• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metoda Praktikum a Perhitungan Curah Hujan

PENENTUAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN

4.5 Metodologi Praktikum 1.5.1 Lokasi dan Waktu

4.5.3 Metoda Praktikum a Perhitungan Curah Hujan

1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan;

2. kayu diukur sepanjang 120cm sebanyak 3 buah dan tanaman kan ke dalam tanah;

3. kaleng biskuit di pasang di atas kayu tersebut;

4. Ember diletakkan kira – kira 50 cm dari letak ombro Ukur diameter panci evaporasi dan ombrometer;

5. Panci evaporasidiisiair setinggi 10 cm dari permukaan pani;

6. Setiap pagi diukur sebelum pukul 07.00 untuk pengambilan data curah hujan dan besar evaporasi.

b. Perhitungan Evaporasi

1. Alat disiapkan dan bahan yang diperlukan;

2. Kayu diukur sepanjang 120cm sebanyak 3 buah dan tanaman kan ke dalam tanah;

3. Kaleng biskuit dipasang di atas kayu tersebut;

4. Ember diletakkan kira – kira 50 cm dari letak ombro Ukur diameter panci evaporasi dan ombrometer;

5. Panci eveporasi diisi setinggi 10 cm dari permukaan panic;

6. Setiap pagi diukur sebelum pukul 07.00 untuk pengambilan data curah hujan dan besar evaporasi.

c. Pengukuran Infiltrasi

1. Pipa besi disiapkan sepanjang 50cm;

2. Tanah ditentukan yang ingin diukur laju infiltrasinya;

3. Pipa dibenamkan tersebut dan biarkan sepanjang 35cm tetap diatas; 4. Penurunan infiltrasi dihitung yang terjadi tiap 10 menit, dan catat; 5. Apabila tidak terjadi penurunan kembali, berarti tanah sudah jenuh.

4.6 Hasil dan Pembahasan 4.6.1 Hasil

Tabel 6. Curah hujan dan Evaporasi

No CH kaleng (mm) CH ombro (mm) Po(mm) Pt(mm) E(mm) 1 11.938 11.303 292 297 6.938 2 0 0.103 297 294 3 3 0 0.103 294 290 4 4 1.27 0 292 290 3.27 5 0 0 290 288 2 6 0 0 288 287 1 7 0 0 287 286 1

Sumber : Hasil Analisis Data Praktikum Keterangan :

P0 = Tinggi ember - ruang kosong awal Pt = Tinggi ember - ruang kosong akhir E = Evaporasi Tabel 7. Infiltrasi No F(mm) Fo (mm) fc (mm) F (mm) Vf (mm/jam) Vt (m3) 10 10 10 10 10 10 1 8 9 10 10 10 10 8 1 5.933 6.906 34669.315 2 6 7 8 8 8 8 6 1 4.523 5.219 2619808.2 3 5 6 7 7 7 7 5 1 3.819 4.375 21962.466 4 8 11 13 13 13 13 8 2 6.228 7.0625 35453.699 5 9 10 12 12 12 12 9 2 6.933 7.906 39689.315 6 8 10 11 11 11 11 8 1 5.933 6.906 34669.315 7 8.5 11 12 12 12 11 8.5 1 6.285 7.328 36787.124

Sumber : Hasil Analisis Data Praktikum Keterangan :

F = Infiltrasi setiap 10 menit

Fo = Ruang kosong 10 menit pertama f = Infiltrasi

Vt = Volume total infiltrasi 4.6.2 Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengukuran curah hujan, evaporasi dan infiltrasi. Didapatkan nilai curah hujan tertinggi pada pengamatan pertama dengan menggunakan kaleng pada hari pertama, yaitu sebesar 11.938 mm, dan nilai curah hujan terendah yaitu pada hari ke dua, tiga, lima, enam, dan hari ketujuh sebesar 0 mm. Sedangkan pada ombrometer, data curah hujan tertinggi adalah pada hari pertama dengan nilai sebesar 11.303 mm dan yang terendah pada hari ke empat hingga ke tujuh dengan nilai sebesar 0 mm. data 0 didapatkan karena pada hari pengukuran tidak terjadi hujan, atau hanya terjadi hujan sedikit saja dan juga karna faktor human error.

Berdasarkan data evaporasi, Evaporasi tertingggi terjadi pada hari pertama dengan nilai 6,938 mm, sedangka yang terendah adalah pada pengamatan hari ke enam dan ketujuh dengan nilai 1 mm. nilai evaporasi pada hari perama cukup tinggi dikarenakan pada paginya hingga siang penyinaran matahari cukup tinggi walaupun mlmnya terjadi turun hujan. Jika curah hujan tinggi biasanya evaporasi yang terjadi biasanya rendah. Namun pada data, terdapat evaporasi yang tinggi disaat curah hujan juga tinggi. Hal ini terjadi karena pada siang harinya penyinaran matahari cukup terik, namun pada malam hari turun hujanyang lebat.

Berdasarkan data infiltrasi yang didapatkan, infiltrasi yang tertinggi pada hari ke 5 dengan nilai 7,90 mm. Infiltrasi yang terendah terjadi pada hari ke tiga dengan nilai 4,37 mm. Pada saat pengukuran data infiltrasi beberapa kali mengalami masalah. Masalahnya seperti terdapatya tanah bekas galian yang membuat tekstur tanah menjadi lunak dan membuat air langsung masuk kedasar tanah dengan cepat. Selain itu terdapatnya batu-batu kecil dan besar dalam tanah yang mengganggu pengambilan data. Pada saat hari hujan biasanya daya serap tanah akan berkurang atau infiltrasi juga berkurang. Karena air hujan membuat tanah menjadi jenuh akan air. Lamanya penyinaran matahari mempegaruhi infiltrasi dan biasanya semakin lama penyinaran matahari akan semakin tinggi infiltrasi pada tanah. Hal ini dikarenakan tanah akan mengalami evapotranspirasi sehinggatanah menjadi kering dan berongga.

Evaporasi bernilai besar apabila intensitas curah hujan kecil dan evaporasi bernilai kecil apabila intensitas curah hujan besar. Proses evaporasi juga dipengaruhi oleh lamanya penyinaran matahari. Intensitas curah hujan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Apabila intensitas curah hujan sangat besar juga tidak baik bagi tanaman karena mengakibatkan tanaman rusak dan jenuh air. Intensitas curah hujan sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai infiltrasi. Infiltrasi bernilai kecil apabila intensitas curah hujan yang besar sehingga tanah tidak mampu menyerap air karena tanah sudah jenuh. Infiltrasi bernilai besar apabila intensitas curah hujan kecil sehingga pori-pori tanah tidak jenuh akan air.

Universitas Andalas memiliki Janis tanah ultisol yang mengandung tanah liat dengan kadar bahan organic yang tinggi dengan jumlah kation yang rendah sekitar <24 me/100 g tanah) dan jumlah kandungan N yang rendah. Hal ini menyebabkan kurangnya daya serap tanah terhadap air atau daya serap tanah cukup lambat sehingga laju infiltrasi juga lambat. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum volume total infiltrasi terendah 21962.466 m3 yaitu pengamatan hari ke tiga. Infiltrasi tertinggi didapatkan pada pengamatan hari ke lima dengan nilai sebesar

39689.315 m3. Pada hari pertama didapatkan volume total infiltrasi yang kecil karena pada malam harinya terjadi hujan yang cukup lebat. Data infiltrasi hari pertama yang didapatkan cukup kecil hal ini mungkin saja karena jenis tanah di UNAND yang mempengaruhi dan mungkin juga terjadi kesalahan pada saat pengukuran atau human error.

4.7 Penutup 4.7.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa nilai evaporasi ditentukan oleh lamanya penyinaran matahari. Jika penyinaran matahari lama terjadi maka akan meningkatkan nilai evaporasi. Infiltrasi akan bernilai tinggi jika penyinaran matahari terjadi lama. Apabila curah hujan tinggi maka infiltrasi akan semakin lambat, hal ini dikarenakan tanah sudah jenuh untuk menyerap air. Namun apabila curah hujan rendah infiltrasi akan tinggi karena air yang terkandung dalam pori-pori tanah tidaklah banyak atau

Penentuan kebutuhan air tanaman dilakukan untuk melihat tanaman apa yang cocok ditanam dengan keadaan klimatologi yang ada. Apabila air yang tersedia melebihi kebutuhan air tanaman maka perlu dilakukan pengurangan dengan melakukan sistem drainase. Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi limpasan permukaan yang dapat mengakibatkan erosi. Namun jika kebutuhan air tanaman kurang, maka perlu diberikan tambahan air dengan menggunakan sistem irigasi.

4.7.2 Saran

Adapun saran yang dapat diperhatikan untuk praktikum selanjutnya adalah 1. Diharapkan agar pengambilan data dilakukan benar-benar sebelum jam 7 pagi

agar didapatkan nilai yang lebih akurat karena belum terjadi penguapan; 2. Sedangkan untuk pengambilan data infiltasi diharapkan kepada praktikannya

agar tidak sembarangan dalam menentukan tanah yang akan diukur infiltrasinya;

3. Praktikan diharapkan agar melengkapi alat yang akan digunakan saat praktikum ini.

4. Asisten dapat memberikan penjelasan secara rinci dan mudah dimengerti oleh praktikan;

BAB V DRAINASE

5.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak didaerah katulistiwa. Mengakibatkan Indonesia memiliki iklim tropis. Ditambah lagi Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera. Antara benua Asia dan benua Australia serta antara samudera Pasifik dan samudera Hindia. Hal ini menyebabkan iklim di Indonesia sering berubah-ubah. Perubahan yang terjadi juga tidak menentu, ditambah dengan meningkatnya suhu di permukaan bumi. Perubahan iklim yang tidak menentu ini membuat warga khususnya para petani menjadi khawatir. Salah satu unsur iklim yang perubahannya tak menentu ialah hujan. Hujan merupakan unsur iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertanian. Hujan terkadang turun yang tak menentu membuat para petani pusing melihat lahan mereka terendam banjir dan terkadang kecewa melihat lahan mereka gersang karena tidak adanya air.

Terkadang saat hujan turun secara terus-menerus membuat lahan-lahan pertanian terendam. Maka dari itu perlu teknologi pertanian ditingkatkan, salah satunya ialah membuat saluran drainase. Saluran drainase yang dibuat tersebut dapat mengalirkan kelebihan air yang ada pada lahan-lahan pertanian. Dibidang teknik pertanian, drainase merupakan hal yang sangat penting. Karena bidang teknik pertanian memiliki aplikasi bidanya salah satunya adalah drainase dan irigasi.

Dari disiplin ilmu yang berbeda, pengertian drainase ini bermacam. Pada Teknik Sipil, drainase ini dibuat untuk mengeringkan suatu lahan, agar lahan tersebut layak untuk dilakukan pembangunan. Akan tetapi di teknik pertanian berbeda, drainase ini berfungsi untuk membuat tinggi air ideal untuk pertumbuhan tanaman salah satunya. Kata kunci pada Teknik Pertanian yaitu mengurangi air, bukan mengeringkan.

Pengaruh drainase terhadap cuaca sekarang ini adalah dengan keadaan cuaca yang tidak menentukan dapat terjadi banjir jika terdapat saluran drainase yang tersumbat atau volume air yang ditampung lebih besar dibandingkan volume dari

turun tidak dapat diserap langsung kedalam tanah dikarenakan banyaknya permukiman warga. Seorang teknik pertanian diharapkan mampu merancang saluran drainase agar volume curah hujan yang turun dapat tertampung oleh saluran drainase, serta dapat meningkatkan produktifitas tanaman.

5.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengenal macam-macam saluran drainase dan kegunaannya; 2. Mengenal tipe-tipe penampang saluran drainase;

3. Mengukur volume saluran drainase; 4. Menghitung volume curah hujan. 5.3 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah : 1. Dapat mengenal macam-macam saluran drainase dan kegunaannya; 2. Praktikan dapat Mengenal tipe-tipe penampang saluran drainase; 3. Praktikan dapat mengetahui cara mengukur volume saluran drainase; 4. Praktikan dapat mengukur volume curah hujan;

5. Praktikan dapat mengetahui aplikasi dari praktikum ini untuk keteknikan pertanian.

5.4 Tinjauan Pustaka

Dokumen terkait