• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Data deskriptif adalah menampilkan gambaran umum mengenai jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan yang terdapat dalam kuesioner (tertutup). Berdasarkan hasil tanggapan dari 83 orang responden tentang variabel - variabel penelitian yaitu pelatihan, promosi jabatan, pemberian insentif dan kinerja pegawai, maka peneliti akan menguraikan secara rinci jawaban responden yang dikelompokkan dalam deskriptif statistik yang ditunjukkan dengan nilai maksimum, minimum, rata - rata dan standar deviasi.

Melalui angka rata - rata tersebut akan diketahui sejauhmana derajat persepsi responden atas variabel-variabel yang menjadi indikator dalam penelitian. Rentang jawaban dari pengisian dimensi pertanyaan (tertutup) setiap variabel yang diteliti, ditentukan dengan kriteria mendekati empat skala likert sesuai dengan skor jawaban masing-masing item pertanyaan, yaitu :

- Nilai rata-rata mendekati 1 = interpretasi Sangat Rendah - Nilai rata-rata mendekati 2 = interpretasi Rendah

- Nilai rata-rata mendekati 3 = interpretasi Cukup - Nilai rata-rata mendekati 4 = interpretasi Tinggi - Nilai rata-rata mendekati 5 = interpretasi Sangat Tinggi

3.6.2 Uji Persyaratan Analisis

3.6.2.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, fenomena alam maupun sosial tersebut adalah variabel penelitian (Sugiyono, 2010:102). Instrumen dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Instrumen pengumpulan data sangat menentukan benar tidaknya data karena benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2006).

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006). Uji validitas dilakukan kepada responden sebanyak 30 orang karyawan PT Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu pintu III USU. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Kriteria dalam menggunakan validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

a) Jika rhitung ≥ rtabel

b) Jika r

maka pertanyaan tersebut valid

hitung ≤ rtabel

maka pertanyaan tersebut tidak valid

Tabel 3.2 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted a1 129.4667 153.982 .581 .914 a2 129.3000 149.252 .704 .911 a3 129.4667 153.085 .512 .914 a4 129.7333 153.789 .243 .919 a5 129.4333 154.254 .469 .915 a6 129.2333 154.116 .430 .915 a7 129.5333 153.568 .424 .915 a8 129.3667 151.344 .542 .913 b1 129.5333 154.189 .423 .915 b2 129.4333 148.530 .640 .912 b3 129.4333 151.909 .527 .914 b4 129.8333 157.730 .155 .919 b5 129.6000 148.869 .496 .914 b6 129.5333 150.740 .416 .916 b7 129.3667 153.413 .566 .914 b8 129.6667 149.885 .522 .914 c1 129.3333 149.402 .703 .912 c2 129.5333 152.326 .500 .914 c3 129.4000 153.972 .235 .920 c4 129.4667 148.533 .651 .912 c5 129.1333 149.706 .798 .911 c6 129.4333 151.909 .527 .914 c7 129.6000 147.903 .626 .912 c8 129.6000 148.869 .496 .914 d1 129.5333 150.740 .416 .916 d2 129.3667 153.413 .566 .914 d3 129.6667 149.885 .522 .914 d4 129.3333 149.402 .703 .912 d5 129.5333 152.326 .500 .914

d6 129.8333 157.730 .155 .919

d7 129.5000 150.603 .513 .914

d8 129.4667 148.533 .651 .912

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah) Interpretasi item total statistic yaitu:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika butir (item) satu dihapus maka rata-rata variabel sebesar 129.4667.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika butir (item) satu dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 153.982. 3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui

validitas pada setiap butir instrument. Nilai r tabel

Tabel 3.3

pada α 0,05 dengan derajat bebas df=n-2 = 28 pada uji dua arah adalah 0,361.

Hasil Uji Validitas

No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item- Total Correlation Keterangan 1 a1 0,361 0.581 Valid 2 a2 0,361 0.704 Valid 3 a3 0,361 0.512 Valid 4 a4 0,361 0.243 Tidak Valid 5 a5 0,361 0.469 Valid 6 a6 0,361 0.430 Valid 7 a7 0,361 0.424 Valid 8 a8 0,361 0.542 Valid 9 b1 0,361 0.423 Valid 10 b2 0,361 0.640 Valid 11 b3 0,361 0.527 Valid 12 b4 0,361 0.155 Tidak Valid

13 b5 0,361 0.496 Valid 14 b6 0,361 0.416 Valid 15 b7 0,361 0.566 Valid 16 b8 0,361 0.522 Valid 17 c1 0,361 0.703 Valid 18 c2 0,361 0.500 Valid 19 c3 0,361 0.235 Tidak Valid 20 c4 0,361 0.651 Valid 21 c5 0,361 0.798 Valid 22 c6 0,361 0.527 Valid 23 c7 0,361 0.626 Valid 24 c8 0,361 0.496 Valid 25 d1 0,361 0.416 Valid 26 d2 0,361 0.566 Valid 27 d3 0,361 0.522 Valid 28 d4 0,361 0.703 Valid 29 d5 0,361 0.500 Valid 30 d6 0,361 0.155 Tidak Valid 31 d7 0,361 0.513 Valid 32 d8 0,361 0.651 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui bahwa butir pernyataan a4, b4, c3 dan d6 tidak valid karena tabel r untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation butir a4, b4, c3 dan d6 di bawah 0,361. Berarti butir tersebut harus dibuang dan setelah itu dilakukan pengujian kembali. Hasil pengujian kembali dapat dilihat pada Tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No Butir Instrumen Nilai r Tabel Corrected Item- Total Correlation Keterangan 1 a1 0,361 0.639 Valid 2 a2 0,361 0.676 Valid 3 a3 0,361 0.522 Valid 4 a5 0,361 0.532 Valid 5 a6 0,361 0.450 Valid 6 a7 0,361 0.467 Valid 7 a8 0,361 0.541 Valid 8 b1 0,361 0.468 Valid

9 b2 0,361 0.616 Valid 10 b3 0,361 0.575 Valid 11 b5 0,361 0.517 Valid 12 b6 0,361 0.431 Valid 13 b7 0,361 0.601 Valid 14 b8 0,361 0.544 Valid 15 c1 0,361 0.713 Valid 16 c2 0,361 0.480 Valid 17 c4 0,361 0.632 Valid 18 c5 0,361 0.810 Valid 19 c6 0,361 0.575 Valid 20 c7 0,361 0.623 Valid 21 c8 0,361 0.517 Valid 22 d1 0,361 0.431 Valid 23 d2 0,361 0.601 Valid 24 d3 0,361 0.544 Valid 25 d4 0,361 0.713 Valid 26 d5 0,361 0.480 Valid 27 d7 0,361 0.586 Valid 28 d8 0,361 0.632 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa setelah dilakukan pengujian kembali, semua butir pernyataan valid.

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabel tidaknya suatu data diujicobakan terlebih dahulu. Teknik untuk menguji reliabel atau tidaknya suatu alat ukur yaitu dengan teknik ulangan dengan cara memberikan angket yang sama sebanyak dua kali kepada sejumlah subyek yang sama pada waktu yang berbeda, kondisi pengukuran dijaga agar relatif sama. Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas menggunakan bantuan komputer. Hasilnya dapat dilihat pada output tabel Reliability Statistic nilai Cronbach alpha.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel dinyatakan reliable jika memberikan alpha cronbach > 0,80.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas No Butir Instrumen Nilai

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha if Item Deleted Keterangan 1 a1 0,8 0.929 Reliabel 2 a2 0,8 0.928 Reliabel 3 a3 0,8 0.930 Reliabel 4 a5 0,8 0.930 Reliabel 5 a6 0,8 0.931 Reliabel 6 a7 0,8 0.931 Reliabel 7 a8 0,8 0.930 Reliabel 8 b1 0,8 0.931 Reliabel 9 b2 0,8 0.929 Reliabel 10 b3 0,8 0.930 Reliabel 11 b5 0,8 0.931 Reliabel 12 b6 0,8 0.932 Reliabel 13 b7 0,8 0.930 Reliabel 14 b8 0,8 0.930 Reliabel 15 c1 0,8 0.928 Reliabel 16 c2 0,8 0.931 Reliabel 17 c4 0,8 0.929 Reliabel 18 c5 0,8 0.927 Reliabel 19 c6 0,8 0.930 Reliabel 20 c7 0,8 0.929 Reliabel 21 c8 0,8 0.931 Reliabel 22 d1 0,8 0.932 Reliabel 23 d2 0,8 0.930 Reliabel 24 d3 0,8 0.930 Reliabel 25 d4 0,8 0.928 Reliabel 26 d5 0,8 0.931 Reliabel 27 d7 0,8 0.929 Reliabel 28 d8 0,8 0.929 Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah)

Tabel 3.6 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .932 28

Sumber: Hasil Penelitian, (2013) (data diolah) 3.6.2.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh pelatihan, promosi jabatan, dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan. Persyaratan dalam analisis regresi adalah uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan, benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala normalitas. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE ( best linear unbiased estimator ) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat autokorelasi dan berdistribusi normal (Ghozali, 2006). Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah.

1. Uji Multikolinearitas

Uji Multkolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen

lainnya dalam suatu model regresi, atau untuk mengetahui ada tidaknya korelasi diantara sesama variabel independen. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai toleransi (tolerance value) dan nilai variance inflation factor (VIF) dengan nilai yang disyaratkan. Nilai yang disyaratkan bagi nilai toleransi adalah lebih besar dari 0,01, dan untuk nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2006).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi datanya terdistribusi normal atau tidak, model regresi yang baik jika distribusi datanya mengikuti distribusi normal atau mendekati normal, caranya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Model regresi dikatakan mengikuti distribusi normal apabila grafik histogram tidak menceng ke kiri dan ke kanan. Selain dengan normal probability plot, normalitas suatu data dapat juga diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan dengan pedoman:

3. Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

4. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh pelatihan, promosi jabatan dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan, persamaan matematis analisis regresi linier berganda dituliskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y = kinerja karyawan a = konstanta X1 = pelatihan X2 = promosi jabatan

X3 = pemberian insentif b1,b2,b3 = koefisien regresi e = error

Analisis regresi linier berganda meliputi uji Koefisien Determinasi (R 2) bertujuan untuk melihat sumbangan efektif pelatihan, promosi jabatan, dan pemberian insentif dalam menjelaskan kinerja karyawan, uji F bertujuan melihat pengaruh secara simultan pelatihan, promosi jabatan dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan dan uji t untuk melihat pengaruh secara parsial pelatihan, promosi jabatan, dan pemberian insentif terhadap kinerja karyawan. 3.6.3.1 Uji F (pengujian secara simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2009):

H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Ha : β > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (λ = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika F hitung > F tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi 5% (( λ = 0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak berarti ada variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung < F tabel dan probabilitas (nilai signifikansi) > tingkat signifikansi 5% (( λ = 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak berarti ada variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dimana F tabel ditentukan dengan mencari derajat bebasnya yaitu df1=k-1 dan df2=N-k, dimana N = jumlah sampel dan k = jumlah variabel.

3.6.3.2 Uji t (Pengujian secara parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2009) :

H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : β > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikan 5% (λ = 0,05) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi 5% ( λ = 0,05) maka H a diterima dan H 0 ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (nilai signifikansi) > tingkat signifikansi 5% (( λ = 0,05) maka H 0 diterima dan H a ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana t tabel ditentukan dengan mencari derajat bebasnya yaitu df = N-k.

3.6.3.3. Koefisien Determinasi (R 2)

Koefisien determinasi (R 2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel penjelas yaitu pelatihan (X1), promosi jabatan (X2), dan pemberian insentif (X3) dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2009). Untuk variabel bebas lebih dari dua menggunakan Adjusted R2 (Santoso, 2000).

Dokumen terkait