METODE PENELITIAN
3.6 Metode Analisis Instrumen Penelitian .1 Analisis Data Instrumen Penelitian
3.7.2.1 Analisis Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: (Arikunto, 2009:72)
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) + Keterangan:
: Koefisien antara dan : Banyaknya subjek yang diteliti ∑ : Jumlah skor tiap butir soal ∑ : Jumlah skor total
∑ : Jumlah kali skor tiap butir soal dengan skortotal ∑ : Jumlah kuadrat skor butir soal
∑ : Jumlah kuadrat skor total
Setelah didapat harga kemudian dibandingkan dengan yang taraf signifikan 5%. Jika , maka butir tersebut dikatan valid.
Koefisien korelasi selalu terdapat antara sampai . Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif
menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
- Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi - Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
- Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup - Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah - Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
(Arikunto, 2009: 75) Berdasarkan analisis hasil uji coba dengan dan taraf signifikan diperoleh . Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada 8 butir soal uraian yang telah diujicobakan, diperoleh hasil sebagai berikut: dari butir soal nomor 1 diperoleh ; dari butir soal nomor 2 diperoleh
; dari butir soal nomor 3 diperoleh ; dari butir soal
nomor 4 diperoleh ; dari butir soal nomor 5 diperoleh ;
dari butir soal nomor 6 diperoleh ; dari butir soal nomor 7 diperoleh ; dari butir soal nomor 8 diperoleh . Dari hasil tiap butir soal, diperoleh soal nomor 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dinyatakan valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
3.7.2.2 Analisis Reliabilitas Instrumen Tes
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas tes pada
penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut:(Arikunto, 2009:109) . / ( ∑ ) Keterangan: : Koefisien reliabilitas : Banyaknya butir soal
: Varians skor total
∑ : Jumlah varians skor butir soal
Dengan rumus varians ( ):
∑ (∑ )
Dari uji reliabilitas instrumen tes pemecahan masalah yang terdiri dari 8 butir soal uraian, diperoleh . Menggunakan rumus r product moment, sebagai berikut: ∑ (∑ )(∑ ) √* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) + (Arikunto, 2009: 72) Keterangan :
: Koefisien antara X dan Y : Banyaknya subjek yang diteliti ∑ : Jumlah skor tiap butir soal ∑ : Jumlah skor total
∑ : Jumlah kali skor tiap butir soal dengan skor total ∑ : Jumlah kuadrat skor butir soal
∑ : Jumlah kuadrat skor total
Berdasarkan tabel r product moment, dengan dan taraf signifikan 5%, diperoleh . Diperoleh bahwa , ini berarti bahwa
instrumen tes pemecahan masalah tersebut reliabel. Perhitungan analisis reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Lampiran 15.
3.7.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu. Tingkat kesukaran dinyatakan dengan indeks yaitu antara 0,00 sampai 1,00. Semakin besar indeks kesukaran maka soal semakin mudah. (Arifin, 2013: 134-135)
Tingkat kesukaran dilambangkan dengan , yaitu dengan rumus sebagai berikut : Dimana
Selanjutnya, hasil perhitungan taraf kesukaran pada tiap butir soal dibandingkan dengan kriteria taraf kesukaran sesuai tabel 3.5
Tabel 3.5 Kriteria Taraf kesukaran
Taraf Kesukaran Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran pada 8 butir soal uraian yang telah diujicobakan, diperoleh butir soal dengan tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Butir soal dengan kriteria mudah ada 3 butir soal, yaitu butir soal nomor 1, 2, dan 3. Sedangkan butir soal dengan kriteria sedang ada 3 butir soal, yaitu butir soal nomor 5, 6, dan 8. Sisanya adalah butir soal dengan kriteria
sukar yaitu butir soal nomor 4 dan 7. Perhitungan analisis tingkat kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 17.
3.7.2.4 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda soal untuk tes yang berbentuk uraian menggunakan rumus sebagai berikut : (Arifin, 2013: 133)
Menurut Arifin (2013: 133), untuk menguji daya pembeda (DP) butir soal dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menghitung jumlah skor tiap siswa.
2. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil. 3. Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah siswa banyak
(di atas 30) dapat ditetapkan 27%.
4. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas maupun kelompok bawah).
5. Menghitung daya pembeda butir soal dengan rumus:
̅ ̅ Keterangan :
: Daya Pembeda
̅ : Rata-rata nilai kelompok atas ̅ : Rata-rata nilai kelompok bawah : Skor maksimum
6. Membandingkan daya pembeda butir soal dengan kriteria seperti dalam Tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
DP Sangat Baik
Baik
Cukup, Soal perlu diperbaiki DP Kurang baik soal harus dibuang
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda dari 8 butir soal uraian yang telah diujicobakan, diperoleh butir soal dengan kriteria daya pembeda kurang baik, baik, dan sangat baik. Butir soal dengan kriteria kurang baik ada 4 butir, yaitu butir soal nomor 1, 2, 4, dan 7. Butir soal dengan kriteria cukup ada 2 yaitu butir soal nomor 3 dan 5. Sisanya adalah butir soal dengan kriteria baik, yakni butir soal nomor 6 dan 8. Adapun analisis daya pembeda butir soal tes uji coba dapat dilihat pada Lampiran 16.
3.6.2 Analisis Instrumen Skala Percaya Diri
Hasil skala sikap mengenai percaya diri siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dianalisis dengan langkah sebagai berikut.
1) Masing-masing butir skala sikap dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati.
2) Kemudian dihitung jumlah skor tiap butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati.
3) Dari jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek selanjutnya dihitung nilai percaya diri siswa.
4) Dari jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek selanjutnya dihitung nilai percaya diri siswa sebagai berikut.
Presentase Percaya diri (k) =
5) Nilai percaya diri siswa diperoleh selanjutnya dengan dikualifikasikan dengan ketentuan pada tabel 3.7