• Tidak ada hasil yang ditemukan

sUatU catatan

Dalam dokumen Mediakom Edisi 32 Oktober 2011 - [MAJALAH] (Halaman 35-38)

nagiOt cansalOny taMbUnan, skM, Me

litbangkes (rencana konkrit litbangkes), menyiapkan instrumen dan bahan pendukung, menyusun orientasi hasil, dan mengideniikasi insitusi sasaran manfaat, sampai dengan menyusun kebutuhan anggaran dan biaya.

Kualitas dari proses tersebut harus dijaga, karena itu diperlukan mekanisme yang bisa menyempurnakan protokol dan menyusun rencana anggaran dan biaya yang mengakomodasi protokol. Mekanisme ini dikenal dengan seminar protokol. Seminar ini harus melibatkan pihak program teknis kesehatan dan ilmuwan. Dalam hal ilmuwan, adalah yang memiliki keahlian atau kepakaran sesuai substansi dan juga ilmuwan yang memiliki keahlian atau kepakaran yang terkait substansi (beyond health).

Mekanisme di atas selalu ada di Badan Litbangkes, mulai dari seminar melibatkan Dewan Riset Nasional pada periode-periode awal Badan Litbangkes, seminar yang dikelola Paniia Pembina Ilmiah (PPI) Badan Litbangkes dengan seleksi in dan out, seminar internal di satuan kerja dengan melibatkan universitas, juga seminar yang dikelola oleh Sekretariat dengan melibatkan Komisi Ilmiah, Pengelola Program Teknis Kesehatan, dan Universitas. Tujuan seminar adalah sama, untuk menyediakan rencana litbangkes yang sesuai kaidah ilmiah, eik dan bermanfaat.

Dengan semua pengalaman dan kondisi mekanisme penjaminan

kualitas proses perencanaan litbangkes, tentu perlu dinilai bagaimanakah kualitas perencanaan litbangkes yang sudah berjalan? hal ini perlu karena litbangkes dikelola untuk memberikan buki prasyarat dan evaluasi dalam pengelolaan program teknis Kemenkes.

Berdasarkan peran perencanaan secara umum di atas, dapat dibuat datar ilik untuk menilai hal tersebut, yaitu:

tujuan: Apakah tujuan sudah relevan dan bermanfaat bagi program teknis Kemenkes? Bagaimanakah prospek pencapaian tujuan dengan rencana tahapan implementasi?

penetapan sasaran dan prioritas, terkait tujuan litbangkes:

Apakah sasaran yang ingin dicapai dalam tujuan sudah menyangkut hal umum dan khusus dan dinyatakan secara tegas?

Bagaimanakah prospek untuk menentukan sasaran bisa dicapai? Apakah alat ukur atau indikator sudah tersedia?

mobilisasi sumber:

Apakah rencana sudah berhasil mengideniikasi sumber-sumber internal dan eksternal (al. dana, keahlian/kepakaran, lab, referensi, dll)?

Apakah rencana sudah

mengakomodasi kerjasama dengan insitusi lain terkait pengembangan jejaring atau kemitraan berdasarkan ideniikasi sumber? Bagaimana rencana mobilisasi sumber (al. dana,

keahlian/kepakaran, lab, dll) dalam hal profesionalisme dan akuntabilitas?

Administrasi yang Eisien dan Tidak

korup:

Apakah kelengkapan dokumen rencana sudah layak sebagai protokol?

Apakah kebutuhan anggaran dan biaya sudah memenuhi prinsip-prinsip aturan keuangan yang berlaku?

Bagaimana penerjemahan kebutuhan substansi dalam rencana anggaran dan biaya?

keseimbangan dalam Rencana: Apakah rencana sudah mendukung implementasi tugas dan fungsi?

Apakah permintaan dana dinilai layak sesuai volume dan substansi?

Apakah penggunaan aset manusia sudah sesuai dengan kebutuhan protokol?

Bagaimana pengelolaan sumber daya yang dimiliki dengan rencana kebutuhan dalam protokol?

Hemat Struktur dan Kaya Fungsi:

Litbangkes harus memanfaatkan sumber yang dimiliki Badan Litbangkes dengan idak menimbulkan ongkos tambahan, al. pembentukan im yang melaksanakan tugas yang sudah menjadi tugas unit kerja tertentu, atau unit kerja yang melakukan tugas unit dari organisasi lain

Kemitraan idak membebani anggaran Badan Litbangkes karena prinsip win-win soluion atau kesetaraan

Dukungan:

Apakah sudah relevan dengan agenda litbangkes?

Apakah sudah mengakomodasi kebutuhan Kemenkes?

Apakah sudah mendapat dukungan dari peer group di lingkungan litbang dan iptek?

Apakah protokol sudah diproses di internal dan direkomendasikan oleh

reviewer peer group?

kebiJakan PUblik

Kebijakan publik yang dipahami dan bermanfaat, sebagai salah satu indikator yang menggambarkan keberhasilan dari proses diseminasi dan uilisasi hasil litbangkes, bisa tercapai melalui translasi hasil litbangkes ke dalam rencana aksi program atau kegiatan teknis Kemenkes. Seperi diketahui, output dari litbang

Pertemuan jaringan litbangkes.

adalah berbentuk laporan hasil, set data, usulan HKI, HKI, publikasi dan opsi kebijakan.

Namun dalam arikel ini lebih ditekankan pada opsi kebijakan, karena diharapkan ada manfaat hasil litbangkes terhadap masyarakat melalui implementasi kebijakan publik, yang sebenarnya merupakan bentuk kontribusi ideal litbang terhadap pembangunan sesuai alasan pembentukan pada awal Pelita II.

Translasi dalam hal ini akan menghasilkan makalah dari hasil litbangkes untuk pengambil/pembuat/ perumus kebijakan di Kemenkes. Mengadopsi dari arikel Menjembatani Peneliian dan Kebijakan, berikut adalah beberapa upaya dalam menghasilkan makalah tersebut, yaitu:

Menyediakan makalah kebijakan dan makalah pembekalan kebijakan. Makalah kebijakan ditujukan secara khusus untuk menampilkan buki-buki sebagai penyokong informasi bagi suatu kebijakan. Makalah pembekalan kebijakan ditulis dengan tujuan yang sama, hanya saja lebih pendek (sekitar 1-6 halaman)

Menyediakan kriteria untuk menilai makalah kebijakan dan makalah pembekalan kebijakan. Tiga komponen ini yang menandakan kualitas makalah adalah: (i) menjelaskan ini persoalan ii) memberikan pilihan solusi, termasuk juga solusi yang dipilih oleh penulis makalah; dan (iii) memuat kebijakan yang direkomendasikan

Evaluasi melipui keiga komponen ini tersebut, dijabarkan sebagai berikut:

Apakah klaim atas sesuatu disertai oleh buki yang mendukung? Apakah argumen disampaikan dengan saling berkaitan (koheren), contoh terkait:

Kejelasan sub-judul dan nomor. Misalnya bagian awal jangan hanya diberi label ‘Pendahuluan’; tapi harus disertai penjelasan singkat tentang label tersebut

Kalimat pembuka dari seiap bagian membawa pada argumen yang ingin disampaikan. Kalimat pertama atau terakhir dari seiap paragraf menunjukkan hal paling pening. Penyampaian secara efekif dan mudah dimengeri. Isi tulisan yang koheren.

hal-hal tersebut memiliki satu kesamaan tujuan, yaitu untuk memungkinkan seseorang membaca makalah secara sekilas namun masih dapat menyerap keseluruhan argumen yang disampaikan.

Apakah opsi kebijakan dipaparkan dan dibandingkan sejelas mungkin? Apakah ada penekanan lebih lanjut terhadap opsi kebijakan yang direkomendasikan?

Dalam elemen opsi kebijakan, penasehat kebijakan perlu menunjukkan keahlian yang dimiliki dan memberikan argumen yang mendukung opsi kebijakan yang dia rekomendasikan. Ilmu kebijakan berorientasi pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai, karena itu makalah kebijakan harus membukikan bahwa rekomendasi yang diberikan merupakan suatu solusi prakis atas isu yang diangkat, dengan demikian memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembuatan kebijakan

dan komunitas kebijakan.

Bagaimana bagian penutup dan rekomendasi merangkum keseluruhan makalah secara jelas bagi para pembaca/ pengguna? Berikut datar uji terkait:

Apakah bagian ini menyimpulkan bagian utama dari studi yang dilakukan?

Apakah rekomendasi diberikan secara logis dalam beberapa bagian serta dipaparkan dengan jelas?

Apakah rekomendasi telah ditulis secara efekif?

Apakah bagian penutup benar-benar telah membuat pembaca/pengguna merasa bahwa makalah tersebut telah komplit?

Visi Lokomoif Pembangunan Kesehatan menuntut Badan Litbangkes mampu menyediakan arah dan acuan untuk digunakan dalam mengelola program atau kegiatan teknis Kemenkes. Visi Legiimator Pembangunan

Kesehatan menuntut Badan Litbangkes mampu memberikan buki untuk manajemen program atau kegiatan teknis Kemenkes. visi pengawal pembangunan Kesehatan menuntut Badan Litbangkes mampu memberikan gambaran dinamika dan stratejik untuk mencapai tujuan program atau kegiatan teknis Kemenkes.

Dalam mencapai visi, Badan Litbangkes harus mampu memberikan data dasar, data mengenai hambatan dan penerapan intervensi utama, data kelayakan (hasil riset prasyarat); data mengenai monitoring, evaluasi, dampak dan manfaat (hasil riset evaluasi); dan mengembangkan pendekatan baru, efekivitas, dan peningkatan layanan (hasil pengembangan, perekayasaan, inovasi, dan invensi).

perencanaan litbangkes yang baik dan benar, efekif dan eisien berpengaruh pada pembuatan

kebijakan pembangunan kesehatan oleh Kemenkes. Semoga dengan catatan ini, proses translasi hasil litbangkes menjadi rencana aksi program dan kegiatan teknis Kemenkes berjalan dengan mekanisme yang tepat, sehingga asupan kebijakan dari makalah kebijakan dan makalah pembekalan kebijakan dapat dipahami oleh pembuat, pembaca dan pengguna makalah.§

Pertemuan perencanaan penelitian.

erokoklah, asal tak mengganggu orang lain. Karena orang lain juga punya hak untuk idak terganggu asap rokok. Perokok dan bukan perokok terus berdebat, berargumen menurut cara pandangnya sendiri, sampai terasa tak berujung. Untuk itu perlu aturan yang mengatur keduanya, agar mendapat keadilan untuk menikmai hidup. Sayang, aturan itu belum terwujud. Jalan panjang masih harus terus ditempuh. Sebagian menanyakan seperi lagunya Ting ing, sampai dimana..dimana...dimana ?

Sejarah rokok dimulai saat warga asli benua Amerika (Maya, Aztec dan Indian) mengisap tembakau pipa atau mengunyah tembakau sejak 1000 sebelum masehi. Tradisi membakar

tembakau kemudian dimulai untuk menunjukkan persahabatan dan

M

saMPai diMana

Dalam dokumen Mediakom Edisi 32 Oktober 2011 - [MAJALAH] (Halaman 35-38)

Dokumen terkait