• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.5. Metode Analisis Data

4.5.1 Tata Niaga Labi-labi

Hasil wawancara, pengamatan dan keikutsertaan dalam kegiatan para pelaku tata niaga labi-labi digunakan untuk melakukan karakterisasi pelaku yang terdiri dari penangkap, pengumpul dan pedagang besar. Hubungan kerja yang terjadi diantara para pelaku diuraikan sebagai alur atau mekanisme perdagangan labi- labi, sementara harga jual labi-labi yang berlaku di setiap tingkat pelaku menggambarkan adanya selisih harga diantara para pelaku tersebut. Perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh para pelaku tidak menjadi bagian dari penelitian ini.

37

4.5.2 Parameter Demografi Populasi

Ukuran populasi

Ukuran populasi panenan labi-labi di pedagang besar dan pengumpul ditampilkan sebagai junlah labi-labi hasil penghitungan di setiap lokasi pedagang besar dan pengumpul. Kelimpahan relatif panenan di pedagang besar (jumlah/bulan) dihitung berdasarkan rata-rata jumlah panenan yang diperoleh selama tiga bulan dengan asumsi tidak ada musim panen dan jumlah penangkap serta pengumpul yang memasok labi-labi kepada pengumpul tersebut sama dengan ketika dilakukan pengukuran langsung.

Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin pada populasi panenan dirumuskan sebagai perbandingan antara individu jantan dengan individu betina dalam suatu populasi, dan secara matematika dituliskan :

Nisbah Kelamin =

yi xi

Dimana yi adalah jumlah labi-labi jantan dalam populasi xi adalah jumlah labi-labi betina dalam populasi Kelas Umur

Hasil pengukuran PLK terhadap 743 labi-labi di pedagang besar dan 48 labi-labi di pengumpul kemudian dikelompokkan berdasarkan kisaran PLK yang menunjukkan kelas umur tertentu (Kusrini et al. 2007). Populasi panenan yang telah dikelompokkan kedalam kelas-kelas umur berdasarkan ukuran PLK dapat memberikan gambaran mengenai kelas umur yang mendominasi populasi.

Angka Kematian

Angka kematian/mortalitas pada populasi yang dipanen dihitung dengan pendekatan monitoring jumlah labi-labi hasil tangkapan penangkap yang sampai ke tingkat pedagang besar. Angka kehilangan yang terjadi pada setiap level jalur perdagangan dicatat jumlah dan penyebabnya, sehingga pada akhirnya diketahui persentase populasi panenan yang sampai ke pedagang besar. Angka persentase ini dapat kemudian dijadikan suatu pendugaan terhadap ukuran populasi di alam ketika yang diketahui hanya ukuran populasi yang ada di para pedagang besar.

4.5.3 Peubah Morfometri dan Biologi Reproduksi

Ciri morfometri (panjang karapas, lebar karapas dan berat) di setiap tipe habitat dan lokasi pengumpul dianalisis dengan statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai tengah, nilai maksimum, nilai minimum, simpangan baku serta modus (Walpole 1993), dan selanjutnya dilakukan uji beda untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan morfometri labi-labi antar-pedagang besar dengan menggunakan Uji Kruskal-Wallis (Santoso 2012). Hipotesis yang dibangun adalah:

H0 : Karakteristik morfometri populasi panenan labi-labi di seluruh pedagang besar adalah sama

H1 : Minimal ada satu karakteristik morfometri populasi panenan labi-labi yang berbeda di seluruh pedagang besar

Kriteria penolakan H0 yang digunakan adalah nilai Assymp. Sig < 0,05 maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai Assymp. Sig > 0,05 maka H0 pun diterima. Perbedaan parameter morfometri (PLK, LLK dan bobot tubuh) antara labi-labi jantan dan betina diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Santoso 2012).

Reproduksi

Hasil pengamatan terhadap kondisi organ reproduksi labi-labi jantan dan betina digunakan untuk mengidentifikasi minimum dan maximum breeding age

dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi lengkap beserta ukuran dan jumlah telur/folikel yang ditemukan pada labi-labi betina yang dipotong. Data dan informasi kondisi reproduksi labi-labi betina kemudian digunakan untuk melakukan estimasi kehilangan individu akibat pemanenan dihitung menggunakan rumus :

B : Jumlah kelahiran

F : Jumlah individu betina potensial reproduktif E : Rata-rata jumlah telur per clutch

Pt : Tingkat keberhasilan penetasan telur t : Frekuensi bertelur dalam 1 tahun

39 Asumsi yang digunakan adalah : (1) seluruh individu betina pada interval berat 5–15 kilogram adalah betina potensial repoduktif dan memiliki kesempatan yang sama untuk dikawini, (2) rata-rata jumlah telur per clutch diperoleh dari hasil perhitungan terhadap telur oviduktal dan folikel yang ditemukan pada labi-labi yang dipotong dan dianggap sama untuk setiap individu betina dalam interval ukuran berat 5-15 kilogram, (3) tingkat keberhasilan penetasan telur dihitung sebesar 50% dari tingkat keberhasilan penetasan telur sebagaimana disebutkan Sunyoto (2012); dan (4) frekuensi bertelur labi-labi betina 2 kali dalam satu tahun. Jenis pakan

Jenis-jenis pakan yang berhasil diidentifikasi melalui pengamatan langsung disajikan dalam bentuk tabulasi jenis pakan labi-labi di Jambi.

4.5.4 Karakteristik Habitat

Setiap peubah biofisik yang telah diukur secara kuantitatif maupun kualitatif kemudian dikelompokkan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap kelas. Peubah biofisik dengan hasil pengukuran berupa data kuantitatif dikelompokkan kedalam tiga kelas dengan dasar pengelompokan seperti ditulis Walpole (1993). Peubah biofisik dengan hasil pengamatan berupa data kualitatif dikelompokkan kedalam lima kelas. Pendistribusian frekuensi ini bertujuan untuk melihat urutan pemilihan kelas dari masing-masing peubah biofisik tersebut, atau kelas mana yang paling dominan dipilih oleh labi-labi/penangkap.

Uji statistik non-parametrik terhadap peubah biofisik habitat dilakukan untuk melihat apakah nilai peubah antara lokasi ditemukan dan tidak ditemukannya labi-labi berbeda secara signifikan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Santoso 2012). Uji ini cocok digunakan untuk kelompok data yang tidak menyebar normal dan hanya terdiri dari dua kelompok data dengan jumlah sampel (n) yang tidak sama. Hipotesis yang dibangun adalah : H0 : Peubah biofisik pada lokasi ditemukannya labi-labi tidak berbeda nyata

dengan lokasi dimana tidak ditemukan labi-labi.

H1 : Minimal ada satu peubah biofisik pada lokasi ditemukannya labi-labi yang berbeda nyata dengan lokasi dimana tidak ditemukan labi-labi.

Kriteria penolakan H0 yang digunakan adalah nilai Assymp. Sig < 0,05 maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai Assymp. Sig > 0,05 maka H0 pun diterima. Uji yang sama dilakukan terhadap kategori kedua, yaitu lokasi ditebarkan mata pancing dan lokasi yang tidak ditebarkan mata pancing. Hipotesis yang dibangun adalah : H0 : Peubah biofisik pada lokasi ditebarkan mata pancing tidak berbeda nyata

dengan lokasi tidak ditebarkan mata pancing.

H1 : Minimal ada satu peubah biofisik pada lokasi ditebarkan mata pancing yang berbeda nyata dengan lokasi tidak ditebarkan mata pancing.

Kriteria penolakan H0 yang digunakan adalah nilai Assymp. Sig < 0,05 maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai Assymp. Sig > 0,05 maka H0 pun diterima.

Dokumen terkait