• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4. Metode Analisis

Dengan menggunakan aplikasi komputer program excel 2000, dilakukan analisis terhadap hipotesis 1 berdasarkan 3 alat analisis sekaligus yaitu dengan Kriteria Bank Dunia, Kurva Lorenz, dan Gini Rasio dengan ketentuan masing-masing sebagai berikut (Tabel 3.2):

1. Kriteria Bank Dunia

Dengan Kriteria Bank Dunia, seluruh pendapatan rumah tangga dibagi ke dalam tiga kelompok yakni : i. Tingkat ketimpangan tinggi, apabila 40 % penduduk kelompok bawah menerima lebih kecil dari 12 % jumlah pendapatan total ; ii. Tingkat ketimpangan sedang, apabila 40 % penduduk kelompok bawah menerima antara 12 % – 17 % jumlah pendapatan total ; dan Tingkat ketimpangan rendah, apabila 40 % penduduk dalam kelompok bawah menerima 17 % atau lebih dari jumlah pendapatan total.

2. Kurva Lorenz dan Gini Rasio

Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase penerimaan pendapatan dan persentase total pendapatan yang benar-benar diperoleh selama kurun waktu tertentu misalnya satu tahun (Todaro dan Smith, 2004). Kurva terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk/penerima pendapatan. Kurva Lorenz didasarkan atas perhitungan decile pendapatan yang menjadi 10 bagian yang sama, masing-masing 10 persen pertama, 10 persen kedua, dan seterusnya hingga 10 persen kesepuluh. Kurva nya sendiri ditempatkan pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan yang semakin merata. Sebaliknya, jika kurva lorenz semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung), maka akan mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi pendapatan semakin timpang atau tidak

merata. Sisi lain dari Kurva Lorenz adalah dapat menghitung Gini Rasio yaitu suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga angka 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan. Semakin kecil atau semakin mendekati nol pertanda semakin baik atau semakin merata distribusinya. Di lain pihak, apabila koefisiennya semakin besar atau semakin mendekati satu, mengisyaratkan distribusi semakin timpang atau senjang. Secara visual angka Gini Rasio dapat ditaksir langsung dari Kurva Lorenz, yaitu perbandingan luas area yang terletak antara Kurva Lorenz dengan diagonal terhadap luas area segi tiga OBC. Semakin melengkung Kurva Lorenz akan semakin luas area yang dibagi, Gini Rasionya semakin besar, mengisyaratkan distribusi pendapatan yang semakin timpang. Gini Rasio berkisar antara 0 dan 1, 0 (Nol) berarti kemerataan mutlak dan 1 (satu) berarti ketimpangan mutlak. Menurut Oshima dalam Harahap (1998), Keadaan pembagian pendapatan dikatakan Ketimpangan rendah jika nilai Gini Rasionya antara 0,20 – 0,35 dan disebut ketimpangan sedang jika nilai Gini Rasionya antara 0,36 – 0,50 serta disebut ketimpangan tinggi jika nilai Gini Rasionya diatas 0,50.

Tabel 3.2 Kategori Ketimpangan menurut Kriteria Bank Dunia dan Gini Rasio No. Kategori

Ketimpangan

Bank Dunia (40 % Rumah Tangga Kelompok Bawah Menikmati Pendapatan Total Wilayah nya) Gini Rasio 1. Rendah > 17 0,20 – 0,35 2. Sedang 12 - 17 0,36 – 0,50 3. Tinggi < 12 > 0,50 Sumber : Sukirno (1985)

Kriteria uji yang diberlakukan untuk hipotesis 1 adalah menerima hipotesis, apabila salah satu kelompok wilayah atau masing-masing kelompok wilayah mempunyai kategori ketimpangan pendapatan rumah tangga yang berbeda dengan lainnya untuk ketiga alat analisis tersebut, sebaliknya menolak hipotesis.

C 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % Kumulatip Pendapatan II % Kumulatip Penduduk B Gambar 3.2 Kurva Lorenz (Todaro dan Smith , 2004)

Gini Rasio juga dapat dihitung secara matematis dengan rumus :

k { [ Pi – P(i - 1) ] [ Qi + Q (i - 1) ] }

i

GR = 1 - __________________________________ 10.000

Dimana : Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas i k = Banyaknya kelas

Pi = Persentase kumulatif rumah tangga pada kelas pendapatan ke i.

Untuk hipotesis ke 2 digunakan alat analisis yang sama dengan hipotesis ke 1 dengan kriteria uji menerima hipotesis, apabila ketimpangan pendapatan rumah tangga Kabupaten Deli Serdang tergolong kategori sedang atau tinggi untuk ketiga alat analisis tersebut, sebaliknya menolak hipotesis.

Pada hipotesis ke 3, untuk mengetahui faktor-faktor sosial apa yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga pada wilayah yang mempunyai ketimpangan pendapatan rumah tangga yang tergolong kategori sedang atau tinggi (distribusi pendapatan yang relatif tidak merata), digunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel jumlah tanggungan rumah tangga, lama pendidikan kepala rumah tangga, dan umur kepala rumah tangga sebagai variabel yang mempengaruhi dan digambarkan dalam bentuk fungsi :

Y = f ( T, P, U )

Kemudian fungsi tersebut di atas di analisis menggunakan model persamaaan regresi linear berganda yaitu :

Y = a + b T + c P + d U + e Dimana :

Y = Pengeluaran (Rp)

T = Tanggungan Rumah Tangga (jiwa)

P = Pendidikan Kepala Rumah Tangga (tahun) U = Umur Kepala Rumah Tangga (tahun)

E = Gallat (term error) a = Intercep

b,c,d = Koefisien Regresi.

Dari model tersebut akan dapat dilihat seberapa besar pengeluaran rumah tangga di pengaruhi oleh jumlah tanggungan rumah tangga, lama pendidikan kepala rumah tangga, dan umur kepala rumah tangga. Kemudian dilakukan pengujian secara serempak dengan menggunakan alat uji F dan pengujian secara parsial untuk masing-masing variabel yang mempengaruhi tersebut dengan menggunakan alat uji t melalui Program SPSS Versi 14.0. Pengujian kesignifikanan total, untuk mengetahui pengaruh variabel secara serempak dapat digunakan uji F sebagai berikut :

Hipotesis Ho : Pengeluaran rumah tangga tidak signifikan di pengaruhi oleh jumlah tanggungan (T), lama pendidikan kepala rumah tangga (P) dan umur kepala rumah tangga (U) secara serempak.

H1 : Pengeluaran rumah tangga signifikan di pengaruhi jumlah tanggungan (T), lama pendidikan kepala rumah tangga (P), dan umur kepala rumah tangga (U) secara serempak.

Apabila : F hitung < F tabel, Ho diterima dan H1 ditolak sebaliknya jika F hitung > F tabel, Ho ditolak dan H1 diterima.

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara parsial di uji dengan menggunakan uji t sebagai berikut :

Hipotesis Ho : Pengeluaran rumah tangga tidak signifikan di pengaruhi oleh jumlah tanggungan rumah tangga (T) atau lama pendidikan

kepala rumah tangga (P) atau umur kepala rumah tangga (U) secara parsial.

H1 : Pengeluaran rumah tangga signifikan di pengaruhi oleh jumlah tanggungan rumah tangga (T) atau lama pendidikan kepala rumah tangga (P) atau umur kepala rumah tangga (U) secara parsial.

Apabila : t hitung < t tabel, Ho diterima dan H1 ditolak sebaliknya jika t hitung > t tabel, Ho ditolak dan H1 diterima.

Pada bagian akhir analisis hipotesis ke 5 akan dilakukan pengujian asumsi regresi seperti mendeteksi adanya Heteroskedastisitas, adanya autokorelasi, dan adanya gejala multikolinearitas terhadap model regresi yang diperoleh.

Dokumen terkait