• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif, uji kualitas, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Metode Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karateristik variabel penelitian dengan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari rank, minimum, sum, mean, dan standar deviasi, juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, semester, IPK dan

pengalaman bekerja. Jadi metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi atau keadaan dari responden (Ghozali, 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data dilakukan dengan penyebaran kuisioner, maka kesediaan para responden serta ketelitian dalam mengisi kuisioner merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan dalam suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Untuk itu dalam melakukan uji kualitas data primer, peneliti melakukan uji validitas dan realibilitas.

Sebelum dilakukan uji kualitas data, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas data primer agar hasil penelitian menjadi valid dan realibel. a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk valid atau tidaknya kuisioner. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation

yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor setiap butir pertanyaan dengan total skor memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan dinyatakan valid (Ghozali, 2009:49).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji realibilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan teknik Cronbach Alpha (α).

Variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0,60 (Nunnaly, 1960 dalam Ghozali 2009:46). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Repeated measure atau pengukuran ulang

2. One shot atau pengukuran sekali saja, kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

3. Uji Asumsi Klasik

Dalam melakukan uji asumsi klasik atas data primer, peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Berikut penjabaran nya.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan menganalisis nilai tolerance serta nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka model terbebas dari multikolonieritas (Ghozali, 2009: 95).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2009: 147-149).

Untuk mengetahui data normal atau tidak dapat dideteksi dengan melihat Normal Probability Plot (P-P Plot). Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik scatter plot, dimana jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2009: 125-126).

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda dan uji Mann Whitney.

a. Metode Regresi Linier Berganda

Metode regresi berganda untuk menghitung satu varibel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model prediktif tunggal. Uji regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti brevet pajak. Alat uji yang digunakan adalah metode regresi linier berganda (Multiple

Regression).

Terkait dengan penggunaan alat uji regresi berganda, terdapat beberapa analisis yang digunakan, yaitu:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R menunjukkan kuat lemahnya hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Jika nilai R < 0,5 maka hubungan variabel independen dengan variabel dependen tidak

kuat. Jika nilai R > 0,5 maka hubungan variabel independen dengan variabel dependen kuat (Ghozali, 2009: 87).

Pada pengujian ini, koefisien determinasi dilihat dari berapa besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model, setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 akan meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tidak seperti R2, Adjusted R- Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005).

2) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam menguji uji t yaitu jika probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima dan menolak H0. Sebaliknya, jika probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak dan H0 diterima (Ghozali, 2009: 89).

3) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen (bebas) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila F lebih besar daripada 4 pada probabilitas α = 0,05 maka semua variabel independen secara serempak mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009: 88).

b. Uji Beda Mann Withney

Uji Mann Withney dilakukan untuk mengetahui perbedaan respon dari 2 populasi data yang saling independen, dimana data tidak terdistribusi secara normal atau data lebih lemah dari skala interval. Ha dapat dikatakan diterima dan H0 ditolak jika memiliki nilai signifikansi <0,05 (Santoso, 2014:104).

Dokumen terkait