• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 20.0, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik masing-masing variabel yang ada dalam penelitian dan daftar

43 demografi para responden. Menurut Ghozali (2013: 19) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

2. Uji Kualitas Data

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Terdapat dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghazali, 2013:52). Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang

diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghaozali, 2013: 47). Pengujian

44 ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai sebesar 0,06. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,7 maka butir pertanyaan dalam instrument penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha 0 7 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel (Ghozali, 2009 dalam Aulia, 2013).

3. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini tidak semua asumsi model regresi tersebut akan diuji. Asumsi yang tidak akan diuji adalah autokorelasi. Autokorelasi tidak diuji dengan alasan karena data yang akan dikumpulkan dan diolah merupakan data cross section bukan data time series yang merupakan penyebab terjadinya autokorelasi. Dengan demikian dalam penelitian ini asumsi model regresi yang akan diuji adalah pengujian disturbance error (normalitas), heteroskedastisitas, dan multikolinieritas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak tersedia banyak sekali alat bantu dan yang digunakan peneliti adalah teknik Kolmogorov Smirnov.

Konsep dasar uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan teknik data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan

45 diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan, artinya berarti data yang diuji normal karena tidak berbeda dengan normal baku (Hidayat, 2012).

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika dari satu pengamatan dengan pengamatan lain berbeda maka terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas atau tidak tejadi Heteroskesdatisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji glejser yang dinilai lebih mudah digunakan.

Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gurajati, 2003 dalam Ghozali, 2013: 142). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari tingkat kepercayaan sebesar 5%, jika probabilitas signifikansinya di atas

46 tingkat kepercayaan 5% maka model regresi tidak mengandung Heteroskedastisitas dan sebaliknya.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013: 105). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari mulrikolonieritas jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi bertujuan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2013: 7). Variabel independen terdiri dari skeptisme, pengalaman auditor, dan self-efficacy sedangkan variabel dependennya adalah audit judgement. Seluruh pengujian dan analisis ini menggunakan bantuan SPSS (Statistical Program for Special Science).

47 Untuk menguji hipotesis-hipotesis, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah: Keterangan: Y = audit judgement X1 = skeptisme X2 = pengalaman auditor X3 = self-efficacy α = konstanta β1- β3 = koefisien regresi Ɛ = error

Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu) .Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

48 b. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥ 0,05 (Ghozali, 2013: 98). c. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥0,05 (Ghozali, 2013: 98).

Dokumen terkait