• Tidak ada hasil yang ditemukan

13. PDAM 14. PLN

3.6 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini di analisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan teknik-teknik tertentu untuk menghasilkan ketajaman analisa yaitu. Analisa Skalogram dan Gravitasi. Ke dua analisis ini

penting untuk mengetahui seberapa besar kemampuan fungsi pelayanan setiap Kecamatan. Dengan asumsi semakin besar fungsi pelayanan suatu Kecamatan maka semakin kuat daya tarik Kecamatan tersebut dan semakin besar pula daya pengembangan wilayahnya, demikian pula semakin besar tingkat interaksi antar Kecamatan maka semakin kuat daya tarik setiap kecamatan dan semakin besar pula daya pengembangan wilayahnya.

1. Analisis Skalogram

Analisis skalogram digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu berapa besar fungsi pelayanan pada Kecamatan-Kecamatan di Bagian Timur Kabupaten Konawe Selatan. Dengan kata lain metode ini di gunakan untuk mengelompokkan satuan pemukiman berdasarkan tingkat kompleksitas fungsi pelayanan yang di milikinya, serta menentukan jenis dan keragaman pelayanan dan fasilitas yang terdapat pada pusat-pusat pelayanan dengan berbagai tingkatan.

Untuk menyusun skalogram dibutuhkan data sebagai berikut:

- Daftar semua pemukiman yang berada pada wilayah yang di tinjau. - Jumlah penduduk untuk setiap pemukiman.

- Peta yang menujukan lokasi dari setiap pemukiman.

- Daftar fungsi/fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang terdapat dalam setiap pemukiman.

Penyusuna skalogram di lakukan dengan mengikuti tahapan sebagi berikut: 1. Buat sebuah tabel yang jumah barisnya sama dengan jumlah satuan

pemukiman di tambah satu dan jumlah kolomnya sama dengan jumlah fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang di tinjau ditambah satu.

2. Kolom pertama, di mulai pada baris kedua, diisi dengan nama satuan pemukiman, di mulai dengan satuan pemukiman yang memiliki jumlah penduduk terbesar.

3. Pada baris pertama di mulai dari kolom kedua berturut-turut ke arah akan diisi dengan nama satuan atau kode dari fungsi/fasilitas pelayanan.

4. Diisi dengan tanda “X” sel yang mewakili fungsi tertentu yang terdapat pada satuan pemukiman.

5. Diatur kembali setiap fungsi dan satuan pemukiman, fungsi yang paling banyak terdapat pada satuan pemukiman diletakan pada baris paling kiri dan satuan pemukiman yang memiliki jumlah fungsi terbanyak di letakan pada baris paling atas.

Setalah tabel skalogram dibuat dan di susun berdasarkan jumlah dan keragaman fasilitas pelayanan, maka dilakukan perhitungan indeks sentralitas Marshall. Indeks sentralitas marshal di gunakan untuk menilai kemampuan dan hirarki pusat pelayanan seperti halnya analisis skalogram Guttman. Indeks sentralitas marshall ini mengukur kompleksitas fungsional suatu kecamatan dan frekuensi keberadaan fasilitas tersebut. Fungsi-fungsi di beri suatu bobot dalam proporsi terbalik untuk frekunsi keberadaannya. Suatu sekolah teknik atau rumah sakit umum, misalnya yang hanya di tentukan dalam beberapa tempat, di beri bobot lebih tinggi daripada suatu sekolah dasar atau klinik kesehatan, yang lebih menyebar luas keberadaanya. Indeks sentaralitas suatu tempat adalah jumlah bobot dari fungsi-fungsi yang di temui di tempat itu, semakin tinggi indeks tersebut semakin tinggi pula kompleksitas fungsionalnya. Dengan asumsi bahwa

semakin tinggi indeks sentralitas berarti semakin beragam jenis dan jumlah fungsi sentralitasnya sehingga dapat dinyatakan wilayah/kawasan tersebut sebagai pusat pelayanan. prosedur untuk menghitung sentralitas yang di bobot adalah sebagai berikut:

1. Cetak kembali skala Gutman (Skalogram) yang sebelumnya telah di

buat, ganti tanda “X” dengan angka 1.

2. Jumlahkan keseluruhan tiap-tiap baris dan kolom.

3. Mengasumsikan bahwa jumlah total dari atribut-atribut fungsional dalam system keseluruhan memiliki suatu nilai kombinasi sentralitas 100, untuk menentukan bobot atau koefisien likasi dari atribut fungsional, gunakan rumus (Rondinelli, 1985 dalam Misriatun, 2009): C= t/T

Dimana:

C= bobot fungsi

t= nilai sentralitas total, diambil sama dengan 100 T= jumlah total fungsi dalam wilayah yang di tinjau

4. Tambahkan satu baris pada tabel tersebut dan masukan bobot-bobot yang terhitung.

5. Buat tabel yang sama seperti tabel sbelumnya dan masukkan bobot-bobot yang terhitung sebagaimana langkah dan nilai-nilai sentralitas totalnya.

6. Jumlah bobot-bobot dan masing-masing baris untuk mendapatkan indeks-indeks sentralitas itu.

Setelah dilakukan perhitungan, sebelum memberikan peringkat pada masing-masing unit pemukiman, terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien reproduksibilitas dan koefisien skalabilitas, masing-masing dengan rumus:

Kr = 1 - e/n

Dimana: Kr = Koefisien reproduksibilitas e = Jumlah kesalahan

n = Perkalian dari jumlah fungsi dan satuan pemukiaman

Ks = 1 – e/0,5 x (n-Tn)

Dimana: Ks = Koefisien skalabilitas

e = Perkalian dari jumlah fungsi dan satuan pemukiman Tn = Jumlah satuan pemukiaman yang memiliki suatu fungsi

Nilai Kr yang dapat di terima adalah > 0,90 dan nilai Ks yang dapat di terima adalah > 0,60. Jika memenuhi syarat artinya indikator yang di gunakan memiliki tingkat kesalahan yang dapat diterima.

Dari hasil perhitungan bobot ini, dapat di tentukan bahwa makin tinggi total sentralitas dari suatu pemukiman, makin beragam fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya.

Tabel 3.2 Scalogram untuk mengetahui Jumlah dan Keragaman Fasilitas Pelayanan Antar Kecamatan di Bagian Timur Kab. Konsel

1. Pasar Tradisional 14. PLN

2. Toko/Kios 15. Kantor Pos

3. Toko bahan-bahan Pertanian/bahan bangunan 16. BPP

4. Bank 17. Lapangan Sepak Bola

5. Pabrik/Industri 18. Tempat Karoke/Studio Rekaman

6. Sekolah Kejuruan 19. Bengkel Mobil/Motor

7. Puskesmas 20 . Rumah/Warung makan

8. Toko Obat/Apotik 21. Penginapan

9. Terminal angkutan (darat, laut, udra) 22. Foto copi

10. Telkom 23. Studio Foto

11. Media Cetak 24. Salon Kecantikan

12. Radio Swasta 25. Koperasi

13. PDAM 26. PPAT No KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK FUNGSI PELAYANAN TOTAL Fasilitas Ekonomi Fasilitas Sosial Fasilitas Transp/Komk Fasilitas Jasa Publik

Fasilitas Jasa Perorangan lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 Konda 2 Ranomeeto 3 Wolasi 4 Kolono 5 Laonti 6 Moramo 7 Moramo Utara

2. Analisa Gravitasi

Analisis ini di gunakan untuk menjawab permasalahan ke dua yaitu berapa besar tingkat interaksi antar Kecamatan-Kecamatan di Bagian Timur Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan besarnya jarak antar pusat pelayanan dan data penduduk dengan asumsi, semakin banyak jumlah penduduk suatu Kecamatan serta semakin dekat jarak dengan Kecamatan lainnya, maka semakin besar daya tarik Kecamatan tersebut dan semakin tinggi pula tingkat interaksinya dengan Kecamatan lain.

Menentukan wilayah pengaruh menggunakan teori gravitasi dengan rumus sebagai berikut (Warpani, 1984:113) :

Dimana :

I12 = Interaksi antara kecamatan 1 dengan kecamatan 2 (indeks gravitasi)

P1 = Jumlah penduduk pada wilayah pertama (ribuan jiwa) P2 = Jumlah penduduk pada wilayah kedua (ribuan jiwa) d12= Jarak ibukota kecamatan 1 dengan kecamatan 2 (km)

Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh jarak batas gaya tarik suatu pusat yang menggambarkan jangkauan pelayanan terhadap pusat lainnya menggunakan elaborasi rumus gravitasi sebagaiberikut :

P1P2

I12 = ---(d12

Dimana :

DAB = Jarak batas gaya tarik dari pusat A ke pusat B (Km) dAB = Jarak ibu kota kecamatan A ke kecamatan B (Km) PA = Jumlah penduduk pusat A (ribuan jiwa)

PB = Jumlah penduduk pusat B (ribuan jiwa)

Menurut Schoenmaker, model gravitasi dalam penerapannya adalah sebagai berikut :

a) Semakin besar jarak antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, maka daya tarik semakin kecil, demikian halnya semakin kecil jarak antaranya, maka daya tarik semakin besar. Ini bearti apabila jarak antar satu kecamatan dengan kecamatan lainnya mengecil (lebih cepat dan murah untuk mencapainya), maka interaksinya semakin kuat dan sebaliknya apabila jarak antaranya semakin besar (makin lama dan mahal menempuhnya), interaksinya akan semakin lemah.

b) Semakin tinggi nilai bobot dari tempat-tempat tersebut maka semakin bertambah daya tarik antar keduanya, dan semakin kecil nilai bobotnya maka semakin berkurang daya tariknya.

dAB

DAB = ---1+

Tabel 3.3 Untuk Mengukur Gaya Tarik Geografis Antar Kecamatan di Bagian Timur Kabupaten Konawe Selatan

Dokumen terkait