4 TEKNOLOGI KONVERSI
5.3 Penentuan Potensi Panas Bumi
5.3.3 Metoda Kandungan Panas (Heat Stored) atau Metoda Volumetrik
Metoda ini merupakan metoda yang umum digunakan untuk perhitungan sumberdaya panasbumi, cadangan. Metoda ini juga sering disebut sebagai metoda volumetrik. Perhitungan dilakukan
berdasarkan kandungan energi panas didalam batuan dan didalam fluida [O’Sullivan & McKibbin, 1989] sebagai berikut:
Apabila Ti adalah temperatur awal reservoir dan Tf adalah adalah temperatur akhir, yaitu bila fluida panas bumi tidak ekonomis lagi untuk dimanfaatkan, maka maksimum panas yang tersimpan dalam batuan dan fluida yang dapat dimanfaatkan adalah:
Qth = Qei - Qef
Apabila RF adalah faktor perolehan maka, energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan pada kenyataannya (=besarnya cadangan bila dinyatakan dalam kJ):
Qde = Rf Qth
Besarnya cadangan, yaitu energi panas yang dapat dimanfaatkan untuk kurun waktu t tahun (biasanya 25-30 tahun) ditentukan dengan persamaan berikut:
Besarnya potensi listrik, yaitu energi listrik yang dapat dibangkitkan untuk kurun waktu t tahun (MWe) dengan cara sebagai berikut:
Qel = η x Qthermal
Pada tahun 1999 Pemerintah melakukan ‘Standarisasi Klasifikasi Cadangan Panas Bumi di Indonesia’ dan disahkan melalui SNI 03-5012-1999 [15]. Dalam SNI 03-5012-1999, sumberdaya (resources) dan cadangan (reserve) Indonesia diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut:
− Sumber daya spekulatif adalah kelas sumber daya yang estimasi potensi energinya didasarkan pada studi literatur serta penyelidikan pendahuluan.
− Sumber daya hipotetis adalah kelas sumber daya yang estimasi potensi energinya didasarkan pada hasil penyelidikan pendahuluan lanjutan.
− Cadangan terduga (possible Reserve) adalah cadangan yang estimasi potensi energinya didasarkan pada hasil penyelidikan rinci.
− Cadangan mungkin (probable reserve) adalah kelas cadangan yang estimasi potensi energinya didasarkan pada hasil penyelidikan rinci dan telah diidentifikasi dengan bor eksplorasi (wildcat) serta hasil prastudi kelayakan.
− Cadangan terbukti (proven reserve) adalah kelas cadangan yang estimasi potensi energinya didasarkan pada hasil penyelidikan rinci, diuji dengan sumur eksplorasi, delineasi dan pengembangan serta dilakukan studi kelayakan.
Sumberdaya spekulatif mempunyai tingkat kepastian yang paling rendah karena ditentukan pada saat data masih sangat sedikit. Semakin banyak data, semakin tinggi tingkat kepastian sehingga semakin kecil resiko. Cadangan terbukti mempunyai tingkat kepastian yang paling tinggi karena ditentukan pada saat data sudah cukup banyak termasuk data sumur (Gambar 45). Menurut ketentuan SNI
03-3600 x 24 x 365 x t Q Q de thermal=
5012-1999, perhitungan besarnya sumber daya hipotetis, cadangan terduga, mungkin dan terbukti dilakukan dengan metoda volumetrik. Ketentuan tentang data dan kriteria diperlihatkan pada Tabel 7.
Reserves (Identified Resources)
Proven Reserve
(Cadangan Terbukti) Data Semakin
Banyak Tingkat Kepastian Meningkat (Resiko Berkurang) Probable Reserve (Cadangan Mungkin) Possible Reserve (Cadangan Terduga) Resources (Unidentified Resources) Hypothetical Resources (Sumberdaya Hipotetis) Tingkat Kepastian Meningkat (Resiko Berkurang) Speculative Resources
(Sumberdaya Spekulatif) Data sedikit Gambar 45 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Panas Bumi
Tabel 7 Matriks Klasifikasi dan Estimasi Potensi Energi Panas Bumi.( SNI 03-5012-1999)
Klasifikasi Data Dasar dan Kriteria
Rumusan Estimasi Potensi
Energi (MWe) SUMBERDAYA
Spekulatif Dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif. Luas reservoir dihitung dari penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sedangkan temperatur dihitung dengan geotermometer. Daya per satuan luas ditentukan dengan sumsi.
Metoda Perbandingan
Hipotetis Diindikasikan oleh manifestasi panas bumi aktif, data dasar adalah hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan
geologi/geokimia/geofisika sedangkan temperatur diperkirakan berdasarkan data geotermometer (air, gas dan isotop
Metoda volumetrik: ketebalan reservoir diasumsikan 2 km CADANGAN
Terduga Luas dan ketebalan reservoir serta parameter fisik batuan dan fluida diestimasi berdasarkan data ilmu kebumian detil terpada yang digambarkan dalam model tentatip.
Metoda Volumetrik Mungkin Dibuktikan oleh satu sumur eksplorasi yang berhasil menyemburkan
uap/air panas. Luas dan ketebalan reservoar didapat dari data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian detil terpadu. Parameter batuan dan fluida serta temperatur reservoir diperoleh dari data pengukuran langsung dalam sumur dan/atau data analisis laboratorium.
Metoda Volumetrik
Terbukti Dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil menyemburkan uap/air panas. Luas dan ketebalan reservoar didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian detil terpadu. Parameter batuan dan fluida serta temperatur reservoir diperoleh dari data pengukuran langsung dalam sumur dan atau data analisis laboratorium serta simulasi reservoar.
Simulasi reservoar yang digabung dengan metoda
volumetrik.
Disamping ketentuan tersebut, dalam SNI 03-5012-1999 juga diberikan pedoman untuk penentuan asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan, masing-masing untuk sumber daya hipotetis, cadangan terduga, mungkin dan terbukti.
Cadangan pada dasarnya harus memenuhi sedikitnya tiga kriteria, yaitu ditemukan (discovered), dapat diproduksikan (recoverable) dan ekonomis diproduksikan dengan teknologi yang ada saat ini atau komersial (commercial). Umumnya Lembaga Keuangan tidak akan memberikan pinjaman dana untuk pengembangan lapangan sebelum hasil pemboran “membuktikan” di daerah tersebut terdapat sumber
energi panas bumi yang mempunyai potensi yang cukup menarik dari segi ekonomi. Dilihat dari besarnya cadangan panas bumi Indonesia, yang terbesar adalah ’cadangan terduga’ dimana ketidakpastiannya masih tinggi karena perkiraan cadangan baru dilakukan berdasarkan hasil kajian penyelidikan geologi, geofisika, geokimia di permukaan. Keberadaan sumber energi panas bumi masih harus dibuktikan melalui pemboran. Karena ketidakpastian masih tinggi, maka resiko berkaitan dengan sumber daya masih tinggi (resource risk), karena ada kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panas bumi atau besar cadangannya lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya atau tidak komersial.
Beberapa ahli panas bumi antara lain Clothworthy, A.W, Ussher, G.N.A, Lawless, J.V. dan Randle, J.B (2006) menyatakan pentingnya dibuat standarisasi klasifikasi panas bumi dan metoda perkiraan besarnya potensi panas bumi karena beberapa pertimbangan berikut. Di beberapa negara. Seperti Australia dan Canada, pencarian dana untuk proyek-proyek geothermal dilakukan melalui pasar modal. Badan Pengatur Pasar Modal perlu melindungi investasi publik dari pernyataan-pernyataan yang tidak tepat (misleading statements) yang dikeluarkan perusahaan, antara lain mengenai besarnya cadangan. Oleh sebab itu sangatlah perlu ditetapkan metodologi untuk menilai besarnya cadangan dan mendefinisikan tingkat ketidakpastian dari penilaian tersebut, sehingga (1) pemberi pinjaman dan investor dapat melakukan evaluasi pada saat mereka melakukan investasi dalam proyek panas bumi dan dapat membandingkan resiko-resiko dari beberapa proyek dan (2) proyek mempunyai metoda yang secara efektif dapat meningkatkan nilai tambah. ssue pertama bagi para lenders adalah bagaimana mengevaluasi potensi sumberdaya (resource potential) dan resiko.. Untuk mengevaluasi hal tersebut, lenders biasanya melakukan due dilligence, namun investor kecil umumnya tidak mungkin melakukan hal tersebut. Oleh karenanya sangat penting bagi industri untuk mempunyai metodologi yang dijelaskan secara transparan, dipahami dan disepakati bersama oleh pasar. Mempertimbangkan hal tersebut, mereka berpendapat bahwa perlu didefinisikan dengan jelas antara sumberdaya (resources) dan cadangan (reserves). Dalam membuat klasifikasi, setiap kategori harus berarti bagi investor, khususnya yang terkait dengan potensi, yaitu apakah potensinya sudah diketahui dengan pasti, apakah energi tersebut dapat diproduksikan dengan teknologi yang ada saat ini atau perlu teknologi yang lebih tinggi dari yang ada saat ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan pertimbangan lain yang tidak dibahas disini, Clothworthy dkk (2006) mengusulkan klasifikasi dalam tiga kelas, yaitu “proven-probable-inferred’ atau terbukti-mungkin-terduga (Gambar 46).
Gambar 46 Klasifikasi Potensi Panas Bumi dari Clothworthy dkk [Clothworthy, 2006]
Konsep yang digunakan mereka pada prinsipnya serupa dengan yang digunakan dalam perminyakan, hanya kalau dalam perminyakan perhitungan berdasarkan pada volume minyak ditempat pada keadaan awal (Initial Oil in Place) disini berdasarkan kandungan panas (Total Heat Initially in Place). Panas yang terkandung didalam reservoir pada keadaan awal tersebut tidak semuanya komersial, artinya dapat diproduksikan atau dimanfaatkan secara ekonomis dengan teknologi yang ada. Dengan pemahaman ini, maka cadangan (reserve) adalah panas yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis dengan teknologi yang ada. Dalam SNI 03-5012-1999 mengenai ‘Standarisasi Klasifikasi Cadangan
Panas Bumi di Indonesia’, metoda perhitungan untuk cadangan terbukti, mungkin dan terduga juga berdasarkan kandungan panas.