BAB III METODOLOGI PENELITIAN
H. Metode Analisis Data
1. Penentuan Skor Tes Pemahaman
Skor tes pemahaman ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 6
Kiteria Skoring Tes Pemahaman
No soal Kriteria Skor
1 Setiap jawaban benar, yaitu dapat
mendefinisikan besaran pokok dan besaran turunan dengan tepat
Jawaban kurang tepat atau tidak
lengkap. yaitu apabila dalam
mendefinisikan kedua besaran tidak tepat dan tidak lengkap
Jawaban salah, yaitu apabila salah
dalam mendefinisikan kedua
besaran.
2
1
0
2 Apabila dapat memberikan contoh
besaran skalar dan besaran vektor dengan tepat. Masing-masing contoh bernilai 0,5 (diharuskan memberi
contoh masing-masing besaran
sebanyak 2 buah)
Memberikan alasan yang tepat
0,5-2
mengapa dikelompokkan sebagai besaran skalar atau besaran vektor
Jawaban salah 0
3 Setiap menyebutkan banyaknya
angka penting dengan tepat, maka diberi skor 1. Terdapat 6 soal dalam satu nomor, maka skor total adalah 6.
Jawaban salah
1-6
0
4 Jawaban tepat, dapat menyebutkan
alasan pengukuran tegak lurus.
Jawaban kurang tepat, alasan tidak
tepat
Alasan salah
2
1
0
5 Dapat menyebutkan posisi skala
utama dan nonius dengan tepat, masing-masing diberi skor 1.
Dapat menyebutkan hasil
pengukuran mikrometer sekrup
dengan tepat
Jawaban salah
1-2
1
0
gaya dengan tepat
Dapat menuliskan dimensi gaya
dengan tepat
Jawaban salah
1
0
7 Analisis perhitungan besar gaya dan
hasil perhitungan tepat
Setiap jawaban yang analisis
perhitungan benar, hasil kurang tepat
Jawaban salah
1
0,5
0
8 Analisis perhitungan vektor tepat
Setiap analisa yang diberi gambar,
mendapat skor 1
Setiap hasil perhitungan kurang tepat
Jawaban salah
1 1
0,5 0
9 Analisis vektor resultan dan arah
vektor benar
Analisis vektor resultan kurang tepat
Analisis vektor resultan salah
2
1 0
10 Gambar vektor resultan benar
Analisis hubungan atau persamaan
vektor tepat
Analisis vektor resultan salah
1 1 0
2. Penentuan Skor Peta Konsep
Peta konsep yang dibuat siswa diberi skor dengan sistem penskoran menurut Novak dan Gawin dalam (Maria Arceli Ruiz Primo dan Ricard J. Shavelson dalam Jurnal Of Research In Science Teaching,1996) dan (John r, Mc Clure, Brian Sonak, Hi K. Suen dalam Jurnal Of Research In Science Teaching,1999) yang telah dimodifikasi dengan penjelasan sebagai berikut : Skoring peta konsep terbagi menjadi dua, yaitu skoring pada unsur penyusun peta konsep dan skoring pada konsep serta definisi konsep yang diambil dari materi bacaan.
a. Unsur Penyusun Peta Konsep : 1) Hirarki
a) Tepat.
Hirarki dianggap tepat apabila tingkatan konsep tersusun secara sistematis bergantung pada hirarki awal. Apabila hirarki awal menunjukkan tingkatan konsep dari konsep umum ke konsep khusus, maka hirarki selanjutnya harus berbentuk umum-khusus. Setiap hirarki tepat yang muncul diberi skor 2.
b) Kurang tepat
Hirarki dianggap kurang tepat apabila terdapat tingkatan konsep yang terbalik. Sebagai contoh hirarki awal berbentuk umum-khusus,
tetapi pada tingkatan berikutnya terdapat bentuk hirarki khusus-umum. Setiap hirarki kurang tepat yang muncul diberi skor 1.
c) Salah
Hirarki dianggap salah apabila dalam susunannya terdapat konsep yang seharusnya tidak berhubungan, namun tetap dihubungkan dan dimasukkan ke dalam hirarki. Setiap hirarki salah yang muncul diberi skor 0.
2) Konsep
a. Tepat
Konsep dianggap tepat apabila menggambarkan secara tepat suatu dasar pemikiran, gejala atau ciri-ciri suatu obyek pengetahuan. Pada umumnya konsep terdiri satu atau dua kata. Setiap konsep benar yang muncul diberi skor 1.
b. Salah
Konsep dianggap salah apabila dalam menggambarkan suatu dasar pemikiran suatu obyek dalam bentuk definisi atau dalam kalimat panjang. Setiap konsep salah yang muncul diberi skor 0.
3) Proposisi
Penilaian proposisi dipandang dari kedua unsurnya yaitu kata atau kalimat penghubung dan tanda panah peghubung antara konsep yang satu dengan yang lain.
a) Kata atau kalimat pengubung antar konsep
Kata penghubung yang tepat adalah kata-kata yang menghubungkan secara tepat antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Apabila kata penghubung tidak menggambarkan hubungan antar konsep dengan benar, maka proposisi dianggap tidak tepat.
b) Tanda panah penghubung konsep
Dalam peta konsep, hubungan antar konsep juga dihubungkan dengan anak panah. Arah anak panah menunjukkan ke mana tujuan suatu konsep terhubung dengan konsep yang lain. Apabila dalam peta konsep tidak terdapat tanda panah, maka proposisi dianggap kurang tepat.
Dengan demikian skoring untuk proposisi dijabarkan sebagai berikut :
Hirarki terhubung dengan tanda panah serta kata penghubung yang
tepat. Dianggap tepat dan diberi skor 2.
Hirarki terhubung dengan tanda panah namun kata penghubung yang
muncul tidak tepat. Dianggap kurang tepat dan diberi skor 1.
Hirarki terhubung tanpa tanda panah namun terhubung dengan kata
Hirarki tidak terhubung dengan tanda panah serta tidak adanya kata peghubung. Dianggap salah dan diberi skor 0.
4) Contoh
a) Tepat
Dianggap tepat apabila contoh yang disebutkan sesuai dengan materi. Contoh tepat yang muncul diberi skor 1.
b) Salah
Dianggap salah apabila contoh yang disebutkan tidak sesuai dengan materi. Contoh salah diberi skor 0.
b. Konsep-konsep beserta definisi dari materi bacaan.
1) Konsep lepas
Konsep lepas yang dimaksud di sini adalah konsep yang berhasil dipilih siswa dari bacaan materi namun belum disusun ke dalam bentuk peta konsep. Konsep lepas dianggap benar apabila tidak berbentuk kalimat panjang atau definisi.Setiap konsep benar yang muncul diberi skor 1.
2) Definisi konsep
Definisi konsep merupakan penjelasan secara mendalam atau mendetail mengenai konsep. Siswa dapat menggunakan kalimat sendiri untuk menjelaskan suatu konsep yang dia pilih dari bacaan materi. definisi dianggap benar apabila penjelasannya sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ada. Setiap definisi benar yang muncul diberi skor 1.
Tabel 7
Kriteria Skoring Penyusunan Peta Konsep
Unsur peta konsep Skor jawaban
Tepat Kurang tepat Salah Hirarki 2 1 0 Konsep 1 - 0 Proposisi 2 1 0 Contoh 1 - 0 I. ANALISA DATA
Untuk menyimpulkan apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman konsep, dihitung koefisien
korelasi yang dihitung dengan rumus product-moment dari Pearson yang
rumusnya: robs =
) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY NBila ternyata ada korelasi antara pemahaman siswa dengan kemampuan membuat peta konsep berarti siswa yang skor tes pemahamannya rendah, skor tes peta konsepnya juga rendah; yang skor tes pemahamannya tinggi, tes peta konsepnya tinggi. Dengan demikian peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman konsep.
Untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara skor pemahaman siswa dengan skor peta konsep yang disusun siswa dilakukan dengan pengujian hipotesis:
Ho : Tidak ada korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan menyusun peta konsep,
Hi : Ada korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan menyusun peta konsep,
pada taraf signifikasi 0,05 atau 5 % dengan ketentuan: Ho ditolak, Hi diterima, jika robs> rcrit
Ho diterima, Hi ditolak, jika robs< rcrit