• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

C. Metode dan Desain Penelitian 1.Metode Penelitian 1.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian ini dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Adapun upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiriaatmadja (2009:11) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Selanjutnya Kasbolah dan Sukarnyana (2006: 4) mengungkapkan bahwa, “Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif.

Sedangkan menurut Asrori (2011: 6)

Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan dari penelitian-penelitian lain. Seperti yang diungkapkan oleh Kasbolah (1998: 22) karakteristik dari penelitian kelas yaitu.

1) Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru itu sendiri.

2) Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan yang praktik faktual.

3) Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas yang bersangkutan.

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya. Menurut Wiriaatmadja (Sumadayo, 2013: 27) prosedur langkah-langkah pelaksanaannya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Perencanaan (plan)

b. Pelaksanaan tindakan (action) c. Pengamatan (observation) d. Refleksi (reflection)

Sedangkan langkah-langkah PTK menurut Arifin (2012: 111) yaitu, “penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut”.

Menurut Arifin (2012: 107) kelebihan PTK yaitu sebagai berikut.

a. Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansial dan kritis

b. Mendorong guru untuk berbagi masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait

c. Dapat memberdayakan potensi guru

d. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kolaborasi tim dalam PTK

e. Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka yang bersifat reflektif-evaluatif dalam PTK

f. Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerja sama g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerja sama secara demokratis dan

dialogis

h. Timbulnya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok.

Selain memiliki berbagai kelebihan, metode penelitian tindakan kelas pun memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahan PTK menurut Shumsky (Sumadayo, 2013: 37) adalah sebagai berikut.

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis

b. Rendahnya efisiensi waktu karena anda harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara anda masih harus melakukan tugas rutin

c. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan

41

anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian.

Dengan Demikian metode penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Metode PTK ini banyak digunakan oleh guru untuk menyelesaikan masalah pada kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan serta memperbaiki proses belajar mengajar di kelas agar mutu pembelajaran menjadi lebih baik.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah mengacu pada model penelitian Kemmis dan Taggart yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan dari siklus yang satu ke siklus berikutnya himgga tercapai tujuan yang diharapkan. Model penelitian tindakan ini terdiri dari empat komponen yaitu, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun alasan mengambil model ini karena model ini sederhana dan lebih mudah untuk diimplementasikan.

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)

Menurut prosedur dari Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan (Plan)

Menurut Wiriaatmadja (2009: 66) pada kegiatan perencanaan tindakan peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut.

1) Melakukan pengamatan (observasi) awal.

2) Melakukan wawancara awal dengan objek penelitian. 3) Merancang strategi untuk mengatasi masalah tersebut. b. Pelaksanaan Tindakan (Act)

43

Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan-tindakan berupa penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Dalam konteks penelitian ini aktivitas dirancang untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses dan hasil pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas.

Pada kegiatan pelaksanaan tindakan ini menurut Wiriaatmadja (2009), “Peneliti melakukan kegiatan yang di mulai dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati”.

c. Observasi (Observe)

Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan tersebut yang dilaksanakan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Menurut Wiriaatmadja (2009), “Pada kegiatan observasi ini peneliti mencatat pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa atau merekamnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pada kegiatan ini juga peneliti membuat catatan dalam buku hariannya”.

d. Refleksi (Reflect)

Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil refleksi, guru bersama timnya menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tingkat keberhasilan sesuai dengan indikator dan tujuan yang telah ditentukan atau belum. Refleksi tidak hanya dilakukan di akhir pelaksanaan tindakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiriaatmadja (2009: 67) yang menyatakan bahwa “Apabila kontrol kelas yang dilakukan terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu di perbaiki”.

Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri lebih dari satu siklus. Meskipun pada gambar Model Spiral Kemis dan Mc. Taggart hanya terdapat dua siklus, namun disana terdapat tanda panah ke bawah yang

menandakan bahwa penelitian dapat dilakukan lebih dari dua siklus tergantung ketercapaian dari target penelitian.

Dokumen terkait