• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3.5. Metode Analisis Data 1 Analisis Deskritif

Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskritif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskritif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2004).

2. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur dimensi yang akan diukur. Pengujian homogenitas dilakukan untuk menguji analisis validitas tersebut. Untuk pertanyaan yang digunakan mengukur suatu variabel, skor masing-masing item dikorelasikan dengan total skor item dalam satu variabel. Jika skor item tersebut berkorelasi positif dengan total skor item dan lebih tinggi daripada interkorelasi antar item, maka menunjukkan kevalidan dari instrument tersebut. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004). Instrumen penelitian yang memiliki validitas tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Penelitian ini menggunakan korelasi pearson untuk mengetahui validitas instrumen. Tinggi rendahnya validitas suatu angket dengan melihat nilai korelasi dengan bantuan program komputer SPSS 16. Nilai korelasi adalah korelasi item-item pertanyaan dengan konstruk yang diukurnya dengan membandingkan dengan nilai r tabel 0,361.

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur, apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban/pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang.

Apabila suatu alat ukur digunakan secara berulang dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal atau reliabel. Untuk mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian ini dilakukan dengan item-to-total correlation dan Cronbach’s Alpha dengan bantuan program komputer SPSS 16. Menurut Hair et al. (1998) suatu instrument dinyatakan reliabel jika hasil koefisien Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai ≥ 0,70 dan butir-butir pertanyaan yang dinyatakan reliabel mempunyai nilai item-to-total correlation ≥ 0,50.

3.6. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan. Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Penentuan jumlah sampel yang akan diambil dipergunakanlah rumus slovin (Umar, 2003). Dengan ketentuan sebagai berikut:

Dimana :

n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan populasi), yaitu 10 %

Dengan populasi sebanyak 586 orang dan dengan kesalahan yang dapat ditolerir 10% maka didapat sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 85 orang.

n 586 .

1 + 586 (0,1)

2 N 1 +Ne2 n = n = = 85 orang ……… …….. (1)

Responden yang akan dijadikan sampel tersebar di setiap divisi dengan jumlah yang proporsional. Penyebaran jumlah responden yang akan dijadikan sampel pada setiap divisi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dan Proporsi Sampel Penelitian PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar

No Departemen Jumlah Karyawan Persentase Jumlah Sampel 1. General Management 3 0,51% 0 2. Production 393 67,06% 57 3. Technik 30 5,12% 4 4. Warehouse 30 5,12% 4 5. PPIC 4 0,68% 1 6. Purchasing 4 0,68% 1 7. PDQC 24 4,10% 3 8. Marketing 41 7,00% 6 9. Accounting 11 1,88% 2 10. Personalia 46 7,85% 7 Total 586 100% 85

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling Design karena unsur populasi berkarakteristik heterogen dan melibatkan proses stratifikasi atau segragasi yang diikuti dengan pemilihan acak subjek dari setiap strata. Agar dapat menguji dugaan tersebut maka sampelnya harus mewakili keterwakilan diseluruh elemen jenjang manajemen yang ada. Sampel setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak.

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti menentukan secara proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut.

3.7. Metode Pengolahan Data

SEM merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel indikator, dan kesalahan pengukuran secara langsung. Variabel laten adalah konsep abstrak yang menjadi perhatian yang hanya dapat diamati secara tidak langsung melalui efeknya pada variabel-variabel teramati (indikator). Variabel indikator adalah variabel yang dapat diamati atau diukur secara empiris.

Perangkat lunak komputer yang digunakan untuk mengoperasikan SEM adalah Linear Structural Relationship (LISREL) versi 8.30. Linear Struktural Relationship (LISREL) merupakan program yang paling populer digunakan karena merupakan satu-satunya program SEM tercanggih dan dapat mengestimasi berbagai masalah SEM yang bahkan nyaris tida dapat dilakukan program lain. Selain itu LISREL merupakan program yang paling informatif dalam menyajikan hasil-hasil statistik sehingga modifikasi model dan penyebab tidak fit atau buruknya suatu model dapat dengan mudah diketahui (Ghozali, 2005).

Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori

Pada tahap ini dilakukan telaah teori yang mendalam tentang pengaruh budaya perusahaan terhadap implementasi GCG. Pada tahap ini juga di tentukan variabel laten dan variabel indikator berdasarkan teori.

2. Mengkonstruksi diiagram path

Pada tahap ini variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam diagram path agar lebih memahami bentuk hubungan antar variabel. 3. Konversi path ke model struktural

Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran digambarkan lebih jelas.

4. Memilih matriks input

Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukkan ke dalam perhitungan. 5. Solusi standar model dan evaluasi goodness of fit index

Pada tahap ini matriks input diolah dan melihat nilai goodness of fit index dari model solusi standar. Menurut Hair et al. (1998), dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model, sehingga digunakan beberapa fit index untuk mengukur kebenaran-kebenaran model.Ukuran-ukuran yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mendapatkan model yang sesuai dalam SEM antara lain: a. Chi-Square (

χ

2)

Menurut Joreskog dan Sorbom (1996), Chi-Square digunakan untuk menguji seberapa dekat matriks hasil dugaan dengan matriks data

asal. Semakin kecil nilai ukuran ini,maka model yang digunakan semakin baik.Uji Chi- Square ini biasanya dibandingkan dengan nilai derajat bebas (degree of freedom). Model yang baik membutuhkan nilai Chi-Square yang tidak memiliki beda yang besar dengan nilai derajat bebasnya.

b. P-Value

P-Value diharapkan lebih besar dari 0,05 atau 0,1, yaitu uji tidak signifikan yang berarti matriks input dan matriks estimasi tidak berbeda, maka model yang diajukan layak. P-Value berkisar antara 0-1 dan model persamaan struktural akan semakin baik jika p value mendekati 1.

c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Ukuran ini mengukur kedekatan suatu model terhadap populasi dan menunjukkan kecocokan model dengan data. Model dikatakan baik apabila nilai RMSEA kurang dari 0,05, reasonanable jika lebih kecil dari 0,08, cukup bila kurang dari 0,1 dan buruk apabila lebih besar dari 0,1. Semakin kecil nilai ini berarti model semakin baik.

d. Goodness-of-Fit Index (GFI)

Ukuran ini menunjukkan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data. Semakin besar nilai yang diperoleh berarti model semakin baik. Batas minimal 0,9 sering dijadikan acuan suatu model dikatakn layak.

e. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI)

AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai 0,8 sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak.

6. Interpretasi model

Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model solusi standar yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator terhadap variabel laten dan besarnya pengaruh antara variabel laten.

Variabel laten bebas/independen. X1 : Struktural

X2 : Ralasional X3 : Kognitif

Dikorelasikan dengan variabel laten tak bebas/dependen Y1 : Altruisme (altruism)

Y2 : Kehormatan (courtesy) Y3 : Kebajikan sipil (civic virtue) Y4 : Sikap sportif (sportsmanship) Y5 : Kesadaran (conscientiousness)

Proses analisa masing-masing variabel dengan menggunakan software LISREL 8.30. Diagram struktural pengaruh budaya perusahaan terhadap implementasi GCG dalam notasi LISREL disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Model Pengaruh Modal Sosial terhadap OCB

Berdasarkan Gambar 4 tersebut diatas disusun pertanyaan a. Persamaan Struktural

= γ ξ +

Keterangan :

: Variabel laten tak bebas OCB γ : Muatan faktor ξ dalam membentuk ξ : Variabel laten bebas modal sosial

: Tingkat kesalahan yang terjadi pada perhitungan

b. Persamaan Pengukuran Variabel Eksogen Modal Sosial OCB Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 X1 X2 X3

X1= λ1ξ + 1 X2= λ2ξ + 2 X3= λ3ξ + 3 Keterangan :

Xi : Variabel indikator X pembentuk variabel laten bebas ξ

: Tingkat kesalahan pengukuran indikator terhadap variabel laten bebas

c. Persamaan Pengukuran Variabel Endogen Y1= λ1 + 1 Y2= λ2 + 2 Y3= λ3 + 3 Y4= λ4 + 4 Y5= λ5 + 5 Keterangan :

Y : Variabel indikator Y pembentuk variabel laten tak bebas

: Tingkat kesalahan pengukuran indikator terhadap variabel laten tak bebas.

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Cabang Makassar

PT Indofood CBP Sukses Makmur merupakan perusahaan olahan terkemuka di Indonesia dan merupakan penghasil mi instant terbesar di dunia. PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pertama kali didirikan di Ancol, Jakarta pada tahun 1970 dengan nama PT Jangkar Jati atas prakarsa Mr. Jayadi Jaya. Selanjutnya perusahaan ini berkembang yang ditandai dengan didirikannya cabang-cabang perusahaan di Medan pada tahun 1977 dan di Palembang pada tahun 1981, dengan tetap menggunakan nama perusahaan PT Jangkar Jati.

Pada tanggal 1 Juli 1984, perusahaan ini mengalami perubahan manajemen, sehingga selanjutnya mengalami perubahan nama dari PT Jangkar Jati menjadi PT Sanmaru Food Mfg. Co. Ltd, tahun 1984, berdasarkan akte notaries J.N Siregar, SH. dengan Nomor akte C2-7165-HT.01.04, tahun 1984 Perubahan nama tersebut secara serentak dilakukan pula di daerah-daerah, PT Sanmaru Food Mfg. Co. Ltd ini menghasilkan berbagai jenis cita rasa mi instant.

Perusahaan ini selanjutnya mendirikan lagi cabang dan pabriknya di Ujung Pandang (Makassar) pada tanggal 9 Februari 1991 untuk melayani permintaan pasar akan ini, khususnya yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Dengan didirikannya cabang- cabang perusahaan di berbagai daerah di seluruh Indonesia, diharapkan dapat menjangkau langsung konsumen lebih efisien sehingga biaya transportasi dapat ditekan sekecil mungkin.

Mulai tanggal 1 Maret 1994, perusahaan ini berubah namanya menjadi PT Indofood Sukses Makmur (ISM), dimana nama inilah yang digunakan perusahaan ini sampai sekarang. Saat

ini PT Indofood Sukses Makmur Cabang Makassar memiliki 8 (delapan) line, dimana tiap line terdiri dari dua mesin. PT Indofood Sukses Makmur Cabang Makassar telah mampu memproduksi mi instant yang terdiri dari beberapa jenis cita rasa, yang pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok produk, yaitu Indomie, Sarimie, Supermie, Sakura, dan Others (Vitamie, Intermie). PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Cabang Makassar Sejak tanggal 1 Oktober 2009 berganti nama menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar.

4.1.2 Visi dan Misi PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Cabang Makassar

Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Dan untuk mewujudkan visi perusahaan, maka diperlukan empat misi yaitu:

a. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan b. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses

produksi dan teknologi kami

c. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan

d. Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan 4.1.3 Struktur Organisasi

Indofood Group yang terdapat di seluruh Indonesia terbagi menjadi beberapa divisi diantaranya divisi Noodle (mie instant), divisi Seasoning (bumbu, minyak bumbu, dan solid (ingredients), divisi Snack, divisi Baby Food, divisi Packaging dan seterusnya. Divisi-divisi tersebut tersebar di berbagai daerah, namun produk dari beberapa divisi masih saling terkait dan berhubungan erat. Divisi noodle (NDL) mempunyai 15 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia dan setiap pabrik dipimpin oleh seorang kepala cabang.

Gambar 5. Struktur Organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar

PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar dipimpin oleh satu orang kepala cabang dan dibantu oleh manajer personalia, manajer produksi, manajer pemasaran, manajer QC dan manajer keuangan. Kepala Cabang memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai performance yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.

Manajer personalia bertugas mengatur pelaksanaan tugas- tugas bagian personalia yang meliputi pengadaan tenaga kerja, pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga kerja, pemeliharaan kesehatan dan keselamatan, pemberian kompensasi

Petugas Persediaan Pengawas Perencanaan Produksi Inventori Control Pengawas Pergudangan Pengawas Shift Produksi Pengawas Teknik Kepala Cabang Sekretaris Kepala Cabang Teknologi Informasi Manajer Produksi Manajer Personalia Manajer Pemasaran Manajer Quality Control Manajer Keuangan

dan insentif tenaga kerja dan menjaga intergrasi antara karyawan dengan pihak manajemen. Manager produksi bertugas menangani proses produksi yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh pengawas perencanaan produksi inventory control, pengawas teknik, petugas persediaan, pengawasan shift produksi, pengawas pergudangan.

Manajer pemasaran bertanggung jawab atas penjualan, promosi dan distribusi produk. Perkiraan permintaan pasar ditentukan oleh departemen ini dan digunakan sebagai dasar perencanaan produksi oleh PPIC. Manajer keuangan menangani keuangan perusahaan baik intern seperti pembayaran gaji karyawan maupun ekstern seperti pemberian dan untuk program promosi.

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Jumlah karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar pada Maret 2012 adalah 586 orang. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing setiap variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dengan menggunakan software SPSS 17 Ver.17.0.

Setelah melakukan pengujian terhadap 30 kuesioner, sebanyak 30 responden dan pernyataan sebanyak 40 butir terbukti valid, dimana korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada lebih besar dari 0,361 (Lampiran). Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan Teknik Cronbach dibantu software SPSS 17 Ver.17.0, diperoleh alpha hitung sebesar 0,923 (Lampiran). Nilai alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.

4.3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden pada penelitian melalui perhitungan persentase jawaban yang

telah ditabulasi. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang berpengaruh terhadap variabel pada penelitian, yaitu modal sosial dan OCB. Karyawan yang menjadi responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu jenis kelamin, umur, status pernikahan, pendidikan terakhir, lama bekerja, dan tingkat pendapatan.

4.3.1 Karakteristik Jenis Kelamin

Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang menjadi responden pada penelitian ini didominasi oleh karyawan berjenis kelamin Wanita sebesar 63,5 persen atau 54 orang. Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang menjadi responden pada penelitian ini yang berjenis kelamin pria sebesar 36,5 persen atau 31 orang. Perbedaan jumlah karyawan antara karyawan pria dan wanita yang signifikan ini disebabkan sebagian besar yang tertarik untuk bekerja di bagian produksi adalah wanita.

Konrad et al. (2000) mengemukakan bahwa perilaku- perilaku kerja seperti menolong orang lain, bersahabat dan bekerja sama dengan orang lain lebih menonjol dilakukan oleh wanita daripada pria. Perbedaan yang cukup mencolok antara pria dan wanita dalam perilaku menolong dan interaksi sosial di tempat mereka bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya karyawan wanita akan menyebabkan pengaruh yang baik terhadap modal sosial dan OCB pada karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Jenis Kelamin

36% 64%

Pria Wanita

4.3.2 Karakteristik Usia

Mayoritas karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berusia 26 – 35 tahun sebesar 42,4 persen atau 36 orang. Karyawan berusia kurang dari atau sama dengan 25 tahun sebesar 8,2 persen atau 7 orang, karyawan berusia 36 – 45 tahun sebesar 32,9 persen atau 28 orang, dan karyawan berusia lebih dari 45 tahun sebesar 16,5 persen atau 14 orang. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Usia 4.3.3 Karakteristik Status Pernikahan

Mayoritas karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berstatus sudah menikah sebesar 84,7 persen atau 72 orang, sedangkan karyawan yang berstatus lajang sebesar 15,3 persen atau 15 orang. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Status Pernikahan 8% 42% 33% 17% <= 25thn 26-35thn 36-45thn >45thn 85% 15% Menikah Lajang

4.3.4 Karakteristik Tingkat Pendidikan

Mayoritas karyawan berpendidikan SMA sebesar 83,5 persen atau 71 orang. Karyawan yang berpendidikan D3 sebesar 5,9 persen atau 5 orang, karyawan yang berpendidikan S1 sebesar 10,6 persen atau 9 orang. Banyaknya karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang berpendidikan SMA karena pada awal berdirinya perusahaan banyak sekali jenis pekerjan terutama jenis pekerjaan teknis yang membutuhkan SDM khususnya di departemen produksi, sehingga PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar membuka lowongan besar- besaran kepada lulusan SMU untuk direkrut menjadi karyawan yang tentu saja harus sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Walaupun hanya berlatar belakang pendidikan SMA, tetap diberikan pembekalan dan pelatihan-pelatihan yang membuat para karyawan baru tersebut mampu memberikan kinerja yang maksimal pada perusahaan. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.3.5 Karakteristik Masa Kerja

Mayoritas karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar telah bekerja selama 11 - 15 tahun sebesar 38,8 persen atau 33 orang. Karyawan yang telah bekerja kurang dari sama dengan 5 tahun sebesar 7,1 persen atau 6 orang, karyawan yang telah bekerja selama 5 – 10 tahun sebesar 22,4 persen atau 19

83% 6% 11% SMA Diploma/S ederajat S1

orang, karyawan yang telah bekerja lebih dari 15 tahun sebesar 31,8 persen atau 27 orang. Karakteristik karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar Berdasarkan Masa Kerja 4.3.6 Karakteristik Tingkat Pendapatan

Mayoritas besar penerimaan tiap bulan karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berkisar antara 1

– 2,5 juta rupiah sebesar 68,2 persen atau 58 orang. Karyawan yang mendapatkan besar penerimaan antara 500 ribu – 1 juta rupiah sebesar 2,4 persen atau 2 orang, karyawan yang mendapatakan besar penerimaan antara 2,5 - 5 juta rupiah sebesar 27 ,1 persen atau 23 orang , dan karyawan yang mendapatkan besar peneriman lebih dari 5 juta rupiah sebesar 2,4 persen atau 2 orang. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar berdasarkan besar penerimaan tiap bulan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Karakteristik Karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang MakassarBerdasarkan Tingkat Pendapatan 7% 22% 39% 32% 5thn 5-10thn 11-15thn >15thn 3% 68% 27% 2% Juta 1-5 Juta 5-10 Juta Juta

4.4. Persepsi Karyawan Terhadap Variabel Penelitian

Persepsi karyawan terhadap variabel penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat modal sosial dan OCB yang diinterpretasikan oleh karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang diperoleh dengan cara mencari nilai skor rataan atau rata-rata tertimbang dari variabel tersebut.

Nilai skor rataan bisa didapatkan dengan mengalikan antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah responden, kemudian dibagi dengan jumlah respondennya. Setelah nilai skor rataan dari variabel diperoleh, langkah selanjutnya adalah menentukan rentang skala. Karena dalam penelitian ini menggunakana skala likert 1 – 5 maka rentang skala dihitung dengan cara:

(5 – 1) … 5

Nilai rentang skala yang diperoleh akan digunakan untuk membuat selang tingkatan dari modal sosial dan OCB dengan selang 0,8 pada setiap selang tingkatannya. Kemudian selanjutnya bisa ditentukan posisi keputusan penilaian karyawan terhadap tingkat modal sosial dan OCB karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur cabang Makassar yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Posisi Keputusan Penilaian Karyawan Terhadap Tingkat Modal Sosial dan OCB.

Skor Rataan Keterangan untuk Modal Sosial Keterangan untuk OCB 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00 Sangat Lemah Lemah Netral Kuat Sangat Kuat Sangat Rendah Rendah Netral Tinggi Sangat Tinggi Selanjutnya dalam menentukan penilaian karyawan mengenai pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan modal sosial dan OCB dilakukan dengan menggunakan skor rataan dari Tabel 3 sebagai tolak

ukur. Nilai skor rataan yang telah didapatkan dari kedua variabel akan dibandingkan dengan nilai skor rataan dengan selang 0,8 tersebut.

4.4.1 Persepsi Karyawan Terhadap Modal Sosial

Modal sosial berfokus pada tingkat analisis individu dalam menyusun dimensi modal sosial menjadi tiga dimensi, yaitu: dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif. Persepsi karyawan didasarkan pada hasil kuesioner yang telah dijawab oleh para karyawan. Berikut ini adalah persepsi karyawan terhadap tingkat modal sosial yang dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Persepsi karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar Terhadap Modal Sosial

Indikator Modal Sosial

Nilai Skor Rataan Keterangan

Struktural 3,87 Kuat

Relasional 3,95 Kuat

Kognitif 3,65 Kuat

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa ketiga indikator modal sosial yaitu struktural, relasional, dan kognitif mendapatkan

hasil penelitian yang ‘Kuat’ dari para karyawan yaitu dengan nilai

skor rataan secara berurutan yaitu: 3,87; 3,95; dan 3,65.

Kuatnya dimensi struktural mendeskripsikan bahwa terjalin hubungan antar karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adanya interaksi yang baik ini akan sangat kondusif dalam hal hubungan kerjasama yang baik antar sesama karyawan yang berada dalam satu departemen maupun dengan departemen yang berbeda. Dengan demikian, seseorang akan lebih mudah mendapatkan bantuan dan dukungan dari rekan kerjanya. Hal ini akan memperlancar proses kerja karyawan, yang akan membuat karyawan tersebut berkinerja dengan lebih baik.

Dimensi relasional merupakan aset yang terdapat dalam hubungan antar karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur

Dokumen terkait