• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Temuan dan Analisis Metode Bimbingan Shalat Pada Warga

TINJAUAN TEORI

4. Metode Bimbingan Shalat

                     

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. 29: 45)

4. Metode Bimbingan Shalat

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”. Bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”.Dengan demikian metode bimbingan shalat adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan bimbingan shalat yang efektif dan efesien.28

Pada uraian berikut ini penulis akan menguraikan secara singkat beberapa

28

M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2008), h. 120

metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan shalat pada umumnya. a. Metode Ceramah29

Yaitu suatu teknik atau metode bimbingan yang banyak diwarnai oleh cirri karakteristik bicara seorang pembimbing pada aktivitas bimbingan.Ceramah dapat pula bersifat berpidato (retorika), khutbah, mengajar dan sebagainya.

Kelebihan dari metode ceramah ini adalah sifatnya yang fleksibel, mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia, jika waktunya terbatas, bahan atau materinya dapat dipersingkat.Dan sebaliknya jika waktunya memungkinkan (banyak) dapat disampaikan materi yang sebanyak-banyaknya dan lebih mendalam.Sedangkan kelemahannya adalah kurang efektifnya pemahaman materi oleh objek pembinaan / pendengar, Karena komunikasinya hanya bersifat satu arah. b. Metode Tanya Jawab atau Dialog30

Yaitu penyampaian materi bimbingan dengan cara mendorong audience (peserta bimbingan) agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan materi yang diberikan. Sehingga dengan metode ini audience akan langsung memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya.

Disamping itu kelebihan lain dari metode ini yaitu sangat berguna untuk mengurangi kesalahfahaman objek bimbingan, menjelaskan perbedaan-perbedaan pandangan dalam memahami bimbingan shalat dan menerangkan suatu persoalan yang belum pernah dimengerti, yang

29

Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 104-107.

30

37 kesemuanya itu dapat secara jelas dengan langsung dijelaskan kepada objek bimbingan. Dalam metode ini terdapat komunikasi dua arah maka penyampaian materi akan dengan efektif dapat difahami oleh objek bimbingan. Sehingga pokok-pokok persoalan tentang shalat dapat lebih luas dan lebih dalam diketahui oleh audience.

Jadi dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan metode bimbingan shalat adalah suatu cara yang ditempuh untuk tercapainya suatu bimbingan shalat yang efektif dan efesien lagi sesuai dengan ketentuan agama.

B. Warga Binaan Sosial

1. Pengertian Warga Binaan Sosial (WBS)

Disini Panti Bina Insani Bangun Daya 1 (PSBIBD 1) menyebutkan para PMKS dengan sebutan warga binaan sosial (WBS).Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani dan sosial secara memadai dan wajar.Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan atau keterpencilan dan perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti terjadinya bencana.31

31

Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur http://www.imadiklus.com/2011/01/definisi-penyandang-masalah-kesejahteraan-sosial-pmks.html

Berikut ini akan dijelaskan secara terinci definisi operasional dan karakterisitik dari masing-masing jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) :

2. Karakteristik Warga Binaan Sosial (WBS)

Berikut ini akan dijelaskan secara terinci definisi operasional dan karakterisitik dari masing-masing jenis Warga Binaan Sosial atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 32

a. Pengemis

Orang-orang yang mendapat penghasilan dari meminta-minta di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.33

b. Gelandangan

Menurut Departemen Sosial R.I (1992), gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum.34

c. Keluarga Fakir Miskin

Adalah Keluarga yang tidak mempunyai sumber mata pencaharian yang tetap dan tidak mempunyai ketrampilan untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak.

32

Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur http://www.imadiklus.com/2011/01/definisi-penyandang-masalah-kesejahteraan-sosial-pmks.html

33

Departemen Sosial R.I (1992) dalam Studi Kasus Saptono Iqbal, Gelandangan-Pengemis di Kecamatan Kubu Kabupaten Karang Asem, Oktober 2006.

34

39 d. Pekerja Migran Terlantar

Adalah Seseorang yang bekerja di luar tempat asalnya dan menetap sementara di tempat tersebut dan mengalami permasalahan sosial, sehingga menjadi terlantar.

3. Faktor-faktor Penyebab Menjadi Warga Binaan Sosial (WBS)

Tidak dapat dipungkiri, kesejahteraan sosial merupakan masalah krusial dalam pembangunan nasional, belum tercapainya kesejahteraan sosial terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial yang semakin meluas. Di sadari bahwa tantangan kedepan akan semakin lebih berat, karena kompleksitas permasalan sosial yang semakin berkembang searah dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat

Berkembangnya permasalahan sosial menjadi penyebab meningkatnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial akibat dari kemiskinan, krisis, konflik sosial, bencana alam dan bencana sosial.Penanggulangan masalah tersebut memerlukan perhatian yang serius dan penanganan yang bersifat komprehensif dan menyeluruh. Dan belum meratanya pembangunan di seluruh wilayah, diakui merupakan salah satu hal yang makin mendukung masih banyaknya jumlah penduduk miskin di indonesia. 35

Belum meratanya pembangunan di seluruh wilayah, diakui merupakan salah satu hal yang makin mendukung masih banyaknya jumlah penduduk miskin di indonesia. Pembangunan yang relatif

35

masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan menyebabkan kesenjangan sosial yang makin dalam antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan. Meskipun penanggulangan kemiskinan memerlukan peran serta pemerintah, tetapi pemerintah tidak akan mendapat hasil yang optimal. Penanggulangan masalah kemiskinan memerlukan dukungan dari seluruh unsur masyarakat dalam bentuk kesejahteraan sosial. Pembangunan kesejahteraan sosial kedepan lebih diperkuat dengan mengedepankan peran aktif masyarakat, diikuti dengan penggalian dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya, seperti tenggang rasa, peduli pada sesama, membantu orang yang sedang mengalami kekusahan, saling berbagi dan menyanyangi , dan semangat gotong-royong masih perlu di tingkatkan.

41 BAB III

Dokumen terkait