• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.4. Metode Analisis Data

Data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis risiko. Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber risiko produksi budidaya jamur tiram putih adalah data kualitatif hasil wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Untuk mengetahui seberapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi budidaya jamur tiram putih digunakan data kuantitatif yang berasal dari data produksi dan laporan keuangan, data tersebut kemudian diolah menggunakan metode analisis risiko. Dalam menganalisis alternatif strategi mengatasi risiko digunakan analisis deskriptif menggunakan data kualitatif.

24

4.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu sel kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan analisis deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi sumber risiko produksi dalam usaha budidaya jamur tiram putih di Kumbung Bapak Ramadin.

4.4.2. Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko

Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko yang akan terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau Z-score. Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus (desimal). Pada penelitian ini yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan produksi budidaya jamur tiram putih. Data yang digunakan dalam menghitung kemungkinan terjadinya sumber risiko adalah data kegagalan baglog dalam 6 siklus produksi. Menurut Kountur (2006), langkah yang dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya pada usaha budidaya jamur tiram putih adalah :

1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko :

Dimana:

X = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko

Xi = Nilai per siklus (5 bulan) dari kejadian berisiko n = Jumlah data (6 siklus)

25 2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko

Dimana:

S = Standar deviasi dari kejadian berisiko

Xi = Nilai per siklus (5 bulan) dari kejadian berisiko X = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko

n = Jumlah data (6 siklus)

3. Menghitung Z-score

Dimana:

Z = Nilai Z-score dari kejadian berisiko

Xi = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal (ditentukan oleh pemilik usaha)

X = Nilai rata-rata kejadian berisiko

S = Standar deviasi dari kejadian berisiko

Jika hasil Z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai Z-score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi normal Z.

4. Nilai probabilitas terjadinya risiko produksi

Setelah nilai Z-score dari produksi jamur tiram putih diketahui, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari tabel distribusi Z (normal) sehingga diketahui persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi jamur tiram mendatangkan kerugian.

4.4.3. Analisis Dampak Risiko

Metode yang sering digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at Risk). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu.

26 Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi jamur tiram putih pada kumbung jamur milik Bapak Ramadin. Data yang digunakan dalam menganalisis kerugian yang ditimbulkan adalah data penerimaan atau penjualan hasil panen jamur tiram putih dalam enam siklus produksi yang diterima oleh Bapak Ramadin. Harga jual jamur tiram putih terendah yang pernah diterima yaitu Rp. 8.000 dan harga jual tertinggi yaitu Rp. 8.500. Data harga jual yang digunakan dalam perhitungan dampak sumber risiko yaitu harga rata – rata sebesar Rp. 8.250. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber-sumber risiko. Menurut Kountur (2006), VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko X = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko

Z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen

S = Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko n = Banyaknya kejadian berisiko (6 siklus)

4.4.4. Pemetaan Risiko

Menurut Kountur (2006), sebelum melakukan penanganan pada risiko, hal yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini :

27 Gambar 4. Peta Risiko

Sumber: Kountur (2008)

Sebelum melakukan pemetaan risiko, terlebih dahulu dianalisis status risiko untuk mengetahui prioritas sumber risiko yang harus ditangani terlebih dahulu. Status risiko diperoleh dari hasil perkalian probabilitas dan dampak. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan kecil. Demikian juga dampak risiko dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak besar dan dampak kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecilnya terjadinya risiko ditentukan oleh manajemen, namun pada umumnya risiko-risiko yang probabilitas terjadinya 20 persen atau lebih besar dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan di bawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur, 2008).

4.4.5. Penanganan Risiko

Berdasarkan hasil pemetaan risiko pada peta risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk menangani risiko, yaitu :

1. Penghindaran Risiko (Preventif)

Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan bergeser ke kuadran 3 dan risiko yang berada pada kuadran 2 akan bergeser kekuadran 4 (Kountur, 2008). Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 5.

Probabilitas (%) Besar Kecil Dampak (Rp) Besar Kecil Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4

28

Gambar 5

.

Preventif Risiko

Sumber: Kountur (2008)

2. Mitigasi Risiko

Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi menangani risiko sehingga risiko yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang berada pada kuadran 4 akan bergeser ke kuadran 3. Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan dan pengalihan risiko (Kountur,2008). Mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Mitigasi Risiko Sumber: Kountur (2008) Probabilitas (%) Besar Kecil Dampak (Rp) Besar Kecil Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 Probabilitas (%) Besar Kecil Dampak (Rp) Besar Kecil Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4

29

V. GAMBARAN UMUM USAHA

Dokumen terkait