga dapat

meningkatkan kebugaran tubuh. Hasil seluruh peneliian jamu berbasis pelayanan rencana akan di Launching pada saat pertemuan pengobatan tradisional Asia, akhir oktober 2011 di Tawangmangu, yang akan di hadiri peserta dari Negara Asean dan Presiden RI, kata Kepala B2P2To-oT Tawangmangu Indah Yuning Prapi, SKM,M.Kes.

Sekalipun demikian, masih banyak tantangan menghadang didepan mata, seperi mewujudkan animo masyarakat akan kebutuhan jamu. Sementara kamampuan penyediaan bahan baku dan dokter jamu yang masih terbatas. Sedangkan Kemeterian Pertanian masih fokus pada

penyediaan tanaman pangan. Untuk itu dibutuhkan kerjasama semua pihak, baik lintas program maupun lintas sektor untuk memenuhi animo masyarakat akan jamu yang semakin besar. Mampukah?§ Pra

(20)

J

amu merupakan warisan nenek moyang sebagai salah satu alternaive untuk memelihara kesehatan secara turun temurun sebelum kemudian untuk mengobai penyakit. Merupakan salah satu modal untuk mengembangkan jamu yang selama ini mulai terlupakan. Filosoi yang lain sesunggunya di Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa namun belum terangkat secara ilmiah, belum terdokumentasi dengan baik. Selama ini informasi khasiat jamu hanya dari mulut ke mulut, ujar Indah Yuning Prapi, SKM, M.Kes, Kepala Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Tanaman obat dan obat Tradisional (B2P2TooT) kepada Mediakom.

Sekitar 30 ribu tanaman obat tumbuh subur di Indonesia dan sekitar 9 ribu diantaranya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Sayang sekali, sangat sedikit pemanfaatan

MENGURANGI

KETERGANTUNGAN

IMPOR BAHAN BAKU

OBAT

jamu berdasarkan kajian ilmiah (evidence based).

Di Indonesia juga mempunyai banyak kearifan lokal ramuan obat tradisional. Di Jawa Tengah untuk mengobai malaria menggunakan ramuan daun johar dicampur kwalot/buah Makassar. Di Manado menggunakan buah sirih dicampur miama, sedangkan di Nusa Tenggara Timur menggunakan brotowali.

“Untuk mengekplorasi kearifan lokal ramuan obat tradisional tersebut, pada tahun 2012 Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan cq Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Tanaman obat dan obat Tradisional (B2P2TooT) akan menyelenggarakan riset khusus Nasional tanaman obat berbasis komunitas”, Indah Yuning Prapi menambahkan.

Tetapi di balik itu, masih banyak dibutuhkan riset-riset untuk menunjang pengembangan obat tradisional. Misalnya riset tentang

bagaimana budidaya tanaman obat yang memenuhi standar good

agricultural pracices (GAP), sehingga menghasilkan tanaman obat yang terstandar. Dengan demikian ditanam di mana pun, hasilnya sama. Hal ini perlu karena ada jenis tanaman obat tertentu yang hanya bisa ditanam di tempat itu saja, sedangkan ditempat lain idak bisa. Contohnya, pasak bumi, hanya tumbuh subur di Kalimantan. Purwoceng (bahan baku obat untuk meningkatkan stamina) hanya bisa tumbuh subur di dataran inggi Dieng dan Tawangmangu.

Selain itu, peneliian juga perlu diarahkan seperi halnya pada obat konvensional. Misalnya pada kasus orang alergi terhadap meniran, harus dilakukan peneliian untuk mencari tanaman obat yang khasiatnya sejenis, ujar Indah Yuning Prapi.

(21)

Indonesia.

Tanaman obat belum terstandar, solusinya harus dilakukan kerja sama dengan Pemda dan para petani untuk menanam tanaman obat. Memang idak mudah tetapi harus dimulai dalam skala kecil dahulu (small scale) dahulu. Begitu petani merasakan untung menanam tanaman obat bila dibandingkan dengan menanam sayuran , maka mereka mau

menanam tetapi juga harus ada yang menampung/membeli. Sedangkan Pemda terus melakukan pembinaan agar hasil tanaman obat para petani terstandar dengan baik.

Riset untuk mendukung khasiat, keamanan dan mutu perlu diingkatkan, misalnya dilakukan secara terpadu dengan lembaga riset yang lain. Tidak cukup kalau hanya dilakukan Badan Litbangkes Kemenkes. Contoh, untuk standarisasi sambiloto dan rempah-rempah harus dilakukan Balai Tanaman obat Tradisional

Kementerian Pertanian (Kementan). Saat ini peluang itu sudah terbuka, karena secara ex opisio Kepala B2P2TooT menjadi Sekjen Kelompok Kerja Tanaman obat Asli Indonesia yang keanggotaannya adalah pakar masing-masing lembaga.

Regulasi dalam pelayanan kesehatan untuk memanfaatkan jamu. Regulasinya di Rumah Sakit ada instalasi tenaga farmasi dan tenaganya, tetapi jamu belum masuk Datar obat Esensial Nasional (DoEN), mesinya harus mempunyai Datar Jamu Esensial Nasional (DJEN). Jadi kalau sudah ada DJEN, dokter pun mau meresepkan jamu.

Pengembangan dokter Sainiikasi Jamu, sekarang baru 90 dokter yang telah mendapat pelaihan Sainiikasi Jamu, padahal Puskesmas di seluruh Indonesia saat ini jumlahnya sudah mencapai 9.005 unit.

Perlu dikembangkan Fakultas atau Diploma obat Tradisional. Pada bulan

oktober ini kalau idak ada halangan, Poltekkes Solo akan membuka D3 Herbal. Kemudian ada S2 Herbal di MIPA-UI, tetapi pesertanya bukan dokter. Sedangkan di China, sudah ada Fakultas Kedokteran yang memberikan mata pelajaran Pengobatan

Tradisional. Setelah menyelesaikan Sarjana Kedokteran, dibagi dua jurusan yaitu Sarjana Kedokteran Konvensional dan Sarjana Kedokteran Tradisional

MengUrangi ketergantUngan baHan bakU

(22)

merupakan komodii yang sangat menjanjikan. Namun masyarakat perlu diberikan sosialisasi. Kadang-kadang petani idak tahu apa untungnya menanam jahe. Inilah peningnya pembinaan oleh instansi terkait di bidang pertanian. Satu contoh lagi Purwoceng, tanaman yang hanya tumbuh subur di dataran inggi Dieng, tetapi di Tawangmangu juga bisa hidup. Harga per kilogram kering bisa mencapai satu – satu setengah juta rupiah, tetapi petani idak sabar karena waktu panenya lama, 9 bulan.

Contoh lain, misalnya stevia (pemanis non kalori) memang tanaman introduksi (tanaman dari Negara lain ) tetapi dapat diadaptasikan di Tawangmangu. Petani sudah bersedia menanam stevia dan sudah ada industri yang membeli, tetapi jumlahnya masih kurang.

Stevia digunakan untuk mengobai diabetes, ini pening karena diabetes menurut Riskesdas 2010 kasusnya di Indonesia cukup inggi. Bahkan umur penderitanya semakin muda, sehingga stevia mempunya pasar sendiri yang bagus, daripada impor aspartame dari Amerika. Baru-baru ini Badan Litbangkes bekerjasama dengan PT Indofarma untuk kemandirian bahan baku artemisinin yaitu bahan baku obat ani malaria, yang selama masih impor dari Vietnam dan India. Malaria di Indonesia prevalensinya cukup inggi.

Sehingga dengan budidaya

artemisinin, dapat mengurangi impor sedikit demi sedikit, walaupun untuk itu diperlukan modal terlebih dahulu. Di samping itu, masih dibutuhkan lahan ribuan hektar untuk melayani kebutuhan industry karena malaria juga masih endemis di Indonesia.

tiga Manfaat

Tanaman obat tradisional

mempunya 3 pathway (kemanfaatan). Satu untuk bahan baku obat modern setelah diisolasi. Kedua, masyarakat Indonesia hampir 90% suka ramuan jamu. Jamu itu untuk pemeliharaan kesehatan (promoif dan prevenif), sesuai dengan prioritas Kementerian

Kesehatan. Kalau minum jamu beras kencur, kunyit asem dan jahe sudah menjadi tradisi seperi minum kopi atau teh , bisa dibayangkan dimana-mana akan berdiri pabrik minuman tradisional. Dengan demikian, kebutuhan akan bahan baku jamu tersebut akan meningkat tajam, sehingga petani idak tergantung pada tanaman pangan saja.

Keiga, fox tradisional medicine seperi jamu gendong perlu dilestarikan. Kendai sudah ada Sainiikasi Jamu yang sudah ilmiah, jamu gendong idak boleh dilupakan. Perlu pembinaan kepada penjual jamu gendong,agar dapat menghasilkan jamu gendong yang berkhasiat dan aman.

MacaM-MacaM istilaH.

Mungkin juga jamu belum popular karena macam-macam isilah yang digunakan. organisasi Kesehatan Dunia (wHo) memakai isilah Herbal Medicine, ASEAN menggunakan isilah Tradisional Medicine, tetapi Indonesia menggunakan isilah jamu. Tradisional Medicine Indonesia is Jamu, kata Indah Yuning Prapi. “ Siapa pun, kalo kita halo-halo ke luar negeri sudah menggunakan isilah jamu. orang luar negeri juga sudah tahu, kalau jamu itu dari Indonesia. Kalau dulu hampir

diklaim kepunyaan Malaysia”, ujar Kepala B2P2TooT.

PersiaPan asean cOnference internasiOnal tradisiOnal Medicine.

Tugas Indonesia dalam Internaional Conference ASEAN Tradiional

Medicine, ada dua. Pertama, adalah sebagai model integrasi pelayanan jamu dalam system pelayanan formal. Jadi Indonesia menjadi model Integrited tradisional medicine in to health care system. Kedua, menjadi model medicional plan garden kebun tanaman obat, yaitu integrasi kebun tanaman obat, pemberdayaan masyarakat, proses produksi jamu dan pelayanan jamu di klinik Sainiikasi Jamu “Hortus Medicus”.

Kebun peneliian, kebun produksi, Etalase Tanaman obat , laboratorium dan klinik sudah siap. Model pemberdayaan rumah tangga dalam menanam tanaman obat juga sudah siap sesuai dengan kemampuannya. Bahkan ada kampung tanaman obat berorientasi Sainiikasi Jamu. B2P2TooT telah bekerja sama dengan kelompok tani mengembangkan tanaman obat. Benih disediakan B2P2TToT, setelah panen hasilnya harus dijual ke B2P2TooT, ini juga sudah berjalan.§

(23)

s

erombongan ibu-ibu PKK Colomadu, berkaos biru, tampak sumringah dan berkali-kali berdecak kagum “iki apik banget” dengan logat jawa yang medok. Mengomentari seiap menyaksikan bunga nan indah, pohon yang lucu dan tanaman yang tertata rapi. Terkadang mereka terbengong khusu’ mendengarkan penjelasan pemandu wisata jamu. Sampai teman dibelakang menepuk pundak “ Heh ayo jalan, bengong saja”.

Sementara Kepala B2P2To-oT, Indah Prapi Yuning melihat dari kejauhan, gerak girik para wisatawan jamu yang sedang berada di Etalase Taman obat. Apalagi saat mereka tertawa ria, sambil bergaya diatas jembatan buatan. Ada nenek yang bergaya seperi remaja, lalu

berteriak foto dong... foto dong...pret... pret, suara tustel berbunyi, horee... teriak mereka gembira. Tukang batupun asik mengerjakan jembatan yang masih setengah jadi. “Bagaimana kalau jembatan itu runtuh, kasihan sama ibu-ibunya”, kata Indah sambil terheran-heran.

Ternyata, keheranan Indah belum usai. Ada buah tanaman yang sudah mulai matang juga raib, setelah berlalunya para wisatawan jamu tersebut. Maklum buah tersebut warnanya merah unik dan rasanya manis, tentu sangat menggemaskan. Seiap orang yang memandang pasi ingin mencobanya. wajar, bila serombongan ibu-ibu PKK pun akhirnya juga mencoba.he..he..he..manis lho..

AYO

WISATA

JAMU

ibu-ibu Pkk colomadu sedang menyimak

(24)

Setelah capek berkeliling dan berfoto ria, mereka berobat ke Klinik Jamu. Ada yang berobat untuk dirinya, tapi ada yang membeli jamu untuk orang tua dan saudara. “ wisata ke kebun jamu membuat sehat mata untuk memandang, sehat tubuh dapat membeli jamu yang murah dan sehat pula hainya, mengagumi ciptaan Yang Maha Kuasa”, kata salah seorang peserta wisata.

(25)

Tawangmangu. Lebih dari 950 species tanaman terkoleksi, termasuk koleksi dari luar negeri dengan tampilan nan elok, arisik dan menarik.” Rasanya ingin berlama-lama menikmai”, kataku dalam hai.

Selain etalase jamu, masih banyak tempat wisata jamu yang siap menyejukkan mata dan mengurai kekaguman. Yakni Tlogo Dlingo, pegunungan seluas 13 hektar berada di lereng gunung Lawu dengan keinggian 1700-1800 meter di atas permukaan laut. Berpanorama canik, perpaduan bukit dan lemah yang serasi. Sangat cocok untuk tanaman jamu dataran inggi dan tanaman obat Gunung Lawu. Tersedia pula track dan areal outbond.

Pertengahan September 2011,

merupakan kesempatan ke dua kalinya mengunjungi Tlogo Dlingo. Ternyata sedang bagus-bagusnya. Seluruh bukit sedang penuh tanaman jamu yang siap panen. Apalagi Artemesia annua, tanaman obat ani malaria tumbuh subur memenuhi lereng bukit. Untuk menikmai tanaman ini, dapat mengitari jalan setapak yang terbuat dari batako merah tersusun rapi dan bersih.

Pada puncak bukit, ditanami jamu bernama purwoceng. Sejenis tanaman jamu yang dapat meningkatkan stamina. Bentuknya kecil dan pendek. Ia hannya tumbuh di Tlogo Dlingo Tawangmangu dan pegunungan Dieng. Siap panen setelah berumur 7-8 bulan. Harga jual 1kg kering Rp 1.500.000,-.

Selain mengunjungi kebun jamu,

wisatawan dapat pula mengunjungi Klinik Jamu, sekaligus berobat, konsultasi dengan dokter jamu dan mendapat ramuan jamu asli, berkhasit, penuh manfaat. Dapat juga menikmai wisata ilmiah dengan mengunjungi instalasi benih dan pembibitan jamu, isntalasi adaptasi dan pelestarian, instalasi pasca panen, laboratorium sistemaika tumbuhan, laboratorium hama dan penyakit tanaman, laboratorium Galenika dan laboratoriun peneliian jamu lainnya.

wisatawan juga dapat mengenali berbagai macam jenis jamu yang disajikan secara audio visual dalam mini teater, membeli berbagai perelengkapan rumah tangga seperi minyak atsiri, jamu instan, lilin aromaterapi, sabun, lulur, mangir dan lain-lain. Harga ditanggung murah, meriah dan berhasiat.

Bagi yang berminat untuk berwisata dapat mengunjungi Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Tanaman obat dan obat Tradisonal ( B2P2To-oT) Tawangmangu. Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu Karangannyar, Jateng. Tlp.0271-697010 atau wesite:www.b2p2toot. litbang.depkes.go.id.§ Pra

(26)

d

i tengah-tengah kesulitan, pasi ada kemudahan. Pepatah ini lebih tepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia dalam menghadapi sulitnya bahan baku obat dan gempuran obat tadisional asing ke Indonesia. Saat ini hampir 95 persen bahan baku obat masih diimpor, sementara obat tradisional dari China dan Malaysia membanjiri pasar Indonesia. Akibatnya, pasar obat tradisional Indonesia makin terjepit dan harga obat Indonesia semakin mahal.

Kondisi ini bertambah parah, karena pemanfaatan jamu belum bisa diterima luas di kalangan medis karena minimnya hasil-hasil peneliian yang mendukung data/informasi efekivitas dan keamanan jamu.

Padahal Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil tanaman

PEMBUKTIAN

ILMIAH UNTUK

MENJAMIN

MUTU DAN

KHASIAT JAMU

obat terbesar di dunia karena 30 ribu tanaman obat tumbuh subur di tanah air.

Di Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Tanaman obat dan obat Tradisional (B2P2TToT) Tawangmangu dengan lahan sekitar 15 hektar, memiliki sedikitnya 950 spesies tanaman berkhasiat obat. Baik untuk bahan baku obat tradisional maupun bahan baku obat modern. Tetapi di balik kedigdayaan tanaman obat, obat tradisional khususnya jamu yang merupakan warisan nenek moyang sejak beratus-ratus tahun yang lalu belum mampu menjadi tuan di negeri sendiri.

Dengan penduduk 230 juta jiwa, Indonesia adalah pangsa pasar obat yang besar. Indonesia harus bangkit memanfaatkan tanaman obat yang melimpah ruah ini untuk kesejahteraan

masyarakat.

Menurut Kepala B2P2TooT Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Indah Yuning Prapi, SKM., M.Kes, terdapat beberapa kendala mengapa obat tradisional Indonesia belum berkembang seperi yang diharapkan. Pertama, tenaga medis yang memiliki keahlian mendiagnosis pasien belum percaya terhadap khasiat jamu karena minimnya data/informasi pendukung tentang efekivitas dan keamanan jamu. Tetapi hal ini bukan kesalahan tenaga medis, karena di bangku kuliah mereka hanya mendapatkan pelajaran kedokteran barat (baca : konvensional). Kedokteran konvensional umumnya, dalam mengobai pasien berdasarkan buki-buki ilmiah. Sementara, khasiat dan mutu obat tradisional masih berdasarkan buki-buki emperis.

Kedua, tanaman obat belum menjadi

(27)

prioritas pengembangan, karena masih fokus pada tanaman pangan. Sehingga petani tanaman obat seolah-olah idak mempunyai masa depan yang cerah, secerah petani tanaman pangan. Petani tanaman obat tradisional idak bergairah, produksinya idak mencukupi kebutuhan pasar dan mutunya pun belum terstandar.

Sainiikasi Jamu

Di tengah-tengah kebutuhan obat yang semakin meningkat dan potensi tanaman obat yang dimiliki Indonesia, jamu harus masuk dalam pelayanan kesehatan formal. Juga dalam rangka menganisipasi persaingan global di bidang jamu dan tersedianya jamu yang aman, memiliki khasiat nyata dan teruji secara ilmiah, Kementerian Kesehatan membuat terobosan baru. Terobosan baru itu namanya Saniikasi Jamu yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 003/ MENKES/PER/I/2010. Tetapi terobosan yang diinisiasi Kementerian Kesehatan ini belum cukup, kata Indah Yuning Prapi menambahkan. Tidak cukup kalau hanya dilaksanakan di B2P2TooT Tawangmangu saja, tetapi juga harus dikembangkan di daerah-daerah lain, karena iap-iap daerah mempunyai kearifan lokal tanaman obat yang luar biasa banyaknya. Selain itu, kebijakan ini juga harus didukung oleh instansi-instansi terkait lainnya dan masyarakat pada umumnya. Instansi-instansi terkait

tersebut antara lain Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Riset dan Teknologi, Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat pada umumnya.

Sainiikasi Jamu adalah pembukian ilmiah jamu melalui peneliian berbasis pelayanan kesehatan. Salah satu program terobosan ini pada tanggal 6 Januari 2010 Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,Dr. PH meluncurkan Program Sainiikasi Jamu bersamaan dengan pencanangan Pencatatan Kemaian di 8 provinsi bertempat di Kendal Jawa Tengah.

Dalam rangka pembinaan dan peningkatan Sainiikasi Jamu, Menkes juga telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1334/MENKES/ SK/IX/2010 tentang Komisi Nasional (Komnas) Sainiikasi Jamu. Anggota Komnas Sainiikasi Jamu terdiri unsur Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi, organisasi Profesi (Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia dan Majelis Kehormatan Eik Kedokteran Gigi), Badan Pengawas obat dan Makanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Gabungan Pengusaha Jamu dan Rumah Sakit.

Komnas Sainiikasi Jamu antara lain mempunyai tugas menyusun pedoman nasional pelaksanaan sainiikasi jamu. Mengusulkan kepada Kepala Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) bahan jamu,

khususnya segi budi daya, formulasi, distribusi dan mutu serta kemanan yang layak digunakan untuk peneliian. Melakukan koordinasi dengan penelii, lembaga peneliian dan universitas serta organisasi profesi dalam dan luar negeri, pemerintah maupun sawsta di bidang produksi jamu. Membentuk jejaring dan membantu penelii dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lainnya yang melakukan prakik jamu dalam seluruh aspek peneliiannya. Membentuk forum antar tenaga kesehatan dalam sainiikasi jamu. Melakukan pendidikan berkelanjutan melipui pembentukan dewan dosen, penentuan dan pelaksanaan silabus dan kurikulum serta seriikasi kompetensi. Memberikan rekomendasi perbaikan dan berkelanjutan program Sainiikasi Jamu kepada Menteri, dan lain-lain.

(28)

bersamaan dengan diselenggarakannya

ASEAN Tradiional Medicine di Solo, Jawa Tengah. Dikatakan, kalau untuk memenuhi kebutuhan jamu di sarana kesehatan formal di Jawa Tengah, B2P2TooT masih mampu menyediakannya. Namun kalau penggunaan jamu untuk pengobatan di fasilitas kesehatan formal akan diperluas ke seluruh tanah air, maka perlu dikembangkan sentra-sentra pengembangan obat tradisional di daerah-daerah. Untuk itulah dukungan dan peran serta lintas sektor lain termasuk swasta sangat diperlukan, karena untuk masalah penyediaan bahan baku jamu yang notabene berasal dari tanaman bukan tugas pokok dan fungsinya Kementerian Kesehatan.

Pihak Kementerian Kesehatan sudah melakukan audiensi ke Kementerian Pertanian tentang bagaimana upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk penyediaan bahan baku jamu. Sementara ini Kementerian Pertanian masih fokus pada tanaman pangan, sedangkan tanaman obat belum menjadi prioritas. Karena Kemenkes berinisiaif menggalakkan penggunaan jamu , maka mau idak mau, suka idak suka Kemenkes melalui B2P2TooT Tawangmangu menyiapkan bahan baku tanaman obat ini.

Untuk ke depan, ada wacana yang membahas wadah semacam Badan

Urusan Logisik Jamu , yaitu semacam badan penyangga yang menampung dan membeli bahan baku jamu untuk keperluan nasional, sehingga petani-petani mau menanam bahan baku obat tradisional sehingga secara idak langsung pendapatan para petani meningkat dan kebutuhan bahan obat dapat terpenuhi.

dr. Danang Ardiyanto, salah seorang anggota Dewan Dosen Sainiikasi Jamu di B2P2TooT, mengatakan “karena konsep Sainikikasi Jamu masih dalam ranah peneliian, dibutuhkan muli senter atau banyak tempat untuk melakukan peneliian penggunaan jamu secara bersama-sama”.

Sebelum melakukan peneliian, para dokter Puskesmas Karang Anyar dan Kendal yang akan melakukan peneliian diberikan pendidikan dan pelaihan (Diklat) Sainiikasi Jamu . Saat ini B2P2TooT telah melakukan 3 kali pelaihan Saniikasi Jamu pada masing-masing angkatan diikui 30 dokter. “ Jadi sekarang sudah mempunyai 90 dokter yang telah dilaih Saniikasi Jamu”, tambah dr. Danang.

Sedangkan untuk melakukan pelayanan, diperlukan koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai wadah organisasi para dokter. Bahkan telah ditandatangani MoU atau Kesepakatan Bersama antara Komnas Sainiikasi Jamu dengan Ketua Umum

IDI dr. Prijo Sidipratomo,Sp. Rad (K). Hal ini diperlukan karena sesuai Undang Undang Prakik Kedokteran bahwa dokter dalam memberikan sesuatu khususnya obat kepada pasien harus berdasarkan golden standar. Jadi harus berdasarkan evidencebase medicine, padahal untuk jamu belum banyak buki-buki pendukung ilmiahnya. Justru melalui Sainiikasi Jamu ini tujuannya untuk mendapatkan buki-buki ilmiah tersebut. Tetapi dokter juga perlu diberikan perlindungan dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar idak dituduh melakukan malprakik.

Setelah mengikui pelaihan, dokter-dokter tersebut memperoleh surat kompetensi dari IDI sebagai persyaratan untuk memperoleh Surat Buki

Registrasi (SBR) yang dikeluarkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Jadi SBR adalah surat ijin bagi dokter Sainiikasi Jamu untuk menjalankan peneliian penggunaan jamu kepada pasien di Puskesmas.

Kemudian dengan SBR, ditambah Surat Tanda Registrasi yang telah dimiliki dokter mengajukan ijin ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk mendapatkan surat tugas. Jadi dokter Sainiikasi Jamu mempunyai dua surat ijin prakik, yaitu Surat Ijin Prakik yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota berdasarkan Surat Tanda

(29)

Registrasi (STR) yang dikeluarkan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk menjalankan praktek konvensional, dan Surat Tugas berdasarkan SBR dan Surat Kompetensi yang dikeluarkan IDI untuk menjalankan prakik Sainiikasi Jamu.

Menurut dr. Danang, berdasarkan laporan para dokter penelii Sainiikasi Jamu hampir 80 persen pasien ingin melanjutkan pengobatan dengan jamu. Hal ini menjadi pening,karena animo masyarakat sangat besar terhadap jamu. Tetapi ada beberapa hambatan bagaimana penyediaan bahan baku selanjutnya bila jamu akan digulirkan secara luas ke seluruh Indonesia. Tidak mungkin B2P2TToT Tawangmangu mengampu semuanya.

Menurut dr. Danang, materi pelaihan dibagi dalam beberapa blok, pertama medico eiko legal, kedua tentang peneliiannya karena mereka dokter umum sehingga perlu dilaih untuk melakukan peneliian. Kemudian, blok diagnosis, karena dalam

Sainiikasi Jamu akan memberikan sentuhan yang berbeda dibandingkan dengan pengobatan konvensional. Jadi penilaiannya lebih mendalam. Kemudian blok terapi, dasarnya karena mereka dokter umum pendidikannya western medicine untuk memberikan jamu harus diberikan pengetahuan, ilosoi jamu dan sebagainya. Pengajarnya adalah dewan dosen yang merupakan kumpulan dari

pakar-pakar dari seluruh Indonesia, berbadasarkan blok. Untuk blok eiko medico legal melipui masalah hukum, perijinan dan sebagainya dari Majelis Kehormatan Eik Kedokteran (MKEK). Blok peneliian, selain dari Badan Litbangkes, juga dari Universitas-universitas seperi FK UGM, IDI, FK-Unair, dan lain-lain.

Untuk diagnosis menggunakan jamu, yang diukur dengan penggunaan jamu selain eikasi/ manfaat

penyembuhan sakitnya, juga

bagaimana meningkatkan kebugaran, sehingga ke depan akan terbentuk mengenai ilmu jamu. Contohnya, diagnosis masuk angin. Di kedokteran konvensional idak ada, tetapi kalau ditanyakan kepada pasien yaitu sekumpulan gejala seperi kembung, diare, dan panas tenggorokan. Untuk itu BBTToT sedang membentuk working grup untuk membangun bodi of knowledge mengenai jamu.

Empat formula

Pada tahun ini, Sainiikasi Jamu yang dijalankan melipui 4 formula/ jamu yaitu jamu untuk hipertensi, Diabetes Melitus, asam urat dan hiperkolesterol. Sebelum dilakukan pemilihan 4 formula sudah dilakukan peneliian oleh Badan Litbangkes tahun lalu. Karena Sainiikasi Jamu dalam ranah peneliian, otomais bahan yang digunakan harus terstandar. Semua bahan, semua perlakukan, pengukuran harus terstandar. Bahan-bahannya pun yang terstandar harus dan berasal dari satu tempat yaitu B2P2TooT Tawagmangu. Jadi teknis pelaksanaannya, semua bahan sudah diracik/diramu di B2P2TooT Tawangmangu, sudah dikemas, kemudian didistribusikan ke seluruh dokter-dokter Sainiikasi Jamu. Jadi dokter Sainiikasi Jamu dalam meberikan obat idak meracik sendiri, karena sudah diramu oleh B2P2TooT. Dokter inggal menjaring pasiennya, kemudian melakukan penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam protocol yaitu kriteria formula, kemudian kriteria inklusi, berisi subyek peneliian yang dijaring itu apa saja, misalkan untuk hipertensi yang djaring adalah yang tensinya ringan dulu

(30)

saja, yang berat dan sedang idak dimasukkan . Kemudian dari segi usia, kriterianya agak ketat. Misal, orang hamil idak dimasukkan dulu. Jadi mengambil sample yang risikonya rendah. Selama peneliian idak boleh menggunakan obat-obat yang lain, agar idak bias manfaatnya, mengetahui kesembuhan pasien karena jamu atau obat yang lain. Juga diatur bagaimana menjamin keamanan jamunya, melalui pengukuran fungsi hai dan , fungsi ginjal sebelum dan sesudah meminum jamu.

Karena ini ranah peneliian, pasien idak mengeluarkan biaya sedikit pun. Baik untuk jamunya, maupun untuk pemeriksaan penunjangnya serta biaya

konsultasinya juga grais. Bahkan pasien mendapat bahan kontak, arinya pasien mendapat uang transport Rp 50 ribu seiap kunjungan.

Tim Pusat B2P2TooT seiap dua minggu sekali melakukan monitor/ evaluasi dengan melakukan kunjungan ke dokter-dokter Sainiikasi Jamu. Kemudian pada pertengahan Agustus 2011 dilakukan pertemuan untuk melakukan monitoring untuk semua dokter Sainiikasi Jamu. Dari hasil evaluasi tersebut, dilaporkan hambatan utamanya adalah rasa jamu. Keluhan terutama untuk jamu DM karena rasanya pahit. Tetapi secara teknis pelaksanaan idak ada kesulitan yang berari. Justru yang menjadi

pening adalah, bagaimana setelah peneliian ini selesai. Di satu sisi pasien masih ingin melanjutkan pengobatan jamu, di sisi lain masa peneliiannya hanya satu bulan. Karena setelah satu bulan, ternyata masih banyak pasien yang ingin melanjutkan pengobatan jamu. “ Hampir 80 persen ingin melanjutkan”, ujar dr. Danang.

Hak Kekayaan Intelektual Sainiikasi Jamu tahap pertama sudah selesai dilakukan. Hasilnya berupa efekivitas jamu dalam mengobai 4 penyakit akan

diumumkan pada akhir Oktober atau awal November 2011 bersamaan diselenggarakannya ASEAN Conference Internaioanl Tradiional Medecine di Solo, Jawa Tengah. Tetapi dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Agustus 2011, animo masyarakat terhadap jamu inggi, lebih dari 80 responden ingin melanjutkan pengobatan dengan jamu, karena badannya lebih segar, buang air besar lebih lancar dibandingkan sebelumnya dan lain-lain. Hal ini membukikan bahwa jamu memberikan manfaat baik dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan maupun untuk mengobai berbagai penyakit. Sebagai awal program ada kendala yang dihadapi, tetapi kendala-kendala tersebut relaive dapat diatasi. Kendala-kendala yang belum terpecahkan, menjadi masukan berharga untuk dilakukan perbaikan guna penyempurnaan peneliian-peneliian selanjutnya. Keberhasilan Sainiikasi Jamu adalah buah perjuangan panjang yang dirinis Kementerian Kesehatan bersama para mitranya. Karena itu Sainiikasi Jamu adalah keberhasilan masyarakat Indonesia dalam memajukan dan menyejahterakan rakyat Indonesia.

Agar hasil kerja keras ini idak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang idak bertanggung jawab, sudah saatnya semua proses Sainiikasi Jamu didokumentasikan dan bahan serta hasilnya didatarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual Indonesia. Jangan sampai di kemudian hari, bahan baku obat Asli Indonesia dan hasil peneliian Jamu dipatenkan oleh industri apalagi Negara lain.§ Smd

(31)

Dr. siti

mahfudzah

kePala PUskes cOlOMadU 1, alUMnUs fk Uns taHUn 2003

---Ikut pelaihan dokter Sainiikasi Jamu angkatan ke-2, akhir September sampai awal oktober 2010 selama 50 jam atau satu minggu. Dalam pelaihan dibekali dengan teori peneliian, dilanjutkan dengan ilmu tentang jamu di Balai Besar Peneliian dan Pengembangan Tanaman obat dan obat Tradisional

(B2P2TooT) Tawangmangu termasuk kunjungan ke kebun tanaman obat, etalase tanaman obat, sekaligus ke Klinik Sainiikasi Jamu B2P2TooT di Tawangmangu.

Keika mengikui pelaihan dr. Sii sedang mengandung. Sosialisasi Sainiikasi Jamu kepada responden dan penjaringan pasien baru dilakukan usai cui melahirkan. Semua respondennya yang berjumlah 12 orang, responnya bagus.

Respondennya terdiri dari PNS maupun pasien-pasien yang sudah kenal baik. Awalnya, Jamu yang akan digunakan untuk peneliian dipajang

M

enkes dr. Endang

Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, pada tanggal 6 Januari 2010 di Kendal, Jawa Tengah mencanangkan Sainiikasi Jamu. Tujuannya memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara emperis melalui peneliian berbasis pelayanan kesehatan.

Mendorong terbentuknya jejaring dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagai penelii dalam upaya prevenif, promoif, rehabilitaive dan paliaif melalui penggunaan jamu. Meningkatnya kegiatan peneliian kualitaif terhadap pasien dengan penggunaan jamu. Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk mengetahui bagaimana para dokter melakukan peneliian tentang khasiat jamu dan bagaimana respon responden dalam Sainiikasi Jamu, Mediakom berbincang-bincang dengan iga penelii Sainiikasi Jamu. Berikut peikannya.

APA

KATA

(32)

di Puskesmas, sehingga menarik perhaian beberapa pasien. “Bu niki nopo to bu, saya mau bu”, ujar dr. Sii menirukan pasiennya. wah ini jamu dari Klinik Hortus Medicus Tawangmangu . Untuk peneliian terhadap 12 pasien. Nani kalau ada peneliian lagi, saya usahakan, jawab dr. Sii.

Sebelum dilakukan peneliian, para pasien dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Tetapi pasien yang menjadi sasaran peneliian menginfokan ke para tetangga secara “getok tular”. Sehingg banyak pasien yang meminta jamu. Kemudian saya informasikan bahwa di Klinik Sainiikasi Jamu “Hortus Medicus” milik B2P2TooT Tawangmangu sudah melayani pengobatan dengan jamu.

Di tempat saya bertugas, Desa Siaga-nya berjalan baik, dan Bu Lurah sebagai Ketua PKK sangat akif, bahkan pernah mengajak piknik kader PKK ke B2P2TooT Tawangmangu. Pada kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk berobat di klinik Sainiikasi Jamu. Mereka bangga, kendai harus merogoh kocek 20 ribu rupiah untuk biaya sekali berobat.

Saya kebetulan juga konsumen jamu, seiap melahirkan saya pakai jamu, dan sekarang saya juga pakai jamu untuk pelancar ASI. Hasilnya,

subhanalloh aman-aman saja dan saya pernah gunakan yang pelancar ASI ekstrak dari pabrikan ternnyata hasilnya sama dengan yang digunakan untuk peneliian, ujar dr. Sii.

Dr. Sii menceritakan, dalam peneliian ada 1 pasien yang gagal bukan karena jamu tetapi karena idak patuh dalam mengkumsi makanan. Pasien yang dimaksud menderita sakit gula, mesinya diet tetapi justru , minum es cendol, es degan, tahu bacem dan sebagainya. Akibatnya pernah sampai muntah-muntah.

Ada satu lagi pasen PNS yang menderita Diabetes Melitus (DM). Selain minum jamu yang disediakan juga dikonsultasikan ke ahli gizi. Sebelum minum jamu, gula darahnya 348, setelah diobai dengan jamu selama satu bulan gula darahnya turun menjadi 156.

Semua pasien menyatakan rasa enak di badan “seger”, meskipun kadang-kadang, gulanya turunnya sedikit. Ada satu pasien ibu-ibu, keika ditanya “pripun Bu kok mboten kontrol malih”( bagaimana bu, kok idak kontrol lagi?). Kulo pun sekeco e bu (saya udah enak bu), ujar dr. Sii menirukan pasiennya.

Biasanya kalau sakit DM seluruh badannya sakit semua (neoropai), tetapi setelah minum satu minggu

sudah merasa idurnya enak, kesemutannya berkurang. Satu lagi pasien yang sudah sepuh, keika ditanya “ pripun mbah “? Jawabannya, kulo mbucale (buang air besar) lancar, padahal sebelum minum jamu buang air besarnya idak lancar, kata dr. Sii menceritakan pengalamannya.

Dari semua formula, jamu untuk DM rasanya paling pahit karena merupakan campuran sambiloto dan brotowali, kata para responden. Untuk menghilangkan rasa pahit itu, kadang-kadang pasien prustasi, akhirnya ada yang ngemut gula,sehingga waktu diperiksa gula darahnya naik lagi. Tetapi jamu untuk kolesterol, asam urat dan hipertensi umumnya bagus. “Pasien saya sebelum pengobatan, gula darahnya 180 dan 160 tetapi karena kontrolnya baik, penurunnya signiikan”, ujar dr. Sii. Jadi setelah peneliian ini perlu indak lanjut. Dari 12 pasien ingkat keberhasilnya sekitar 85 persen

Dr. Sii menyarankan untuk ke depan, Sainiikasi Jamu membutuhkan dukungan semua pihak, idak bisa hanya dilakukan Kementerian Kesehatan saja. Contoh, penyediaan bahan baku obat, kalau hanya dari B2P2TooT Tawangmangu idak mencukupi, juga distribusinya ke Puskesmas memerlukan dukungan.§

Dr. supardi

alUMnUs fk UMy yOgyakarta., taHUn 2002, Ptt 1,5 tHn di

PUskesMas JatiOsO . karanganyar. sekarang kePala PUskesMas tawang MangU, seJak 2006.

---Seperi rekannya dr. Sii, pelaihan Sainiikasi Jamu yang diikui dr. Supardi. Setelah pelaihan, dengan moivasi, dukungan dan niat baik dari Badan Litbangkes, saya tergugah untuk ikut berperan dalam Sainiikasi Jamu menuju kemandirian bangsa. Indonesia mempunyai potensi tanaman obat yang luar biasa kalau digali dan ditekuni tetapi kelanjutannya perlu dukungan semua pihak. Saya sebagai dokter yang langsung berhubungan dengan masyarakat, mengharapkan

para pengambil kebijakan meneruskan peneliian ini untuk kemandirian bangsa.

(33)

dr. itaKusumawati, m.Kes

kePala PUskesMas Jenawi, alUMnUs fk Uns taHUn 2000

---Awalnya para dokter Puskesmas di Kabupaten

Karanganyar direkrut B2P2TooT Tawangmangu untuk mengikui program pelaihan Sainiikasi Jamu. Setelah dilaih, kemudian diberikan bekal untuk melakukan peneliian jamu berbasis pelayanan kesehatan. Menjadi dokter Sainiikasi Jamu sangat menarik, karena harus membandingkan sesuatu yang di bangku kuliah idak diterimanya yaitu jamu, ujarnya memulai percakapan.

Kebetulan, saya bertugas di daerah cukup terpencil yaitu , di Puskesmas Gunung Lawu. Pasien yang

dijadikan obyek peneliian rata-rata 50-60 persen sudah pernah menggunakan jamu. Jadi sosialisasi pengobatan menggunakan jamu, idak mengalami kesulitan. Baik jamu untuk sekedar menjaga stamina seperi jahe, beras kencur maupun jamu untuk terapi itu sendiri. Dalam proses peneliian, banyak sekali liku-likunya, dr. Ita menambahkan. Tetapi yang menarik, ada seorang pasien yang akhirnya gagal terapi dalam pengerian drop out. Hanya karena “ kendil yang digunakan untuk merebus jamu” pecah sampai keiga kalinya. Akhirnya dia melapor “ sampun lah bu ,

kulo mboten usah melanjutkan saja”. Kejadian ini sudah disampaikan sebagai masukan kepada Tim, untuk kedepan selain jamu juga harus dipersiapkan kualinya.

Pihak B2P2TooT sudah menyediakan paket jamu dalam tas-tas, untuk satu minggu. Satu tas isinya 7 kantong, satu kantong untuk sehari. Secara pribadi, Sainiikasi Jamu itu posiif . “Saya merasa ini suatu terobosan. Sebetulnya, kita lihat dari segi masyarakat mereka butuh juga. Kalau pun idak diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan, mereka akan mencari sendiri”, ujar dr. Ita.

Tetapi itu pengalaman emperis. Akan lebih bagus lagi, kalau jamu diberikan oleh im medis, distandarisasi, dosisnya sudah diukur, juga sudah dicoba keamanannya dan sebagainya. Dari segi masyarakat itu senang sekali. Kalau dari kami (dokter), satu terobosan karena jamu itu memang untuk penyakit-penyakit generaif. Lebih kepada ya

Gambar

Gambar dan tulisanperingatan kesehatan berupa , sebagai bentuk edukasi kesehatan masyarakat dan pemenuhan hak konsumen atas informasi yang jelas, benar, dan jujur serta idak menyesatkan,

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan PPL dimulai tanggal 24 juni 2014 sampai dengan 15 September 2014 yang terdapat beberapa kegiatan atau program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Pembelajaran matematika seharusnya tidak hanya ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target. Pembelajaran matematika bukan pula

295 Selanjutnya adalah H3, yang mana menyatakan bahwa thriving at work berpengaruh positif terhadap career adaptability , sehingga dapat dimaknai bahwa ketika individu

Rata-rata Capaian sasaran Ketersediaan sistem administrasi kearsipan yang andal % Persentase arsip yang tersimpan baik % Ketersediaan sarana dan prasarana kearsipan % Tingkat

Suatu pandangan yang melihat keseluruhan syarat untuk adanya pidana itu kesemuanya merupakan sifat dari perbuatan, pandangan ini memberikan

pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari

[r]

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang lebih baik pada tanaman jagung manis, tinggi tanaman dan jumlah daun dapat diberikan kapur. dolomit dan EM 4 yang