• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Analisis besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 digunakan rumus:

Pd = TR – TC = Py x Y – BM Keterangan :

Pd : Pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) TR : Penerimaan total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) TC : Biaya total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT) Py : Harga jagung varietas Bisi-2 per Kg (Rp)

Y : Produksi jagung varietas Bisi-2 (Kg)

BM : Biaya mengusahakan jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)

2. Pengkajian hubungan penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska terhadap produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 digunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan rumus:

Y = a. X1b1 .X2b2 .X3b3 .X4b4 .X5b5 .X6b6

Keterangan:

Y = Produksi jagung varietas Bisi-2 (Kg) a = Konstanta

b1-b6 = Koefisien regresi

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Tenaga Kerja (HKP)

X3 = Benih (Kg)

X4 = Pupuk Kandang (Kg)

X5 = Pupuk Urea (Kg)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Hubungan antara faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska yang digunakan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 dengan produksi jagung varietas Bisi-2 dapat diketahui dengan melakukan regresi linier berganda. Oleh karena itu, model fungsi produksi Cobb Douglas harus diubah ke dalam bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakannya menjadi:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4 + b5 log X5

+ b6 log X6

Pada penelitian ini uji yang akan digunakan adalah sebagai berikut: a. Uji Serentak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Rumus yang digunakan untuk uji F adalah sebagai berikut:

F hitung 1) (k - n SSE/ SSR/(k) Dimana:

SSR : Regression Sum of Squares (jumlah kuadrat regresi) SSE : Error Sum of Squares (jumlah kesalahan kuadrat) k : jumlah variabel

n : jumlah sampel Dengan hipotesis:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0

Ha : paling sedikit ada satu bi≠ 0

Dimana:

1) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti faktor

produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2.

commit to user

2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti faktor

produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. b. Uji keberartian koefisien regresi (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Rumus untuk uji t adalah sebagai berikut:

t hitung (bi) Se bi Keterangan: bi = Koefisien regresi ke - i

Se (bi) = Standard error koefisien regresi ke - i Dengan hipotesis:

Ho : bi = 0

Ha : bi≠ 0

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1) Jika thitung≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti faktor

produksi ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2.

2) Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti faktor

produksi ke-i berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2.

c. Uji Standard Koefisien Regresi (b’)

Menurut Arif (1993), Untuk menentukan kekuatan masing- masing variabel independen yang paling dominan terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 dapat diketahui melalui nilai standard koefisien regresi yang dapat diperoleh dengan rumus:

b’ = Keterangan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

bi = Koefisien regresi variabel bebas

y = Standard deviasi variabel tak bebas i = Standard deviasi variabel bebas ke-i

Nilai standard koefisien regresi yang terbesar merupakan variabel yang paling dominan terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul.

d. Uji R2Adjusted ( )

Menurut Lind (2008), banyaknya variabel bebas dalam persamaan regresi berganda membuat koefisien determinasinya semakin besar. Setiap variabel bebas yang baru menyebabkan prediksinya semakin akurat. Hal itu kemudian membuat SSE (Error Sum of Squares) semakin kecil dan SSR (Regression Sum of Squares) semakin besar. Oleh karena itu, R2 meningkat hanya karena jumlah variabel bebasnya, bukan karena variabel bebas tambahan itu adalah prediktor yang bagus untuk variabel terikatnya. Untuk menyeimbangkan dampak dari jumlah variabel bebas terhadap koefisien determinasi berganda, peranti lunak statistika menggunakan suatu koefisien determinasi yang disesuaikan atau R2

Adjusted dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: R2Adjusted (koefisien determinasi yang disesuaikan) SSE : Error Sum of Squares (jumlah kesalahan kuadrat) SST : Total Sum of Squares (jumlah kuadrat total) k : jumlah variabel

commit to user 3. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai matriks

pearson correlation. Menurut Gujarati (1995), pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu dilakukan dengan melihat matriks correlation. Bila matriks pearson correlation tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat autokorelasi. Menurut Sulaiman (2002), pengujian ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (autokorelasi), dilakukan dengan menggunakan uji statistik d dari Durbin Watson dengan kriteria: 1) 1,65 < DW < 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi

2) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 yang artinya tidak dapat disimpulkan

3) DW < 1,21 atau DW > 2,79 yang artinya terjadi autokorelasi c. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedatisitas dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot. Menurut Priyatno (2009), kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik ada yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4. Analisis yang digunakan untuk mengkaji penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2 mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi adalah dengan menggunakan rumus: 1 1 Px NPMx = 2 2 Px NPMx = 3 3 Px NPMx = ... = 6 6 Px NPMx = 1 Keterangan:

NPMxi : Nilai Produk Marjinal untuk faktor produksi xi

Produk Fisik Marginal (PFM) x Harga hasil Pertanian (Py)

Pxi : Harga faktor produksi xi

Dimana:

Px NPMx

= 1, berarti penggunaan faktor produksi x telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Px NPMx

> 1, berarti penggunaan faktor produksi x belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Px NPMx

< 1, berarti penggunaan faktor produksi x tidak efisien. (Soekartawi, 1994).

commit to user

35

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Dokumen terkait