• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 11.5. Analisis ini bertujuan untuk menentukan keeratan hubungan antara variabel supervisi (X1),

konsultasi (X2), dan inspeksi (X3) dengan pekerjaan lapangan audit (Y). 1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat di kuesioner dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrument pengukur dikatakan valid jika instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga instrument

dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 1999: 181). Pengujian validitas ini menggunakan metode Pearson Correlation yang dapat dilihat dari hasil korelasi bivariate dengan melihat output kolom Corrected Item-Total Correlation adalah identik karena keduanya mengukur hal yang sama (Ghozali, 2004;46). Metode ini akan menunjukkan korelasi antara masing-masing butir pernyataan terhadap skor butir-butir pernyataan tiap variabel. Suatu instrumen dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan yaitu nilai r hitung lebih besar daripada r tabel. Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikan 5% (Ghozali, 2005;45).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator. Informasi yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah, atau bisa disebut dengan konsisten. Maksudnya, bila suatu pengamatan dilakukan dengan perangkat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasil pengamatan itu sama. Jadi, jika hasil tersebut tidak sama, maka perangkat ukur tersebut tidak reliabel. Dalam pengukuran reliabilitas ini, peneliti mengunakan SPSS versi 11.5. Uji reliabilitas dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Teknik yang digunakan ialah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha. Data dapat dikatakan reliable jika memiliki nilai alpha diatas 0,6.

c. Uji Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. (Santoso, 2002;212). Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2002;74).

2) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ini terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ternyata ditemukan hubungan korelasi, maka model regresi ini terjadi multikolinieritas. Untuk model regresi yang baik ialah regresi yang tidak terjadinya multikolinieritas. Cara mengetahuinya ialah dengan melihat pada VIF (Variance Inflation Factor) dan angka tolerance. Jika VIF tersebut kurang dari 10 dan angka tolerance dibawah 0,9 maka instrumen seperti ini dikatakan tidak terjadi multikoliniearitas.

Hipotesis:

H0 : Model regresi tidak terjadi multikolinieritas H1 : Model regresi terjadi multikolinieritas

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika nilai variannya tetap, maka disebut Homokedastisitas. Jika variannya berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik ialah terjadinya homokedastisitas yang berarti tidak terjadinya heterokedastisitas.

Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heterokedastisitas. Apabila terdapat pola yang menyebar, yang dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heterokedastisitas (Santoso, 2002; 210).

Hipotesis:

H0 : Model regresi tidak terjadi Heterokedastisitas.

H1 : Model regresi terjadi Heterokedastisitas.

2. Analisis Data

a. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen atau predictor, secara individual. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tiga variabel bebas (X1,X2, dan X3) dengan variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier dengan persamaan matematik sebagai berikut:

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e

Dimana:

Y = Pekerjaan lapangan audit (Variabel Terikat) a = Konstanta, harga Y bila X = 0

b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X). Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan,

X1 = Supervisi X2 = Konsultasi

X3 = Inspeksi

e = Standart Error

Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 11.5. Sedangkan hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = Koefisien model regresi tidak signifikan H1 = Koefisien model regresi signifikan

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

b. Pengujian Hipotesis 1) Uji T

Analisis regresi secara univariate dengan menggunakan t-test dengan taraf signifikansi 5% untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas.

Jika nilai probabilitas > 0,05 dan nilai t table lebih besar dari pada t hitung maka H0 diterima dan H alternative ditolak, yang

berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan jika terjadi sebaliknya, jika nilai probabilitas < 0,05 dan nilai t table lebih kecil dari t hitung maka H0 ditolak dan

H alternatif diterima, yang berarti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Uji F

Analisis regresi secara multivariate dengan menggunakan metode uji f dengan taraf signifikansi 5% untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen secara serentak atau simultan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas, jika nilai probabilitas > 0,05 dan nilai f tabel lebih besar dari nilai f hitung maka H0 diterima dan H alternatif ditolak, yang berarti tidak ada

pengaruh signifikan secara serentak variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas < 0,05 dan

nilai f tabel lebih kecil dari nilai f hitung maka H0 ditolak dan H

alternatif diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara serentak variabel independen terhadap variabel dependen

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. (Santoso, 2004: 365). Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dimana semakin tinggi nilai R2 suatu regresi atau semakin mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.

Pada intinya koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

Dokumen terkait