• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan dan menyajikan secara ringkas informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif data mentah diubah kedalam suatu bentuk yang dapat menyediakan informasi untuk menggambarkan serangkaian faktor dalam suatu keadaan yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum minimum, dan skewness (Sularso, 2003:77).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan- pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2005:45).

51 b. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2004:3) menyatakan bahwa “reliabilitas berkenaan derajat konsistensi/keajegan data dalam interval tertentu”. Maksudnya ialah instrumen yang disebarkan kepada responden dalam jangka waktu yang berbeda namun hasilnya akan tetap sama. Untuk menguji reliabilitas penulis menggunakan rumus Croncbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1967 ) dalam Ghozali (2005:42).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Frish menyatakan bahwa multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Menurut frish apabila terjadi multikolinier apalagi kolonier yang sempurna (koefisien korelasi antarvariabel bebas = 1), maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar error-nya tidak terhingga (Suharyadi dan Purwanto, 2008:231). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel

52 independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians, apakah sama atau heterogen. Dampak dari heteroskedastisitas adalah walaupun terjadi Heteroskedastisitas, koefisien penduga tetap koefisien, namun varianya atau kesalahan baku penduganya menjadi lebar atau tidak efisien, interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikansi kurang kuat. Mengatasi terjadinya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang (nilai tertimbang dapat dilakukan berdasarkan apriori atau observasi), melakukan transformasi log, yaitu data diubah

53 dalam bentuk log atau data ditransformasikan kebentuk lainya seperti 1/X (Suharyadi dan Purwanto, 2008:231-232).

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua (Suharyadi dan Purwanto, 2008:210). Variabel independen terdiri dari penerapan etika profesi, komitmen organisasi dan kecerdasan emosional. Sedangkan variabel dependennya adalah peningkatan profesionalisme akuntan publik.

Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Y : Peningkatan profesionalisme akuntan publik a : Konstanta (harga Y, bila X=0)

b1-3 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan

variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)

X1 : Penerapan etika profesi

X2 : Komitmen organisasi

X3 : Kecerdasan emosional

e : Error

54 Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinsi menunjukan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi terhadap varian total. Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik atau kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik (Suharyadi dan Purwanto, 2008:217).

b. Uji statistik t

Uji statistik t untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak (Suharyadi dan Purwanto, 2008:217). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau

55 bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji statistik F

Uji statistik F atau uji global dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas (X1, X2, …Xk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel terikat (Y)). Uji global juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol (Suharyadi dan Purwanto, 2008:225). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Dokumen terkait