• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui analisis penentuan harga pokok penjualan. Data-data tersebut dianalisis dengan menghitung data kuantitatif dan dinyatakan dengan data kualitatif untuk menginterpretasikan hasil perhitungan data tersebut dan menjawab masalah yang akan diteliti dan akhirnya ditarik kesimpulan dari

pengolahan data tersebut. selanjutnya untuk mengetahui tentang harga pokok penjualan dan laba, penulis menggunakan metode harga pokok penjualan dan laba dengan rumus sebagai berikut :

1. Rumus untuk menghitung Harga Pokok Penjualan:

HPP = Barang tersedia untuk dijual (BTUD) – Persediaan akhir BTUD = Persediaan barang dagangan awal + Pembelian bersih 2. Rumus menghitung laba adalah :

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha.

43 A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Batara Indah didirikan pada tahun 1986 di Jakarta oleh bapak Kristanto Widjaya Perusahaan ini bergerak dibidang Alat Tulis Kantor (ATK), pada awal tahun 2005 di bentuk perwakilan di Makassar yang beralamat di Jalan Dg.Tata dan pada akhir tahun 2005 diresmikan sebagai PT. Batara Indah Cabang Makassar. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan akan perlengkapan alat tulis kantor yang lengkap, maka perusahaan ini mendistribusikan merek-merek Internasional yang berkualitas dan bermutu tinggi, antara lain : Bantex, Apli, Elba, Linex, Xyron, dan Papeo.

Pada tahun 2014 perusahaan ini berganti nama dari PT. Batara Indah menjadi PT. Bino Mitra Sejati yang beralamat dan berpindah tempat di Jalan Sungai Saddang Baru Nomor 94C.

B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi perusahaan

Setiap perusahaan wajib memiliki visi sebagai pedoman dasar dalam menentukan misi perusahaan yang bersangkutan. Sebagai salah satu perusahaan distributor di industri peralatan kantor yang ternama, PT Bino Mitra Sejati memilki visi, yaitu:“Melalui mutu dan pelayan, kami ingin

menjadi perusahaan penyedia office stationery yang terbaik di tempat kami berada.”

2. Misi Perusahaan

Dalam menggapai visi tersebut, haruslah didukung oleh misi yang menjadi cara atau langkah yang akan dilakukan agar goal perusahaan dapat tercapai. Dan misi dari PT Bino Mitra Sejati adalah:

1. Membangun sinergi dari pengalaman luas kami dalam produksi dan distribusi stationery.

2. Bersama-sama tumbuh dan memberikan keuntungan kepada seluruh stakeholder secara maksimal

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Salah satu persyaratan yang cukup penting bagi suatu perusahaan agar dapat berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan, yaitu apabila terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dinyatakan dengan jelas, maka diharapkan dapat mendorong kerja sama yang baik untuk meningkatkan produktivitas pekerja serta keinginan untuk melakukan sesuatu dengan sempurna sehingga dapat memperlancar pekerjaan dalam perusahaan, sangatlah diperlukan suatu struktur organisasi yang baik dapat menimbulkan suasana dimana keputusan yang perorangan maupun golongan dalam perusahaan dapat terwujud.

Hal ini penting karena tanpa adanya struktur organisasi yang baik akan menimbulkan kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Dengan kata lain, garis komando dalam struktur organisasi haruslah

digambarkan dengan jelas agar setiap bagian dapat mengkoordinir semua bagiannya masing-masing dengan baik sehingga kemungkinan kerja sama yang baik akan mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Untuk menjalin kerja sama yang baik dan harmonis maka perusahaan ini telah memilih metode organisasi garis (line organisation) dengan alasan dipandang mempunyai kebaikan antara lain :

1) Disiplin kerja karyawan yang tinggi.

2) Antara karyawan dapat terjalin saling pengertian yang baik dan lancar.

3) Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan lancar.

4) Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi umumnya besar, sebab mereka saling mengenal satu sama lain.

Dalam menjelaskan suatu kedewasaan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhakan, maka dianggap perlu untuk menyusun suatu struktur organisasi agar nampak dengan jelas bagaimana proses pelaksana dari pada kegiatan dan jabatan tersebut. Dengan struktur organisasi dapat dilihat garis tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pada seseorang yang telah bekerja pada perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini dapat mencegah adanya kesimpang siuran dari pada tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang karyawan. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik. Penilaian terhadap suatu struktur organisasi apakah struktur organisasi itu baik atau tidak pada suatu perusahaan, tergantung dari keadaan perusahaan itu sendiri

atau dengan kata lain struktur organisasi merupakan hal yang dinamis dalam arti bahwa senantiasa harus sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian pula pandangan menajemen mengenai bagaimana pola hubungan yang disusun. Penyusunan struktur organisasi dapat dilihat dari :

1) Aspek pembagian kerja, dimana berbagai fungsi yang harus dilaksanakan atau dikerjakan oleh perusahaan serta bagian-bagian yang menanganinya.

2) Aspek integrasi (koordinasi), dimana berbagai bagian sehingga merupakan suatu kesatuan yang terarah kepada pelaksanaan tujuan dari perusahaan.

D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Struktur organisasi adalah pola tata kerja dan wewenang yang ada dalam setiap perusahaan. Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bagan struktur organisasi. Setiap bagian dalam struktur organisasi PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar mempunyai tugas dan kewajiban masing-masing.

Dibawah ini adalah bagan Struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar, berikut tugas dan kewajiban masing masing bagian.

Gambar 4.1

Tugas dari tiap jabatan adalah sebagai berikut:

1) Kepala cabang. Yaitu me-manage cabang secara keseluruhan, berhubungan dengan partner.

2) Koordinator sales. Yaitu mengawasi, mengatur dan memberi pengarahan pada setiap sales dalam penjualan produk.

3) Administrasi dan invoicing. Yaitu meng-input data, baik data pembelian dan data penjualan.

4) Koordinator gudang dan distributor. Mengatur produk-produk yang berada didalam gudang, menghitung keluar masuk produk.

5) Accounting dan finance. Mengatur keuangan perusahaan.

Kepala Cabang

Koordinator Sales

Admin &

Invoicing

Koordinator Gudang

Accounting

& Finance

Sales Sales Retail Staff Gudang

& Distributor

Collector

6) Sales. Melakukan penjualan yang berskala besar seperti perusahaan, sekolah dan instansi-instansi pemerintahan.

7) Sales Retail. Melakukan penjualan pada skala yang lebih kecil. Seperti toko ATK.

8) Staff dan gudang. Meng-input data pada saat keluar-masuk barang.

9) Collector. Penagihan pada perusahaan-perusahaan yang membeli produk pada PT Bino Mitra Sejati

Rilau, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai. Pada tanggal 27 Desember 1993, sebagai anak keempat dari 5 bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Kamaruddin dan Ibu Murni Yunus.

Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan formal di SD Negeri 1 Iwoi Mea Jaya Kolaka pada tahun 2000 dan tamat pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Lambandia Kolaka dan tamat pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bulupoddo Sinjai dan tamat pada tahun 2012.

Pada Tahun yang sama, penulis diterima sebagai Mahasiswa pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Strata Satu (S1).

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penetapan Harga Pokok Penjualan 1. Komponen Harga Pokok Penjualan

a. Persediaan Awal Barang Dagang

Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang dagang yang tersedia pada awal suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal perusahaan dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau laporan neraca tahun sebelumnya.

b. Persediaan Akhir Barang Dagang

Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang-barang pada akhir suatu periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan akhir perusahaan akan diketahui dari data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.

c. Pembelian Bersih

Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang secara tunai maupun pembelian maupun pembelian barang dagang secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.

2. Laporan Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu unsur elemen dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi, maka harus dilakukan perhitungan Harga Pokok Penjualan yang terjadi dalam periode berjalan. Ketetapan perhitungan HPP mempengaruhi keakuratan laba yang diraih perusahaan atau rugi yang ditanggung perusahaan.

Dengan demikian semakin tepat perhitungan perhitungan laporan HPP yang dilakukan akan berakibat semakin akurat laporan laba atau rugi perusahaan.

Dalam perhitungan laporan Harga Pokok Penjualan, ada beberapa hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah unsur-unsur yang membentuk Harga Pokok Penjualan antara lain persediaan awal, persediaan akhir, dan pembelian bersih barang dagang.

3. Jenis Barang yang dijual

Berikut ini data jenis barang yang dijual pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Tabel 5.1

Jenis Barang Siap dijual

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Sumber : data laporan penjualan PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah jenis barang siap dijual pada tahun 2014 sebanyak 341.666 item dengan total harga sebesar Rp.

4.286.213.029 dengan harga per item sebesar Rp. 12.546. Pada tahun 2015 jumlah barang siap dijual sebanyak 724.042 item dengan total harga sebesar Rp.

10.117.059.211,70 dan harga per item sebesar Rp. 13.973. 4. Laporan Keuangan

-APLI 193 2.749.900 154 1.693.425,00

BANTEX-P 237.939 3.302.775.611 443.446 8.244.358.419,46

BANTEX-T 63.874 688.686.555 48.714,00 844.679.196,00

DEFLECTO 4221 86.581.895 1.192,00 59.368.100,00

ELBA 356 5.852.140 4,00 1.648.010,00

HFP PRODUCTS 0 0 -

-LINEX 2.313 22.887.481 4.524,00 59.392.254,52

LYRA 31.839 165.998.980 223.166,00 875.173.306,72

OEM 830 9.581.375 1.920,00 28.756.720,00

PAPEO 100 949.800 922,00 1.989.780,00

PAPER PRO 1 149.292 -

-XYRON 0 0 0 0

TOTAL 341.666 4.286.213.029 724.042,00 10.117.059.211,70

Tabel 5.2

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Perhitungan Laba Rugi

Periode Januari-Desember 2014

Sumber : Data Laba Rugi PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, terdapat penjualan bersih sebesar Rp.

4.286.213.028,76 dengan dikurangi harga pokok penjualan sebesar Rp.

3.343.773.838,84 sehingga memperoleh laba kotor sebesar Rp. 942.439.189,92.

Selanjutnya beban penjualan sebesar Rp. 417.983.619,31 ditambah dengan beban administrasi dan umum sebesar Rp. 373.873.844,50 diperoleh jumlah beban usaha sebesar Rp. 791.857.463,81. Laba usaha diperoleh sebesar Rp. 150.581.726,11 ditambah dengan pendapatan lain sebesar Rp. 72.044,47 sehingga diperoleh laba bersih sebesar Rp. 150.653.770,58

Beban Administrasi dan Umum 373.873.844,50

Jumlah Beban Usaha (791.857.463,81)

Laba Usaha 150.581.726,11

Pendapatan diluar Usaha :

Pendapatan lain lain 72.044,47

Laba Bersih 150.653.770,58

Tabel 5.3

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Neraca

Total Liabilities dan Equities 14.175.110.830,06

Sumber : data laporan keuangan PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa pada aktiva lancar pada tahun 2014 sebesar Rp. 13.688.661.434,06 dan aktiva tetap sebesar Rp.

486.449.396,00 sehingga diperoleh total aktiva sebesar Rp. 14.175.110.830,06.

Sedangkan pada Passiva, utang sebesar Rp. 13.033.299.233,79 dan modal sebesar Rp. 1.141.811.596,27 sehingga diperoleh total passiva sebesar Rp.

14.175.110.830,06. Jadi dapat diketahui bahwa penggunaan dana pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar sebesar Rp. 14.175.110.830,06 dan sumber dana juga sebesar Rp. 14.175.110.830,06

Tabel 5.4

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Perhitungan Laba Rugi

Periode Januari-Desember 2015

Sumber : Data Laba Rugi 2015 PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, terdapat penjualan bersih sebesar Rp.

4.671.385.933,45 dengan dikurangi harga pokok penjualan sebesar Rp.

3.652.550.625,36 sehingga memperoleh laba kotor sebesar Rp. 1.018.835.308,09.

Penjualan bersih 4.671.385.933,45

Harga pokok penjualan (3.652.550.625,36)

Laba Kotor 1.018.835.308,09

Beban Usaha :

Beban Penjualan 409.728.825,45 Beban Administrasi dan Umum 404.091.613,72

Jumlah Beban usaha (813.820.439,17)

Laba Usaha 205.014.868,92

Pendapatan diluar Usaha :

Pendapatan lain lain 77.234,53

Laba Bersih 205.092.103,45

Selanjutnya beban penjualan sebesar Rp. 409.728.825,45 ditambah dengan beban administrasi dan umum sebesar Rp. 404.091.613,72 diperoleh jumlah beban usaha sebesar Rp. 813.820.439,17. Laba usaha diperoleh sebesar Rp. 205.014.868,92 ditambah dengan pendapatan lain sebesar Rp. 77.234,53 sehingga diperoleh laba bersih sebesar Rp. 205.092.103,45

Tabel 5.5

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Neraca

Total Liabilities dan Equities 15.275.730.293,67

Sumber : Data Laporan keuangan PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa pada aktiva lancar pada tahun 2015 sebesar Rp. 15.011.504.888,67 dan aktiva tetap sebesar Rp.

264.225.405,00 sehingga diperoleh total aktiva sebesar Rp. 15.275.730.293,67.

Sedangkan pada Passiva, utang sebesar Rp. 14.195.444.447,70 dan modal sebesar Rp. 1.080.285.845,97 sehingga diperoleh total passiva sebesar Rp.

15.275.730.293,67. Jadi dapat diketahui bahwa penggunaan dana pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar sebesar Rp. 15.275.730.293,67 dan sumber dana.

B. Perhitungan Harga Pokok Penjualan 1. Data Persediaan

Tabel 5.6 Data Persediaan

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Sumber : Data Laporan Keuangan PT. Bino Mitra Sejati Tahun 2014-2015 ( diolah 2016)

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa persediaan awal pada tahun 2014 sebesar Rp. 404.610.625,49 dan persediaan akhir sebesar Rp.

1.001.934.185,55 sedangkan pada persediaan awal tahun 2015 diambil dari

persediaan awal 2014 yaitu sebesar Rp. 1.001.934.185,55 dan persediaan akhir 2015 sebesar Rp. 873.949.508,70

2. Data Pembelian

Berikut disajikan data pembelian PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tabel 5.7

Data Pembelian PT Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Sumber: Data Laba Rugi PT. Bino Mitra sejati Cabang Makassar 2014-2015

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa pembelian pada tahun 2014 sebesar Rp. 3.941.097.398,90 dan pembelian pada tahun 2015 sebesar Rp.

3.524.565.948,51. Dari keduanya dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 ke tahun

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambar data pembelian PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar dalam bentuk grafik.

Grafik 5.1

januari februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb

er Oktober Novembe r

Desembe r

2015 2.84 8.54 1.59 4.08 12.81 10.46 13.48 6.40 11.83 8.03 9.34 10.61

2014 2.22 10.82 10.97 6.08 6.27 1.23 9.77 6.31 8.18 11.29 7.47 14.73

5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

Persen

Grafik 5.1

Pembelian PT. Bino Mitra Sejati Tahun 2014-2015

3. Data Penjualan

Berikut ini data penjualan pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar.

Tabel 5.8

Penjualan PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Sumber: Data Laba Rugi PT. Bino Mitra sejati Cabang Makassar 2014-2015

Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa penjualan pada tahun 2014 sebesar Rp. 4.286.213.028,76 dan penjualan pada tahun 2015 penjualan meningkat dengan nominal sebesar Rp. 4.671.385.933,45. Kenaikan ini akan mempengaruhi laba yang juga akan meningkat.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambar data penjualan PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar dalam bentuk grafik

Periode 2014 2015

Grafik 5.2

4. Data Barang Siap Dijual

Berikut ini data Barang Siap dijual pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Tabel 5.9

Barang Siap Untuk dijual

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Sumber : Data olahan 2016

Berdasarkan tabel 5.10 di atas, menunjukkan bahwa persediaan awal tahun 2014 sebesar Rp. 404.610.625,49 dan pembelian sebesar Rp. 3.941.097.398,90 sehingga diperoleh nilai barang siang dijual sebesar Rp. 4.345.708.024,39.

Selanjutnya pada persediaan awal tahun 2015 sebesar Rp. 1.001.934.185,55 dan pembelian sebesar Rp. 3.524.565.948,51 sehingga nilai untuk barang siap dijual sebesar Rp. 4.526.500.134,06.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambar data Barang Siap dijual pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar dalam bentuk grafik

januari februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb

er Oktober Novemb er

Desemb er

2015 4.77 5.80 7.32 0.64 8.34 16.24 5.65 9.63 10.20 10.81 9.66 10.94

2014 8.23 9.60 9.36 8.29 9.04 5.80 6.72 7.33 8.71 9.06 8.37 9.48

Penjualan PT. Bino Mitra Sejati Tahun 2014-2015

Tahun Persediaan awal Pembelian Barang siap dijual 2014 404.610.625,49 3.941.097.398,90 4.345.708.024,39 2015 1.001.934.185,55 3.524.565.948,51 4.526.500.134,06

Grafik 5.3 5. Data Harga Pokok Penjualan

Berikut adalah data Harga Pokok Penjualan pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Tabel 5.10 Harga Pokok Penjualan

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Tahun Persediaan awal Pembelian Persediaan akhir HPP 2014 404.610.625,49 3.941.097.398,90 1.001.934.185,55 3.343.773.838,84 2015 1.001.934.185,55 3.524.565.948,51 873.949.508,70 3.652.550.625,36 Sumber: Data Laporan Laba Rugi PT. Bino Mitra Sejati (diolah) 2016

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 persediaan awal sebesar Rp. 404.610.625,49, pembelian sebesar Rp.

3.941.097.398,90, dan persediaan akhir sebesar Rp. 1.001.934.185,55 sehingga diperoleh harga pokok penjualan sebesar Rp. 3.343.773.838,84. Kemudian pada tahun 2015 persediaan awal sebesar Rp. 1.001.934.185,55, pembelian sebesar Rp.

3.524.565.948,51, dan persediaan akhir sebesar Rp. 873.949.508,70 sehingga diperoleh harga pokok penjualan sebesar Rp. 3.652.550.625,36.

Persediaan

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Perhitungan harga pokok penjualan juga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Harga Pokok Pokok Penjualan tahun 2014

Harga Pokok Penjualan = Barang Siap Dijual – Persediaan Akhir

=Rp. 4,345,708,024.39 - Rp. 1,001,934,185.55

= Rp. 3,343,773,838.84 Harga Pokok Pokok Penjualan tahun 2015

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambar data Harga Pokok Penjualan pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar dalam bentuk grafik

Barang siap dijual = Persediaan Awal + Pembelian

=Rp. 404,610,625.49 + Rp. 3,941,097,398.90

=Rp. 4,345,708,024.39

Barang Siap Dijual = Persediaan Awal + Pembelian

= Rp. 1.001.934.185,55 + Rp. 3.524.565.948,51

= Rp. 4.526.500.134,06

Harga Pokok Penjualan = Barang Siap Dijual – Persediaan Akhir

= Rp. 4,526,500,134.06 – Rp. 873,949,508.70

= Rp. 3,652,550,625.36

Grafik 5.4

C. Laba Optimal

Tujuan utama perusahaan yang penting untuk dicapai adalah pencapaian laba optimum. Pencapaian laba dirasa penting karena berkaitan dengan berbagai konsep akuntansi antara lain kesinambungan perusahaan (going concern) dan perluasan perusahaan, serta mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi atau ketingkat yang lebih baik.

Berikut ini adalah data Laba pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar tahun 2014-2015

Tabel 5.11

Laba PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Persediaan awal Pembelian Persediaan akhir HPP

2015 1,001,934,185.55 3,524,565,948.51 873,949,508.70 3,652,550,625.36 2014 404,610,625.49 3,941,097,398.90 1,001,934,185.55 3,343,773,838.84

1,000,000,000.000.00

Penetapan Harga Pokok Penjualan PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Tahun 2014-2-15

Tahun Penjualan Beban Usaha Laba Bersih 2014 4.286.213.028,76 791.857.463,81 150.653.770,58 2015 4.671.385.933,45 813.820.439,17 205.092.103,45 Jumlah 8.957.598.962,21 1.605.677.902,98 355.745.874,03

Berdasarkan tabel 5.13 di atas, menunjukkan bahwa pada tahun 2014 penjualan sebesar Rp. 4.286.213.028,76 dan beban usaha sebesar Rp.

791.857.463,81 sehingga diperoleh laba sebesar Rp. 150.653.770,58. Selanjutnya pada tahun 2015 penjualan sebesar Rp. 4.671.385.933,45 dan beban usaha sebesar Rp. 813.820.439,17 sehingga diperoleh laba sebesar Rp. 205.092.103,45.

Untuk mengetahui jumlah laba yang diperoleh perusahaan dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Perhitungan Laba 2014

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

=Rp. 4,286,213,028.76 – Rp. 3,343,773,838.84

= Rp. 942,511,234.39

Perhitungan Laba 2015

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

= Rp. 4.671.385.933,46 – Rp. 3,652,550,625.36

= Rp. 1.018.835.308,10

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha

= Rp. 1,018,912,542.62 – Rp. 813,820,439.17

= Rp. 205,092,103.45

Berikut ini adalah data perbandingan penjualan dan laba pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar tahun 2014 dan 2015

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha

= Rp. 942,511,234.39 – Rp. 791,857,463.81

= Rp. 150,653,770.58

Tabel 5.12

Perbandingan Penjualan Dengan Laba PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar

Tahun 2014-2015

Tahun Penjualan Laba

2014 4.286.213.028,76 150.653.770,58 2015 4.671.385.933,45 205.092.103,45

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi penjualan maka laba juga akan mengalami peningkatan. Hal ini dilihat berdasarkan penjualan tahun 2014 sebesar Rp. 4.286.213.028,76 sehingga mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 150.653.770,58, dan penjualan pada tahun 2015 sebesar Rp. 4.671.385.933,45 sehingga mendapatkan kenuntungan sebesar Rp.

205.092.103,45.

Berikut adalah data persentase perhitungan laba optimal pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar tahun 2014-2015

Tabel 5.13 Laba Optimal

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

Tahun Penjualan HPP Laba Persentase

(%) 2014 4.286.213.028,76 3.343.773.838,84 150.653.770,58 125%

2015 4.671.385.933,45 3.652.550.625,36 205.092.103,45 136%

Sumber: Data Olahan 2016

Berdasarkan tabel 5.14 di atas dapat dilihat penjualan 2014 sebesar Rp.

4.286.213.028,76 dengan HPP sebesar Rp. 3.343.773.838,84 maka diperoleh laba sebesar Rp. 150.653.770,58 dengan persentase 125% jika dibandingkan dengan

laba tahun 2013. Kemudian pada tahun 2015 penjualan sebesar Rp.

4.671.385.933,45 dengan HPP sebesar Rp. 3.652.550.625,36 maka diperoleh laba sebesar Rp. 205.092.103,45 dengan persentase 136%. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2014 terjadi pertumbuhan laba sebesar 11%. Untuk lebih jelasnya, penjelasan tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Grafik 5.5

D. Pembahasan

1. Kendala dalam Mencapai Laba Optimal

Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan pada PT. Bino Mitra Sejati pada tahun 2014 dan 2015 maka yang menjadi kendala dalam pencapaian target laba optimal adalah kurangnya perhatian dari pihak manajemen perusahaan untuk mengefisiensikan beban usaha yang dikeluarkan sehingga pada tahun 2015 jumlah pengeluaran lebih besar dibanding pada tahun 2014.

Meskipun perbedaan tidak cukup berarti diantara keduanya namun itu mempengaruhi laba optimal atas target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Penjualan HPP Laba Persentase

2015 4,671,385,933. 3,652,550,625. 205,092,103.4 57.65 2014 4,286,213,028. 3,343,773,838. 150,653,770.5 42.35 0.00

PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar Tahun 2014-2015

2. Manfaat Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis, inflikasi dari hasil analisis yaitu :

1. Dapat diketahui bahwa penetapan harga pokok penjualan berpengaruh terhadap peningkatan laba pada perusahaan

2. Dapat diketahui bahwa semakin tinggi jumlah penjualan maka semakin tinggi pula peluang untuk mendapatkan laba.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian pada PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Penetapan harga pokok penjualan pada PT. Bino Mitra Sejati mempengaruhi laba yang semakin meningkat. Peningkatan laba yang setiap tahun meningkat dipengaruhi oleh jumlah penjualan bersih yang semakin meningkat.

2. Laba yang diperoleh PT. Bino Mitra Sejati pada tahun 2015 belum optimal karena target penjualan yang ditetapkan belum tercapai. Itu dilihat dari hasil analisis target dan realisasi penjualan perusahaan dimana jumlah yang ditargetkan lebih besar dari jumlah penjualan yang diperoleh.

B. Saran

Adapun saran-saran yang penulis kemukakan terhadap PT. Bino Mitra Sejati yaitu :

1. Dalam upaya peningkatan laba optimal, Manajemen PT. Bino Mitra Sejati perlu mengefisiensikan beban usaha baik dari sumber daya manusia maupun keuangan yaitu dengan cara menekan biaya pengeluaran agar target yang ditetapkan dapat tercapai.

2. Manajemen PT. Bino Mitra Sejati Cabang Makassar, untuk lebih meningkatkan lagi penjualan bersih dengan cara melakukan kerja sama

kepada pihak-pihak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama terutama penjualan Alat Tulis Kantor

DAFTAR PUSTAKA

Bustami Bastian dan Nurlaela, Akuntansi Biaya, Edisi 4, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013.

Carter dan Usry, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi 2, Buku 1, Salemba empat, Jakarta.

Earl K. Stice, 2009, Akuntansi Keuangan, Edisi 16, Buku 1, Salemba empat, Jakarta.

Haslinda Halik, 2014, Analisis Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Laba Kontribusi Terhadap Volume Penjualan pada PT. Suracojaya Abadi Motor Cab. Pallangga. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Herni M.R, 2014, Analisis Penetapan Harga Pokok Penjualan Ternak Ayam Petelur Terhadap Tingkat Pendapatan pada CV. Anak TernakDi kabupaten enrekang. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

http://sofyanmohammed.wordpress.com, Diakses 28 April 2015. Jam 20.00 WITA.

Irham Fahmi, 2013, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.

Irham Fahmi, 2013, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.

Dokumen terkait