• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.3 Sistem Automasi Perpustakaan

2.4.4 Metadata

memberitahu petugas sirkulasi sewaktu bahan yang dipesan dikembalikan. Dewasa ini, melalui antarmuka OPAC, pengguna juga dapat mengakses informasi lain termasuk database bibliografis tentang artikel dan dokumen teks penuh.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan secara sederhana bahwa OPAC dapat membantu pengguna untuk menemukan koleksi yang diinginkan dengan cepat dan tepat melalui suatu antarmuka (interface), dan juga dapat melihat status bahan pustaka sedang dipinjam atau tersedia.

2.4.4 Metadata

Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan didasari adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama. Penggabungan data katalog koleksi adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan jika masing-masing perpustakaan itu memiliki kesamaan dalam format penulisan data katalog. Persoalan yang sering dihadapi dalam kerja sama tukar-menukar atau penggabungan data adalah banyaknya data yang ditulis dengan tidak memperhatikan standar yang ada.

Perpustakaan sudah lama menciptakan metadata dalam bentuk pengkatalogan koleksi. Menurut Arif (2003) metadata adalah “sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data”. Sedangkan ALA berbunyi sebagai berikut: “Metadata are structured, encoded data that describe characteristics of information bearing entitites to aid in the identification, discovery, assessment and management of the described entities.”

30

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metadata adalah data terstruktur untuk data/informasi. Data dikodekan yang menggambarkan karakteristik informasi untuk membantu dalam identifikasi, penemuan, penilaian dan pengelolaan informasi.

Metadata yang biasa digunakan di perpustakaan yaitu: 1. MARC & INDOMARC

Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu hasil dan juga sekaligus salah satu syarat penulisan catalog koleksi perpustakaan. Standar metadata catalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress (LC), format LC MARC ternyata sangat besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat Negara lain turut mengembangkan format MARC sejenis bagi kepentingan nasionalnya masing-masing. Format INDOMARC merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) Format 2719 untuk Indonesia, sebuah format untuk tukar menukar informasi bibliografi melalui format digital atau media yang terbacakan mesin (machine readable) lainnya. Informasi bibliografi biasanya mencakup pengarang, judul, subjek, catatan, data penerbitan dan deskripsi fisik. Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen pengetahuan, seperti monograf (BK), manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; buku pamflet, lembar tercetak, atlas, skripsi, tesis, dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan jurnal buku langka.

2. Dublin Core

Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk

web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan serta kurang bias digunakan untuk sumber informasi dalam world wide web. Element Dublin Core dan MARC intinya bias saling dikonversi. Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:

a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana

b. Semantic atau arti kata yang mudah dikenali secara umum c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut

31 Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu : 1. Title : judul dari sumber informasi 2. Creator : pencipta sumber informasi

3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi

4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian

5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi 6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber

informasi

7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi

8. Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya 9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi,

sumber informasi

10.Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi. Contoh URL, alamat situs

11.Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi

12.Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi 13.Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber

informasi lainnya.

14.Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu 15.Rights : pemilik hak cipta sumber informasi (Arif, 2003)

Untuk mencakup unsur-unsur katalog, MARC menggunakan tenggara berupa nomor yang terdiri dari dua jenis, yaitu dapat diulang dan tidak dapat di ulang penulisannya. Berikut adalah perbandingan antara tengara MARC dengan unsur Dublin Core.

32

Tabel-2. Perbandingan Metadata MARC dan DC

Tengara MARC Unsur DC Keterangan

100, 110, 111, 710, 711, 720

Contributor Pada MARC disebut sebagai penanggung jawab

perorangan, korporasi, konferensi.

651, 662, 751, 752 Coverage Nama geografis, nama tempat hirarki dimasukan dalam cakupan pada unsur DC. Creator Ketika terjadi pengubahan dari

MARC ke DC, unsur Creator tidak digunakan.

008/07-10, 260$c$g Date 500-599, kecuali 506,

530, 540, 546

Description Kecuali catatan pembatasan akses, keterangan fisik, catatan bahasa

340, 856$q Format Media fisik dan lokasi digital 020$a, 022$a, 024$a,

856$u

Identifier Catatan identifier berupa ISBN, URL/URI dan identifier lain.

008/35-37,

041$a$b$d$e$f$g$h$j, 546

Language

260$a$b Publisher Tempat dan nama penerbit. 530, 760-787$o$t Relation Hubungan dengan bentuk lain.

506, 540 Rights

534$t, 786$o$t Source 050, 060, 080, 082, 600,

610, 611, 630, 650, 653

Subject

45, 246 Title Setiap tengara diulang pada dc:title. Beberapa aplikasi mungkin akan memasukan 210, 222, 240, 242, 243, dan 247 kedalam dc:title. Leader06, Leader07, 655 Type (Prasetya, 2010) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metadata yang biasa digunakan di perpustakaan adalah MARC dan Dublin Core. Perbedaannya adalah Dublin Core memiliki 15 unsur yang jauh lebih sedikit dari tengara MARC yang terdiri dari 700 elemen pengetahuan dan istilah-istilah pada Format MARC hanya

33

dapat dipahami oleh profesional informasi, sedangkan istilah-istilah pada Dublin Core lebih mudah dipahami walaupun bagi orang awam. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam tujuan penciptaan MARC ataupun DC.

Perangkat lunak aplikasi Senayan Library Management System (SLiMS 5.0 Meranti) yang digunakan oleh Perpustakaan STMIK TIME memiliki fitur MARC Import. Nugraha (2010) dalam Buku Dokumentasi SLiMS menjelaskan bahwa “saat ini SLiMS 5.0 Meranti memiliki fitur MARC Import yang digunakan untuk mengimport data MARC baik itu berekstensi .mrc ataupun .xml.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak aplikasi Senayan Library Management System (SLiMS 5.0 Meranti) sebagai salah satu contoh sistem perpustakaan automasi masih menggunakan skema metadata Format MARC sedangkan skema Dublin Core digunakan untuk sistem perpustakaan digital.

34

Dokumen terkait