• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Metode Pengambilan Contoh dan Pengukuran

3.3.5 Metode analisis data

1) Penggolongan menurut tujuan penelitian

Menurut tujuan penelitian, penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang bertujuan menemukan masalah-masalah di pemukiman relokasi. Masalah tersebut

Penduduk Pemukiman Relokasi Penduduk Sekitar Pemukiman Relokasi X2 Y2 X1 Y1 Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi

selanjutnya diselidiki secara cermat untuk : Memuaskan keingintahuan peneliti demi memperoleh pengertian yang lebih baik; Menguji kemungkinan dilakukan studi yang lebih mendalam; Mengembangkan metoda-metoda yang akan diterapkan dalam studi yang lebih mendalam.

Sebagai studi penjajakan, pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit atau samar-samar. Baru melalui observasi, masalah dapat dirumuskan lebih rinci serta hipotesis dapat disusun. Dengan demikian dalam penelitian eksploratif, hipotesis disusun belakangan yaitu setelah melalui tahap observasi, sedangkan menurut pengertian yang lazim hipotesis harus disusun sebelumnya. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Wiranatha, 2006).

2) Penggolongan penelitian menurut pendekatan

Penggolongan penelitian menurut pendekatan, penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dengan menggunakan kuesioner dan berkisar pada ruang lingkup : Ciri-ciri demografis masyarakat; Lingkungan sosial; Aktivitas; Pendapatan dan Sikap. Metoda ini dilakukan pada populasi penduduk pemukiman dan penduduk sekitar pemukiman Desa Karang Song, dengan data yang dipelajari diambil dari dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antarvariable, sosiologis maupun psikologis.

Survei merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah individu dalam jangka waktu yang bersamaan. Metoda ini lebih menekankan pada penentuan informasi tentang tentang variable, daripada tentang individu. Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala-gejala-gejala tersebut ada. Survei mempunyai dua lingkup, yaitu sensus dan sampel. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan, sedangkan sampel dilakukan hanya pada sebagian kecil suatu populasi (Wiranatha, 2006).

3) Penggolongan penelitian menurut tempat

Penggolongan menurut tempat adalah penelitian Kancah. Bentuk penelitian ini dilaksankan pada berbagai cabang ilmu pengetahuan. Semakin kompek Kancah, semakin banyak pula permasalahanyang dapat dipelajari. Terutama bagi ilmu-ilmu sosial, kancah

bagian terbesar dari berbagai bentuk penelitian yang telah dikembangkan. Oleh karena di huni oleh masyarakat, maka dapat dipastikan bahwa keseluruhan penelitian kancah berhubungan dengan masyarakat, tentang manusia (Wiranatha, 2006).

Kegiatan penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat Desa Karang Song, baik dilembaga dan organisasi kemasyarakatan (sosial) maupun lembaga-lembaga pemerintah. Penelitian di lingkungan lembaga-lembaga sosial antara lain berupa keluarga, masyarakat atau penduduk suatu desa, suatu perusahaan dan lain-lain. Disamping itu, penelitian lapangan juga dilakukan terhadap obyek-obyek alam seperti aspek lingkunga, aspek fisik, dan lain-lain.

4) Penggolongan penelitian menurut pemakaian

Penelitian ini merupakan penelitian terapan, dimaksudkan agar hasil penelitiannya langsung dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak pengambil kebijakan. Penelitian terapan (applied research) digunakan untuk melihat tingkat perubahan kesejahteraan sosial karena adanya relokasi nelayan dari kali adem.

Penelitian terapan dilakukan melalui penyelidikan yang hati-hati, sistematik, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat segera dipergunakan untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu dalam temuan baru, tetapi bisa sebagai aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Secara garis besar para ahli membedakan penelitian menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research). Kadang-kadang keduanya menjadi rancu karena sulit dibedakan secara spesifik. Biasanya yang dimasukan ke dalam jenis penelitian dasar adalah untuk kepentingan penelitian saja tanpa memikirkan manfaat atau penggunaanya. Kalaupun ada manfaat dan kegunaan, terkesan dicari-cari untuk mengartikan sebuah penelitian. Penelitian terapan digolongkan sebagai usaha yang dilakukan untuk menjawab masalah dengan tujuan praktis yang jelas (Wiranatha, 2006).

5) Penggolongan penelitian menurut format penelitian dan tingkat eksplanasi.

Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelatif, yang mana menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi dan berbagai variabel. Penelitian berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek

penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, dan sebagainya. Data deskriptif dikumpulkan melalui metoda wawancara atau observasi.

Penelitian deskrptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya mengungkap fakta, dengan memberi penekanan pada pemberian gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dan obyek yang diselidiki, namun untuk memberikan manfaat diberikan interpretasi yang cukup kuat.

Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi penduduk sebelum dan sesudah relokasi berkaitan dengan variabel-variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan studi korelasional, peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan.

Studi korelasi tidak terlalu menuntut sampel yang besar, asalkan variabelnya dapat diukur dan alat ukur yang andal, sebab faktor yang paling berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat hubungan adalah keterandalan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel-variabelnya (Wiranatha, 2006).

6) Uji Chi-Kuadrat (Chi Square)

Uji chi kuadrat digunakan untuk menguji seberapa jauh adanya hubungan yang nyata antara sebelum dan sesudah relokasi dilakukan, baik pada penduduk pemukiman relokasi maupun penduduk sekitar pemukiman relokasi.

Uji chi kuadrat banyak digunakan di berbagai bidang yang menyangkut keselarasan (godness of fit) maupun uji kebebasan tentang distribusi empiris dan teoritis. Uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan antara frekuensi pengamatan (observasi) dan frekuensi yang diharapkan dari distribusi teoritis yang dihipotesiskan. Pengujian tentang kebebasan antara dua peubah atau lebih, kehomogenitasan proporsi, bahkan sebagai alternatif dalam pengujian beberapa nilai lokasi sekaligus yang analog dengan uji keragaman juga menjadi fokus dari uji chi-kuadrat (Wibisono, 2005).

Apabila hasil pengukuran menunjukkan bahwa ada keselarasan atau tidak terlalu menyimpang antara data frekuensi yang teramati dengan frekuensi teoritis, maka hipotesis nol diterima, tetapi jika sebaliknya akan ditolak.Selaras tidaknya frekuensi teramati dengan frekuensi teoritis ditentukan dengan cara membandingkan ukuran keselarasan dengan suatu nilai distribusi chi kuadrat.

Uji keselarasan frekuensi pengamatan dengan frekuensi harapan bagi suatu percobaan yang terdiri dari k sel didasarkan pada persamaan :

Uji keselarasan sering digunakan bila data populasi atau data contoh diklasifikasikan menurut satu atribut tunggal atau bila kita menguji distribusi probabilitas populasi teoritis. Uji chi kuadrat dapat pula dipakai pula untuk menguji hipotesis kebebasan (test of independence) antara dua peubah. Apabila antara dua peubah tidak mempunyai keterkaitan, maka kita mengatakan bahwa keduanya bebas atau tidak saling mempengaruhi. Dua peubah dikatakan bebas bila distribusi probabilitas peubah tersebut tidak bergantung distribusi peubah yang lain. Jadi apabila dua peubah saling bebas, maka meskipun kita mengetahui salah satu nilainya, kejadian itu tidak berpengaruh pada kejadian yang lain. Akan tetapi sebaliknya bila dua peubah tidak bebas, kepentingan tentang suatu peubah akan bermanfaat dalam meramalkan karakteristik populasi yang diamati.

Tabel 6 Tabel kontingensi frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan

Peubah K1 K2 ... Kj Total B1 B2 B3 ... Bi 011 : (e11) 021 : (e21) 031 : (e31) ... 0i1 : (ei1) 012 : (e12) 022 : (e22) 032 : (e32) ... 0i2 : (ei2) ... ... ... ... ... 01j : (e1j) 02j : (e2j) 03j : (e3j1) ... 0ij : (eij) N(1) N(2) N(3) ... N(i) Total N1 N2 Nj N

Apabila hipotesis nol benar, maka frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke j untuk sembarang sel dapat ditulis dalam bentuk :

Frekuensi harapan k i=1 (0i– ei)2 ei X2 =

Σ

Njx N(i) N eij =

Untuk menguji hipotesis nol bahwa kedua peubah itu bebas, maka perlu dilakukan uji kebebasan dalam tabel kontingensi r x c yang dinyatakan :

7) Uji Tanda (Sign Test)

Jika pengujian hipotesis nol dari contoh acak berukuran n diambil dari populasi N, maka distribusi penarikan contoh bagi rata-ratanya akan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata statistik distribusi contoh sama dengan rata-rata populasi. Akan tetapi bila ukuran contoh n<30 dan populasinya tidak normal, kita harus menggunakan uji nonparametrik, maka uji non parametrik yang sederhana dapat digunakan adalah uji tanda (sign test).

Dalam pengujian hipotesis nol Ho benar lawan hipotesis alternatif H1 yang diinginkan adalah u = uo. Uji tanda didasarkan atas tanda positif (+) atau (-) dari perbedaan yang melebihi nilai rata (median) atau sebaliknya kurang dari nilai rata-rata (median). Uji tanda ini hanya memperhatikan arah perbedaan dan bukannya besar perbedaan-perbedaan. Apabila banyaknya tanda positif (+) sama dengan banyaknya negatif (-), diperkirakan populasinya setangkup dan hipotesis nol Ho benar. Sebaliknya bila salah satu tanda muncul lebih banyak di banding yang lain dari yang seharusnya, maka kita dapat menolak hipotesis nol bahwa populasi sama u = uo

i,j i,j=1

(0ij– eij)2

eij

Dokumen terkait