BAB III METODOLOGI PENELITIAN
G. Metode Analisis Data
Rencana analisis data mencakup statistic deskriptif, uji kualitas data dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan penjelasan yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya, Statistik deskriptif menjelaskan data demografi responden dan statistik deskriptif variabel utama yang diteliti. Deskripsi variabel penelitian meliputi kisaran skor jawaban responden baik secara teoritis maupun berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini.
2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui validitas data dan keandalan (reliabilitas) yang dihasilkan dari penggunaan instrument pengukur variabel penelitian ini.
a. Uji Validitas
Hubungan antar faktor-faktor dalam mengidentifikasi sebuah variabel dikategorikan sebagai hubungan yang interdependen, yaitu analisis yang tidak membedakan antara variabel dependen dan independen (Hair et al, 1998). Uji validitas yang digunakan untuk sebuah variabel yang terdiri dari banyak faktor yang independen adalah teknik factor analysis. Secara lebih spesifik dikarenakan konstruk yang hendak diuji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk, maka dalam penelitian ini teknis analisis yang dipakai adalah menggunakan
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dalam penelitian ini CPA diuji dengan bantuan paket perangkat lunak program SPSS 13.0 for Windows.
Hair et al (1998) menyatakan bahwa suatu analisis factor dinyatakan feasible bila memenuhi syarat:
1. Uji KMO dan Bartlett’s Test di atas 0,5 dan signifikasi di bawah 0,05. 2. Koefisien Anti Image Matrices sebagai measures of sampling
adequacy (MSA) minimal 0,5.
Langkah selanjutnya dalam mendapatkan komposisi yang terbaik dalam mengidentifikasi komponen-komponen yang membentuk konsep kecerdasan emosional adalah melakukan ekstraksi terhadap konstruk yang telah diuji. Metode ekstraksi yang dipakai adalah principal component analysis, dimana dilakukan rotasi dengan menggunakan metode varimax. Ferdinand (dalam Harsono dan Untoro, 2004) menyatakan bahwa sebelum dilakukan analisis factor dengan principal component analysis setiap komponen harus mempunyai loading factor 0,3 sebagai cutting point. Loading factor mencerminkan derajat validitas konstruk dengan mengukur sejauh mana muatan factor tersebut sesuai dengan teori yang mendasarinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Uji realibilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menentukan sampai sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat dipercaya, konsisten dan atau dapat diandalkan (Sekaran, 2000: 308). Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran (Azwar, 2001).
Reliabel atau tidaknya butir-butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai cronbach alpha-nya. Cronbach alpha dipilih karena merupakan teknik pengujian konsistensi reliabilitas yang paling popular dan menunjukkan indeks konsistensi yang cukup sempurna.
Cronbach’s alpha adalah koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik serangkaian item-item yang mengukur sebuah konsep berkorelasi positif satu sama lain.
Menurut Sekaran (2000), berdasarkan nilai alpha cronbach, reliabilitas dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Nilai alpha antara 0,8 sampai dengan 1,0 dikategorikan reliabilitas baik.
b. Nilai alpha antara 0,60 sampai dengan 0,79 dikategorikan reliabilitas diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Adapun pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach dengan paket perangkat lunak program SPSS 13.0 for Windows.
c. Uji Hipotesis
Analisis Regresi Berganda (Multiple Linear Regression Analysis)
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji dan membuktikan secara statistic besarnya pengaruh variabel independent kecerdasan emosional terhadap variabel dependen kinerja pimpinan.
Analisis regresi berganda mampu mengidentifikasi dan menjelaskan veriabel-veriabel independent yang signifikan terhadap veriabel dependen serta mampu menjelaskan hubungan linier yang mungkin terdapat antara variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independent.
d. Uji Kesesuaian Model
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel dependen Y dengan variabel bebas X1, X2,.., Xin. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: β0= β1= β2= ... = βn = 0
H1: βn ≠ 0 (untuk minimal satu nilai n)
Dengan penolakan H0, jika Fhit > Fα (1,n-2) atau nilai P-Value< α
(5%), yang menginformasikan bahwa paling sedikit satu variabel bebas X1, X2,.., Xin mempunyai sumbangan yang nyata pada model tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Gambaran Umum PT. Graha Farma
1. Sejarah Singkat PT. Graha Farma
PT. Graha Farma adalah industri farmasi yang berkembang, berdiri pada tahun 1988. Selama kurang lebih 22 tahun, PT. Graha Farma berhasil memperluas jaringan distribusi ke seluruh Indonesia sehingga produk-produknya berada di berbagai kalangan sampai ke pelosok Indonesia.
Sebagai produsen di pasar era globalisasi, tujuan perusahaan PT. Graha Farma adalah untuk meraih standar produk yang tinggi melalui kontrol yang ketat di setiap langkah proses produksi. Penelitian, percobaan, dan penemuan obat baru terus di kembangkan. PT. Graha Farma mempunyai keinginan kuat untuk meningkatkan pengobatan dan derajat kesehatan hidup manusia.
Investasi sumber daya manusia menjadi faktor esensial yang menentukan prestasi, target, dan ide-ide untuk perusahaan. Sumber daya manusia di PT. Graha Farma adalah individu-individu yang terseleksi efektif dan efisien. Managemen sumber daya manusia yang diterapkan mendukung kinerja yang proaktif di lapangan.
2. Manufaktur
Untuk melaksanakan kegiatan produksi, perusahaan didukung oleh mesin-mesin dan peralatan serta beberapa divisi manufaktur yaitu: produksi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kendali mutu, riset dan pengembangan, dan yang lainnya. Dengan adanya peningkatan permintaan pasar akan produk-produk yang telah beredar dipasaran dan untuk pengembangan usaha, perusahaan membangun pabrik baru diluar pabrik yang telah ada. Pabrik baru tersebut terletak di Kaliwuluh, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar dengan luas area 170.000 m2.
a. Kendali Mutu
Komitmen perusahaan yang kuat untuk membuat obat yang berkualitas tercermin dengan tersedianya peralatan laboratorium yang lengkap dan modern. Semua proses diuji dengan standar internasional.
b. Pengembangan Riset
Dengan didukung oleh teknologi farmasi yang selalu mengikuti perkembangan, kontrol kualitas yang ketat, berbasis penelitian dan pengembangan yang mendalam, serta didukung oleh manajemen sumber daya manusia yang berkualitas, maka PT. Graha Farma berusaha menampilkan mutu dalam setiap produknya. Usaha mencapai mutu yang tinggi, terbukti dengan usaha memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini.
3. Produk
Produk PT. Graha Farma terdiri dari kelas terapetik yang beragam, mulai dari antibiotik betalaktam maupun non betalaktam, analgesik, antipiretik, antiinflamasi, antirematik, antitusif, antialergi, ekspektoran, antiinfluensa, antasida, antidiare, antiulcer, antiinfeksi, dan berbagai suplemen makanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Seiring dengan berkembangnya jaman dengan masyarakat yang cenderung kembali melirik obat-obatan alami, maka kami juga tidak ketinggalan untuk melebarkan kemampuan produksi ke obat phytofarmaka. Produk yang kami hasilkan sesuai dengan standard yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu standard CPOB terkini atau cGMP.
Adapun daftar produknya adalah a. O T C b. Resep c. Generik d. Phytofarmaka e. Suplemen Makanan f. Antiseptik Desinfektan 4. Layanan a. Pemasaran
Pemasaran PT. Graha Farma merupakan marketing yang terintegrasi, artinya memiliki team yang kompak dan handal serta sumber daya manusia yang terlatih, kreatif, cekatan dan disiplin, yang merupakan kekuatan utama, dan terus menerus dibangun sebagai aset berharga yang turut mendukung kesuksesan perusahaan.
Selain itu kunjungan rutin, kontrol stok di lapangan, dan hubungan baik dengan klien selalu dipelihara dan dilakukan oleh tim marketing dan penjualan. Dengan demikian PT. Graha Farma memiliki komitmen untuk memasarkan produk secara kontinyu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Distribusi Pemasaran
PT. Graha Farma memiliki distribusi, logistik, dan penjualan diseluruh wilayah Indonesia dengan adanya lima kantor cabang di Solo, Surabaya, Bandung, Jakarta dan Denpasar yang ditopang oleh armada transportasi dan gudang yang akan menjamin produk tersedia dan terjangkau oleh konsumen. Jaringan yang efisien, tumbuh dan terus dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar di Indonesia.
5. Sumber Daya Manusia
Graha Farma didukung oleh tenaga kerja terpercayayang berjumlah 700 orang. Dengan jenjang karier yang baik, sistem manajemen hasil, dan kualitas produk yang baik. Tidaklah mengherankan jika Graha Farma dapat memperluas jaringan dalam kurun waktu yang sangat cepat.
6. Struktur Organisasi
Sebagai sebuah organisasi, PT. Graha Farma Surakarta memiliki struktur organisasi tertentu yang dapat menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Struktur organisasi merupakan susunan kerangka organisasi yang memuat jabatan-jabatan yang ada di dalamnya dan menunjukkan batas kekuasaan dan wewenang setiap pejabat yang ada. Dengan adanya struktur organisasi, maka dapat diketahui siapa yang berhak memerintah dan siapa yang diperintah. Dalam setiap organisasi pasti ada stuktur organisasinya, yang menunjang tercapainya pelaksanaan setiap pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Adapun struktur organisasi PT. Graha Farma surakarta yaitu:
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT. Graha Farma Surakarta
B. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner untuk mengumpulkan data yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya oleh peneliti terdahulu, sehingga tidak dilakukan pretest. Responden dalam penelitian ini pimpinan-pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. Penyebaran kuesioner dan pengumpulan data penelitian memakan waktu kurang lebih dua minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebanyak 58 buah ( respon rate 82,85 % ). Dan dari kuesioner yang kembali tersebut terdapat 8 buah yang tidak lengkap, sehingga jumlah kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 50 buah.
Responden yang dipakai dalam penelitian ini adalah pimpinan PT. Graha Farma. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sensus sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian dengan mengambil seluruh dari jumlah populasi sebagai responden.
Pengambilan data dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan memberikan kuesioner secara langsung. Gambaran umum tentang responden diperoleh diperoleh dari data diri yang terdapat dalam kuesioner pada bagian identitas responden.
Dalam deskripsi responden disini, penulis akan menguraikan mengenai identitas atau gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, umur, latar belakang tingkat pendidikan dan masa kerja.
1. Deskripsi Responden menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin disini merupakan faktor genetis yang dapat mempengaruhi kinerja. Pada umumnya semangat kerja maupun kinerja seseorang yang mempunyai jenis kelamin laki-laki dan wanita itu tidaklah sama dalam objek pekerjaan tertentu. Tetapi secara psikologis wanita lebih teliti dan sabar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Penelitian ini ditujukan pimpinan perusahaan farmasi, dimana dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kerjasama yang baik didalam melaksanakan pekerjaan sangat dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Deskripsi tentang jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1
Deskripsi Responden menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 20 40,00
Perempuan 30 60,00
Jumlah 50 100,00
Sumber : data primer yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih banyak pimpinan perempuan daripada pimpinan laki-laki. Hal ini disebabkan karena pemimpin wanita memiliki kelebihan sebagai pemimpin yang transaksional yaitu wanita memiliki kemampuan berbahasa lebih baik dari pada pria, dalam berperan sebagai pemimpin para wanita enggan untuk bertindak sendirian, pemimpin wanita dalam melakukan tugas-tugas kepemimpinannya umumnya bersikap lebih terbuka dalam hal membagikan informasi dan tanggung jawab pada para pegawainya
2. Deskripsi Responden menurut Umur
Umur seseorang dapat mempengaruhi kinerja atau produktivitas kerja dari orang tersebut. Kinerja pimpinan dapat ditentukan dari umur. Pada umumnya, semakin tua seseorang maka tingkat kinerja pun akan menurun, tetapi hal ini biasanya diimbangi dengan pengalaman kerja yang dimiliki akan semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2
Deskripsi Responden menurut Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
21 – 30 tahun 17 34,00
31 – 40 tahun 24 48,00
> 40 tahun 9 18,00
Jumlah 50 100
Sumber : Data primer yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih banyak pemimpin yang berumur 31 tahun sampai dengan 40 tahun. Hal ini dikarenakan usia 31 – 40 tahun merupakan usia yang matang, kaya akan pengalaman dan biasanya lebih bijak.
3. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan
Responden dalam penelitian ini memiliki keragaman tingkat pendidikan, dimana tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap kinerja pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan kepadanya.
Deskripsi responden tentang tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Tamat SLTA/Sederajat 0 0
Diploma (D1, D2, D3) 11 22,00
Sarjana (S1) 35 70,00
Pasca Sarjana (S2) 4 8,00
Jumlah 50 100,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih banyak pimpinan yang memiliki tingkat pendidikan S1. Hal ini dikarenakan jenis pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi.
4. Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja
Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja atau produktivitas kerja seorang pimpinan, dimana apabila seorang pimpinan telah memiliki masa kerja yang cukup lama maka pengalaman kerja yang dimiliki akan semakin meningkat.
Deskripsi tentang masa kerja responden dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1 - 5 tahun 10 20,00 6 - 10 tahun 13 26,00 11 - 15 tahun 11 22,00 16 - 20 tahun 9 18,00 > 20 tahun 7 14,00 Jumlah 50 100,00
Sumber : Data primer yang sudah diolah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini lebih banyak pimpinan yang memiliki masa kerja 6 tahun sampai dengan 10 tahun. Hal ini dikarenakan perusahaan memerlukan pemimpin yang sudah berpengalaman agar pekerjaan yang diberikan dapat dengan mudah dan cepat diselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Deskripsi Variabel Penelitian
1. Deskripsi Variabel Kesadaran Diri
Variabel kesadaran diri dalam penelitian ini diukur melalui 3 indikator. Hasil tanggapan responden terhadap variabel kesadaran diri yang diolah menggunakan SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Mengenai Kesadaran Diri
Indikator SS S TS STS ∑
f % f % f % f % f %
Kesadaran emosi diri 18 36 28 56 4 8 0 0 50 100 Penilaian diri 10 20 34 68 6 12 0 0 50 100
Percaya diri 12 24 32 64 6 12 0 0 50 100
Sumber: data primer yang sudah diolah
Nilai kesadaran diri pimpinan antara 6 sampai dengan 12, dengan rata-rata nilai kesadaran diri (Median) adalah 9. Kesadaran diri pimpinan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kesadaran diri rendah dan tinggi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6.
Distribusi Kesadaran Diri Pimpinan
No Kesadaran diri Frekuensi %
1 Tinggi (>= 9) 39 78%
2 Rendah (< 9) 11 22%
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pimpinan yang mempunyai kesadaran diri tinggi berjumlah 39 orang atau 78 %, sedangkan pimpinan yang mempunyai kesadaran diri rendah berjumlah 11 orang atau 22%. Dari data ini dapat diketahui bahwa separo lebih pimpinan mempunyai kesadaran diri yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Deskripsi Variabel Pengaturan Diri
Variabel pengaturan diri dalam penelitian ini diukur melalui 3 indikator. Hasil tanggapan responden terhadap variabel pengaturan diri yang diolah menggunakan SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Pengaturan Diri
Indikator SS S TS STS ∑
f % f % f % f % f %
Sifat dapat dipercaya 26 52 18 36 6 12 0 0 50 100
Kendali diri 26 52 20 40 4 8 0 0 50 100
Kewaspadaan 22 44 21 42 7 14 0 0 50 100
Sumber: data primer yang sudah diolah
Nilai pengaturan diri pimpinan antara 7 sampai dengan 12, dengan rata-rata nilai pengaturan diri (Median) adalah 9,5. Pengaturan diri pimpinan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu pengaturan diri rendah dan tinggi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8.
Distribusi Pengaturan Diri Pimpinan
No Kesadaran diri Frekuensi %
1 Tinggi (>= 9,5) 33 66 %
2 Rendah (< 9,5) 17 4 %
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pimpinan yang mempunyai pengaturan diri tinggi berjumlah 33 orang atau 66 %, sedangkan pimpinan yang mempunyai pengaturan diri rendah berjumlah 17 orang atau 34 %. Dari data ini dapat diketahui bahwa separo lebih pimpinan mempunyai pengaturan diri yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Deskripsi Variabel Motivasi
Variabel motivasi dalam penelitian ini diukur melalui 5 indikator. Hasil tanggapan responden terhadap variabel motivasi yang diolah menggunakan SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Motivasi
Indikator SS S TS STS ∑ f % f % f % f % f % Dorongan prestasi 27 54 21 42 2 4 0 0 50 100 Inovasi 30 60 17 34 3 6 0 0 50 100 Komitmen 29 58 13 26 8 16 0 0 50 100 Konsisten 29 58 15 30 6 12 0 0 50 100 Inisiatif 33 66 16 32 1 2 0 0 50 100
Sumber: data primer yang sudah diolah
Nilai motivasi pimpinan antara 12 sampai dengan 20, dengan rata-rata nilai motivasi (Median) adalah 16. Motivasi pimpinan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu motivasi rendah dan tinggi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10
Distribusi Motivasi Pimpinan
No Kesadaran diri Frekuensi %
1 Tinggi (>= 16) 40 80%
2 Rendah (< 16) 10 20%
Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pimpinan yang memiliki motivasi tinggi berjumlah 40 orang atau 80 %, sedangkan pimpinan yang mempunyai motivasi rendah berjumlah 10 orang atau 20%. Dari data ini dapat diketahui bahwa separo lebih pimpinan memiliki motivasi yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Deskripsi Variabel Empati
Variabel empati dalam penelitian ini diukur melalui 5 indikator. Hasil tanggapan responden terhadap variabel empati yang diolah menggunakan SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Empati
Indikator SS S TS STS ∑
f % f % f % f % f %
Optimisme 23 46 21 42 6 12 0 0 50 100
Memahami orang lain 27 54 18 36 5 10 0 0 50 100 Orientasi pelayanan 26 52 21 42 3 6 0 0 50 100 Mengatasi keragaman 29 58 19 38 2 4 0 0 50 100 Kesadaran politis 23 46 25 50 2 4 0 0 50 100
Sumber: data primer yang sudah diolah
Nilai empati pimpinan antara 12 sampai dengan 20, dengan rata-rata nilai empati (Median) adalah 16. Empati pimpinan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu empati diri rendah dan tinggi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.12
Distribusi Empati Pimpinan
No Kesadaran diri Frekuensi %
1 Tinggi (>= 16) 38 76 %
2 Rendah (< 16) 12 24 %
Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pimpinan yang mempunyai empati tinggi berjumlah 38 orang atau 76 %, sedangkan pimpinan yang mempunyai empati rendah berjumlah 12 orang atau 24 %. Dari data ini dapat diketahui bahwa separo lebih pimpinan mempunyai empati yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Deskripsi Variabel Ketrampilan Sosial
Variabel ketrampilan sosial dalam penelitian ini diukur melalui 9 indikator. Hasil tanggapan responden terhadap variabel ketrampilan sosial yang diolah menggunakan SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Ketrampilan Sosial
Indikator SS S TS STS ∑ f % f % f % f % f % Kemampuan tim 31 62 12 24 6 12 1 2 50 100 Kolaborasi 26 52 17 34 7 14 0 0 50 100 Kepemimpinan 27 54 16 32 7 14 0 0 50 100 Katalisator perubahan 19 38 27 54 4 8 0 0 50 100 Manajemen konflik 21 42 24 48 5 10 0 0 50 100 Komunikatif 29 58 17 34 4 8 0 0 50 100 Kooperasi 35 70 9 18 6 12 0 0 50 100 Pengikat jaringan 17 34 31 62 2 4 0 0 50 100 Pengaruh 32 64 16 32 2 4 0 0 50 100
Sumber: data primer yang sudah diolah
Nilai ketrampilan sosial pimpinan antara 24 sampai dengan 36, dengan rata-rata nilai ketrampilan sosial (Median) adalah 30. Ketrampilan sosial pimpinan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu ketrampilan sosial rendah dan tinggi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.14
Distribusi Ketrampilan Sosial Pimpinan
No Kesadaran diri Frekuensi %
1 Tinggi (>= 30) 30 60%
2 Rendah (< 30) 20 40%
Pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa pimpinan yang mempunyai ketrampilan sosial tinggi berjumlah 30 orang atau 60 %, sedangkan pimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang mempunyai ketrampilan sosial rendah berjumlah 20 orang atau 40%. Dari data ini dapat diketahui bahwa separo lebih pimpinan mempunyai ketrampilan sosial yang tinggi.
6. Deskripsi Variabel Kinerja Pimpinan
Variabel kinerja pimpinan dalam penelitian ini diukur melalui 15 indikator. Hasil tanggapan responden terhadap variabel kinerja yang diolah menggunakan SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pimpinan
Indikator SS S TS STS ∑ f % f % f % f % f % Penguasaan tugas 19 38 27 54 4 8 0 0 50 100 Tanggung jawab 22 44 25 50 3 6 0 0 50 100 Kedisiplinan 19 38 30 60 1 2 0 0 50 100 Kerjasama tim 21 42 26 52 3 6 0 0 50 100 Pengembangan diri 22 44 21 42 7 14 0 0 50 100 Penyesuaian diri 17 34 21 42 11 22 1 2 50 100 Sikap 24 48 22 44 4 8 0 0 50 100 Penampilan 12 24 31 62 6 12 1 2 50 100 Prakarsa 27 54 19 38 4 8 0 0 50 100 Kerjasama 23 46 20 40 6 12 1 2 50 100 Perencanaan 19 38 25 50 5 10 1 2 50 100 Pengendalian 22 44 26 52 2 4 0 0 50 100 Pengambilan keputusan 17 34 30 60 3 6 0 0 50 100 Pembinaan bawahan 13 26 25 50 5 10 7 14 50 100 Kehadiran 24 48 19 38 6 12 1 2 50 100
Sumber: data primer yang sudah diolah
Nilai kinerja pimpinan antara 35 sampai dengan 60, dengan rata-rata nilai kinerja pimpinan (Median) adalah 47,5. Kinerja pimpinan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kinerja pimpinan rendah dan tinggi yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.16
Distribusi Ketrampilan Sosial Pimpinan
No Kesadaran diri Frekuensi %
1 Tinggi (>= 47,5) 28 56%
2 Rendah (< 47,5) 22 44%
Pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa pimpinan yang mempunyai kinerja tinggi berjumlah 28 orang atau 56 %, sedangkan pimpinan yang mempunyai kinerja rendah berjumlah 22 orang atau 44%. Dari data ini dapat diketahui bahwa separo lebih pimpinan mempunyai kinerja yang tinggi.
D. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya indikator dalam kuesioner penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Uji validitas dilakukan pada masing-masing variabel, di mana keseluruhan variabel penelitian memuat 35 pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Pengujian validitas ini menggunakan Analisis Faktor, bertujuan untuk mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis korelasi antar sejumlah besar variabel. Metode yang digunakan adalah Exploratory Factor Analysis (EFA). Adapun hasil dari analisis faktor pada riset ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas KMO dan Bartlett’s Test
No Variabel KMO Bartlett’s Test
Chi-Square Df Sig 1 Kesadaran diri 0.646 17.453 3 0.001 2 Pengaturan diri 0.632 17.391 3 0.001 3 Motivasi 0.820 62.567 10 0.000 4 Empati 0.792 65.836 10 0.000 5 Ketrampilan sosial 0.811 185.369 36 0.000 6 Kinerja Pimpinan 0.802 590.143 105 0.000
Sumber : data primer yang diolah.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) masing-masing-masing variabel diatas 0,50 dan nilai signifikansi berdasarkan Bartlett’s Test dari masing-masing variabel dibawah 0,005. Hal ini membuktikan bahwa keenam variabel diatas dapat dikatakan valid.
Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas
Loading Factor Rotated Componen Matrix
Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5
Kesadaran emosi diri 0.630
Penilaian diri 0.640
Percaya diri 0.676
Sifat dapat dipercaya 0.673
Kendali diri 0.603 Kewaspadaan 0.636 Dorongan prestasi 0.783