METODE PENELITIAN
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian di Wana Wisata Kawah Putih adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini merupakan gambaran bagaimana data diberlakukan dan diolah sehingga memberikan hasil sesuai dengan teknik analisis yang digunakan serta berusaha menggambarkan sistem kemitraan khususnya kemitraan usaha wisata dengan lebih baik. Analisis data itu sendiri merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penilaian terhadap kemitraan usaha wisata dapat dilihat dari aspek pengelolaan kemitraan usaha wisatanya, antara lain:
a. Mitra usaha yang terlibat dan perannya
Menginventarisasi para mitra yang terlibat dalam kegiatan kemitraan usaha wisata dan mendeskripsikan karakteristik masing-masing pihak serta perannya dalam kemitraan usaha wisata.
b. Proses dan aturan kemitraan
Mendeskripsikan proses terjadinya kemitraan usaha wisata antara pengelola dengan para pihak dan aturan-aturan yang harus disepakati oleh masing- masing mitra. Aspek ini dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip kemitraan menurut LATIN (1999). Prinsip tersebut tercakup dalam 14 tahapan yang mengarah pada proses terbentuknya suatu kemitraan antara pihak yang terlibat dan aturan yang dapat disepakati bersama dalam kemitraan tersebut. c. Hak dan kewajiban serta permasalahan dalam kegiatan
Mendeskripsikan hak dan kewajiban antara para mitra yang terlibat dan pengelola dan kesesuaiannya dengan kegiatan wisata di lokasi serta permasalahan yang muncul dalam kegiatan kemitraan usaha wisata. Aspek ini dianalisis berdasarkan syarat yang harus dipenuhi untuk mengarah pada integrasi vertikal agar kemitraan usaha dapat mencapai sasarannya menurut Anonim (1996).
d. Manfaat kemitraan usaha wisata
Mendeskripsikan manfaat yang diperoleh dari kegiatan kemitraan usaha wisata oleh masing-masing mitra dan pengelola. Manfaat ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan ekologi. Manfaat kemitraan usaha wisata dianalisis
berdasarkan bentuk dan pola kemitraan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak menurut Darmono et al (2004).
e. Persepsi pengunjung
Mendeskripsikan persepsi pengunjung terhadap kegiatan kemitraan usaha wisata dengan pengelolaan serta pengembangan obyek wisata yang ada.
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Kawasan
Kawah Putih adalah sebuah kaldea yang berasal dari Gunung Patuha. Kawah tersebut terbentuk akibat letusan pada abad ke X dan XII. Nama Patuha sendiri berasal dari kata “PATUA”. Oleh sebab itu, masyarakat setempat sering
kali menyebutnya dengan nama “SEPUH” (sepuh artinya tua). Lebih dari seabad
yang lalu, puncak Gunung Patuha oleh masyarakat setempat dianggap angker sehingga tak seorang pun berani menginjaknya. Keberadaan dan keindahannya pada saat itu tidak diketahui oleh orang. Atas dasar beberapa keterangan, Gunung Patuha pernah meletus pada abad X sehingga menyebabkan adanya kawah (crater) yang mengering di sebelah puncak bagian barat kemudian pada abad XII kawah di sebelah kirinya meletus pula, yang kemudian membentuk danau yang indah.
Misteri Kawah Putih dengan segala keindahannya baru terungkap pada tahun 1837 oleh orang Belanda keturunan Jerman yang bernama Dr. Franz Wilhemn Junghuhn (1809-1864). Ketika sampai di kawasan tersebut, Junghuhn merasakan suasana yang sangat sunyi dan sepi, tidak ada seekor binatang pun yang melintasi daerah itu. Ia kemudian menanyakan masalah ini kepada masyarakat setempat, dan menurut masyarakat kawasan Gunung Patuha sangat angker karena merupakan tempat bersemayamnya arwah para leluhur serta merupakan pusat kerajaan bangsa jin. Bila ada burung yang lancang berani terbang di atas kawasan tersebut, akan jatuh dan mati. Meskipun demikian, orang Belanda yang satu ini tidak bergitu percaya akan ucapan masyarakat. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya menembus hutan belantara di gunung itu untuk membuktikan kejadian apa yang sebenarnya terjadi di kawasan tersebut. Namun sebelum sampai di puncak gunung, Junghuhn tertegun menyaksikan pesona alam yang begitu indah di hadapannya, dimana terhampar sebuah danau yang cukup luas dengan air berwarna putih kehijauan. Dari dalam danau itu keluar semburan lava serta bau belerang yang menusuk hidung sehingga terjawab mengapa burung- burung tidak mau terbang melintasi kawasan tersebut. Kemudian berdirilah pabrik belerang Kawah Putih dengan sebutan di jaman Belanda Zwavel Ontgining
Kawah Putih. Di jaman Jepang, usaha pabrik ini dilanjutkan dengan menggunakan sebutan Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey dan langsung berada di bawah pengawasan militer.
Cerita dan misteri tentang Kawah Putih terus berkembang dari satu generasi masyarakat ke generasi masyarakat berikutnya. Hingga kini mereka masih percaya bahwa Kawah Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur. Bahkan menurut Kuncen Abah Karna yang bertempat tinggal di Kampung Pasir Hoe, Desa Sugih Mukti ; di Kawah Putih terdapt makam para leluhur, di antaranya : Eyang Jaga Satru, eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Di tempat tersebut, masyarakat sesekali melihat (secara gaib) sekumpulan domba berbulu putih (Domba Lukutan) yang dipercaya sebagai penjelmaan dari para leluhur.
Pada tahun 1992 Wana Wisata Kawah Putih ini diresmikan oleh Kepala KPH Bandung Selatan. Keberadaan Kawah Putih sejak diresmikan hingga sekarang tetap bertahan karena keunikan dan pemandangan alamnya yang begitu indah.
Gambar 2 Pemandangan alam di WWKP Ciwidey. 4.2 Letak dan Luas
Wana Wisata Kawah Putih terletak di wilayah administratif Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan merupakan kawasan wisata Bandung Selatan. Secara geografis terletak padaa 107º 24’ 48” BT - 107º 26’ 24”
BT dan 07º 07’ 12” LS - 07º 10’ 48” LS. Sedangkan secara administrasi
Mandiri Agroforestry, Ekowisata dan Jasa Lingkungan (KBM AEJ) Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.
Kawasan Wana Wisata Kawah Putih secara keseluruhan memiliki luas wilayah sebesar 1.087 Ha dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lebakmuncang dan G. Tikukur  Sebelah barat berbatasan dengan Desa Patenggang
 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Alam Endah
 Sebelah selatan berbatasan dengan Pasir Batulawang dan Kecamatan Pasir Jambu.
sumber: http://members.tripod.com/~wie_2/peta-kab-bdg.htm
Gambar 3 Peta lokasi WWKP Ciwidey. 4.3 Topografi dan Iklim
Wana Wisata Kawah Putih merupakan tempat wisata dengan udara yang sejuk dan memiliki tekanan udara rendah, kelembaban 90%, suhu udara berkisar antara 8-18 oC dengan curah hujan tahunan mencapai 253 mm/tahun. Pada umumnya kondisi topografi kawasan Wana Wisata Kawah Putih adalah kombinasi daratan lantai berbukit dan curam dengan ketinggian 1500-2380 mdpl.
4.4 Flora dan Fauna
Wana Wisata Kawah Putih memiliki dua tipe vegetasi, yaitu vegetasi hutan alam dan hutan tanaman. Hutan alam didominasi oleh jenis-jenis pohon seperti pasang (Quersus sundaica), puspa (Schima walichii), dan Ki hujan (Engelhardia spicata), sedangkan tumbuhan bawah yang terdapat di tipe vegetasi ini antara lain edelweis, lemoko, kantong semar (Nephentes sp), Kirinyuh (Eupatorium palescens), seseureuhan (Piper aduncum), kulum (Swietenia ovate), harendong (Melastomum sp), takokak (Solanum torvum), cangkuang (Pandanus sp) dan tanaman cantigi (Vaccinium varingifolium). Hutan tanaman pada umumnya ditanami dengan jenis pinus (Pinus merkusii) dan kayu putih (Eucalyptus sp). Keadaan flora yang berada di kawasan Wana Wisata Kawah Putih semakin memperindah pemandangan alam WWKP.
Jenis-jenis satwa yang dilindungi undang-undang yang hidup di hutan wisata kawah putih di antaranya adalah surili (Presbytis comata), macan tutul (Phantera pardus) dan jelarang (Ratufa bicolor) sedangkan jenis primata dan mamalia lainnya adalah lutung (Presbytis cristata), babi hutan (Sus vitatus), kijang (Muntiacus muntjak) dan ajag (Cuon javanica). Berbagai jenis burung yang terdapat di kawasan ini antara lain ayam hutan (Gallus gallus), sepah gunung (Pericrocotus miniatus) dan puyuh gonggong (Arborophila javanica). Selain itu terdapat juga jenis burung yang dilindungi, di antaranya elang hitam (Ictinaetus malayensis), elang ruyuk (Spilornis cheela), cerecet (Psaltria exilis), alap-alap (Falco pregenus), kipasan merah (Rhipidura phoenicurai), burung madu gunung (Aethopyga mystacalis), burung madu kuning (Nectarina jugularis), puyuh gonggong (Arborophila javanica), burung kuda (Garullax rufifrons) dan opior- opior (Lophozosterops javanicus).
4.5 Fasilitas dan Potensi
Wana Wisata Kawah Putih (WWKP) terletak di Desa Alam Endah, Kecamtan Pasir Jambu, Kabupaten bandung. Pada depan lokasi Wana wisata ini terdapat plang lokasi yang besar. WWKP beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00
sampai pukul 18.00 WIB. Hari yang biasanya ramai pengunjung di WWKP ini adalah hari Sabtu dan Minggu.
Adapun fasilitas yang terdapat di sekitar gerbang utama WWKP antara lain sirkulasi kendaraan internal, sirkulasi pejalan kaki, tracking hutan alam, lahan parkir, Galery Sundanese Cafe, kios warung area parkir bawah, bangunan loket angkutan, mushola, area plaza, shelter ontang-anting, kendaraan ontang-anting,
souvenir shop, tempat samapah, loket masuk kawasan, toilet, shelter pengunjung area plaza, gerbang masuk, dan jalur alternatif antri masuk motor. Sedangkan fasilitas di sekitar lokasi kawah antara lain lahan parkir, mushola, tempat sampah, toilet, shelter pengunjung, tugu sejarah Kawah Putih/landmark, shelter ontang- anting, pusat informasi dan sirkulasi pejalan kaki menuju kawah.
Perjalanan dari gerbang utama pengunjung sudah dapat menikmati pemandangan hutan alam yang asri dan sejuk. Di sepanjang jalan terdapat pula shelter-shelter tempat istirahat bagi pengunjung. Setelah menempuh perjalanan selama 5,5 km, pengunjung dapat memarkirkan kendaraan di lapangan parkir yang telah disediakan. Pengunjung harus berjalan kaki sejauh ± 150 meter untuk mencapai lokasi kawah dengan kondisi jalan menanjak dan menurun melalui jalan berupa tangga. Jalan tangga atau trap yang menghubungkan lapangan parkir menuju lokasi danau selebar dua meter telah dibangun dengan tembok dan dipagari sehingga pengunjung dapat berjalan santai dengan leluasa.
Wana Wisata Kawah Putih mempunyai obyek wisata utama berupa kawah yang di tengahnya terdapat danau berwarna putih kehijau-hijauan. Pemandangan alam di sekitar kawah yang cukup indah dengan air danau berwarna putih kehijauan dan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Di sebelah utara danau berdiri tegak tebing batu kapur berwarna kelabu yang ditumbuhi lumut dan berbagai tumbuhan lainnya. Pengunjung WWKP dapat menyentuh air danau karena air tersebut tidak panas dan berbau belerang. Bahkan masyarakat lokal sekitar wana wisata terkadang mengambil ampas dari air danau karena dipercaya dapat mengobati penyakit kulit. Di tengah danau air belerang mengeluarkan gas seperti air mendidih dan keadaan ini sangat berbahaya bagi pengunjung. Karena belum ada penelitian pengukuran kedalaman danau ini maka kedalamannya hingga saat ini belum dapat diketahui.
Kegiatan rekreasi dan wisata yang dapat dilakukan di WWKP di antaranya memotret atau membuat film, berjalan di sekitar danau atau duduk menikmati keindahan alam dengan lingkungan yang masih alami, jungle tracking, bermain motor All Terrain Vehicle (ATV). WWKP menerapkan aturan bagi pengunjung, aturan tersebut antara lain :
1. Pengunjung diwajibkan membeli tiket masuk 2. Tidak merusak fasilitas yang ada
3. Tidak merusak tanaman yang ada
4. Tidak membuat perapian di jalan, lapangan parkir, paping blok, dan shelter
5. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum
6. Tidak melakukan corat-coret (vandalisme) pada fasilitas yang ada 7. Tidak membuang sampah sembarangan
8. Menjaga hubungan harmonis dengan petugas dan sesama pengunjung. 4.6 Aksesibilitas
Kawasan WWKP ini terletak sekitar 47 km di selatan Bandung. Dari Bandung, jalur yang bisa ditempuh yaitu melalui Buah Batu kemudian ke Banjaran lalu menuju Soreang dan Ciwidey. Dari Bandung dapat juga melalui Kopo menuju Soreang kemudian ke Ciwidey. Dari Ciwidey terdapat angkutan umum berwarna kuning yang langsung menuju WWKP. Jalanan dari Ciwidey menuju WWKP cukup berat karena terus menanjak dan berkelok-kelok. Kecelakaan dapat terjadi apabila pengemudi tidak berhati-hati. Bus dapat langsung mencapai lokasi wana wisata. Kendaraan umum seperti bus dan mini bus cukup banyak yang melintas karena jalan raya tersebut menghubungkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Inventarisasi Mitra Usaha di Wana Wisata Kawah Putih Ciwidey
Mitra usaha yang terlibat dalam kegiatan kemitraan usaha wisata di Wana Wisata Kawah Putih (WWKP) Ciwidey tergabung dalam kelompok masyarakat yang disebut dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan Wisata (LMDH Wisata). Kelompok masyarakat ini terbentuk pada 23 Juli 2010. LMDH Wisata ini terbentuk untuk mengkoordinir masyarakat desa yang sudah terlibat dalam kegiatan wisata. Selain itu juga berfungsi untuk mewadahi kelompok-kelompok wisata yang terlibat dalam kegiatan kemitraan usaha wisata di WWKP Ciwidey.
LMDH Wisata di WWKP Ciwidey terdiri lima kelompok usaha, yaitu jasa angkutan wisata ontang-anting, pedagang stroberi dan aksesoris, warung makanan, jasa pengelolaan perpakiran dan MCK, dan jasa foto keliling. Kelompok usaha pengelolaan perpakiran dan MCK disebut sebagai mitra kerja sedangkan empat kelompok wisata lainnya disebut sebagai mitra usaha. Masing- masing kelompok wisata memiliki koordinator yang merupakan orang yang ditunjuk dan dipercaya oleh kelompok tersebut. Kelompok usaha warung makanan yang terdaftar sebagai anggota terdapat sekitar 60 unit warung, kelompok usaha ontang-anting sekitar 45 unit, kelompok usaha pedagang stoberi dan aksesoris 30 unit dan yang tergabung ke dalam kelompok usaha jasa foto keliling berhumlah 13 orang. Mitra usaha yang tergabung dalam LMDH Wisata ini berjumlah sekitar 145 orang, sedangkan untuk jumlah mitra kerja sekitar 25 orang.
Masyarakat yang tergabung sebagai anggota LMDH Wisata sebagian besar berasal dari Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani. Tetapi sebagian besar merupakan buruh tani bukan sebagai pemilik lahan. Dan sisanya bekerja pada bidang usaha lainnya (KBM AEJ Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten 2009).
5.1.1 Jenis kegiatan, besaran sharing, aturan serta larangan masing-masing kelompok wisata
5.1.1.1Kelompok usaha jasa angkutan wisata ontang-anting
a. Setiap pengemudi dan kendaraan ontang-anting adalah sesuai nama-nama yang tercantum dan terdaftar anggota yang dibuat oleh pihak kedua;
b. Dengan menggunakan kendaraan khusus angkutan wisata akan melaksanakan pengantaran terhadap pengunjung resmi (yang mempunyai tiket masuk dan tiket ontang-anting) dari lokasi parkir bawah untuk menuju parkir atas (lokasi parkir kawah) dan sebaliknya;
c. Besaran/harga tiket ontang-anting adalah ditentukan oleh pihak kesatu; d. Jumlah maksimal penumpang yang diangkut oleh setiap kendaraan
ontang-anting baik dari lokasi parkir bawah untuk menuju lokasi parkir atas maupun sebaliknya adalah sebanyak 13 (tiga belas) orang penumpang;
e. Jadwal dan waktu keberangkatan kendaraan ontang-anting baik dari lokasi parkir bawah menuju lokasi parkir atas maupun sebaliknya akan diatur oleh petugas khusus yang akan ditunjuk oleh pihak kedua;
f. Kelompok usaha jasa wisata ontang-anting bertanggung jawab terhadap kebersihan lokasi tempat parkir dan sekitarnya;
g. Pihak kesatu akan memberikan pembayaran atas jasa angkutan wisata ontang-anting kepada segenap pengemudi yang melaksanakan kegiatannya sebesar 80% (delapan puluh persen) dihitung dari nilai nominal yang tercantum pada tiket ontang-anting setiap harinya melalui pihak kedua sedangkan yang menjadi hak pihak kesatu adalah sebesar 20% (dua puluh persen);
h. Menjaga hubungan harmonis dengan pengelola atau petugas setempat serta pihak lainnya termasuk pengunjung dan masyarakat sekitar;
i. Ikut meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi obyek kerjasama termasuk berperan aktif melaksanakan program K-3 yaitu:
1) Kebersihan
2) Keamanan dan kenyamanan 3) Ketertiban lokasi
Serta secara aktif ikut menjaga habitat flora fauna dan sarana prasarana yang ada di kawasan Wana Wisata Kawah Putih.
j. Selain mentaati aturan yang ditetapkan oleh pihak kesatu, maka pihak kedua atau yang diwakilinya berkewajiban mentaati dan melaksanakan aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Daerah setempat baik yang sudah berlaku maupun yang akan diberlakukan kemudian;
k. Meningkatkan pengembangan obyek wisata Kawah Putih melalui kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasaan kepada pengunjung;
l. Taat, patuh dalam melaksanakan aturan-aturan yang tercantum dalam perjanjian kerjasama ini dan atau kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pihak kesatu;
m. Berkewajiban untuk menyediakan tempat penampungan sampah/tempat sampah di setiap kendaraan dan membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) setempat, supaya obyek yang dikerjasamakan selalu bersih dari sampah;
n. Melaksanakan etika pelayanan terhadap pengunjung selama melaksanakan kegiatan usahanya, misalnya cara berpakaian harus rapih, selalu bersih, sopan santun dalam bicara dan sikap serta harus berupaya pengunjung yang dilayani merasa puas atas kualitas pelayanan yang diberikan.
5.1.1.2 Kelompok dagang stoberry dan aksesoris
a. Setiap pedagang stroberry dan aksesoris yang beraktifitas di lokasi kerjasama adalah sesuai nama-nama yang tercantum dan terdaftar dalam daftar anggota yang dibuat oleh pihak kedua;
b. Setiap pedagang harus menempati tempat dagangan yang sudah disediakan dan dilarang untuk mengasong serta dilarang untuk memaksa pengunjung; c. Segenap pedagang sepakat untuk menentukan harga jual secara seragam; d. Setiap pedagang bertanggung jawab terhadap kebersihan tempat
dagangan/kios dan lokasi sekitarnya;
e. Melalui pihak kedua, segenap pedagang stroberry dan aksesoris akan membayar kontribusi bulanan kepada pihak kesatu sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) setiap pedagang, setiap bulannya belum termasuk
biaya rekening listrik yang menjadi tanggung jawab segenap pedagang stoberry;
f. Menjaga hubungan harmonis dengan pengelola atau petugas setempat serta pihak lainnya termasuk pengunjung dan masyarakat sekitar;
g. Ikut meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi obyek kerjasama termasuk berperan aktif melaksanakan program K-3 yaitu:
1) Kebersihan
2) Keamanan dan kenyamanan 3) Ketertiban lokasi
Serta secara aktif ikut menjaga habitat flora fauna dan sarana prasarana yang ada di kawasan Wana Wisata Kawah Putih.
h. Selain mentaati aturan yang ditetapkan oleh pihak kesatu, maka pihak kedua atau yang diwakilinya berkewajiban mentaati dan melaksanakan aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Daerah setempat baik yang sudah berlaku maupun yang akan diberlakukan kemudian;
i. Meningkatkan pengembangan obyek wisata Kawah Putih melalui kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasaan kepada pengunjung;
j. Taat, patuh dalam melaksanakan aturan-aturan yang tercantum dalam perajanjian kerjasama ini dan atau kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pihak kesatu;
k. Berkewajiban untuk menyediakan tempat penampungan sampah/tempat sampah di setiap kendaraan dan membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) setempat, supaya obyek yang dikerjasamakan selalu bersih dari sampah;
l. Melaksanakan etika pelayanan terhadap pengunjung selama melaksanakan kegiatan usahanya, misalnya cara berpakaian harus rapih, selalu bersih, sopan santun dalam bicara dan sikap serta harus berupaya pengunjung yang dilayani merasa puas atas kualitas pelayanan yang diberikan.
5.1.1.3 Kelompok usaha warung makanan
a. Setiap pedagang/warung makanan yang beraktifitas di lokasi kerjasama adalah sesuai nama-nama yang tercantum dan terdaftar dalam daftar anggota yang dibuat oleh pihak kedua;
b. Setiap pedagang harus menempati tempat dagangan yang sudah disediakan dan dilarang untuk mengasong dagangan dan dilarang untuk memaksa pengunjung;
c. Segenap pedagang sepakat untuk menentukan harga jual secara wajar dan seragam;
d. Setiap pedagang bertanggung jawab terhadap kebersihan warung dan lokasi sekitarnya;
e. Melalui pihak kedua, segenap pengelola warung makanan akan membayar kontribusi bulanan kepada pihak kesatu sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap pedagang, setiap bulannya belum termasuk biaya rekening listrik yang menjadi tanggung jawab segenap pengelola warung makanan;
f. Menjaga hubungan harmonis dengan pengelola atau petugas setempat serta pihak lainnya termasuk pengunjung dan masyarakat sekitar;
g. Ikut meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi obyek kerjasama termasuk berperan aktif melaksanakan program K-3 yaitu:
1) Kebersihan
2) Keamanan dan kenyamanan 3) Ketertiban lokasi
Serta secara aktif ikut menjaga habitat flora fauna dan sarana prasarana yang ada di kawasan wana wisata Kawah Putih.
h. Selain mentaati aturan yang ditetapkan oleh pihak kesatu, maka pihak kedua atau yang diwakilinya berkewajiban mentaati dan melaksanakan aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Daerah setempat baik yang sudah berlaku maupun yang akan diberlakukan kemudian;
i. Meningkatkan pengembangan obyek wisata Kawah Putih melalui kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasaan kepada pengunjung;
j. Taat, patuh dalam melaksanakan aturan-aturan yang tercantum dalam perajanjian kerjasama ini dan atau kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pihak kesatu;
k. Berkewajiban untuk menyediakan tempat penampungan sampah/tempat sampah di setiap kendaraan dan membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) setempat, supaya obyek yang dikerjasamakan selalu bersih dari sampah;
l. Melaksanakan etika pelayanan terhadap pengunjung selama melaksanakan kegiatan usahanya, misalnya cara berpakaian harus rapih, selalu bersih, sopan santun dalam bicara dan sikap serta harus berupaya pengunjung yang dilayani merasa puas atas kualitas pelayanan yang diberikan.
5.1.1.4 Kelompok usaha jasa kelola perpakiran dan toilet
a. Setiap pengelola jasa perpakiran dan toilet yang beraktifitas di lokasi kerjasama adalah sesuai nama-nama yang tercantum dan terdaftar dalam daftar anggota yang dibuat oleh pihak kedua;
b. Setiap pengelola jasa perpakiran bertanggung jawab atas keberadaan kendaraan yang dijaganya serta kebersihan sekitar perpakiran;
c. Setiap pengelola jasa toilet bertanggung jawab terhadap kebersihan toilet dan sekitarnya, serta menjaga dan merawat fasilitas toilet yang tersedia, termasuk mengadakan peralatan toilet (gayung, sikat lantai, dsb);
d. Besaran kontribusi yang akan diterima oleh Pihak Kesatu dari pengelola perpakiran dan toilet adalah sebesar 40% (empat puluh persen) dari pendapatan bersih pengelolaan toilet setiap bulannya;
e. Menjaga hubungan harmonis dengan pengelola atau petugas setempat serta pihak lainnya termasuk pengunjung dan masyarakat sekitar;
f. Ikut meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi obyek kerjasama termasuk berperan aktif melaksanakan program K-3 yaitu:
1) Kebersihan
2) Keamanan dan kenyamanan 3) Ketertiban lokasi
Serta secara aktif ikut menjaga habitat flora fauna dan sarana prasarana yang ada di kawasan wana wisata Kawah Putih.
g. Selain mentaati aturan yang ditetapkan oleh pihak kesatu, maka pihak kedua atau yang diwakilinya berkewajiban mentaati dan melaksanakan