BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.7 Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisa, sebagai berikut:
1. Analisis Univariat, yaitu analisis yang menitikberatkan pada penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
2. Analisis Bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk menunjukkan keterkaitan, hubungan timbal balik atau besar-kecilnya korelasi yang diselidiki antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α=0,05).
Jika p-value lebih kecil dari α (p<0,05), artinya terdapat hubungan yang bermakna (signifikan) dari kedua variabel yang diteliti. Bila p-value lebih besar dari α (p>0,05), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara kedua variabel yang diteliti. Apabila pada tabel output hasil uji statistic terdapat lebih dari 0 cells maka nilaai p-value yang digunakan dalam tabel output adalah Exact Fisher Test.
2. Analisis multivariat
Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi linear berganda untuk melihat pengaruh variabel risiko kecelakaan kerja dengan seluruh variabel yang diteliti, yaitu: pengetahuan tentang K3 dan tindakan tidak aman.
Dengan persamaan regresi linear berganda : Y = A + B1X1 + B2X2 + B3X3 + ... + BnXn X1= Pengetahuan K3
X2= Tindakan tidak aman
Y = Risiko kejadian kecelakaan kerja
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PMKS PT SISIRAU adalah salah satu Badan Usaha Swasta yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO). Pada awal perencanaan PT.SISIRAU mengusahakan proyek pembangunannya diatas lahan 20 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara PT.SISIRAU dengan PT.
Desa Jaya pada tanggal 6 juni 1997 yang diperkuat adanya surat keputusan kantor pertahanan Kabupaten Aceh Timur No. 15/IL.I/BPN/ATIM/1997 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan PMKS.
Data Umum Perusahaan :
1. Nama Perusahaan : PT. Sisirau
2. Jenis Badan Hukum : PT. (Perseroan Terbatas.
3. Nama Pemilik : Joefly J Bahroeny 4. Tanggal Pendirian : 03 Oktober 1991
5. - Alamat Perusahaan : Kampung Sidodadi, Kec. Kejuruan Muda, Kab. Aceh Tamiang.
- Alamat Kantor : Jl. Putri Hijau Dalam No. 4 C-G Medan 20111.
6. No Telepon : 061 – 4144777
7. No Fax : 061 – 4576300
8. Website : www.ibrispalm.co.id
9. Status Permodalan : PMDN.
10. Bidang Usaha : Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit.
11. Barang /Jasa Dagang Utama : Minyak Kelapa Sawit dan Kernel.
12 NPWP : 01.540.095.5 – 105.001.
13. No TDP : 011911500179.
14. Tanggal Dikeluarkan : 06 Juni 2012 s/d 06 Juni 2017 15. Jenis Izin Usaha yang dimiliki
a. Jenis Izin : SIUP.
b. Instansi Pemberi Izin : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu dan Penanaman Modal Aceh Tamiang.
c. No Izin : 503/KP2TSP – SIUP/0187/2012.
d. Tanggal Dikeluarkan : 06 Juni 2012 s/d 06 Juni 2017.
4.1.1 Visi Perusahaan
1. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dengan standar Internasional yang memiliki komitmen serta aktif berkontribusi bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi.
2. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan mengedepankan kualitas yang diterima oleh pasar baik nasioanal maupun internasional.
4.1.2 Misi Perusahaan
1. Berperan aktif dalam melakukan sosialisasi serta pendampingan program yang berkaitan erat dengan peningkatan taraf dan standar hidup masyarakat yang terkait dengan pengembangan, kesejahteraan ekonomi, kesehatan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Taat dan patuh pada Undang – Undang dan peraturan yang berlaku pada wilayah Negara Republik Indinesia.
3. Berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan serta menjaga sumber daya alam dan hayati yang ada, melakukan gerakan penyelamatan lingkungan secara berkala untuk menjaga keseimbangan dampak kerusakan lingkungan.
4. Berperan aktif bersama stakeholder, dan masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam mensejahterakan perekonomian masyarakat sekitar kebun kelapa sawit.
4.2 Uraian Proses Produksi
4.2.1 Stasiun Penerimaan dan Sortasi Buah
Mencakup proses penerimaan TBS kebun sendiri dan kebun pihak ketiga, penampungan sementara TBS, sortasi TBS untuk melihat mutu buah, sampai dengan persiapan pengolahan, yang terdiri dari :
a. Penimbangan TBS
- Truk pengangkut TBS boleh masuk ke timbangan dengan posisi tengah untuk selanjutnya dilakukan penimbangan pertama dan dicatat dalam Form Evaluasi Penerimaan TBS Harian (supir tidak berada dalam kendaraan)
- Kerani timbang setelah melakukan proses penimbangan membuat print out rangkap 2 (dua) yang diarsipkan oleh petugas untuk kebun sendiri, dan print out rangkap 3 (tiga) untuk TBS pihak ke-3.
- Setelah timbangan tutup, operator mematikan seluruh peralatan timbang, krani timbang memprint out keseluruhan hasil penimbangan TBS yang masuk dan dibuat rekap sesuai sumber asal TBS dan dilaporkan ke atasan.
Gambar 4.1 Jembatan Timbang b. Pembongkaran TBS ke dalam Loading Ramp
Setiap pembongkaran TBS ke dalam loading ramp harus diperhatikan apakah terdapat benda asing seperti besi, batu, rantai, dan sebagainya, jika ada segera diambil dan dilaporkan ke atasan. Pengisian loading ramp dimulai dari pintu pertama hingga pintu terakhir agar pengisian ke dalam lori dapat berlangsung dengan sistem FIFO. Sisa TBS yang tidak di proses sebelumnya harus diturunkan ke dalam lori, hal ini untuk menghitung sisa TBS yang tidak diolah pada hari sebelumnya.
c. Sortasi TBS
- Pelaksanaan sortasi dilakukan dengan menurunkan TBS dari truk ke lantai loading ramp sebanyak satu truk, kemudian dipisahkan sesuai kriteria buah mentah, masak, terlalu masak, janjang kosong, tangkai panjang, buah abnormal,
buah busuk dan sampah yang dilakukan secara acak dari depan, tengah dan belakang.
- Petugas sortasi melakukan estimasi kadar sampah dan air berdasarkan hasil sortasi dan dicatatkan dalam Form Hasil Sortasi TBS Kebun (FM-MILL-01-02).
Gambar 4.2 Proses Sortasi d. Pengisian TBS ke Lori
Pengisian TBS ke lori diawali dengan menempatkan dan menyusun lori kosong tepat dibawah hopper loading ramp agar saat pengisian TBS dapat tepat masuk lori. TBS ke dalam lori jangan sampai terlalu penuh menjunjung melebihi kapasitas lori, yang dapat mengakibatkan berondolan jatuh di rail track dan tergilas lori, dapat merusak steam spreader pada sterilizer dan buah akan terjatuh di dalam sterilizer membuat roda lori terganjal dan losses minyak serta menyumbat saringan keluarnya air kondensat. Setelah lori di bawah hopper loading ramp terisi penuh, dipindahkan lori tersebut ke rel menuju rebusan dan ditempatkan kembali lori kosong tepat dibawah hopper loading ramp.
4.2.2 Stasiun Perebusan
Proses perebusan (sterilizer) dimulai dengan proses pemisahan brondolan untuk mendapatkan minyak dan inti sawit.
Gambar 4.3 Perebusan/Sterilizer
Bejana sterilizer merupakan sebuah bejana tekan dengan tipe horizontal dilengkapi dua unit pintu. Body terbuat dari plat baja dengan ketebalan plate 15 mm yang dilengkapi liner dari plat CLC tebal 6 mm, besi siku 200 mm untuk rail track, dua buah nozzle steam inlet berdiameter 150 mm, satu buah nozzle untuk steam exhaust berdiameter 200 mm dan empat buah drainase kondensat berdiameter 100 mm menuju ke pipa 150 mm, serta satu buah safety valve berdiameter 50 mm yang di lengkapi dua buah alat ukur tekanan. Kapasitas satu unit sterilizer 30 ton TBS. Dalam perencanaan kebutuhan unit sterilizer yang disesuaikan dengan kapasitas pabrik, dengan pendekatan perhitungan :
Kapasitas pabrik x siklus perebusan (menit) Kebutuhan unit sterilizer =
Isi sterilizer x 60 menit
Dalam satu siklus perebusan bila tekanan uap dapat mencapai 3 kg/cm2 bertahan dalam waktu minimal 45 menit pada peak ketiga akan memberikan hasil yang memuaskan.
Siklus proses perebusan dengan triple system peak 1. Pengisian lori yang berisi TBS ke dalam sterilizer 2. Penutupan pintu sterilizer
3. Penguncian pintu pengaman sterilizer
4. Memasukan uap kedalam dan mengeluarkan uap dari bejana steriliser dengan membuka dan menutup kerangan sesuai program automatis.
Perebusan membutuhkan waktu penetrasi steam hingga kebagian tandan yang paling dalam .Penetrasi panas ke dalam tandan buah akan semakin cepat bila tekanan uap semakin tinggi Pada system perebusan triple peak pengusiran udara dari sela tandan buah terjadi pada puncak I adalah 1,2 kg/cm2, puncak kedua dengan tekanan sekitar 2.5 kg/cm2 yang diturunkan dengan cepat menjadi nol 0,5 Kg/cm2, selanjutnya buah di dalam rebusan memasuki peak ketiga dengan tekanan 2.8 s/d 3.0 kg/cm2 dalam waktu 35 s/d 45 menit tergantung kebutuhan.
Hubungan waktu perebusan dengan effisiensi ekstraksi minyak sawit sebagai berikut:
a. Semakin lama waktu perebusan jumlah buah yang terpipil semakin tinggi.
b. Semakin lama perebusan kehilangan minyak di kondensat dan di tandan kosong semakin tinggi.
c. Semakin lama perebusan mutu minyak sawit semakin menurun karena akan terjadi penurunan nilai DOBI.
4.2.3 Stasiun Pemisahan Brondolan
Proses pemisahan brondolan yaitu mulai dari proses penuangan TBS yang telah direbus sampai dengan proses pembantingan dengan tujuan untuk mendapatkan brondolan dan mengurangi kehilangan brondolan dalam janjangan.
Tippler adalah alat yang berfungsi untuk menuang janjangan buah yang telah direbus dari lori ke bunch hopper untuk selanjutnya ke incleaned bunch elevator.
Bunch elevator adalah alat yang berfungsi membawa/ mengangkat janjangan ke thresher yang dilengkapi dengan scrapper sebagai tempat janjangan hasil tuangan dari tippler.
Gambar 4.4 Tippler
Thresher Drum adalah alat yang berfungsi untuk melepaskan berondolan dari janjangan buah dengan cara bantingan. Alat ini berupa mesin berbentuk drum berkisi-kisi yang berputar dengan kecepatan 23 rpm, diameter sekitar 2100 mm dan panjang 5100 mm dengan kapasitas janjangan yang di berondol sekitar 30 ton FFB/jam.
Gambar 4.5 Thresher Drum
Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih ada brondolan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double threshing”. Sistem ini bekerja dengan cara tandan kosong (EFB : Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke thresher kedua yang selanjutnya tandan kosong dibawa ke tempat penumpukan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh pihak lain diluar pabrik.
4.2.4 Stasiun Pengempaan
Proses untuk memperoleh minyak dari daging buah secara maksimal dengan oil losses serendah mungkin dan broken nut yang minimum, efektif dan efisien untuk mendapatkan minyak. Sebagai panduan dalam proses pengempaan (pressing) diharapkan diperoleh minyak dari daging buah (mesocarp) secara maksimal dengan oil losses serendah mungkin dan broken nut yang minimum, efektif dan efisien untuk mendapatkan minyak dengan cara :
1. Melumat/mengaduk berondolan di dalam digester sebelum masuk ke mesin press;
2. Mengepress berondolan untuk mendapatkan minyak yang maksimum dan losis minyak minimal dengan sedikit biji yang hancur pada press cake;
3. Mengeluarkan dan menyaring minyak mentah;
4. Memproses press cake pada cake breaker conveyor untuk proses di depericarper.
Alat yang sangat berperan penting didalam stasiun kempa adalah digester, fungsi-fungsi digester yaitu:
1. Untuk melumatkan daging buah agar efisein dalam proses pengempaannya 2. Untuk menaikkan temperatur daging buah
3. Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah
4. Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester agar proses pelumatan sempurna.
Gambar 4.6 Digester
Digester merupakan sebuah tabung silinder vertikal yang pada asnya dipasang pisau-pisau pengaduk dan pisau pelempar. Pisau pelumat yang berfungsi untuk melumatkan daging buah dan sepasang pisau pelempar yang berfungsi untuk membawa atau melempar brondolan yang telah dilumat masuk kedalam screw press. Suhu digester harus dijaga pada 90-95oC, karena suhu optimum untuk memisahkan sel sel minyak dari daging buah pada suhu tersebut.
4.2.5 Stasiun Pemurnian
Proses untuk mendapatkan produksi CPO yang berkualitas baik dan kehilangan minyak yang minimal. Proses pemurnian yang dilakukan di lingkungan kerja meliputi:
e. Penjernihan dengan cara pengendapan minyak kasar hasil pressan yang masih mengandung air dan kotoran lainnya.
f. Pemisahan minyak dengan air dan zat padat yang ada pada sludge dengan bantuan decanter atau sentrifuge.
g. Menurunkan kandungan kotoran dan air yang ada di CPO melalui proses di purifier dan vacuum dryer.
h. Mendapatkan minyak CPO yang memenuhi standard mutu yang disyaratkan secara maksimal.
Gambar 4.7 CST/ Continuous Settling Tank
Continuous Settling Tank / Clarifier Tank adalah alat yang berfungsi memisahkan minyak murni dari minyak kasar yang masih mengandung air dan zat padat secara gravitasi. Alat ini berbentuk tanki slinder vertikal dilengkapi dengan pipa under flow dan skimed untuk menahan retensi minyak dan bagian dasarnya berbentuk kerucut berfungsi untuk mengefektifkan pengendapan pasir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja CST adalah : 1. Temperatur
2. Air pengencer (dulution) 3. Kapasitas CST
4. Berat jenis minyak dan sludge 5. Pengaduk (agitator)
6. Kualitas dan kuantitas umpan (feeding)
7. Desain pompa untuk menentukan retention time (RT)
Pengolahan minyak dimulai dari Oil tank sebagai tempat penampungan sementara minyak sebelum minyak menuju Vacuum dryer sekaligus mengendapkan kotoran yang masih terikut pada minyak. Pada Oil tank suhu harus di jaga pada suhu 90 - 95 0C . Minyak dari oil tank akan langsung di transfer ke Floater Tank. Floater Tank berfungsi untuk penampungan sementara minyak hasil pemisahan dari Oil Tank yang selanjutnya akan di umpankan ke Vacum Dryer. Floater tank juga mengatur aliran minyak yang masuk ke Vacum Dryer melalui bandul yang terpasang pada Floater Tank. Minyak yang di Floater Tank lalu akan langsung di hisap ke Vacum Dryer. Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak, dalam Vacum Dryer terjadi perbedaaan
tekanan antara udara luar Vacum Dryer. Tekanan didalam Vacum Dryer sangat rendah. Pada tekanan yang rendah fluida akan lebih cepat menguap meskipun belum mencapai titik didihnya. Minyak dan air memiliki titik didih yang berbeda, minyak memiliki titik didih lebih tinggi dari air sehingga minyak tidak terikut menguap dengan air.
Pada saat minyak terhisap ke Vacum Dryer, minyak akan di Sprey ke Vacum Dryer melalui Nozzle sehingga air didalam minyak akan mudah menguap dan terhisap oleh pompa vacum, selanjutnya terdorong keluar ke Hot Water Tank.
karena titik didih minyak lebih besar dari pada air maka minyak tidak menguap dan jatuh ke bawah dihisap oleh Oil Transfer Pump yang kemudian mengalir ke Storage Tank. Fungsinya adalah untuk tempat penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim.
4.2.6 Stasiun Pengolahan Biji
Pada stasiun ini mencakup proses pemecahan biji (nut), pemisahan kernel dari cangkang, pengeringan serta penyimpanan kernel pada stasiun kernel recovery. Proses di stasiun kernel yang dilakukan di lingkungan kerja meliputi:
a. Melalui proses pemecahan biji diharapkan diperoleh effisiensi pemecahan yang tinggi dan broken kernel yang rendah
b Pemisahan kernel dengan cangkang diharapkan diperoleh kernel dengan kualitas sesuai stanard dan kehilangan kernel minimal.
c. Melalui pengeringan diharapkan kadar air kernel produksi sesuai standard sehingga lebih tahan disimpan.
Ampas kempa ( cake ) dari stasiun Press akan langsung jatuh ke Cake breaker conveyor. Cake yaitu gumpalan yang masih mengandung Fiber dan Nut serta memecahkan gumpalan Cake dari pressan agar mudah didalam pemisahan antara Fiber dan Nut, Fiber akan terhisap oleh Depericarper untuk selanjutnya di bawa ke Fiber Hopper sebangai bahan bakar Boiler. Sedangkan Nut akan jatuh menuju Nut Polishing drum utuk selanjutnya akan di bersihkan serabut- serabut halus yang masih menempel pada bagian luar Nut yang dapat meredam lemparan dari Riple Mill sebagai alat pemecah Nut.
4.2.7 Stasiun Pengolahan Air
Pabrik kelapa sawit membutuhkan air bersih untuk pengolahan, sebagai air umpan boiler dan proses lainnya yang ada didalam pabrik. Proses pengolahan air bertujuan untuk meninjau kualitas air sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sumber air dengan kualitas yang diinginkan jarang ditemui sehingga perlu adanya pengolahan air agar didapatkan air dengan kualitas yang diinginkan.
Prosees pengolahan air pada stasiun ini terdiri dari : a. Waduk (raw water)
Waduk berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara. Air yang yang berasal dari sungai dihisap dengan menggunakan pompa selanjutnya ditampung diwaduk
b. Pompa Bahan Kimia (chemical pump)
Pompa ini digunakan untuk menginjeksi bahan kimia ke dalam pipa air sebelum masuk ke dalam Clarifier Tank.
c. Clarifier Tank
Tangki ini merupakan proses awal untuk pembentukan endapan sehingga terjadi pemisahan antara air dan lumpur. Proses pemisahan dilakukan dengan penambahan bahan kimia, diantaranya :
1. Tawas/alum (Al2SO4) = Aluminium Sulfate 2. Soda Ash (Na2CO3) = Natrium Carbonate 3. PAS (Poly Aluminium Cloride)
4. Flocculant
Proses yang terjadi di Clarifier Tank adalah Penghilangan zat koloid melalui proses pemisahan dan pengolahan, koagulasi adalah pemisahan zat padatan yang sangat halus, flokulasi adalah penambahan zat flocculant sehingga flok-flok halus saling berikatan membentuk endapan yang besar sehingga mempercepat pengendapan.
d. Bak sedimentasi
Bak sedimentasi merupakan tempat berkumpulnya air jernih setelah melewati proses pemisahan dan terkadang ada endapan halus yang lewat dari clarifier sehingga bak sedimentasi dapat dikatakan sebagai tempat pengendapan lanjutan.
e. Sand filter
Saringan pasir dipakai untuk menghilangkan/menyaring endapan yang masih terdapat pada air setelah tangki pengendapan
f. Water Tower
Sebagai tempat cadangan / buffer air untuk keperluan pabrik juga untuk memberi tekanan pada air yang keluar agar dapat mengalir ke pabrik secara gravitasi.
g. Softener
Softener berfungsi untuk mereduksi kandungan mineral Ca+ dan Mg+ pada airsumber yang dapat menyebabkan pembentukan kerak pada boiler, media yang digunakan berupa resin cation.
h. Feed Water tank
Sebagai tempat cadangan / buffer air untuk keperluan pabrik juga untuk memberi tekanan pada air yang keluar agar dapat mengalir ke pabrik secara gravitasi. Air dari sand filter dipompa masuk ke water tower, keluaran dari water tower langsung ke kran-kran di pabrik dan untuk keperluan boiler.
4.2.8 Stasiun Ketel Uap/Boiler
Mecakup proses pengoperasian ketel uap dimana uap yang dihasilkan digunakan sebagai penggerak utama steam turbin untuk pembangkit tenaga listri, perebusan buah disteriliser dan pemanasan crude oil, air, kernel, minyak di storage tank. Proses pengoperasian Boiler yang dilakukan di lingkungan kerja meliputi:
6. Persiapan pengoperasian 7. Pengapian ( fire up) 8. Pengoperasian 9. Pengawasan
10. Penghentian operasi
4.3 Karakteristik Pekerja Bagian Pengolahan PT SISIRAU Aceh Tamiang
Secara umum dapat digambarkan karakteristik individu pekerja bagian pengolahan PT. SISIRAU Aceh Tamiang berdasarkan umur, pendidikan terakhir, masa kerja, dan unit kerja.
4.3.1 Umur
Tabel 4.1 Distribusi Pekerja Bagian Pengolahan Menurut Umur pada PT SISIRAU Tahun 2016
No Umur (tahun) Jumlah (org) Persentase (%)
1. ≤ 39 13 39,4
2. > 39 20 60,4
Total 33 100
Umur terendah pekerja bagian pengoalahn PT. SISIRAU tahun 2016 adalah 26 tahun dan tertinggi 47 tahun. Data umur dikelompokkan berdasarkan kelas interval diperoleh 2 kelompok umur. Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa keseluruhan umur pekerja bagian pengolahan terbanyak pada kelompok umur > 39 tahun yaitu sebanyak 20 orang (60,4%), sedangkan kelompok umur ≤ 39 tahun lebih sedikit dengan jumlah 13 orang (39,4%).
4.3.2 Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tabel 4.2 di bawah ini, dapat dilihat distribusi pekerja bagian pengolahan PT. SISIRAU tahun 2016 mempunyai pendidikan terakhir (memperoleh ijazah terakhir) yaitu SD tidak ada, SMP sederajat sebanyak 2 orang (6,1%), SMA sederajat sebanyak 29 orang (87,9%), dan lulusan Perguruan Tinggi.
Tabel 4.2 Distribusi Pekerja Bagian Pengolahan Menurut Pendidikan Terakhir pada PT SISIRAU Tahun 2016
No Pendidikan Terakhir Jumlah (org) Persentase (%)
1. SD 0 0 pada PT SISIRAU Tahun 2016
No Masa Kerja (tahun) Jumlah (org) Persentase (%)
1. < 16 15 45,5
2. ≥ 16 18 54,5
Total 33 100
Distribusi pekerja bagian pengoalahan PT. SISIRAU menurut umur dibagi menjadi 2 kategori yaitu pekerja dengan masa kerja < 16 tahun terdapat sebanyak 15 orang (45,5%), sedangkan kelompok pekerja dengan masa kerja ≥ 16 tahun terdapat sebanyak 18 orang (54,5%).
4.3.4 Stasiun/Unit Kerja
PT. SISIRAU Aceh Tamiang memiliki 8 stasiun pengolahan dengan masing-masing pekerja tersebar di dalamnya. Berdasarkan tabel 4.4 di bawah ini, dapat dilihat bahwa distribusi pekerja paling banyak terdapat pada stasiun/unit ketel uap/boiler yaitu sebanyak 8 orang (24,2%), sedangkan stasiun/unit kerja dengan pekerja paling sedikit yaitu unit perbusan dan unit pengolahan air dengan masing-masing jumlah pekerja sebanyak 2 orang (6,1%).
Tabel 4.4 Distribusi Pekerja Bagian Pengolahan Menurut Stasiun/Unit Kerja pada PT SISIRAU Tahun 2016
No Stasiun/Unit Kerja Jumlah (org) Persentase (%)
1. Penerimaan Buah 5 15,2
4.4 Analisis Univariat 4.4.1 Pengetahuan tentang K3
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang K3 Pekerja Bagian Pengolahan PT SISIRAU Tahun 2016
No Pengetahuan tentang K3 Jumlah (org) Persentase (%)
1. Baik 29 87,9
2. Tidak Baik 4 12,1
Total 33 100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pengetahuan pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 87,9%, dimana pekerja berpengetahuan baik sebanyak 29 orang dan pekerja berpengetahuan tidak baik sebanyak 4 orang (12,1%).
4.4.2 Tindakan Tidak Aman
Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini, terlihat bahwa tindakan tidak aman pekerja saat bekerja termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 97%. Dimana pekerja dengan kategori tindakan tidak aman yang tidak baik terdapat sebanyak 1
orang (3%) lebih kecil dari pekerja dengan kategori tindakan tidak aman yang baik yaitu sebanyak 31 orang (97%).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tindakan Tidak Aman Pekerja Bagian Pengolahan PT SISIRAU Tahun 2016
No Tindakan Tidak Aman Jumlah (org) Persentase (%)
1. Baik 32 97
2. Tidak Baik 1 3
Total 33 100
4.4.3 Risiko Kecelakaan Kerja
Berdasarkan tabel 4.7 di bawah ini, dapat dilihat bahwa pekerja bagian pengolaahan PT. SISIRAU yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan kerja yaitu sebanyak 19 orang (57,6%) dan 14 orang lainnya (42,4%) berisiko rendah mengalami kecelakaan kerja.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Risiko Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan PT SISIRAU Tahun 2016
No Risiko Kecelakaan Kerja Jumlah (org) Persentase (%)
1. Sedang 14 42,4
2. Tinggi 19 57,6
Total 33 100
4.5 Analisis Bivariat
4.5.1 Hubungan Pengetahuan tentang K3 dengan Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja
Berdasarkan tabel 4.8 di bawah ini, dapat diketahui bahwa pekerja yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 29 orang (87,9%) terdapat sebanyak 16
Sedangkan pekerja yang berpengetahuan tidak baik sebanyak 4 orang (12,1%) terdapat 3 orang (9,1%) yang berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai exact fisher sebesar p = 0,620 (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan pengetahuan tentang K3
Hasil uji statistik menunjukkan nilai exact fisher sebesar p = 0,620 (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan pengetahuan tentang K3