• Tidak ada hasil yang ditemukan

?????????? = jumlah mahasiswa per angkatan

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini melakukan metode pengumpulan data dengan menggunakan skala. Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak

langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2000).

Menurut Hadi (2002), skala psikologis mendasarkan diri pada laporan-laporan pribadi (self report). Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut:

1) Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

2) Apa yang dikatakan subjek tentangnya kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

3) Interpretasi subyek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud dengan peneliti

Selain itu metode skala psikologis digunakan dalam penelitian atas dasar pertimbangan:

1) Metode skala psikologis merupakan metode yang praktis

2) Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan data yang banyak

3) Metode skala psikologis merupakan metode yang dapat menghemat tenaga dan ekonomis

Penelitian ini menggunakan model skala Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2000). Prosedur penskalaan dengan metode Likert didasari oleh dua asumsi yaitu:

a) Setiap pernyataan sikap yang disepakati sebagai pernyataan yang favorable (mendukung) atau yang unfavorable (tidak mendukung)

b) Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot yang lebih tinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif

Skala-skala dalam penelitian ini tidak menyediakan alternative jawaban tengah atau netral, tujuannya antara lain (Azwar, 2004a):

1. Untuk menghindari adanya responden yang ragu-ragu dalam menjawab, sebab ada kemungkinan terjadi bahwa responden belu dapat memutuskan jawaban, sehingga untuk mendapatkan posisi yang aman kemudian memilih jawaban tengah atau netral

Keadaan ragu-ragu (undecided) itu memiliki arti adanya jawaban ganda, yaitu dapat diartikan belum memutuskan atau member jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dirasakan atau dapat juga diartikan memihak pada kondisi netral, yaitu tidak mampu membedakan munculnya kondisi-kondisi yang tertulis dalam masing-masing butir pertanyaan, sehingga memberikan jawaban kearah ragu-ragu. Alternative jawaban ganda arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen

2. Agar responden lebih tegas dalam memilih dan menentukan jawaban. Hak tersebut dimaksudkan karena tersedianya alternative jawaban tengah dapat menggiring kebebasan subyek dalam menjawab kecenderungan ke arah jawaban tengah (central

tendency effect), terutama bagi subyek yang ragu-ragu untuk menentukan arah kecenderungan jawabannya.

Alternative jawaban serta nilai atau skor dalam pernyataan favorable atau non favorable dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1

Skor Jawaban untuk Skala

Jawaban Pernyataan

Favorabel Unfavorabel

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Sangat Setuju (SS) 4 1

Jawaban pada tiap item diskor berdasarkan nilai kategori jawaban yang telah ditentukan pada tabel di atas. Kemudian seluruh skor tersebut dijumlahkan dan didapat nilai skor total subyek pada skala.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua buah skala, antara lain:

1. Skala kecemasan berbicara di depan umum

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecemasan berbicara di depan umum adalah skala kecemasan berbicara di depan umum yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan berdasarkan pada komponen-komponen kecemasan berbicara di depan umum yang dikemukakan oleh Rogers (2004), meliputi:

a. Komponen fisik

c.Komponen emosional

Skala ini bertujuan untuk mengungkap tingkat kecemasan pada saat berbicara di depan umum. Semakin tinggi skor total yang dicapai subyek berarti semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki subyek ketika harus berbicara di depan umum. Sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai subyek maka semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dimiliki subyek pada saat berbicara di depan umum.

Penyusunan alat ukur tersebut dijabarkan dalam bentuk Blueprint pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Blue Print Skala Kecemasan Berbicara di Depan Umum Sebelum Uji Coba No. Aspek Aitem Jumlah No Aitem Favorable No. Aitem Unfavorable 1. Komponen fisik 1,5,7,14,17,22 ,26,34 11,16,25,31,35 ,37,39 15 2. Komponen proses mental 4,9,12,15,32,3 3,40,41 6,19,21,23,27, 38,42 15 3. Komponen emosional 2,3,18,24,28,3 6,43,44 8,10,13,20,29, 30,45 15 TOTAL 45

2. Skala pola pikir negatif

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pola pikir negatif adalah skala pola pikir negatif yang dirancang sendiri oleh peneliti

dengan berdasarkan pada komponen-komponen pola pikir negatif yang dikemukakan oleh Beck (1967), meliputi:

a. Pandangan negatif terhadap diri adalah menginterpretasi atau memandang dirinya secara negatif.

b. Pandangan negatif terhadap dunia dan kejadian yang menimpa dirinya berisi penolakan-penolakan dan kegagalan-kegagalan c. Pandangan negatif terhadap masa depannya merupakan anggapan

dan pandangan negatif akan masa depannya

Skala ini bertujuan untuk mengungkap tingkat pola pikir negatif. Semakin tinggi skor total yang dicapai subyek berarti semakin tinggi tingkat pola pikir negatif yang dimiliki subyek ketika harus berbicara di depan umum. Sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai subyek maka semakin rendah pula tingkat pola pikir negatif yang dimiliki subyek pada saat berbicara di depan umum.

Penyusunan alat ukur tersebut dijabarkan dalam bentuk Blueprint pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Blue Print Skala Pola Pikir Negatif Sebelum Uji Coba

No. Aspek Aitem Jumlah No Aitem Favorable No. Aitem Unfavorable 1. Pandangan negatif terhadap diri sendiri 1,11,20,22,26, 27,30,36,39 3,9,16,29,34, 38 15 2. Pandangan negatif terhadap dunia dan kejadian yang menimpa dirinya 5,10,12,14,17, 19,40,41 6,13,15,21,2 8,37,42 15 3. Pandangan negatif terhadap masa depan 2,7,8,18,24,31 ,32,33,35,43,4 4 4,23,25,45 15 TOTAL 45

Skala-skala tersebut termasuk skala langsung karena subyek yang diselidiki mengisi sendiri jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam skala ini. Skala ini juga termasuk skala tertutup karena jawaban skala telah dibatasi dan ditentukan oleh peneliti. Subyek penelitian tidak diberi kesempatan untuk memberi jawaban lain dari jawaban yang tersedia (Nawawi, 2001).

Sebelum kedua alat ukur ini digunakan dalam pengambilan data penelitian, peneliti melakukan uji coba terlebih dahulu. Pelaksanaan uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas item dan pengujian reliabilitas alat ukur. Uji coba alat ukur ini dilaksanakan pada tanggal 19 –

22 Juli 2010 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Paingan. Subjek uji coba adalah individu yang memiliki karakteristik sama dengan

karakteristik subjek untuk data penelitian yaitu mahasiswa Sanata Dharma. Subjek dalam uji coba alat ukur ini sebanyak 65 mahasiswa.

Prosedur pelaksanaan penelitian ini yaitu peneliti membagikan skala kepada mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Kemudian peneliti meminta subjek untuk menandatangani persetujuan keterlibatan subjek dalam penelitian ini. Penandatangan tersebut bertujuan untuk memenuhi kode etik penelitian bahwa keterlibatan subjek bersifat sukarela tanpa paksaan. Subjek juga diminta untuk mengisi identitas dan mengisi jawaban atas pernyataan-pernyataan dalam skala. Proses pengisian skala ini tidak ada batasan waktunya.

Dokumen terkait