• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI 2 DI KABUPATEN BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI 2 DI KABUPATEN BANTUL"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2

DI KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh:

EKA NUR ARIFAH H 0307007

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 5

II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Tanaman Jagung Varietas Bisi-2 ... 6

2. Tanaman Jagung Varietas Bisi-2 Bisi-2 ... 7

3. Usahatani ... 8

4. Produksi, Faktor Produksi dan Fungsi Produksi ... 10

5. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi ... 15

6. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 18

C. Hipotesis ... 21

D. Asumsi-Asumsi ... 21

E. Pembatasan Masalah ... 22

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. METODE PENELITIAN ... 25

A. Metode Dasar Penelitian ... 25

B. Metode Penentuan Sampel ... 25

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 25

2. Metode Pengambilan Sampel Responden ... 27

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

1. Data Primer ... 28

2. Data Sekunder ... 28

D. Teknik Pemgumpulan Data ... 28

1. Observasi ... 28

2. Wawancara ... 28

3. Pencatatan ... 28

E. Metode Analisis Data ... 29

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 35

A. Kondisi Geografis ... 35

1. Lokasi Daerah Penelitian ... 35

2. Topografi Daerah ... 35

B. Keadaan Penduduk ... 37

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 37

2. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 38

C. Kondisi Pertanian ... 40

1. Tata Guna Lahan ... 40

2. Produksi Tanaman Pangan ... 41

D. Kondisi Sarana Perekonomian ... 42

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Budidaya Tanaman Jagung Varietas Bisi-2 ... 44

B. Hasil Penelitian ... 47

1. Identitas Petani Sampel ... 47

(5)

commit to user

3. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jagung

Varietas Bisi-2 ... 51

C. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... 55

D. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi E. pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 60

F. Pembahasan ... 62

1. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 62

2. Penggunaan Faktor-faktor Produksi yang Berupa Masukan pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 ... 64

3. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2... 68

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Varietas Bisi-2 di

Kabupaten Bantul Tahun 2004-2008 ... 2

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Varietas Bisi-2 Per

Kecamatan Di Kabupaten Bantul Pada Tahun 2008... 26

Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Varietas Bisi-2 Per

Desa Di Kecamatan Pajangan Pada Tahun 2008 ... 27

Tabel 4. Komposisi Penduduk Kabupaten Bantul Berdasarkan Golongan

Umur Menurut Kecamatan Tahun 2008 ... 37

Tabel 5. Komposisi Penduduk Kabupaten Bantul dan Kecamatan Pajangan

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 ... 38

Tabel 6. Komposisi Penduduk Kecamatan Pajangan Menurut Tingkat Pendi-

dikan Tahun 2010 ... 39

Tabel 7. Tata Guna Lahan di Kabupaten Bantul dan Kecamatan Pajangan

pada Tahun 2008 ... 40

Tabel 8. Rata-rata Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten

Bantul pada Tahun 2008 ... 41

Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten Bantul dan Kecamatan Pajangan

Tahun 2008 ... 42

Tabel 10. Identitas Petani Sampel Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT

Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 47

Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Jagung

Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 49

Tabel 12. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas

Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 50

Tabel 13. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Jagung Varietas

Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 51

Tabel 14. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-

(7)

commit to user

Tabel 15. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT

Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 53

Tabel 16. Rata-rata Biaya Total Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT

Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 54

Tabel 17. Rata-rata Penerimaan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT

Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 54

Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT

Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 55

Tabel 19. Analisis Varians Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Jagung

Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten Bantul ... 57

Tabel 20. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Faktor

Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus

2010 di Kabupaten Bantul ... 58

Tabel 21. Nilai Standard Koefisien Regresi Variabel yang Berpengaruh Terhadap

Produksi Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di Kabupaten

Bantul ... 59

Tabel 22. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-faktor Produksi

pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT Mei-Agustus 2010 di

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan antara TPL, APL, dan MPL ... 12

(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan

Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 di Kabupaten

Bantul”, sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, M.Si. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya H, MP. selaku Komisi Sarjana Jurusan/Prodi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan penguji skripsi atas diskusi, bimbingan, serta arahannya kepada

penulis.

4. Ibu Rhina Uchyani F. MS. selaku Pembimbing Utama skripsi atas diskusi,

bimbingan, serta arahannya kepada penulis.

5. Ibu Mei Tri Sundari, SP. M.Si. selaku Pembimbing Pendamping skripsi atas

diskusi, bimbingan, serta arahannya kepada penulis.

6. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses belajar di

Fakultas Petanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. PEMDA, BAPPEDA, BPS, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul, Camat Pajangan, Kepala Desa Triwidadi, Ketua serta anggota

Kelompok Tani “Tani Rukun” dan petani responden atas bantuan kepada

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan sebagian ilmu, wawasan, pengalaman, serta kesempatan,

yang sangat berharga sehingga hidup penulis menjadi lebih berarti dan

bermakna.

9. Staff TU Jurusan Agrobisnis yang dengan sabar membantu menyelesaikan

segala urusan administrasi berkenaan dengan studi dan skripsi penulis.

10.Bapak Moch. Tharib dan Ibu Rusmi’ah tercinta, atas pengorbanan, kasih

sayang, nasehat, semangat, do’a dan restunya yang senantiasa mengalir,

sehingga memudahkan langkah penulis untuk menggapai cita dan menjadi

seseorang yang lebih baik.

11.Keluarga besar Mbah Ramelan dan Mbah Marsih, serta keluarga besar Mbah

Yamin (Almarhum) dan Mbah Ngadinah (Almarhumah). Terimakasih atas

kenangan dan harapan dalam hidup dan kehidupan penulis.

12.Adik Moch. Masnur Khoirudin dan Uyun Kurnia Maharani tersayang, atas

kerelaan, dukungan, dan semangatnya selama menempuh perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi di tanah “rantau”. Bermimpilah, bukalah jendelamu,

dan berusahalah „tuk terbang menggapainya…akan ada kemudahan dalam

setiap kesulitan… 

13.Farid Ridha Muttaqin yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan

nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas kenangan, impian,

cita dan cintanya. Jarak akan menjadi dekat jika besarnya kecepatan diimbangi

dengan korbanan waktu yang lebih lama (Distance’s No Matter ^o^ ).

14.Keluarga Om Agus dan Tante Purwati, Mas Hilman, Mbak Nita, Mas Rizal,

Mbak Danny, Asa, Arman, dan calon dede’. Semoga kelak saya bisa

meramaikan keluarga ini…Amin… 

15.Sahabat terbaikku, Harum, Rahma, Fira, Lusi, Fatihatus, Faridah, Rochi,

Novera, Ridhi, Rima, Anggi, Ulfa, Arina, Failasuf, Resti, Yuni, terimakasih

telah menjadi sahabatku, dahulu, kini, hingga nanti…

16.Sahabat cahayaku, Nur Aliyah, Nur Lailani, dan Nuryanti. Tetaplah

“bercahaya” meski hidup tak selalu indah. Bercahayalah untuk semua orang,

dan Allah SWT akan mencahayai setiap langkah kita.

17.Teman-teman seperjuangan, HIBITU (Bundo QQ, Peppi, Wahyu, Phenty,

(11)

commit to user

Adham, Dhea, Senkip, Desi, Devi, Dina I, Dina O, Reny, Yusrina, Lina, Yuni,

Yeni, Ida, Lala, Wawa, Ratna, Mu2n, Riska 10 Sisters, dll.) Bersama Kita

Bisa, mari Bedhol Kampus di tahun 2011 ini...Ganbate Kudasai...!!!

18.Persaudaraan ”Anak Papi”, Nian, Linda, dan Diki...Semoga Kita tidak

Terjebak...hehe..

19.KKT THOEKOEL FP UNS, seluruh pengurus, anggota, dan alumni.

Terimakasih atas tangis dan tawa yang pernah dan akan selalu kita jalani

bersama. Tetap THOEKOEL dan THOEKOEL terus. SALAM BUDAYA!!!

20.Mantan Pengurus HIMASETA FP UNS Periode 2009-2010 yang telah

memberikan kesempatan untuk berkembang dan mendapat pengalaman yang

sangat bermanfaat. Meskipun organisasi ini tinggal nama, penulis akan tetap

meneriakkan: ”Bravo HIMASETA, Satu Cita Dalam Karya...MANTAPP!!!”

21.Bursa Mahasiswa FP UNS, seluruh mantan pengurus, pengurus, dan anggota,

terimakasih telah menjadi subjek dan objek kegemaran belanja penulis (Divisi

Usaha, red.).

22.Kakak-kakak Agrobisnis 2004, 2005, dan 2006 yang telah menjadi contoh dan

memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan dan

penyelesaian skripsi, serta adik-adik Prodi Agribisnis yang telah memberikan

warna baru di Fakultas Pertanian. Selamat mengukir kisah dan prestasi.

23.Kelompok dan Keluarga Magang di KBH Kledung Temanggung, terimakasih

atas kebersamaan dan pengalaman yang telah terukir.

24.Penghuni Kos Putri “Asnika” (Mbak Dian n famz, Mbak Fia n famz, dek

Putri, Vitha, dan Nisa).

25.Saudara Jogja yang telah membantu penelitian penulis (Mbah Tanti, Mbak

Putri, Ayah Ajie, Agung, Mbak Rahma, HajiHasbullah, Rara).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap semoga sumbangan pemikiran ini akan dapat bermanfaat bagi

pembaca. Terimakasih.

Surakarta, April 2011

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RINGKASAN

Eka Nur Arifah. H0307007. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Di Kabupaten Bantul. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Skripsi dengan bimbingan Ir. Rhina Uchyani F. MS. dan Mei Tri Sundari, SP. M.Si. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2, mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2, dan mengetahui tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2.

Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul. Selanjutnya dari Kabupaten Bantul, dipilih sampel kecamatan dan desa yang dilakukan dengan sengaja (purposive sampling). Di dalam penelitian ini diambil satu kecamatan dan satu desa sebagai sampel lokasi penelitian, kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel kecamatan yaitu kecamatan tersebut memiliki produksi jagung tertinggi dan produktivitas diatas rata-rata, sehingga terpilih Kecamatan Pajangan. Kriteria pengambilan sampel desa adalah desa tersebut memiliki keunggulan kompetitif, sehingga terpilih Desa Triwidadi Jumlah petani sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang dan teknik pengambilan petani sampel dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan cara undian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan luas lahan rata-rata 0,12 Ha, menggunakan benih 14,86 kg/Ha, pupuk kandang 4.819,44 kg/Ha, pupuk urea 305,83 kg/Ha, pupuk Phonska 157,78 kg/Ha dan tenaga kerja yang diperlukan 202,74 HKP/Ha. Biaya yang digunakan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah sebesar Rp. 7.255.568,45/Ha/MT yang terdiri dari biaya sarana produksi sebesar Rp.925.555,56/Ha/MT, biaya tenaga kerja sebesar Rp.6.082.200,00/Ha/MT, biaya penyusutan alat Rp.79.629,63/Ha/MT, biaya pajak tanah Rp.13.444,44/Ha/MT, biaya selamatan Rp.111.111,11/Ha/MT dan biaya pengangkutan hasil panen sebesar Rp.43.627,71/Ha/MT. Besarnya penerimaan usahatani Jagung Varietas Bisi-2 adalah sebesar Rp.16.979.166,67/Ha/MT sehingga pendapatan yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 9.723.598,22/Ha /MT.

Hubungan faktor-faktor produksi dengan produksi dinyatakan dalam persamaan fungsi kepangkatan (merupakan modifikasi dari fungsi produksi Cobb Douglas). Pada usahatani Jagung Varietas Bisi-2, hubungan faktor produksi yang berupa tenaga kerja (X2), benih (X3), pupuk kandang (X4) dan pupuk Phonska

(X6) dengan produksi jagung varietas Bisi-2 dinyatakan dalam persamaan berikut:

Y = 2,042. X20,947. X3-0,043. X40,355. X60,244. Hasil análisis regresi linier berganda

(13)

commit to user

produksi jagung varietas Bisi-2, sehingga penambahan ketiga faktor produksi ini akan meningkatkan produksi jagung varietas Bisi-2.

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SUMMARY

Eka Nur Arifah. H0307007. Analysis of The Economic Efficiency in Use

of Production Factors at Bisi-2 Variety Corn Farming in Bantul Regency.

The guidance of this thesis are Ir. Rhina Uchyani F. MS. and Mei Tri Sundari, SP. M.Si. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.

This thesis was written based on the result of research, which purpose is to know the amount of cost, revenue, and income of Bisi-2 corn farming. Other purpose is to know the production factors such as land area, labors, seeds, organic fertilizer, urea fertilizer, and Phonska, which has direct influence on production of Bisi-2 corn farming, and to know the economic efficiency level of inputs combination used on Bisi-2 corn farming.

Basic method of the research is descriptive analysis method, which has been executed by survey technique in Regency of Bantul. Then, from Bantul Regency, example of district and village was chosen deliberately using purposive sampling. Pajangan district was chosen for this research, because of its biggest corn production and its productivity has to be above regency’s productivity. From Pajangan district, Triwidadi village was chosen because of its competitive advantage. There are 30 respondents, which have been taken by simple random sampling method.

The result of this research showed that land, which area is 0,12 Ha, is using seeds 14,86 kg/Ha, manure 4.819,44 kg/Ha, urea 305,83 kg/Ha, Phonska 157,78 kg/Ha, and labor as much as 202,74 HKP/Ha. The total cost of production is Rp.7.255.568,45/Ha/MT including Rp. 925.555,56/Ha/MT for production cost, Rp.6.082.200,00/Ha/MT for wage of labors, Rp.79.629,63/Ha/MT for the tools reduction cost, Rp.13.444,44/ Ha/MT for land tax cost, Rp.111.111,11/Ha/MT for selamatan cost, and Rp.43.627,71/Ha/MT for transportation costs. The farming revenue of Bisi-2 corn farming is Rp.16.979.166,67/Ha/MT while its profit is Rp. 9.723.598,22/Ha/MT.

The correlation between productions factors used in corn farming with its production is shown by exponential function that modified from Cobb Douglas function. The relation between production factors, such as labor (X2), seeds (X3),

manure (X4) and Phonska (X6) with its production is shown by this function: Y =

2,042. X20,947. X3-0,043. X40,355. X60,244. This equation, which was analyzed with

double linier regression, showed that the usages of those production factors are affected to Bisi-2 corn production. The labor , manure and Phonska also having effect to the Bisi-2 corn production and positive correlations obviously, so that the addition of both inputs will increase the Bisi-2 corn production.

(15)

Keterangan

1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 0307007

2. Dosen Pembimbing Utama

3. Dosen Pembimbing Pendamping

PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JAGUNG VARIETAS BISI-2

DI KABUPATEN BANTUL

Eka Nur Arifah1 Ir. Rhina Uchyani F. MS.2 Mei Tri Sundari, SP. M.Si.3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya penerimaan, biaya, dan pendapatan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul, pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 dan tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dan pelaksanaannya menggunakan teknik survei. Pengambilan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) dengan kriteria memiliki produksi jagung tertinggi dan produktivitas jagung diatas rata-rata produktivitas kabupaten. Kecamatan Pajangan terpilih menjadi kecamatan sampel, desa terpilih adalah Desa Triwidadi. Pengambilan sampel responden menggunakan metode simple random sampling yaitu dengan cara undian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan petani sebesar 0,12 Ha. Biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 sebesar Rp.7.255.568,45/Ha/MT, penerimaan usahatani sebesar Rp.16.979.166,67/Ha/MT sehingga pendapatannya sebesar Rp.9.723.598,22/Ha /MT. Hubungan antara factor produksi dengan produksi jagung varietas Bisi-2 dinyatakan dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, Y =2,042.X20,947.X3-0,043.X40,355.X60,244. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tenaga

kerja, pupuk kandang dan pupuk Phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Perbandingan nilai produk marjinal dengan harga dari masukan tenaga kerja dan pupuk kandang menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja, pupuk kandang, dan pupuk urea belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

(16)

Information:

1. Student of Social Study Programs of Agricultural Economics / Agribusiness Faculty of Agriculture University of Sebelas Maret Surakarta with NIM H 0307007 2. Main Lecturer

3. Assistant Lecturer

ANALYSIS OF THE ECONOMIC EFFICIENCY IN USE OF PRODUCTION FACTORS AT BISI-2 VARIETY CORN FARMING

IN BANTUL REGENCY

Eka Nur Arifah1 Ir. Rhina Uchyani F. MS.2 Mei Tri Sundari, SP. M.Si.3

ABSTRACT

This thesis’s purposes are to know the amount of cost, revenue, and income of Bisi-2 corn farming, to know the production factors such as land area, labors, seeds, organic fertilizer, urea fertilizer and Phonska which has direct influence on production of Bisi-2 corn farming, and to know the economic efficiency level of inputs combination used on Bisi-2 corn farming. Basic method of the research is descriptive analysis method, which has been executed by survey technique in Regency of Bantul. Then, from Bantul Regency, example of district and village was chosen deliberately using purposive sampling. Pajangan district was chosen for this research, because of its biggest corn production and its productivity has to be above regency’s productivity. Triwidadi village was choosen as village sampel. Respondents have been taken by simple random sampling method.

The result of this research showed that land, which area is 0,12 Ha. The total cost of production is Rp.7.255.568,45/Ha/MT. The farming revenue of Bisi-2 corn farming is Rp.16.979.166,67/Ha/MT while its profit is Rp.9.723.598,22/Ha/MT. The correlation between productions factors used in corn farming with its production is shown by Cobb Douglas function: Y = 2,042. X20,947. X3-0,043. X40,355. X60,244. This

equation, which was analyzed with double linier regression, showed that the usages of labor, manure and Phonska having effect to the Bisi-2 corn production. Based on the maximum advantage approach, it can be known that using inputs on Bisi-2 corn farming in Bantul Regency not yet reached the highest economic efficiency.

(17)

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditi tanaman pangan telah lama dibudidayakan di Indonesia.

Bahkan pada tahun 1984, Indonesia telah mencapai swasembada dari hasil

tanaman pangan, yaitu beras. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan

dinas terkait untuk mencapai swasembada kembali. Salah satunya adalah

dengan upaya pengembangan lima komoditas pertanian utama yaitu, padi,

jagung, kedelai, gula, dan daging sapi.

Jagung sebagai tanaman pangan di Indonesia, menduduki urutan kedua

setelah padi. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis bahan makanan

yang mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk

menggantikan (mensubstitusi) beras sebab:

a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung

pada padi

b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi, sehingga

jagung dapat pula menyumbangkan sebagian kebutuhan protein yang

diperlukan manusia

c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi

tanah yang agak kering pun jagung masih dapat ditanam

(Aksi Agraris Kanisius, 1993).

Walaupun tanaman jagung berasal dari daerah tropis, tanaman jagung

mudah beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan di luar daerah

tersebut. Variasi sifat pada sejumlah jenis jagung memiliki kemampuan

beradaptasi, sehingga dalam waktu yang relatif pendek tanaman jagung dapat

tersebar luas di berbagai penjuru dunia. Tanaman jagung akan dapat tumbuh

dan berkembang baik bila semua syarat-syarat tumbuh terpenuhi. Faktor iklim

dan tanah merupakan faktor yang paling dominan bagi tanaman jagung

(Warisno, 1998).

Jagung mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dengan padi.

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

komoditi jagung. Tanaman jagung memiliki potensi yang cukup besar untuk

dibudidayakan dan mudah diusahakan. Peranan penganekaragaman kebutuhan

pangan dari bahan jagung sangat diperlukan dalam usahatani ini, sehingga

komoditi jagung pada dewasa ini mendapat perhatian. Bahkan dalam jangka

waktu yang relatif pendek areal penanaman jagung pun berkembang dengan

pesat (Aksi Agraris Kanisius, 1993).

Jagung sebagai tanaman palawija tradisional, telah berubah dari

tanaman sampingan menjadi tanaman strategis dalam ekonomi nasional.

Selain untuk tanaman pangan, jagung juga banyak digunakan untuk pakan

ternak dan bahkan bahan baku industri. Kebutuhan jagung dalam dasawarsa

terakhir terus meningkat sejalan dengan berkembangnya agrobisnis ternak

(Anonim, 2000).

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten penghasil jagung

yang terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satu

varietas jagung yang dibudidayakan di Kabupaten Bantul adalah varietas

Bisi-2. Jagung varietas Bisi-2 merupakan varietas unggulan palawija keluaran

tahun 1995. Varietas ini termasuk golongan hibrida yang toleran terhadap

bulai dan karat daun (Sarjoni, 2009). Perincian luas panen, produksi, dan

produktivitas jagung di Kabupaten Bantul pada tahun 2005-2009 dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Bantul Tahun 2005-2009

Jumlah 27.738,00 1.255.931,40 224,81

Rata-Rata 5.547,60 251.186,28 44,96

Sumber: BPS Kabupaten Bantul 2010

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa produksi jagung di Kabupaten

(19)

commit to user

yang terjadi pada tahun 2006 berdampak pada penurunan produksi dan

produktivitasnya. Namun pada tahun 2009, terjadinya penurunan produksi

bukan disebabkan oleh penurunan luas panen karena pada tahun ini luas panen

jagung telah meningkat. Terjadinya penurunan ini dapat dikarenakan pengaruh

penggunaan faktor-faktor produksi yang lain. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor

produksi terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul.

B. Perumusan Masalah

Usahatani jagung di Kabupaten Bantul memiliki potensi yang besar

untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan petani. Namun demikian, produksi jagung yang

fluktuatif seperti terlihat pada Tabel 1 menjadi kendala dalam upaya

peningkatan produksinya. Penurunan produksi jagung di Kabupaten Bantul

tidak selalu disebabkan karena adanya penurunan luas panen. Hal ini

mengindikasikan adanya faktor-faktor produksi lain yang mempengaruhi

produksi jagung di Kabupaten Bantul. Selain itu, produktivitas rata-rata

jagung di Kabupaten Bantul hanya sebesar 44,96 kw/Ha atau 4,496 ton/Ha.

Sedangkan menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

tahun 2009, varietas Bisi-2 termasuk golongan jagung hibrida yang mampu

menghasilkan rata-rata produksi sebesar 8,9 ton jagung pipilan kering setiap

hektarnya, sehingga dapat dikatakan produktivitas usahatani jagung di

Kabupaten Bantul masih rendah.

Naik turunnya produksi dan masih rendahnya produktivitas jagung di

Kabupaten Bantul dapat dimaklumi karena dalam menjalankan usahataninya

petani banyak menghadapi keterbatasan, seperti keterbatasan pengetahuan.

Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki petani sering mengakibatkan

penggunaan faktor-faktor produksi yang kurang tepat. Oleh karena itu, dalam

melakukan usahataninya seorang petani harus senantiasa memperhatikan

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

diperoleh keuntungan maksimal, atau dengan kata lain kombinasi penggunaan

faktor-faktor produksi telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor

produksi yang digunakan dalam usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten

Bantul, berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea,

dan pupuk Phonska. Keenam faktor produksi tersebut berkaitan langsung

dengan produksi jagung varietas Bisi-2 sehingga penggunaannya perlu

diperhatikan. Penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan oleh petani

juga mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan dalam usahataninya.

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani akan mempengaruhi

pendapatan yang akan diterima oleh petani.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Berapakah besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani

jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul?

2. Diantara faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih,

pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska, manakah yang

berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten

Bantul?

3. Apakah penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja,

benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada usahatani

jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul telah mencapai tingkat

efisiensi ekonomi tertinggi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani

jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten Bantul.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan,

tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska

(21)

commit to user

3. Mengetahui tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi yang

berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan

pupuk Phonska pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten

Bantul.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menambah wawasan penulis terkait

dengan bahan yang dikaji. Di samping itu, penelitian ini dimaksudkan

sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat

kelengkapan dalam meraih gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

UNS.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan guna menentukan kebijakan di sektor pertanian,

khususnya sub sektor tanaman bahan makanan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) adalah salah satu jenis tanaman

biji-bijian keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah populer di

seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika.

Tanaman Jagung (Zea mays L.) dalam tata nama atau sistematika

(taksonomi) tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

(Warisno, 1998).

Menurut bentuk bijinya jagung dapat dibagi menjadi tujuh golongan,

yaitu dent corn (jagung gigi kuda-Zea mays identata), flint corn (jagung

mutiara-Zea mays indurata), sweet corn (jagung manis-Zea mays

saccharata), pop corn (jagung berondong-Zea mays everta), flour corn

(jagung tepung-Zea mays amylacea), dan waxy corn (jagung lilin-Zea

mays ceratina) (Warisno, 1998).

Kegunaan jagung dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bahan

pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Di Indonesia banyak

makanan yang terbuat dari jagung, seperti nasi jagung dan bubur jagung.

Jagung sebagai bahan baku industri pengolahan dapat berupa industri

giling kering (tepung dan bahan makanan pagi), industri giling basah (pati,

(23)

commit to user

(etil alkohol, asam cuka, aseton, asam laktat, asam sitrat, dan gliserol)

(Purnomo dan Purnamawati, 2007).

2. Tanaman Jagung Bisi-2

Jagung varietas Bisi-2 merupakan salah satu varietas unggulan

palawija keluaran tahun 1995 yang berasal dari silang tunggal antara FS4

dengan FS9 (FS4 dan FS9 merupakan tropical inbred yang dikembangkan

oleh Charoen Seed co., Ltd. Thailand dan Dekalb Plant Genetic, USA).

Varietas ini termasuk golongan hibrida yang toleran terhadap bulai dan

karat daun, 50 persen keluar rambut pada umur ± 56 hari dan masak/panen

pada umur ± 103 hari. Ciri lain dari varietas ini adalah memiliki tinggi

tanaman ± 232 cm, berbatang tinggi dan tegak, daunnya panjang, lebar,

dan terkulai dengan warna daun hijau cerah (Sarjoni, 2009).

Tanaman jagung varietas Bisi-2 memiliki keragaman yang seragam,

perakarannya baik dan tahan dari kerebahan. Jagung varietas Bisi-2

terkenal dengan jumlah tongkol buah sebanyak 2 tongkol untuk setiap

tanamannya. Tongkol Bisi-2 berukuran sedang, berbentuk silindris,

seragam, dan kedudukan tongkolnya di tengah-tengah batang dengan

kelobot yang menutup tongkol dengan baik. Biji jagung varietas Bisi-2

termasuk golongan biji semi mutiara dan berwarna kuning orange. Jumlah

baris biji setiap tongkolnya ada 12 sampai 14 baris dengan bobot ± 265

gram per 1.000 butir. Jagung varietas Bisi-2 memberikan rata-rata hasil 8,9

ton/Ha pipilan kering, sementara potensi hasilnya 13 ton/Ha pipilan

kering. Varietas Bisi-2 baik ditanam di dataran rendah sampai ketinggian

1.000 mdpl (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009).

Penggunaan benih jagung yang bermutu dapat berpengaruh terhadap

produktivitas usahataninya. Keunggulan dari jagung hibrida Bisi-2 adalah

mampu berproduksi tinggi, bertongkol dua, dan memiliki rendemen yang

paling tinggi. Penggunaan benih jagung hibrida Bisi-2 yang mampu

berproduksi tinggi membuat produktivitas jagung di Kabupaten Gowa,

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sekitar 6-10 ton/Ha. Dengan teknik budidaya yang tepat sesuai anjuran,

jagung Bisi-2 mampu berproduksi secara maksimal (Tjionger, 2008).

3. Usahatani

Usahatani merupakan organisasi dari alam, kerja, dan modal yang

ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ini sengaja

diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik

yang terikat genologis, politis maupun teritorial sebagai pengelolanya

(Hernanto, 1993).

Menurut Hernanto (1993), biaya yang dikeluarkan oleh seorang

petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk disebut

biaya produksi. Biaya produksi dikategorikan sebagai berikut:

a. Biaya tetap (fixed costs); dimaksudkan biaya yang penggunaannya

tidak habis dalam satu masa produksi. Tergolong dalam kelompok

biaya ini antara lain: pajak tanah, pajak air, penyusutan alat dan

bangunan pertanian dan lain sebagainya. Tenaga kerja keluarga dapat

dikelompokkan pada biaya tetap bila tidak ada biaya imbangan dalam

penggunaannya, atau tidak adanya penawaran untuk itu, terutama

untuk usahatani maupun di luar usahatani.

b. Biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variable costs). Besar

kecilnya sangat tergantung kepada biaya skala produksi. Tergolong

dalam kelompok ini antara lain biaya untuk pupuk, bibit, obat

pembasmi hama dan penyakit, buruh atau tenaga kerja upahan, biaya

panen, biaya pengolahan tanah baik yang berupa kontrak maupun upah

harian, dan sewa tanah.

c. Biaya tunai (cash) dari biaya tetap dapat berupa iuran air dan pajak

tanah. Sedangkan untuk biaya variabel antara lain berupa biaya untuk

pemakaian bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga luar keluarga.

d. Biaya tidak tunai (non cash) diperhitungkan dari biaya tetap, biaya

untuk tenaga keluarga. Sedangkan termasuk biaya variabel antara lain

biaya panen dan pengolahan tanah dari tenaga kerja keluarga dan

(25)

commit to user

Menurut Hadisapoetra (1973), biaya usahatani dibagi menjadi tiga

kategori, yaitu:

a. Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam

usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh

aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha

(keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri.

b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah

tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang

dibayarkan kepada tenaga luar.

c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan

bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua

pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan

usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Secara

matematis penerimaan usahatani dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Py x Y

dimana :

TR : Total penerimaan

Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py : Harga Y.

Pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari

semua cabang dan sumber di dalam usahatani selama satu tahun, yang

dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran atau penaksiran

kembali. Pendapatan bersih (net return) adalah bagian dari pendapatan

kotor yang dapat dianggap sebagai seluruh modal yang dipergunakan di

dalam usahatani. Pendapatan bersih dapat diperhitungkan dengan

mengurangi pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4. Produksi, Faktor Produksi dan Fungsi Produksi

Produksi merupakan suatu proses dimana beberapa barang dan jasa

yang disebut masukan diubah menjadi barang-barang dan jasa lain yang

disebut hasil produksi. Demikian pula jenis dan jumlah hasil produksi

yang dihasilkan seorang petani tergantung pada jenis dan jumlah faktor

produksi yang digunakan di dalam produksi serta bagaimana jenis-jenis

faktor produksi tersebut dikombinasikan (Bishop dan Toussaint, 1979).

Menurut Soekartawi (2010), yang dimaksud faktor produksi adalah

semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut

mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal

juga dengan istilah input. Faktor produksi memang sangat menentukan

besar kecilnya produksi yang diperoleh.

Faktor produksi sering dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor

produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap tidak

dapat diubah jumlahnya secara cepat dalam periode waktu yang relatif

singkat, sedangkan faktor produksi variabel dapat diubah jumlahnya secara

cepat dalam periode waktu yang relatif singkat (Soekartawi, 1994).

Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal,

tenaga kerja, dan skill atau manajemen (pengelolaan). Masing-masing

faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain.

Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan

berjalan, terutama tiga faktor terdahulu, seperti tanah, modal, dan tenaga

kerja (Daniel, 2002).

Sumbangan tanah adalah berupa unsur-unsur tanah yang asli dan

sifat-sifat tanah yang tidak dirusak (original and indestructible of the soil)

dengan mana hasil pertanian dapat diperoleh. Untuk memungkinkan

diperolehnya produksi diperlukan tangan manusia yaitu tenaga kerja petani

(labor). Modal adalah sumber-sumber ekonomi di luar tenaga kerja yang

dibuat oleh manusia. Kadang-kadang modal dilihat dalam arti uang atau

keseluruhan nilai sumber-sumber ekonomi non-manusiawi termasuk

(27)

commit to user

yang lain sehingga benar-benar mengeluarkan hasil produksi (output)

(Mubyarto, 1979).

Menurut Bishop dan Toussaint (1979), fungsi produksi merupakan

suatu hubungan matematis yang menggambarkan suatu cara dimana

jumlah dari hasil produksi tertentu tergantung pada jumlah faktor produksi

tertentu yang dipergunakan. Suatu fungsi produksi memberikan

keterangan mengenai jumlah produksi yang mungkin diharapkan apabila

faktor-faktor produksi tertentu dikombinasikan di dalam suatu cara yang

khusus.

Konsep dasar di dalam kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah

fungsi produksi itu sendiri. Fungsi produksi dapat menunjukkan secara

nyata bentuk hubungan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang

digunakan untuk memperoleh sejumlah produksi, dan sekaligus

menunjukkan produktivitas dari hasil itu sendiri. Pengertian lain dari

fungsi produksi adalah menunjukkan berapa hasil produk yang dapat

diperoleh dengan menggunakan sejumlah variabel faktor produksi yang

berbeda (Hernanto, 1993).

Soekartawi (1994), menerangkan bahwa fungsi produksi adalah

hubungan fisik antara hasil produksi (Y) dan faktor produksi (X).

Hubungan ini dapat dijelaskan secara sistematis sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, …, Xi, …, Xn)

Keterangan:

Y = Hasil produksi

X1, X2,…Xi,...,Xn = Masukan

Menurut Salvatore (2007) suatu fungsi produksi pertanian yang

sederhana diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif jumlah

tenaga kerja per unit waktu untuk menggarap sebidang tanah yang tetap

dan mencatat alternatif output yang dihasilkannya per unit waktu. Produk

rata-rata tenaga kerja (average product of labor = APL) didefinisikan

sebagai produk total (TPL) dibagi jumlah unit tenaga kerja yang

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

MPL) ditentukan oleh perubahan produk total (TPL) per unit perubahan

jumlah tenaga kerja yang digunakan. Hubungan antara TPL, APL, dan MPL

digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara TPL, APL, dan MPL

Sumber: Salvatore, 2007

Bentuk kurva APL dan MPL ditentukan oleh bentuk kurva TPL.

Kurva APL awalnya naik, mencapai maksimum dan kemudian turun tetapi

tetap positif selama TPL positif. Sedangkan kurva MPL mula-mula juga

menentukan tiga tahap produksi bagi tenaga kerja, yaitu:

a. Daerah dengan EP > 1 sampai EP = 1. Daerah ini dinamakan daerah

tidak rasional (irrational stage of production) dan ditandai sebagai

(29)

commit to user

keuntungan maksimum, sehingga keuntungan masih dapat

diperbesar dengan penambahan tenaga kerja.

b. Daerah dengan EP = 1 sampai EP = 0. Daerah ini dinamakan daerah

rasional (rational stage of production) dan ditandai sebagai Daerah

II dari produksi. Tahap ini merupakan tahap produksi produsen

yang rasional dan alternatif penggunaan tenaga kerja pada jumlah

yang tepat serta akan dicapai keuntungan maksimum.

c. Daerah dengan EP = 0 sampai EP < 0. Daerah ini juga dinamakan

daerah tidak rasional dan ditandai sebagai Daerah III . Pada daerah

ini penambahan tenaga kerja justru akan mengurangi keuntungan.

Fungsi produksi Cobb Douglas adalah suatu persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel yang satu disebut

dengan variabel dependent, yang dijelaskan (Y), dan yang lain disebut

variabel independent, yang menjelaskan, (X). Fungsi Cobb Douglas

secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a X1b1 X2b2 ... Xn bn eu

ln Y = ln a + b1ln X1+ b2ln X2+---- bnln Xn + e

(Soekartawi, 1994).

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi pangkat dari

bentuk:

Q = A. Ka. Lb

Keterangan:

Q = Kuantitas hasil produksi

K = Modal

L = Tenaga kerja

A, a, b = Parameter yang akan diestimasi

Fungsi Cobb-Douglass mempunyai beberapa ciri yang berguna,

yaitu:

1. Produk marjinal dari modal dan produk marjinal dari tenaga kerja

tergantung kepada komoditas kedua-duanya, baik kuantitas modal

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Pangkat K dan L (yaitu a dan b) mencerminkan elastisitas tenaga kerja

dan modal terhadap hasil produksi (EK dan EL) dan jumlah dari

pangkatnya (a dan b) menunjukkan skala hasil. Skala hasil (return to

scale) adalah derajat sejauh mana hasil produksi berubah akibat

perubahan tertentu dalam kuantitas semua faktor produksi yang dipakai

dalam produksi.

a. Jika a+b = 1, maka diperoleh skala hasil tetap (constant return to

scale) yaitu jika kuantitas dari seluruh faktor produksi yang

digunakan dalam produksi ditingkatkan secara proporsional dan hasil

produksi meningkat juga dalam proporsi yang sama;

b. Jika a+b > 1, maka diperoleh skala hasil meningkat (increasing

return to scale) yaitu jika hasil produksi meningkat dalam proporsi

yang lebih besar

c. Jika a+b < 1, maka diperoleh skala hasil menurun (decreasing return

to scale) yaitu jika hasil produksi meningkat dalam proporsi yang

lebih kecil.

3. Fungsi produksi Cobb-Douglass dapat diperoleh dengan estimasi

melalui analisis regresi dan mentransformasikan menjadi linier dalam

logaritma. Terakhir, fungsi produksi Cobb-Douglass dapat dengan

mudah dikembangkan dengan menggunakan lebih dari dua faktor

produksi.

(Salvatore, 2002).

Hubungan antara hasil produksi dengan faktor produksi pada fungsi

Cobb-Douglas dapat diketahui dengan melakukan analisis regresi linier

berganda. Analisis tersebut dilakukan dengan cara melogaritmakan fungsi

Cobb-Douglas agar diperoleh fungsi yang linier, oleh karena itu ada

persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan fungsi

Cobb-Douglas yaitu:

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari

(31)

commit to user

2. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan

teknologi pada setiap pengamatan (non neutral difference in the

respective technology). Ini artinya, kalau fungsi Cobb-douglas yang

dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan

analisa yang merupakan lebih dari satu model (katakanlah dua model),

maka perbedaan tersebut terletak pada intercept dan bukan pada

kemiringan garis (slope) model tersebut

3. Tiap variabel X adalah perfect competition.

4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah

tercakup pada faktor kesalahan, µ.

(Soekartawi, 1994).

5. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi

Efisiensi ekonomi adalah efisiensi fisik yang dinilai dengan uang.

Efisiensi fisik sendiri adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat

diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi. Pada setiap panen petani akan

menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas lahan dikalikan hasil

per satuan luas dan semua dinilai dengan uang. Tetapi hasil itu masih

harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Setelah

semua biaya-biaya tersebut dikurangi, barulah petani memperoleh hasil

bersih. Apabila hasil bersih petani besar, maka ini mencerminkan rasio

yang baik dari nilai hasil dan biaya (Mubyarto, 1979).

Dalam kegiatan usahatani seorang petani akan selalu berfikir untuk

mengalokasikan faktor produksi seefisien mungkin untuk memperoleh

produksi yang maksimal. Hal ini dilakukan karena petani melakukan

konsep memaksimumkan keuntungan. Kondisi tersebut dapat dicapai

dengan dua pendekatan:

a. Pendekatan Keuntungan Maksimum (Profit maximization)

Yaitu upaya untuk mengalokasikan sarana produksi (input) yang

dimiliki seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Pendekatan Biaya Minimal (Cost minimization)

Yaitu upaya memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan

menekan biaya produksi sekecil-kecilnya

(Soekartawi, 1994).

Menurut Soekartawi (1994) efisiensi ekonomi tertinggi akan terjadi

jika petani mampu membuat suatu upaya sehingga Nilai Produk Marjinal

(NPM) untuk suatu faktor produksi sama dengan harga faktor produksi

(P), atau dapat dituliskan:

NPMx = Px ; atau

1 Px NPMx

Dalam banyak kenyataan NPM tidak selalu sama dengan P yang

sering terjadi adalah sebagai berikut:

a. NPMx/Px > 1; artinya penggunaan input x belum efisien. Untuk

mencapai efisien, input atau masukan x perlu ditambah.

b. NPMx/Px < 1; artinya penggunaan input x tidak efisien. Untuk

menjadi efisien, maka penggunaan input atau masukan x perlu

dikurangi.

6. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Puspitasari (2002) yang berjudul

Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada

Usahatani Jagung Pioneer di Kabupaten Grobogan selama musim tanam

Juli sampai September 2001 menunjukkan bahwa luas lahan garapan

jagung pioneer sebesar 0,498 Ha. Rata-rata penggunaan faktor-faktor

produksi untuk setiap hektarnya adalah tenaga kerja 572,179 HKP, pupuk

kandang 401,512 Kg, pupuk urea 279,373 Kg dan pupuk SP-36 151,648

Kg. Rata-rata biaya produksi Rp.2.078.699 per Ha, penerimaan

Rp.4.461.836 per Ha, pendapatan Rp.2.383.137 per Ha. Dari perhitungan

diperoleh persamaan Y = 0,852 X10,769.X20,209.X30,02273.X4-0,337. X50,349. Dari

hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa luas lahan, tenaga

kerja, pupuk urea, pupuk SP-36, dan pupuk kandang secara bersama-sama

(33)

commit to user

pupuk kandang mempunyai hubungan positif terhadap produksi jagung

pioneer dan kedua masukan tersebut berpengaruh nyata. Oleh karena itu,

setiap penambahan luas lahan dan pupuk kandang akan mengakibatkan

penambahan hasil produksi jagung pioneer. Masukan pupuk SP-36

mempunyai hubungannya negatif berpengaruh nyata terhadap produksi

jagung pioneer. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan pupuk SP-36

akan menurunkan hasil produksi jagung pioneer. Indeks efisiensi ekonomi

nilainya tidak sama dengan satu yang berarti bahwa kombinasi

penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani jagung pioneer belum

mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

Penelitian oleh Widiyani (2008) yang berjudul Analisis Efisiensi

Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung

Varietas Bisi-2 di Kabupaten Klaten menunjukkan hasil bahwa selama

musim tanam April sampai September 2007 menunjukkan bahwa luas

lahan garapan jagung varietas Bisi-2 sebesar 0,21 Ha. Rata-rata

penggunaan faktor-faktor produksi untuk setiap hektarnya adalah tenaga

kerja 175,38 HKP, benih 18,19 Kg, pupuk kandang 9.238,10 Kg dan

pupuk urea 1.121,76 Kg. Rata-rata biaya produksi

Rp.9.194.143,09/Ha/MT, penerimaan Rp.14.291.667,00/Ha/MT, dan

pendapatan Rp.5.097.523,91/Ha/MT. Dari perhitungan diperoleh

persamaan Y = 27,416. X1-0,344E-03. X20,414. X30,152. X40,087. X50,309. Dari

hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa luas lahan, tenaga

kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk urea secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Tenaga dan

pupuk urea mempunyai hubungan positif terhadap produksi jagung

varietas Bisi-2 dan kedua masukan tersebut berpengaruh nyata. Oleh

karena itu, setiap penambahan tenaga kerja dan pupuk urea akan

mengakibatkan penambahan hasil produksi jagung varietas Bisi-2.

Masukan berupa luas lahan mempunyai hubungannya negatif berpengaruh

nyata terhadap produksi jagung varietas Bisi-2. Hal ini berarti bahwa

setiap penambahan luas lahan akan menurunkan hasil produksi jagung

varietas Bisi-2. Indeks efisiensi ekonomi nilainya lebih dari satu, artinya

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dan tenaga kerja pada usahatani jagung varietas Bisi-2 di Kabupaten

Klaten belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa

indeks efisiensi ekonomi nilainya tidak sama dengan satu yang berarti

bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani

jagung tersebut belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi.

Kedua penelitian tersebut dapat memberikan gambaran tentang tingkat

efisiensi ekonomi pada usahatani jagung.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usahatani adalah suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi untuk

memperoleh pendapatan bagi keluarga petani yang sebesar-besarnya dan

kontinyu. Setiap kegiatan usahatani akan menghasilkan sejumlah penerimaan.

Pada usahatani jagung varietas Bisi-2 penerimaan usahatani merupakan nilai

produksi total dari usahatani jagung varietas Bisi-2. Penerimaan diukur

dengan mengalikan jumlah produksi (Y) dengan harga produk (Py) dan

dinyatakan dalam rupiah.

Biaya merupakan seluruh korbanan ekonomik yang dikeluarkan untuk

usahatani. Biaya usahatani yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah

biaya mengusahakan. Biaya mengusahakan terdiri dari biaya alat-alat luar

ditambah biaya tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan

upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Biaya alat-alat luar terdiri dari

biaya untuk upah tenaga kerja luar, benih, pupuk, pajak, pengangkutan, dan

biaya penyusutan alat.

Setelah diketahui besarnya penerimaan dan biaya dalam usahatani maka

dapat dihitung pendapatan usahatani. Untuk mengetahui pendapatan bersih

dari usahatani digunakan rumus:

Pd = TR – TC

= Py x Y – BM

Keterangan :

Pd : Pendapatan usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)

(35)

commit to user

TC : Biaya total usahatani jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)

Py : Harga jagung varietas Bisi-2 per Kg (Rp)

Y : Produksi jagung varietas Bisi-2 (Kg)

BM : Biaya mengusahakan jagung varietas Bisi-2 (Rp/Ha/MT)

Produksi adalah suatu proses dimana faktor-faktor produksi diubah

menjadi hasil produksi atau disebut produk. Faktor produksi yang digunakan

pada proses produksi berupa korbanan untuk menghasilkan suatu produk.

Pengkajian hubungan penggunaan faktor produksi yang berupa luas

lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska

terhadap produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 digunakan model

fungsi produksi Cobb-Douglas dengan rumus:

Y = a. X1b1 .X2b2 .X3b3 .X4b4 .X5b5 .X6b6

Keterangan:

Y = Produksi jagung varietas Bisi-2 (Kg)

a = Konstanta

b1-b6 = Koefisien regresi

X1 = Luas lahan (Ha)

X2 = Tenaga Kerja (HKP)

X3 = Benih (Kg)

X4 = Pupuk Kandang (Kg)

X5 = Pupuk Urea (Kg)

X6 = Pupuk Phonska (Kg)

Hubungan antara produksi jagung varietas Bisi-2 dengan faktor produksi

yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan

pupuk Phonska diketahui dengan melakukan analisis regresi linier berganda.

Oleh karena itu, persamaan fungsi kepangkatan (merupakan modifikasi dari

fungsi produksi Cobb Douglas) harus diubah menjadi persamaan linier

berganda dengan cara melogaritmakannya menjadi:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4 + b5 log X5 + b6

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Analisis regresi linier berganda terdiri dari uji F untuk mengetahui

pengaruh faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk

kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska secara bersama-sama terhadap

produksi jagung varietas Bisi-2, uji t untuk mengetahui faktor produksi yang

berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk

Phonska yang berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap produksi jagung

varietas Bisi-2.

Selain itu, analisis regresi linier berganda juga mencakup analisis

standard koefisien regresi (b’) untuk mengetahui faktor produksi yang paling

berpengaruh diantara faktor-faktor produksi yang lain dalam usahatani jagung

varietas Bisi-2, dan uji R2 Adjusted ( 2) untuk mengetahui seberapa jauh

faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang,

pupuk urea, dan pupuk Phonska yang digunakan dalam usahatani jagung

varietas Bisi-2 dapat menjelaskan produksi jagung varietas Bisi-2.

Efisiensi suatu usahatani dapat menunjukkan perbandingan antara nilai

produksi usahatani dengan nilai masukan yang digunakan. Efisiensi ekonomi

tertinggi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 akan tercapai apabila petani

jagung Bisi-2 dapat mengkombinasikan faktor produksi yang berupa luas

lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska

secara optimal yaitu apabila nilai produk marjinal untuk suatu faktor produksi

(NPMx) sama dengan harga faktor produksi (Px) tersebut, atau dapat

dituliskan:

NPMx = Px, atau

Px NPMx

=

Px Py . PFMx

= 1

Dengan ketentuan:

Px NPMx

= 1, berarti penggunaan faktor produksi x telah mencapai efisiensi

(37)

commit to user

Px NPMx

> 1, berarti penggunaan faktor produksi x belum mencapai efisiensi

ekonomi tertinggi.

Px NPMx

< 1, berarti penggunaan faktor produksi x tidak efisien.

Berdasarkan konsep mengenai kerangka teori pendekatan masalah

yang digunakan dalam penelitian maka dapat disusun kerangka berpikir

seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

C. Hipotesis

1. Faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk

kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska yang digunakan dalam usahatani

jagung varietas Bisi-2 berpengaruh nyata terhadap produksi jagung

varietas Bisi-2.

2. Kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga

kerja, benih, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk Phonska pada

usahatani jagung varietas Bisi-2 belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi

tertinggi.

Usahatani Jagung Varietas Bisi-2

Biaya Usahatani

Produksi Usahatani

Penerimaan Usahatani

Pendapatan Usahatani Faktor-Faktor Produksi

X1 : Luas lahan (Ha)

X2 : Tenaga Kerja (HKP)

X3 : Benih (Kg)

X4 : Pupuk Kandang (Kg)

X5 : Pupuk Urea (Kg)

X6 : Pupuk Phonska (Kg)

Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Asumsi-Asumsi

1. Petani dalam menjalankan usahataninya bertindak rasional yaitu berusaha

untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

2. Keadaan tanah, iklim, ketinggian tempat dan topografi di daerah penelitian

dianggap berpengaruh normal terhadap proses produksi pada usahatani

jagung varietas Bisi-2.

3. Teknologi yang diterapkan di daerah penelitian dianggap tetap selama

penelitian berlangsung.

4. Pasar faktor-faktor produksi dan hasil produksi merupakan pasar

persaingan sempurna.

5. Hasil produksi dijual secara keseluruhan.

6. Variabel-variabel lain yang tidak diamati pada saat penelitian dianggap

tetap.

E. Pembatasan Masalah

Data produksi yang dikaji adalah data produksi jagung varietas Bisi-2 di

Kabupaten Bantul selama musim tanam 2010 yaitu pada bulan Mei sampai

Agustus 2010.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah usaha budidaya jagung varietas

Bisi-2 di lahan sawah secara monokultur di Kabupaten Bantul selama satu

musim tanam.

2. Petani sampel adalah petani pemilik penggarap yang menanam jagung

varietas Bisi-2 secara monokultur.

3. Produksi jagung varietas Bisi-2 (Y) adalah jumlah hasil panen jagung yang

dihasilkan dari usahatani jagung varietas Bisi-2 pada satu musim tanam

dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan dalam satuan

kilogram (Kg). Produksi jagung varietas Bisi-2 yang dimaksud dalam

(39)

commit to user

4. Harga produksi jagung varietas Bisi-2 (Py) adalah nilai produk jagung per

satuan kilogram yang dihasilkan dari usahatani jagung varietas Bisi-2 pada

satu musim tanam dan pada satuan luas lahan tertentu yang dinyatakan

dalam satuan rupiah (Rp). Harga produksi diperhitungkan sesuai dengan

harga yang berlaku di wilayah penelitian.

5. Penerimaan usahatani adalah nilai produksi total usahatani jagung varietas

Bisi-2. Diukur dengan mengkalikan produk fisik jagung varietas Bisi-2 per

satuan luas usahatani dengan harga produk per Kg, dan dinyatakan dalam

satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

6. Biaya usahatani jagung varietas Bisi-2 adalah biaya mengusahakan dalam

kegiatan usahatani jagung varietas Bisi-2, meliputi biaya alat-alat luar

ditambah upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan

berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar. Dihitung

dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/Ha/MT).

7. Pendapatan usahatani adalah pendapatan dari usahatani jagung varietas

Bisi-2 yang diperhitungkan dari selisih antara penerimaan usahatani

jagung varietas Bisi-2 dengan biaya usahatani jagung varietas Bisi-2

selama satu musim tanam, diukur dalam satuan rupiah per hektar per

musim tanam (Rp/Ha/MT).

7. Faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masukan yang

digunakan pada usahatani jagung varietas Bisi-2 untuk satu kali musim

tanam, yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk

urea, dan pupuk Phonska. Harga faktor produksi diperhitungkan sesuai

dengan harga yang berlaku di wilayah penelitian.

8. Luas lahan (X1) adalah luas lahan sawah garapan petani yang digunakan

untuk usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam, dan

dinyatakan dengan satuan hektar (Ha).

9. Tenaga kerja (X2) adalah seluruh tenaga kerja yang digunakan dalam

usahatani jagung varietas Bisi-2, selama satu musim tanam baik tenaga

kerja keluarga, maupun tenaga kerja luar dan dinyatakan dalam satuan

Hari Kerja Pria (HKP). Nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

10.Benih (X3) adalah banyaknya benih yang digunakan dalam usahatani

jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan dengan

satuan kilogram (Kg). Harga benih dinyatakan dengan satuan rupiah (Rp).

11.Pupuk kandang (X4) adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan dalam

usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk kandang dinyatakan dengan

satuan rupiah (Rp).

12.Pupuk urea (X5) adalah jumlah pupuk urea yang digunakan dalam

usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk urea dinyatakan dengan satuan

rupiah (Rp).

13.Pupuk Phonska (X6) adalah jumlah pupuk Phonska yang digunakan dalam

usahatani jagung varietas Bisi-2 selama satu musim tanam dan dinyatakan

dengan satuan kilogram (Kg). Harga pupuk Phonska dinyatakan dengan

(41)

commit to user

III.METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis mempunyai ciri

memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan

mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994).

Teknik pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik

survei. Teknik survei yaitu suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai salah satu alat pengumpulan

data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul yang merupakan daerah

penghasil jagung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pengambilan daerah sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling. Menurut Wiratha (2006) metode purposive sampling adalah

metode penentuan daerah sampel yang ditetapkan secara sengaja

berdasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu.

Sampel kecamatan diambil dengan kriteria terdapat usahatani jagung

varietas Bisi-2 dan memiliki produksi jagung tertinggi serta produktivitas

jagung diatas rata-rata produktivitas kabupaten. Berdasarkan informasi

yang diperolah dari petugas Dinas Pertanian dan Kehutanan, dari 17

kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul, hanya terdapat enam

kecamatan yang memiliki usahatani jagung varietas Bisi-2. Adapun data

luas panen, produksi dan produktivitas jagung menurut kecamatan di

Gambar

Tabel 15. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 MT
Gambar 2. Kerangka Teori Pendekatan Masalah  ...........................................
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Bantul Tahun 2005-2009
Gambar 1. Hubungan antara TPL, APL, dan MPL Sumber: Salvatore, 2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Instrumen penilaian tertulis memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang dikatagorikan tinggi, taraf kemudahan soal yang terdiri dari 40% soal mudah dan 60%

Volume tanah yang dipindahkan oleh ditcher untuk setiap 1 siklus guludan dihitung dengan menggunakan integral dengan cara membagi bangun trapesium guludan menjadi beberapa

Kinerja.. Berdasarkan Gambar 1.2 di atas dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang terdiri dari enam faktor, yaitu: inovasi dan pengambilan resiko, perhatian

Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya meeting , lalu pengecekan pengajuan kredit, penandatanganan surat-surat, dan yang lebih penting adalah manajer kami selalu

Subjek DK adalah seorang perempuan yang berusia 21 tahun. Subjek DK berdomisili di Makassar. Subjek DK merupakan alumni SMP 8 Makassar dan.. SMA 16 Makassar. Subjek DK

Obat Sipilis Di Apotik Ampuh Aman Tanpa Efek Samping Gejala sifilis lainnya adalah penderita sifilis akan menemukan adanya ruam kemerahan pada daerah organ kelamin mereka yang