• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penerimaan pengguna sistem preservasi arsip web Indonesia di Perpusnas RI yang dikelola oleh bidang Transformasi Digital, Pusat Preservasi Bahan Pustaka. Jenis penelitian ini termasuk kedalam explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel penelitian dengan pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi 1987). Pembuktian hipotesa penelitian ini dibangun melalui teori pendekatan model TAM, yang dibuat dalam alur diagram SEM kemudian diuji dengan menggunakan perangkat lunak yaitu AMOS versi 21.

Tahap Persiapan

Tahap awal penelitian ini dengan menentukan permasalahan atau menemukan riset question. Sesuai dengan pembahasan dalam bab 1 bahwa permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini berupa pertanyaan “Bagaimana model yang mempengaruhi tingkat penerimaan teknologi sistem preservasi arsip web di Pepusnas”. Sehingga dapat menemukan model yang dapat menjelaskan faktor apa saja yang saling berhubungan dan mempengaruhi tingkat penerimaan pengguna serta mengetahui hubungan kausal antara faktor kemudahan dan manfaat yang mempengaruhi intensitas penggunaan sistem preservasi arsip web Indonesia.

22

Gambar 9 Konstruksi awal diagram jalur SEM pada TAM

Setelah mendapatkan permasalahan yang ada, dilanjutkan mencari sumber literatur yang berhubungan dengan riset question. Dalam teori integrasi teknologi terdapat sebuah model yang dapat digunakan untuk melihat tingkat penerimaan pengguna terhadap implementasi atau keberadaan teknologi informasi. Model tersebut adalah TAM yaitu suatu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi. Model TAM sering dikombinasikan dengan metode analisa statistik SEM sebagai teknik pengolah data multivariat untuk mengetahui hubungan kausal antar variabel yang dibangun pada model tersebut. Dari hasil kajian literatur penelitian ini menetapkan untuk menggunakan kedua metode tersebut untuk melihat hasil analisa dari penerimaan pengguna sistem preservasi arsip web Perpusnas RI.

Tahap Perumusan Model dan Pengumpulan Data Perumusan Model TAM dan Hipotesis

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam kegiatan survei dan pengumpulan data diantaranya:

1. Perumusan Model TAM

Pada tahap ini mengidentifikasikan faktor-faktor yang berdampak pada keputusan pengguna dalam menggunakan teknologi informasi dari sistem preservasi arsip web Perpustakaan Nasional RI terlihat dalam gambar berikut:

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan serangkain pernyataan dan usulan yang dapat diuji (Pendit 2003). Faktor-faktor dari model penerimaan yang digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pengguna sistem preservasi arsip web. Hipotesis dari penelitian ini berupa analisis pengaruh antar konstruk terhadap penerimaan Sistem Arsip Web berdasarkan pendekatan TAM:

23 dalam penelitian ini didukung oleh fakta penggunaan teknologi Sistem Arsip Web Indonesia yang dipengaruhi oleh variabel kemudahan, manfaat, sikap pengguna sistem, niat penggunaan sistem dan penggunaan nyata sistem.

Hal ini diindikasikan dengan hipotesis umum berikut: H0 : R = 0 g Tidak ada pengaruh antar variabel HA : R ≠ 0 g Ada pengaruh antar variabel Dimana:

Jika H0 ditolak, maka ada pengaruh positif antar variabel Jika H0 diterima, maka tidak ada pengaruh positif antar variabel Hipotesis khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga persepsi kemudahan penggunaan sistem arsip web (PEOU) akan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem sistem arsip web (ATU), sehingga semakin mudah teknologi sistem arsip web digunakan maka sikap terhadap penggunaan sistem arsip web akan semakin positif. H2 : Diduga persepsi kemudahan penggunaan sistem arsip web (PEOU) akan

berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat penggunaan sistem arsip web (PU), semakin mudah teknologi sistem arsip web digunakan maka akan semakin tinggi kemanfaatannya.

H3 : Diduga persepsi manfaat penggunaan sistem arsip web (PU) akan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan sistem arsip web (ATU), diharapkan semakin tinggi pemanfaatan teknologi sistem arsip web maka akan semakin positif sikap terhadap penggunaan sistem arsip web tersebut. H4 : Persepsi manfaat penggunaan sistem arsip web (PU) akan berpengaruh

positif terhadap niat menggunakan sistem arsip web (BI), sehingga semakin tinggi pemanfaatan teknologi sistem arsip web maka akan semakin meningkat minat untuk menggunakan sistem arsip web.

H5 : Sikap penggunaan sistem arsip web (ATU) akan berpengaruh positif terhadap niat menggunakan sistem arsip web (BI), semakin positif sikap terhadap penggunaan sistem arsip web maka akan meningkatkan minat untuk menggunakan sistem arsip web.

H6 : Niat menggunakan sistem (BI) akan berpengaruh positif terhadap penggunaan nyata sistem (AU). Diharapkan semakin meningkat niat untuk menggunakan sistem arsip web maka akan semakin positif perilaku dalam menggunakannya.

Penentuan Teknik Pengumpulan Data 1. Sampel dan populasi

Populasi dan sampel merupakan sarana dalam penelitian. Penentuan Sampel atau responden diambil dari pemustaka yang sudah terdaftar menjadi anggota Perpusnas RI. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah pengguna website Perpustakaan Nasional RI yang pada saat survey belum atau telah menggunakan sistem preservasi arsip web Indonesia.

2. Pemilihan sampel

Karena tidak tersedianya data yang pasti tentang pengguna sistem preservasi arsip web, maka sampel diambil secara non random dengan menggunakan teknik snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang bermula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono 2008). Dalam penelitian ini, jumlah seluruh variabel indikator adalah 10 maka minimal sampel untuk SEM adalah 50.

24

Tetapi menurut Roscoe dalam Sugiyono (2008) merekomendasikan jumlah sampel yang diambil dari populasi ditentukan sebesar 5-10 kali jumlah variabel yang digunakan dalam desain analisis dengan multivariat. Dengan demikian penelitian dianggap mencukupi karena terdapat 110 responden.

3. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode survey. Survey yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada para responden, baik diberikan secara langsung maupun dengan mengirimkan email dengan mengunakan teknik snowball sampling. Tujuan dari survey ini adalah untuk mendapatkan gambaran dari pengguna sistem preservasi arsip web Indonesia. Dengan metode yang diterapkan secara spesifik ini diharapkan memperoleh data empiris dari tingkat penerimaan sistem preservasi arsip web dengan kesalahan yang seminimal mungkin.

4. Sumber data

Sebagai teknologi baru yang dikenalkan di Indonesia, belum banyak masyarakat yang telah menggunakan teknologi sistem arsip web ini, untuk itu sumber data yang dikumpulkan melalui:

a. Data primer, yang dikumpulkan peneliti melalui penyebaran kuesioner yang telah disebarkan yang kemudian diolah dan dianalisa untuk menyimpulkan hipotesis yang ditentukan sebelumnya

b. Data sekunder, yang didapat melalui studi kepustakaan, literatur, jurnal, materi kuliah dan bahan lain yang masih terkait dengan penelitian untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis.

Pembuatan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Dalam pembuatan kuesioner penelitian ini terdapat daftar pertanyaan yang akan disebarkan kepada responden untuk diisi dan kemudian untuk dianalisis lebih lanjut. Adapun tahapan dalam pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Format Kuesioner

Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner untuk memperoleh data dari setiap variabel yang terdapat pada model penelitian. Pada Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat dengan menggunakan closed question. Dengan menggunakan closed questions, responden dapat dengan mudah menjawab kuesioner dan data dari kuesioner itu dapat dengan cepat dianalisis secara statistik, serta pernyataan yang sama dapat diulang dengan mudah. Kuesioner tersebut dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

a. Tutorial antar muka sistem arsip web b. Data demografi (profil responden) c. Daftar pertanyaan mengenai:

- Keinginan untuk memanfaatkan sistem arsip web

- Kebutuhan informasi terkait dengan pemanfaatan sistem arsip web - Hambatan yang dialami terkait dengan penggunaan sistem arsip web

Adapun bagian kuesioner yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan untuk menggunakan sistem preservasi arsip web digunakan skala likert dengan empat kategori pilihan. Kuesioner dibuat dengan menggunakan berskala likert dengan tujuan variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.

25

Gambar 10 Pengembangan diagram jalur 2. Pengukuran Instrumen

Kerangka konsep pengukuran pada penelitian TAM adalah penggabungan antara model TAM yang diperluas dengan menampilkan variabel dan indikator. Model pengembangan pada diagram path mengalami modifikasi seperti gambar dibawah ini:

Dari hasil pengembangan diagram jalur di atas maka indikator penelitian mengalami modifikasi yang akan menjadi kisi-kisi untuk dijadikan item pertanyaan pada kuesioner. Berikut ini model pengembangan modifikasi sebelum dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Daftar item kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 2), adapun butir kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Tabel 4 Kisi-kisi instrumen kuesioner penelitian

No Variabel Definisi Indikator No. Item

Instrumen 1 1 Perceived Ease of Use Persepsi Kemudahan (Davis et al. 1989) Sejauh mana seseorang dengan menggunakan teknologi/sistem tertentu akan mempermudah usaha yang dilakukan

Arsip web mudah diakses Menu mudah digunakan Mudah mencari informasi Tata letak mudah dipelajari

Menu bantuan mudah dimengerti Indeks alfabetis mudah ditemukan Pilihan kategori mudah didapatkan

PEOU1 PEOU2 PEOU3 PEOU4 PEOU5 PEOU6 PEOU7 1 2 3 4 5 6 7 1. X1 2. X1 3. X1 1. X2 2. X2 1. X3 2. X3 2 2 Perceived Usefulness Persepsi Manfaat Sejauh mana seseorangpercaya bahwa menggunakan teknologi/sistem

Arsip web menarik dimanfaatkan Menu pencarian menarik digunakan Dokumen full-text menarik dibaca

PU1 PU2 PU3 8 9 10 1. Y1 2. Y1 1. Y1

26

No Variabel Definisi Indikator No. Item

Instrumen 3 (Davis et al. 1989) akan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan tertentu

Arsip web memenuhi informasi Data statistik memberikan informasi Nilai tambah mendapatkan informasi Akses arsip web menghemat waktu Akses arsip web dapat hemat biaya Sumber informasi yang hemat waktu dan biaya PU4 PU5 PU6 PU7 PU8 PU9 11 12 13 14 15 16 2. Y2 3. Y2 4. Y2 1. Y3 2. Y3 3. Y3 3 Attitude Toward Using Sikap Pengguna Sistem (Davis et al. 1989) Bagaimana sikap penggunaan terhadap sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan dalam menggunakan teknologi/sistem dalam pekerjaannya

Senang menggunakan arsip web Senang mengakses repositori web Keaslian data dapat percaya Kepercayaan nilai informasi web Memilih menggunakan arsip web Pilihan sumber informasi

ATU1 ATU2 ATU3 ATU4 ATU5 ATU6 17 18 19 20 21 22 1. Y4 2. Y4 1. Y5 2. Y5 1. Y6 2. Y6 4 Behavioral Intention to Use Niat Penggunaan Sistem (Davis et al. 1989) Bagaimana kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi/sistem

Niat mengakses arsip web

Penggunaan search engine yang lain Arsip web dapat perbarui informasi Pencarian informasi dari media lain Saran penggunaan arsip web Bukan rekomendasi dalam pencarian informasi BITU1 BITU2 BITU3 BITU4 BITU5 BITU6 23 24 25 26 27 28 1. Y7 2. Y7 3. Y7 4. Y7 1. Y8 2. Y8 5 Actual Use Penggunaan Nyata Sistem (Davis et al. 1989) Pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu dalam penggunaan teknologi/sistem

Kepuasan penggunaan arsip web Berbagi kepuasan dalam penggunaan Intensitas penggunaan Arsip Web Intensitas akses website Perpusnas RI

AU1 AU2 AU3 AU4 29 30 31 32 1. Y9 2. Y9 1. Y10 2. Y10

Sumber: diolah oleh peneliti

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien, bila dipastikan variabel yang akan diukur akan dimengerti oleh responden. Maka kuesioner yang baik perlu dilakukan uji validitas guna mendapatkan kuesioner yang tepat dan cermat sebagai alat ukur. Menurut Widyoko (2012) Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul data betul-betul valid dan mampu megukur konsep yang akan diukur dalam penelitian ini. Pengujian reliabilitas juga dilakukan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi pada kuesioner. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata 2004). Alat yang digunakan untuk menguji reliabilitas menggunakan teknik Alfa Cronbach.

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling, dimana sampel yang diambil bermula dengan jumlah yang kecil, hal ini berkaitan dengan dilakukannya uji validitas dan uji reliabilitas. Pengumpulan data

27 yang dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek, yang kemudian dari jumlah kecil subjek tersebut akan menjadi sampel dalam uji validitas dan reliabilitas instrumen. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam uji validitas dan reliabilitas sebanyak 10 responden. Berdasarkan prinsip dari Teknik snowball sampling, bermula dari jumlah sampel yang kecil yaitu berjumlah 10 responden yang dijadikan sebagai subjek untuk uji validitas dan reliabilitas, kemudian subyek tersebut yang nantinya akan menjadi sumber informasi tentang orang-orang yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Tahap Analisis dan Interpretasi Teknis Analisis Data

Tahap ini berkaitan dengan pengolahan data yang dilakukan setelah melakukan penelitian sampai dengan menganalisis data dengan mengunakan beberapa teknis analisis, diantaranya:

A.Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode yang dilakukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Didalam penelitian ini statistik deskriptif hanya digunakan untuk menganalisis profil dan karakteristik responden.

B.Analisis Statistik Inferensial

Dalam menguji hipotesis peneliti menggunakan metode statistik multivariat dependensi Structural Equation Model (SEM). Tujuan utama analisis statistik inferensial dengan menggunakan SEM adalah untuk memperoleh model yang plausible atau fit (sesuai, cocok) bagi permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian ini. Tujuan analisis dengan SEM juga untuk mengetahui hubungan kausal antar variabel dependen dan independen pada model yang dibangun pada penelitian ini.

Adapun tahapan permodelan dan analisis persamaan struktural dalam SEM terbagi menjadi 7 (tujuh) langkah yaitu :

1. Pengembangan Model Berbasis Teori

Tujuan pengembangan model berbasis teori ini adalah untuk mengembangkan sebuah model yang mempunyai justifikasi (pembenaran) secara teoritis yang kuat, untuk mendukung upaya analisis terhadap suatu masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian ini terdapat 4 (empat) konstruk eksogen dan 1 (satu) konstruk endogen.

Konstruk eksogen atau independen variabel meliputi : - Perceived Ease of Use (PEOU)

Konstruk endogen atau dependen variabel meliputi : - Perceived Usefulness (PU)

- Attitude Toward Using (ATU) - Behavioral Intention to Use (BITU) - Actual Usage (AU)

28

Gambar 11 Diagram jalur dalam model persamaan struktural 2. Membangun Diagram Jalur

Tujuan dibuatnya diagram jalur adalah untuk memudahkan peneliti dalam melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Hubungan antar konstruk dinyatakan dengan anak panah. Anak panah yang mengarah dari suatu konstruk ke konstruk lain menunjukkan hubungan kausal. Pada penelitian ini, diagram jalur yang dibangun seperti yang terlihat pada berikut:

3. Konversi Diagram Jalur ke dalam Persamaan Struktural

Setelah langkah 1 dan 2 dilakukan, kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan, diantaranya adalah:

a) Persamaan-persamaan Struktural (Structural Equations)

Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk dengan membentuk model pengukuran variabel laten eksogen dan endogen, bentuk persamaannya antara lain:

PU = γ11 PEOU + g1

ATU = γ12 PEOU + β21 PU + g2 BITU = β21 ATU + β22 PU + g3 AU = β41B ITU + g4

b) Persamaan spesifikasi model pengukuran (Measurement Model)

Merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara konstruk laten eksogen maupun endogen dengan variabel-variabel indikatornya, dan juga menyatakan korelasi antar konstruk yang dihipotesakan. Bentuk persamaan indikator variabel laten eksogen dan indikator variabel laten endogen antara lain :

Persamaan pengukuran indikator variabel eksogen : X1 = λ11 PEOU + δ1

X2 = λ12 PEOU + δ2 X3 = λ13 PEOU + δ3 X4 = λ14 PEOU + δ4 X6 = λ15 PEOU + δ6

29 Persamaan pengukuran indikator variabel endogenous :

Y1 = λ11 PU + ε1 Y2 = λ12 PU + ε2 Y3 = λ13 PU + ε3 Y4 = λ14 PU + ε4 Y5 = λ15 PU + ε5 Y6 = λ26 PU + ε6 Y7 = λ27 PU + ε7 Y8= λ28 PU + ε8 Y9 = λ29 PU + ε9 Y10 = λ210 PU + ε510 Y11 = λ311 PU + ε11 Y12 = λ312 PU + ε12 Y13 = λ413 PU + ε13 Y14 = λ414 PU + ε14 Y15 = λ415 PU + ε15

4. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model

Dalam analisis terdapat dua matriks input yang dapat digunakan, yaitu matriks varians-kovarians dan matriks korelasi. Matriks varians-kovarians memiliki keunggulan dalam menghasilkan perbandingan yang valid antara populasi atau sampel yang berbeda, sedangkan matriks korelasi tepat digunakan jika tujuan penelitian untuk memahami pola hubungan antar variabel dan tidak perlu menjelaskan total varians dari sebuah variabel (Hair et al. 1998).

Untuk melakukan estimasi dari model yang dikembangkan dan matriks input yang telah dipilih, pada penelitian ini digunakan software AMOS dengan teknik estimasi Unweighted Least Squares (ULS). Menurut Bollen (1985), teknik estimasi Unweighted Least Squares tidak memerlukan asumsi normalitas multivariat dan tidak memerlukan matriks kovarians positif.

5. Penilaian Identifikasi Model

Pada tahap identifikasi model akan diperoleh apakah model yang diusulkan menghasilkan estimasi yang unique (unik) atau tidak. Penilaian identifikasi model dilakukan dengan menggunakan formula degree of freedom. Formula untuk menghitung degree of freedom adalah sebagai berikut (Hair et al. 1998) :

[

p p

]

t df = ( +1) −

2 1

Dimana : p = banyaknya variabel observasi

t = banyaknya koefisien yang diestimasi pada model yang diteliti

Suatu model dikatakan menghasilkan estimasi yang unique jika model tersebut bersifat just-identified atau overidentified (Hair et al. 1998). Model diklasifikasi sebagai just-identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi sama dengan data yang diketahui, jika df =0. Jika df >0, model terklasifikasi sebagai over-identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui. Jika df <0, model terklasifikasi sebagai under-identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih besar dari jumlah data yang diketahui.

30

6. Evaluasi Kesesuaian Model

Tahap ini merupakan suatu tahapan evaluasi terhadap model yang diusulkan. Dalam tahap ini akan dievaluasi tingkat kecocokan antara data dengan model serta validitas dan reliabilitas model pengukuran. Menurut Hair et al. (1998) evaluasi terhadap tingkat kecocokan data dengan model dilakukan melalui evaluasi kesesuaian model pengukuran (measurement model fit) dan evaluasi kesesuaian keseluruhan model (overall model fit).

1) Evaluasi Kesesuaian Model Pengukuran

Analisis model pengukuran bertujuan untuk mengetahui sebaik apa indikator-indikator dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel laten. Konsep utama dalam analisis model pengukuran adalah mengevaluasi validitas dan reliabilitas dari model pengukuran (Ghozali 2005). Pengukuran tingkat validitas dan reliabilitas adalah mengukur validitas dan reliabilitas dari variabel observasi terhadap variabel laten.

a) Evaluasi Validitas Model Pengukuran

Validitas menunjukkan apakah sebuah ukuran berhubungan dengan sebuah konsep. Suatu indikator dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika :

§ Nilai t muatan faktor (loading factor) ≥ nilai t tabel (Doll, Xia & Torkzadeh dalam Wijanto 2008).

Rumusan Hipotesis : 0

:

0 θ =

H (koefisien parameter loading factor tidak signifikan)

0 :

1

θ

H (koefisien parameter loading factor signifikan) Statistik Uji :

( )

θ θ ˆ ˆ se t = Kriteria Uji :

Tolak hipotesis H0 pada taraf signifikan α jika

p n hitung t t , 2 1 α Kesimpulan :

Jika H0 ditolak, maka koefisien parameter loading factor signifikan Jika H0 diterima, maka koefisien parameter loading factor tidak signifikan

§ Nilai muatan faktor standar (standardized loading factor) ≥0,50 (Hair et al. 1998).

b) Evaluasi Reliabilitas Model Pengukuran

Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas suatu pengukuran tertentu. Reliabillitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur variabel latennya. Tingkat reliabilitas model pengukuran diindikasikan oleh dua ukuran yaitu construct reliability dan variance extracted, yang masing-masing diformulasikan sebagai berikut (Fornel dan Larker dalam Wijanto 2008) :

31

( )

( )

+ = j loading std loading std liability Construct ε 2 2 . . Re

∑ ∑

+ = j loading std loading std Extracted Variance ε 2 2 . . Sebuah konstruk (variabel laten) memiliki nilai reliabilitas yang baik, jika (Hair et al.1998) :

-Nilai Construct Reliability (CR) ≥0,70, dan -Nilai Variance Extracted (VE) ≥0,50

2) Evaluasi Kesesuaian Keseluruhan Model

Evaluasi kesesuaian keseluruhan model ditujukan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau Goodness of Fit antara data dengan model. Evaluasi kesesuaian keseluruhan model dapat dilakukan secara inferensial maupun deskriptif.

a) Evaluasi Kesesuaian Model Secara Inferensial

Chi-Square (X2) merupakan satu-satunya alat statistik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian model secara inferensial. Chi-Square (X2) merupakan alat uji kesesuaian model yang fundamental untuk mengukur overall fit, yaitu overall model yang melibatkan model struktural dan model pengukuran secara terintegrasi. Tingkat signifikan penerimaan model yang direkomendasikan adalah apabila

p≥α

(Hair et al. 1998) yang berarti input matriks observasi dengan input matriks estimasi tidak berbeda secara statistik. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Bachrudin 2008) :

Rumusan Hipotesis :

( ) ( )

( )

( ) : : 1 0 data dengan sesuai tidak Model H data dengan sesuai Model H θ Σ Σ θ Σ Σ ≠ = Statistik Uji :

( ) ( )

θ χ2 = n1 ×F ˆ Kesimpulan :

Tolak hipotesis H0 pada taraf signifikan α jika

χ

hitung2

≥χ

tabel2

b) Evaluasi Kesesuaian Model Secara Deskriptif § Goodness of Fit Index (GFI)

GFI digunakan untuk menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan (Sharma 1996). Nilai Goodness of Fit Index berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1 (perfect fit). Nilai GFI yang mendekati 1 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik (Hair et al. 1998). GFI ≥0,9

menunjukkan bahwa model good fit (kecocokan yang baik), sedangkan 90

, 0 80

,

32

§ Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)

AGFI merupakan perkembangan dari GFI, yang disesuaikan dengan ratio antara degree of freedom untuk model yang diusulkan dengan degree of freedom dari model awal (Sharma 1996). Nilai AGFI berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1 (perfect fit). AGFI ≥0,9 menunjukkan bahwa model good fit, sedangkan

90 , 0 80

,

0 ≤ AGFI < menunjukkan bahwa model marginal fit (Wijanto 2008). § Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model diestimasikan dalam populasi. RMSEA merupakan alternatif ukuran kesesuaian model yang diperuntukkan untuk mengurangi kesensitifan (X2) terhadap ukuran sampel (Steiger & Lind dalam Wijanto 2008). Nilai RMSEA≤0,05 menunjukkan bahwa model close fit, sedangkan 0,05<RMSEA≤0,08 menunjukkan bahwa model good fit (Brown dan Cudeck dalam Wijanto 2008).

7. Interpretasi dan Modifikasi Model

Interpretasi model pada prinsipnya adalah melakukan pembahasan statistik terhadap hasil yang telah diperoleh yang bertujuan untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan. Setelah melakukan evaluasi kesesuaian model, apabila model yang dihasilkan cukup baik (model fit) maka interpretasi dapat dilakukan, namun bila model yang dihasilkan tidak cukup baik maka dapat dilakukan modifikasi model.

Modifikasi model bertujuan untuk mencari model yang sesederhana mungkin atau mendapatkan model yang benar-benar sesuai dengan data (MacCallum dalam Bachrudin 2008). Modifikasi model dapat dilakukan dalam dua hal, diantaranya :

1 Menghilangkan koefisien jalur yang tidak berarti (nonsignifikan) dari model melalui “theory-trimming” (Pedhazur dalam Bachrudin 2008).

33

Dokumen terkait