• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Saran

Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengajukan beberapa saran dari berbagai permasalahan yang ditemui dalam penelitian ini, yaitu :

1. Dalam sistem penilaian skor peta konsep, ada baiknya menggunakan

kriteria penilaian standar sebagai acuan sampai dimana siswa bisa diklasifikasikan lulus tes pemahaman peta konsep. Standar acuan tersebut misalnya peta master. Peta master tersebut berisi susunan

konsep yang minimal harus ada dalam tes peta konsep yang dibuat siswa.

2. Apabila pendidik menggunakan peta konsep sebagai alternatif tes

pemahaman siswa, maka pelaksanaan tes dapat langsung dilaksanakan sesudah sesi pemberian materi (post test) atau dapat dijadikan tugas pekerjaan rumah. Pelaksanaan tes peta konsep sebagai post test dapat menghindari keseragaman peta yang di buat oleh siswa atau peserta didik.

91

Daftar Pustaka

Alonso, M & E.J. Fin 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asmin. 2004. Implementasi Berpikir Lateral Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah.

(http://berpikirlateral.com/...html)

Bismoko, J. 1998. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi II. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Coolican, Hugh. 1994. Research Method and Statistick in Psicology. London : Hodder and Thoughton.

Cronbach, C.H. 1949. Essential of Physhology Testing. New York : Harper & Brothers Publisher

Dahar ,Ratna Willis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Davis, J. 2001. Conceptual Change: Lerning, Theacing and Technology(online). (http:// www.exploration.coe.uga.edu/e book/ coceptual change. htm.diakses Depertemen pendidikan nasional, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Giancolli, D.C. 1997. Fisika. Jakarta : Erlangga

Holil, Anwar. 2008. Peta Konsep Anak Bangsa.

(http://pkab.wordpress.com/...html)

Kanginan, Marthen. 2004. Sains Fisika I A untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga

Kartika Budi, Fr. Y. 1987. “Konsep :Pembetukan dan penenemannya” Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.

Kartika Budi, Fr. Y. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kartika Budi, 1991, Konsep dan Definisi Dalam Fisika dan Implikasinya Dalam Proses Belajar Mengajar Fisika, Arena Almamater,VI, (21): 38-51.

Sucipto, S.Pd. 2008. Peta Konsep Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

(http://ciptobios.com/...html)

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

P.B, Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan. Riset Statistik Parametik. Yogyakarta : ANDI Offset.

Riyana, Cheppy. 2006. Hakikat Kualitas Pembelajaran. (cheppy@upi.edu)

Suparno, P. 2002. Statistika Dasar. Diktat untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno, Hadi. 1984. Metodologi Research Jilid II. Cetakan IV. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Thoha, M. Chabib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Tisher, Power dan Endean, 1972. Fundamental Issues In Science Education, John Wiley and Sons

Australia Pty Ltd: Sydney.

Watson,Bruce and Kopernicek. 1990. Theaching for Conceptual Change : Confroting Children’s Experience: Resource Center (online) .(http://www.exploratorium.edu/IFI/resour4ce/workshop/teaching for conceptual change.html

Widdiharto, Drs. Rachmadi. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Dalam

http://zainurie.wordpress.com/2007/11/17/model-model-pembelajaran-matematika /PDF.html

Wilantara,I Putu Eka. 2006. Implementasi Model Belajar Konstruktivis dalam Pembelajaran Fisika untuk Mengubah Miskonsepsi Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa.

Dalam http://www.damandari.or.id/detail.php?id=254

Van den Berg, Euwe., dkk. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen SatyaWacana

LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran : Fisika Nama :

Hari/tanggal : kelas/No :

PETUNJUK UMUM

1) Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan 2) Jawaban sebanyak 10 butir berbentuk esai, semua harus dikerjakan.

Dahulukan soal yang dianggap mudah

3) Setelah mengerjakan soal esai, kerjakan tes peta konsep. 4) Periksa kembali jawabanmu sebelum diserahkan.

I Tes Esai

1. Apakah yang dimaksud dengan besaran pokok dan besaran turunan? Jelaskan menurut pemahamanmu!

2. Sebutkan contoh besaran vektor dan skalar yang anda ketahui masing-masing dua dan

jelaskan alasan mengapa besaran tersebut Anda golongkan dalam besaran vektor atau skalar!

3. Berikut beberapa angka yang berhasil diperoleh Dani saat melakukan pengukuran benda-benda disekitarnya :

a. 0,021 m3 d. 0,0040 cm

b. 41,15 m e. 30,05 cm

c. 2,30 . 104 cm f. 700 cm

Tuliskan berapa banyak angka penting yang diperoleh Dani untuk masing-masing hasil pengukuran tersebut! (berdasarkan aturan penulisan angka penting).

4. Sebuah gelas ukur dalam laboratorium berisi larutan kimia.

Volume larutan tersebut terukur seperti gambar di samping. Adapun pengukuran dilakukan dengan posisi mata seperti pada gambar 1.1 (posisi A, B dan C)

Kedudukan Mata Terbaca (mL)

A 8,5

B 8

C 7,5

Dari hasil pengamatan tersebut, posisi manakah menurut pendapatmu yang paling baik dalam mengukur? Jelaskan alasanmu dengan kata-katamu sendiri!

Gb.1. Gelas Ukur C A

5. Tunjukkan kedudukan mikrometer sekrup pada gambar di bawah ini :

Gb.2-1. mikrometer sekrup Gb.2-2. Hasil

a. Skala utama (mm) b. Skala nonius (mm)

c. Tentukan hasil pengukuran (mm) dari gambar tersebut!

6. Tentukan dimensi dari besaran usaha! Jabarkan rumusnya agar memperoleh dimensi akhir! 7. Dua buah gaya 𝐹 1 dan 𝐹 2 masing-masing besarnya 10 N. Jika kedua gaya membentuk sudut

120°, Maka besarnya resultan gaya adalah...

8. Sebuah pesawat terbang menempuh jarak sejauh 210 km dalam arah garis lurus yang membentuk sudut 30° ke Timur dari arah Utara. Berapa jauh ke Utara dan berapa jauh ke Timur dari titik asal jarak yang ditempuh oleh pesawat itu?

9. Sebuah mobil bergerak ke Timur sejauh 30 km pada jalan datar. Sesampainya di persimpangan, mobil membelok ke Utara sejauh 30 km, kemudian berhenti. Tentukanlah arah dan pergeseran total mobil tersebut !

10. Diketahui dua buah gaya 𝐹 1dan 𝐹 2 seperti pada gambar. A

B

𝐹2

𝐹 1

Bila kedua vektor tersebut digambarkan sebagai berikut :

Maka tentukanlah vektor resultan dari kedua gaya serta hubungan atau persamaan dari vektor resultan tersebut!

𝐹 1

𝐹2

Tulislah dalam kertas jawabanmu kata-kata yang kamu anggap sebagai konsep. Definisikan konsep-konsep tersebut menurut pemahamanmu menggunakan kalimat sendiri.

PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN

Pengukuran memerlukan alat ukur yang diharapkan hasilnya dapat menunjukkan informasi tertentu. Hasil pengukuran biasanya berupa angka. Angka-angka hasil pengukuran tersebut ada angka pasti dan ada angka taksiran. Misalnya, pada pengukuran diperoleh 5,3 mm, angka 5 adalah angka pasti, sedangkan angka 3 adalah taksiran.

Besaran didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya dapat dinyatakan dengan bilangan atau angka. Untuk membedakan hasil pengukuran satu dengan lainnya digunakan satuan. Sistem yang digunakan diperlukan satuan pengukuran yang tidak berubah diseluruh dunia disebut “sistem internasional” atau SI.

Besaran terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan. Selain itu, besaran juga dikelompokkan menjadi besaran vektor dan skalar. Yang termasuk besaran pokok, yaitu : panjang, massa, waktu, kuat arus, suhu, intensitas cahaya dan jumlah zat. Besaran turunan adalah besaran yang diperoleh dari besaran pokok dengan jalan menurunkannya. Contoh besaran turunan, yaitu : luas, volume, tekanan dan usaha. Besaran Skalar adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja. Contoh : volume, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya. Besaran Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh besarnya atau nilai dan arah. Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya

VEKTOR

1. Notasi Vektor

Secara grafis vektor dapat dilukiskan sebagai sebuah anak panah. Panjang anak panah menunjukkan nilai atau besar vektor dan anak panah menunjukkan arah vektor.

Vektor F di tulis : F

atau F

Besar vektor F ditulis /F

/ atau F

2. Operasi terhadap vektor.

 Resul tan dua vekt or.

Untuk menentukan vektor resultan ( vektor pengganti ) 2 buah vektor dapat dilakukan dengan cara :

 = sudut antara A dan B /R / = /A/ /B/ / A/ / / cosB   2 2 2  arahnya : 1 2 sin / / sin / / sin / /      A B R

B. Cara segitiga vektor.

C. Dua vektor yang membentuk sudut 180o

/R / = /A / - /B / jika /A / > /B /

D. Penguraian sebuah vektor.

/vX // / cosv  /vY / / / sinv  / /v  /vX /2 /vY /2

. Cara analitis.

Masing-masing vektor diuraikan menjadi komponen-komponen vektor searah sumbu x dan sumbu y dari sistem koordinat Cartesius.

Vektor v x = v cos  v y = v sin  v1 v2 v3 1 2 3 v1 x = v cos 1 v2 x = v cos 2 v3 x = v cos 3 v1 y = v sin 1 v2 y = v sin 2 v3 y = v sin 3 v x = ... v y = ... Resultan /vR / = (vX)2  ( vY)2 Arah resultan : tg  =   v v Y X

pemahamanmu! Jawaban :

besaran pokok adalah besaran yang tidak dapat diturunkan atau besaran yang berdiri sendiri.

Besaran turunan adalah besaran yang telah diturunkan dari besaran pokok

2. Sebutkan contoh besaran vektor dan skalar yang anda ketahui masing-masing dua dan

jelaskan alasan mengapa besaran tersebut Anda golongkan dalam besaran vektor atau skalar!

Jawaban :

Contoh besaran vektor, yaitu : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.

Contoh besaran skalar, yaitu : massa, daya, volume dan sebagainya.

Besaran-besaran tersebut dikelompokkan ke dalam besaran skalar atau besaran vektor karena masing-masing besaran memiliki perbedaan mendasar.

Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah, sedangkan besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai atau besar saja.

3. Jawaban :

Hasil pengukuran Banyaknya angka penting

0,021 m3 2 41,15 m 4 2,30 . 104 cm 3 0,0040 cm 2 30,05 cm 4 700 cm 3

4. Dari hasil pengamatan tersebut, posisi manakah menurut pendapatmu yang paling

baik dalam mengukur? Jelaskan alasanmu dengan kata-katamu sendiri!

Jawaban :

Posisi yang paling baik dalam mengukur, yaitu pada posisi B. Posisi B dianggap paling baik karena kedudukan mata dan obyek saling tegak lurus. Posisi tersebut memiliki kesalahan pengukuran paling kecil (pengukuran paralaks).

5. Jawaban :

a) Skala utama (mm) ditunjukkan oleh A. b) Skala nonius (mm) ditunjukkanoleh B c) hasil pengukuran (mm) dari gambar, yaitu

6. Tentukan dimensi dari besaran usaha! Jabarkan rumusnya agar memperoleh dimensi akhir! Jawaban : F = m.a F = m. v/t 𝐹=𝑚𝑥 𝑠 𝑡 𝑡 𝐹=𝑚𝑥 𝑡𝑠2

7. Dua buah gaya 𝐹 1 dan 𝐹 2 masing-masing besarnya 10 N. Jika kedua gaya membentuk sudut 120°, Maka besarnya resultan gaya adalah...

Jawaban : /FR/ = / 1/2 / 2/2 2/ 1// 2/cos   F F F F = 102 102 2.10.10cos120 = 100100200

0.5

= 200100 = 100 = 10 arahnya FR =  120 sin 10 = 5 . 0 10 = 20

8. Sebuah pesawat terbang menempuh jarak sejauh 210 km dalam arah garis lurus yang membentuk sudut 30° ke Timur dari arah Utara. Berapa jauh ke Utara dan berapa jauh ke Timur dari titik asal jarak yang ditempuh oleh pesawat itu

Jawaban :

9. Sebuah mobil bergerak ke Timur sejauh 30 km pada jalan datar. Sesampainya di persimpangan, mobil membelok ke Utara sejauh 30 km, kemudian berhenti. Tentukanlah arah dan pergeseran total mobil tersebut !

Jawaban :

Resultan /vR / = (vX)2  ( vY)2

Kita anggap arah Timur sebagai sumbu x dan arah Utara sebagai sumbu y.

Maka jauh pesawat ke Timur dari titik asal yaitu : Rx = R cos 30°

Rx = 210000 meter x 1

2 3

Rx = 105000 3 meter atau

Dan jauh pesawat ke Utara dari titik asal, yaitu : Rx = R sin 30°

Rx = 210000 meter x 1

2

Rx = 105000 meter

Jadi, pesawat terbang tersebut melintas sejauh 105 km ke Utara dan ... meter ke Timur.

y R x α Ry Rx

VR = 302+ 302

VR = 900 + 900

VR = 1800

VR =30 2

Arah resultan VR yaitu tg  =   v v Y X tg  = 30 30 tg  = 1 ϴ = tg-11  = 45

Jadi, pergeseran total mobil tersebut yaitu 30 2 meter dan arahnya 45° 10.

Jawaban :

𝐹𝑅

Bila kedua vektor tersebut digambarkan sebagai berikut :

Maka tentukanlah vektor resultan dari kedua gaya serta hubungan atau persamaan dari vektor resultan tersebut!

𝐹 1 𝐹2 𝐹1 𝐹2 𝐹𝑅 = 𝐹 −1 𝐹 2

Hubungan dari kedua vektor gaya 𝐹 1 dan 𝐹 2

A. Pengertian Gerak

Dalam fisika suatu benda dikatakan bergerak terhadap benda lain apabila kedudukan benda tersebut senantiasa berubah terhadap benda lain yang dijadikan titik acuan.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari, yaitu saat kamu naik kendaraan. Ketika kamu melihat jendela, tampak bahwa seolah-olah pohon-pohon diluar mendekatimu. Sedangkan yang terjadi sebenarnya adalah bahwa kamu yang bergerak terhadap pohon-pohon itu. Dari contoh di atas, dapat dikatakan bahwa gerak bersifat relatif. Benda bergerak memiliki lintasan. Lintasan adalah tempat posisi titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak. Jika lintasannya berbentuk garis lurus, maka gerak benda disebut gerak lurus.

Bicara mengenai gerak benda, tentu kita akan menyinggung mengenai posisi benda. Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadp suatu acuan tertentu. Ketika benda bergerak, maka terjadi perubahan posisi atau kedudukan benda. Perubahan posisi benda dari kedudukan semula ke kedudukan terakhir dalam selang waktu tertentu disebut

perpindahan. Perpindahan posisi benda dapat kita ukur berapa jaraknya. Pengertian jarak itu sendiri adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu.

B. Kecepatan

Ukuran cepat atau lambatnya gerak suatu benda disebut kecepatan. Kecepatan merupakan hubungan antara jarak dan waktu.

dengan s = jarak (satuannya meter)

t = waktu (satuannya sekon)

v = kecepatan (satuannya meter/sekon)

C. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap.

Pada GLB berlaku : jarak = kecepatan x waktu s = v x t

D. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya berubah secara teratur.

Pada GLBB berlaku :

MAGNET

Magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi atau baja. Benda-benda yang dapat dibuat menjadi magnet disebut feromagnetik dan benda-benda yang tidak dapat dibuat menjadi magnet disebut diamagnetik. Gaya tarik menarik dapat menembus benda sampai ketebalan tertentu. Gaya tarik magnet tergantung pada kekuatan magnet. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub yang senama tolak-menolak, sedangkan kutub yang tak senama tarik menarik.

Magnet batang yang digantung secara seimbang dengan tali dan dibiarkan bebas berputar dapat digunakan sebagai kompas sederhana. Kekuatan gaya tarik magnet yang paling besar terletak pada kutub-kutubnya. Jangkauan tarikan magnet tergantung pada kekuatan magnet. Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang masih dipengaruhi gaya magnet.

Magnet terbagi atas magnet alam dan magnet buatan. Magnet buatan dapat dibuat dengan cara induksi, gosokan dan aliran listrik. Beberapa kegunaan magnet yang dapat kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada pengunci kotak pencil atau tas, kompas, obeng, dinamo dan pengunci lemari es.

Ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda disebut suhu.

Alat pengindera kita tidak dapat mengukur suhu secara tepat. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur derajat panas atau dinginnya suatu benda disebut termometer.

B. Termometer

Pengukuran suhu benda oleh termometer biasanya dinyatakan dengan angka. Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik suatu zat. Yang dimaksud dengan sifat termometrik adalah sifat-sifat benda yag dapat berubah akibat terjadinya perubahan suhu pada benda tersebut. Sifat-sifat termometrik suatu zat, antara lain : perubahan wujud, perubahan volume, perubahan daya hantar listrik, dan perubahan warna. Termometer yag biasa digunakan adalah thermometer yang terbuat dari tabung kaca berisi zat cair. Salah satu sifat termometrik dari zat cair adalah perubahan volume, yaitu memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Zat cair yang paling banyak digunakan untuk mengisi tabung termometer adalah alkohol dan raksa.

C. Kesetaraan Termometer

Termometer memiliki skala pengukuran. Skala pada termometer dibuat berdasarkan pada dua titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Titik tetap bawah ditentukan berdasarkan titik lebur es murni. Titik tetap atas ditentukan berdasarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer.

Terdapat 4 macam skala thermometer :

1. Skala celcius

Titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni yang ditandai dengan angka 0°C. Titik tetap atas berdasarkan titik didih air murni yang ditandai dengan angka 100°C. Kemudian dari rentang angka tersebut, dibagi ke dalam 100 bagian skala, dimana setiap bagian skala menunjukkan skala sebesar 1°C.

2. Skala Farenheit

Titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni yang ditandai dengan angka 32°F. Titik tetap atas berdasarkan titik didih air murni yang ditandai dengan angka 212°F. Kemudian dari rentang angka tersebut, dibagi ke dalam 100 bagian skala, dimana setiap bagian skala menunjukkan skala sebesar 1°F.

3. Skala Reamur

Titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni yang ditandai dengan angka 0°R. Titik tetap atas berdasarkan titik didih air murni yang ditandai dengan angka 80°R. Kemudian dari rentang angka tersebut, dibagi ke dalam 100 bagian skala, dimana setiap bagian skala menunjukkan skala sebesar 1°R.

Berbeda dengan skala yang lain, skala Kelvin dibuat berdasarkan batasan energi kinetik yang dimiliki oleh benda. Titik tetap bawah ditentukan berdasarkan gerak partikel yang bertambah lambat dan berhenti pada suhu -273°K. sehingga 0 K (bukan °K) setara dengan -273°C atau 0°C setara dengan 273 K. oleh karena setiap satu skala Kelvin sama dengan satu skala Celcius, maka titik tetap bawah skala Kelvin adalah 273 K dan titik tetap atasnya adalah 373 K.

A. Wujud Zat

Wujud zat pada umumnya dikelompokkan atas padat, cair dan gas. Adapun ketiga jenis zat tersebut juga memiliki volume dan bentuk yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristiknya, seperti pada tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Wujud, volume dan bentuk zat

Wujud zat Volume zat Bentuk zat

Padat Tetap Tetap

Cair Tetap Berubah-ubah

gas Berubah-ubah Berubah-ubah

B. Partikel zat

zat terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut partikel. Adapun sifat-sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut :

1. Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar.

2. Di antara partikel yang satu dengan partikel yang lain terdapat gaya tarik-menarik.

3. Di antara partikel yang satu dengan partikel yang lain terdapat ruang antar partikel

yang disebut pori-pori.

Keadaan partikel zat dari ketiga wujud zat tersebut berbeda-beda. keadaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2. Keadaan Partikel Zat

Keadaan partikel Padat Cair Gas

gerakan partikel tidak bebas agak bebas sangat bebas

letak partkel berdekatan agak renggang sangat berjauhan

gaya tarik-menarik sangat kuat kurang kuat sangat lemah

ruang antarpartikel kecil agak besar sangat besar

Yang perlu diingat adalah bahwa keadaan dan sifat partikel tersebut sangat menetukan wujud zat dan volume zat.

antarpartikel. Terdapat dua macam gaya tarik-menarik antarpartikel, yaitu kohesi dan adhesi.

Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Permukaan zat cair karena gaya tarik-menarik antar partikel terbagi menjadi :

1. Meniskus cembung dan meniskus cekung

Permukaan zat cair yang berbentuk cekung (melengkung ke atas) disebut meniskus cekung. Permukaan zat cair yang dalam tabung berbentuk cekung dan membasahi dinding karena gaya tarik-manarik antarpartikel zat cair lebih kecil daripada gaya tarik-menarik antara partikel zat cair tersebut dengan partikel kaca dinding tabung (kohesi lebih kecil daripada adhesi),

Contoh : permukaan air pada tabung atau gelas

Permukaan zat cair yang berbentuk cembung (melengkung ke bawah) disebut meniskus cembung. Permukaan zat cair yang dalam tabung berbentuk cembung dan tidak membasahi dinding karena gaya tarik-manarik antarpartikel zat cair lebih besarl daripada gaya tarik-menarik antara partikel zat cair tersebut dengan partikel kaca dinding tabung (kohesi lebih besar daripada adhesi)

2. Kapilaritas

Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler. Misalnya : kita dapat memasak menggunakan kompor minyak, karena minyak naik melalui sumbu kompor dan sumbu lampu

3. Tegangan permukaan

tegangan permukaan terjadi pada permukaan air, dimana seolah-olah terjadi lapisan tegang atau suatu selaput pada permukaan air. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan air terdapat gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat air (kohesi). Contoh : permukaan air saat dihinggapi serangga.

Kegiatan 1. Latihan membuat peta konsep Materi : Zat dan wujudnya

Kelas : VII Nama :

1. Identifikasi konsep-konsep dari bacaan menurut pengertianmu!

………

………

………

………

2. Definisikan konsep-konsep tersebut dengan menggunakan kata-katamu sendiri berdasarkan pemahamanmu! ………

………

………

………

3. Susunlah konsep-konsep tersebut ke dalam peta konsep!

Dokumen terkait