IV METODE PENELITIAN
4.4 Metode Analisis Data
4.4 Metode Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengkaji karakteristik sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Cipayung. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan replacement cost dan cost of illness dan regresi linier berganda. Pengolahan dan analisis data mengunakan komputer dengan bantuan program
Microsoft Office Excel dan SPSS 17. Pada Tabel 1 ditampilkan matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini.
Tabel 1. Matriks Metode Analisis Data
No Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data
1 Menganalisis persepsi
masyarakat mengenai kondisi lingkungan disekitar TPAS Cipayung
Data primer melalui wawancara dengan masyarakat sekitar TPAS Cipayung dan data sekunder dari Kelurahan Cipayung, UPT TPAS Cipayung, dan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
Analisis deskriptif
2 Mengestimasi nilai
ekonomi penurunan kualitas lingkungan akibat beroperasinya TPAS Cipayung
Data primer melalui wawancara dengan masyarakat sekitar TPAS Cipayung dan data sekunder dari Kelurahan Cipayung, UPT TPAS Cipayung, dan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
Cost of illness dan replacement cost
3 Menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
kerugian masyarakat
Data primer melalui wawancara dengan masyarakat sekitar TPAS Cipayung
Analisis regresi linear berganda
4.4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif Kondisi Lingkungan di Sekitar TPAS Cipayung
Analisis kondisi lingkungan di sekitar TPAS Cipayung dengan pendekatan analisis deskriptif kualitas lingkungan bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan di pemukiman sekitar TPAS Cipayung. Hasil dari analisis tersebut dapat menjelaskan sejauh mana dampak negatif dari beroperasinya TPAS Cipayung.
Kondisi kualitas lingkungan dapat dilihat dari pencemaran yang terjadi antara lain pencemaran air dan udara. Pencemaran air dapat diketahui terjadi atau tidak dengan melihat kondisi air. Kondisi kualitas air dapat dilihat dari wujud fisik air yang tersedia dan melihat kandungan apa saja yang ada di dalamnya sehingga dapat ditentukan air tersebut layak untuk dikonsumsi atau tidak. Begitu pula dengan kualitas udara bisa dilihat dari kandungan yang terkandung dalam udara masih layak atau tidak untuk dihirup.
4.4.2 Analisis Nilai Ekonomi Penurunan Kualitas Lingkungan dengan Pendekatan Replacement Cost dan Cost of Illness
Nilai ekonomi penuruan kualitas lingkungan didapat dari hasil wawancara dengan responden dengan pendekatan replacement cost dan cost of illness yang merujuk pada biaya yang dikeluarkan masyarakat akibat dari perubahan lingkungan yang terjadi. Nilai rata-rata untuk masing-masing pendekatan didapat dari nilai keseleruhuan dari masing-masing pendekatan dibagi jumlah responden.
Data yang didapat dengan pendekatan replacement cost kemudian ditabulasi dengan beberapa komponen biaya pengganti. Nilai ekonomi penurunan kualitas lingkungan didapat dari nilai rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk mengganti sumberdaya yang hilang dibagi jumlah responden yang menegeluarkan biaya pengganti. Cara untuk menghitung rata-rata biaya pengganti digunakan persamaan sebagai berikut :
dimana:
RBP = Rata-rata Biaya Pengganti (Rp) BPi = Biaya Pengganti Responden i (Rp) n = Jumlah Responden
i = Responden ke-i (1,2,3……,n)
Nilai ekonomi penurunan kualitas lingkungan yang hilang dari biaya kesehatan dapat diketahui dengan menghitung jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mengobati penyakit yang terjadi akibat kerusakan lingkungan sekitar. Data yang didapat kemudian ditabulasi dalam tabel dan kemudian untuk memperoleh biaya rata-ratanya didapatkan dari total uang yang dikeluarkan untuk mengobati penyakit dibagi jumlah responden yang mengeluarkan biaya kesehatan. Cara untuk menghitung rata-rata biaya kesehatan tersebut maka digunakan persamaan sebagai berikut :
... (2) dimana :
RBK = Rata-rata Biaya Kesehatan (Rp) BKi = Biaya Kesehatan Responden i (Rp) n = Jumlah Responden
i = Responden ke-i (1,2,3……,n)
Nilai rata-rata total penurunan kualitas lingkungan rata-rata didapat dari rata-rata biaya pengganti dijumlahkan dengan rata-rata biaya kesehatan dengan persamaan :
...(3) atau
RPKL = RBP + RBK ...(4) dimana :
RPKL = Rata-rata Penurunan Kualitas Lingkungan (Rp) RBP = Rata-rata Biaya Pengganti (Rp)
BPi = Biaya Pengganti Responden i (Rp) BKi = Biaya Kesehatan Responden i (Rp)
n = Jumlah Responden
i = Responden ke-i (1,2,3……,n)
4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda adalah model regresi yang terdiri lebih dari satu variabel bebas. Terdapat hubungan antara variabel bebas dan terikat dalam regresi linier berganda. Sifat-sifat OLS (Ordinary Least Square) adalah: (1) penaksiran OLS tidak bias, (2) penaksiran OLS mempunyai varian yang minimum, (3) konsisten, (4) efisien, dan (5) linier. Analisis regresi berganda digunakan untuk membuat model pendugaan terhadap nilai suatu parameter atau variabel penjelas yang diamati (Gujarati, 2003).
Fungsi regresi berganda dituliskan sebagai berikut :
Y = β1 + β2 X1 + β3 X2 + β4 X3 + β5 X4 + β6 X5 + β7 X6 + β3 D7+ εi ... (5)
dimana:
Y = Biaya Pengganti (Rp)
i = Nomor pengamatan dari 1 sampai N (populasi) / n (sample) Xki = Pengamatan ke-i untuk peubah bebas Xk
X1 = Tingkat pendidikan (tahun) X2 = Tingkat pendapatan (rupiah/bulan) X3 = Jumlah konsumsi air (liter)
X4 = Lama tinggal (tahun)
X5 = Jarak tempat tinggal (meter)
X6 = Jumlah tanggungan keluarga (orang)
X7 = Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Lingkungan D7 = Status Lahan
β1 = Intersep
β2,3,..n = Parameter penduga Xi
Variabel yang diduga berbanding lurus dengan biaya pengganti adalah variabel tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah konsumsi air, lama tinggal, dan jumlah tanggungan. Tingginya tingkat pendidikan seseorang maka orang tersebut memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai eksternalitas yang ditimbulkan dari aktivitas TPAS.
Jumlah tanggungan terkait dengan banyaknya anggota keluarga yang harus menanggung dampak dari akitivitas TPAS. Semakin banyak jumlah tanggungan seseorang, maka semakin tinggi persepsi biaya pengganti. Lama tinggal diduga menjadi variabel yang berpengaruh positif. Semakin lama seseorang tinggal di lokasi tersebut maka persepsi nilai ekonomi penurunan kualitas lingkungan juga semakin tinggi.
Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap kosumsi yang dikeluarkan, semakin tinggi tingkat pendapatan maka anggaran belanja konsumsi juga semakin tinggi antara lain untuk biaya pengobatan dan konsumsi air minum. Begitu juga dengan jumlah konsumsi air minum yang semakin banyak akan menambah biaya pengganti sehingga kedua variabel tersebut diduga berpengaruh positif.
Variabel jarak tempat tinggal diduga berpengaruh negatif terhadap nilai ekonomi penurunan kualitas lingkungan. Jarak tempat tinggal diduga berpengaruh negatif karena semakin dekat jarak tempat tinggal responden dengan lokasi TPAS, semakin banyak pula dampak yang dirasakan oleh responden sehingga nilai ekonomi penurunan kualitas lingkungan semakin tinggi dibandingkan dengan yang lokasi tempat tinggalnya jauh. Persepsi responden terhadap kualiitas lingkungan diduga berpengaruh negatif, semakin tinggi persepsi responden terhadap kualitas lingkungan maka nilai biaya pengganti diduga semakin rendah
4.4.3.1 Pengujian Parameter
Pengujian terhadap model dapat dilakukan secara statistik dengan beberapa macam cara uji antara lain :