• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DI KELAS IV SDN CIKOLE KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DI KELAS IV SDN CIKOLE KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana

Oleh SRI RAHAYU

0903262

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

Oleh Sri Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Sri Rahayu 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten

Sumedang)

Oleh: SRI RAHAYU

0903262

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II Penguji III

Diah Gusrayani, M.Pd.Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd.Dr. Prana Dwija I, M.Pd.

NIP. 197808222005012003 NIP. 195606021981111001 NIP. 197212282005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas

(4)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP. 195606021981111001

Pembimbing II

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd NIP. 195703021980031006

Mengetahui

Ketua Program Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI KampusSumedang

(5)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Perumusan Masalah ... 6

2. Pemecaham Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

D. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPS ... 13

1. Pengertian IPS ... 13

2. Tujuan IPS di Sekolah Dasar ... 14

3. Karakteristik Anak di Sekolah Dasar ... 16

4. Ruang Lingkup IPS ... 18

5. Teori-teori Belajar IPS ... 18

1. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget ... 18

2. Teori Belajar Bruner ... 20

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble ... 23

1. Pengertian Kooperatif ... 23

2. Macam-macam Model Kooperatif ... 25

3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 26

4. Pengertian Scramble... 27

5. Langkah-langkah Penerapan Model Kooperatif Tipe Scramble Pada Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Sekitar ... 28

C. Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat ... 30

1. Pengertian Masalah Sosial ... 30

2. Contoh-contoh Masalah Sosial ... 30

3. Masalah Sosial dalam Kurikulum IPS di Sekolah Dasar ... 31

(6)

C. Metode dan Desain Penelitian ... 39

1. Metode Penelitian... 39

2. Desain Penelitian ... 41

D. Prosedur Penelitian... 44

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 44

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 44

3. Tahap Observasi ... 46

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 46

E. Instrumen Penelitian... 47

1. Pedoman Observasi ... 47

2. Pedoman Wawancara ... 47

3. Catatan Lapangan ... 48

4. Tes Hasil Belajar ... 48

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 48

1. Teknik Pengolahan Data ... 48

2. Teknik Analisis Data ... 52

G. Validasi Data ... 54

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 56

B. Paparan Data Tindakan ... 60

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 60

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 60

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 62

c. Paparan Hasil Siklus I ... 71

d. Analisis dan Refleksi... 74

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 79

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 79

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 81

c. Paparan Hasil Siklus II ... 89

d. Analisis dan Refleksi... 92

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 97

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 97

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 99

c. Paparan Hasil Siklus III ... 106

d. Analisis dan Refleksi... 109

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 111

1. Paparan Pendapat Siswa ... 111

(7)

D. Pembahasan ... 112

1. Perencanaan Penerapan Model Kooperatif Tipe Scramble Pada Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Sekitar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ... 113

2. Pelaksanaan Penerapan Model Kooperatif Tipe Scramble Pada Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Sekitar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ... 115

3. Hasil Belajar Penerapan Model Kooperatif Tipe Scramble Pada Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Sekitar . ... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 126

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 128

(8)

3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN Cikole ... 37

3.3 Jadwal Penelitian ... 38

3.4 Klasifikasi Interpretasi ... 50

3.5 Klasifikasi Interpretasi ... 51

4.1 Hasil Tes Data Awal Siswa ... 58

4.2 Lembar Perencanan Siklus I... 61

4.3 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 64

4.4 Klasifikasi Interpretasi ... 66

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 68

4.6 Data Hasil Belajar Siklus I ... 72

4.7 Rangkuman Analisis Hasil Observasi dan Hasil Belajar ... 74

4.8 Lembar Perencanan Siklus II ... 79

4.9 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84

4.10 Klasifikasi Interpretasi ... 86

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 87

4.12 Data Hasil Belajar Siklus II ... 90

4.13 Rangkuman Analisis Hasil Observasi dan Hasil Belajar ... 92

4.14 Lembar Perencanan Siklus II ... 97

4.15 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 101

4.16 Klasifikasi Interpretasi ... 102

4.17 Klasifikasi Interpretasi ... 103

4.18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 104

4.19 Data Hasil Belajar Siklus III ... 107

(9)
[image:9.595.126.493.257.620.2]

DAFTAR GAMBAR

(10)

4.5 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73

4.6 Grafik Peningkatan Perencanaan Pesiapan Mengajar Siklus II... 80

4.7 Grafik Peningkatan Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 85

4.8 Grafik Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 89

4.9 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 91

4.10 Grafik Peningkatan Perencanaan Pesiapan Mengajar Siklus III ... 98

4.11 Grafik Peningkatan Hasil Kinerja Guru Siklus III ... 103

4.12 Grafik Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 106

4.13 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 108

4.14 Grafik Peningkatan Perbandingan Perencanaan ... 115

4.15 Grafik Peningkatan Perbandingan Kinerja Guru ... 117

4.16 Grafik Peningkatan Perbandingan Aktivitas Siswa ... 118

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran hal

1. Data Awal

1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 128

1.2 Sampel Pengisian Tes Evaluasi Data Awal ... 2. Data Siklus I 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 134

2.2 Sampel Pengisian Tes Evaluasi Siklus I ... 141

2.3 Sampel Pengisian Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 143

2.4 Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus I... 150

2.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 152

2.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 156

2.7 Data Tes Hasil Belajar Siklus I ... 157

2.8 Catatan Lapangan Siklus I ... 158

3. Data Siklus II 3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 159

3.2 Sampel Pengisian Tes Evaluasi Siklus I ... 167

3.3 Sampel Pengisian Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 169

3.4 Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 176

3.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 178

3.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 182

3.7 Data Tes Hasil Belajar Siklus II ... 183

3.8 Catatan Lapangan Siklus II ... 184

4. Data Siklus III 4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 186

4.2 Sampel Pengisian Tes Evaluasi Siklus I ... 193

2.3 Sampel Pengisian Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 195

4.4 Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus III ... 202

4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 204

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 208

4.7 Data Tes Hasil Belajar Siklus III ... 209

4.8 Catatan Lapangan Siklus III ... 210

5. Hasil Wawancara 5.1 Hasil Wawancara Dengan Guru ... 212

5.2 Hasil Wawancara Dengan Siswa ... 213

(12)

7. Dokumentasi

7.1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 234

7.2 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian ... 235

7.3 Surat Keterangan ... 236

7.4 Daftar Monitoring Kegiatan Bimbingan Skripsi ... 237

7.5 Media Pembelajaran ... 239

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses dinamik yang harus selalu diserasikan dengan proses kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah kehidupan internasional. Pendidikan di Indonesia mencakup beberapa bidang studi, salah satunya adalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS). Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang berwawasan tinggi, luas serta mempunyai keterampilan dan sikap sosial. Pendidikan Ilmu pengetahuan sosial sebagai ilmu pendidikan, tidak hanya membekali siswa dengan

pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh daripada itu berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi sumber daya manusia Indonesia yang berketerampilan sosial dan intelektual.

Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Nasution (Sapriya, 2008:121)

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah Suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Sedangkan menurut Sapriya (2009: 35) menyatakan bahwa “Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang

berwawasan luas, serta mempunyai keterampilan dan sikap sosial”.

(14)

Materi kajian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah juga merupakan pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diberikan kepada siswa di sekolah dengan tujuan tertentu. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial juga berperan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik yang bisa diterapkan ke dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk

mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya dan memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu dan keterampilan dalam memecahkan masalah.

Sedangkan tujuan pembelajaran PIPS dalam KTSP (2006: 45) adalah sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dari tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial diatas maka Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial akan mengembangkan kemampuan berpikir siswa, mengembangkan kemampuan di dalam lingkungan serta untuk dapat menjadikan

siswa menjadi warga negara yang berwawasan tinggi, luas, menjadi masyarakat yang cerdas, mempunyai keterampilan, serta menjadikan siswa untuk dapat menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam kehidupan di masyarakat.

(15)

3

dasar hendaknya ditunjukan untuk memupuk minat dan pengembangan siswa di lingkungan masyarakat.

Saat ini banyak usaha yang di tempuh untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial diantaranya seperti penyempurnaan kurikulum, meningkatkan kinerja guru, menyediakan media dan sumber belajar lainnya. Namun kenyataan seiring dengan itu masih ada saja guru yang dalam

(16)
[image:16.595.100.522.164.601.2]

Tabel 1.1

DAFTAR NILAI KELAS IV

Mata Pelajaran IPS “Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar”

No. Nama Nilai Akhir Ketuntasan

Tuntas Belum Tuntas

1. Ahmad Firli 80 √

2. Ardiansyah 40 √

3. Chintia Sari 80 √

4. Dani Nugraha 40 √

5. Eri Apriansyah 40 √

6. Jajang Nurmasyah 55 √

7. Muhammad Faisal 65 √

8. Novi Kusumawati 80 √

9. Nuralim 80 √

10. Oris Fitriani 40 √

11. Priska Nuraeni 60 √

12. Risma Fadillah 35 √

13. Risma Nurhasanah 55 √

14. Siti Aiayah 20 √

15. Solihin 10 √

16. Sopiansyah 40 √

17. Tedi M 60 √

18. Yeti Suhaeni 10 √

19. Yudi Riswandi 75 √

Jumlah 5 14

Persentase 26,3% 73,7%

(17)

5

73,7% atau sekitar 14 orang siswa. Adapun soal yang diberikan oleh guru terdiri dari lima soal uraian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam memahami konsep masalah-masalah sosial masih rendah. Beberapa masalah timbul dari kinerja guru dan aktivitas siswa yang tidak mendukung terhadap ketercapaian ketuntasan belajar, dan adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kinerja guru

a. Pembelajaran berpusat pada guru (Teacher centered) b. Guru tidak menyiapkan LKS.

c. Guru tidak menggunakan alat bantu pembelajaran secara berkelompok atau individu.

d. Guru tidak menggunakan jawaban siswa sebagai topik penting dalam diskusi kelas.

e. Guru tidak membuat kesimpulan berdasarkan solusi siswa setelah diskusi kelas.

f. Guru tidak melakukan evaluasi proses dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Aktivitas siswa

a. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran.

b. Siswa tidak diberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

c. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan dan terlihat bosan dengan proses pembelajaran

d. Siswa hanya ditugaskan untuk mencatat dan menghafal materi e. Sebagian besar siswa ribut dan tidak paham dengan materi.

(18)

Untuk mengatasi masalah ini penulis mengajukan penerapan model kooperatif tipe scramble. Dengan penerapan model ini siswa diharapkan dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dan diharapkan dapat pula melibatkan siswa dalam pembelajaran bersama.

Hanifah (2006: 156) mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan disengaja mengembangkan interaksi yang

saling asuh antarsiswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman

yang dapat menimbulkan permusuhan”.

Sedangkan menurut Sunal dan Hans (Isjoni 2007: 12) „Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses

pembelajaran‟.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengembangkan siswa untuk bisa bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan siswa lainnya selama proses pembelajaran berlangsung.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe scramble digunakan dalam penelitian ini diharapkan agar siswa dapat bekerja sama secara merata dengan kelompoknya dan dapat memecahkan masalah secara bersama-sama. pembelajaran ini perlu adanya kerjasama antaranggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dalam berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.

Adapun judul penulisan ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe scramble untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Masalah Sosial di lingkungan sekitar di kelas IV Semester II SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang”.

B. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan masalah

(19)

7

a. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar di kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep

masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar di kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model kooperatif tipe scramble untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar di kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan masalah

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPS pada pokok bahasan masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar belum mencapai hasil yang memuaskan, terbukti dengan nilai siswa yang berada di bawah nilai KKM, sebagaimana rumusan masalah di atas maka diperlukan adanya desains pembelajaran. Di sini peneliti menggunakan salah satu cara untuk memperbaiki pembelajaran tentang konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar yaitu dengan menggunakan model kooperatif tipe scramble.

Scramble berasal dari bahasa Inggris yang artiya “perebutan, perjuangan, pertarungan”, dimana belajar ditekankan sambil bermain sehingga siswa

mendapatkan suasana menyenangkan. Scramble ini menghendaki siswa melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya. Scramble terdiri dari tiga bentuk

sebagaimana dikemukakan (Budiharto, 1997) yaitu:

(20)

2. Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari kata acak.

3. Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat acak atau paragraf acak.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat atau paragraf. Metode pembelajaran ini perlu adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dalam berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.

Model pembelajaran scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban,

tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan yang acak, siswa nantinya bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat/benar.

Adapun contoh pembelajaran scramble menurut (Suyatno, 2011) yaitu. Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci jawaban dari pertanyaan pada kolom A!

Kolom A

1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …

2. . … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah

3. … saat ini banyak dipalsukan

4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai …

5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut

nilai …

6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut …

7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai …

8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut …

9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk

(21)

9

Kolom B

1. TARREB... ( jawaban yang benar...BARTER )

2. GANU ………

3. TRASEK ……

4. KISTRINI …..

5. LIRI ………....

6. SRUK ……….

7. MINALON ….

8. SAKSITRAN …

9. KEC …………

Langkah-langkah Scramble menurut (Suyatno, 2011) sebagai berikut.

a. Membuat kartu soal sesuai materi ajar. Guru membuat soal sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa.

b. Membuat kartu jawaban dengan diacak. Guru membuat pilihan jawaban yang susunannya diacak sesuai jawaban soal-soal pada kartu soal.

c. Sajikan materi. Guru menyajikan materi ajar kepada siswa.

d. Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok. Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal-soal.

e. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal. Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal.

f. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal. Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu soal.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas, sebagai berikut.

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. masing-masing kelompok berjumlah 5 orang pembentukan kelompok dilakukan dengan cara siswa mengambil sedotan yang didalamnya terdapat kertas dengan warna-warna yang berbeda. Bagi siswa yang mendapat warna sama itu berarti mereka adalah satu kelompok.

b. Siswa yang sudah menemukan teman kelompoknya lalu berkumpul.

c. Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh setiap

(22)

d. Setelah itu guru menyuruh masing-masing perwakilan kelompok untuk kedepan membawa kartu soal dan kartu jawaban yang diacak.

e. Semua kelompok yang sudah menerima kartu soal, lalu diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya.

f. Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal.

g. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.

h. Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu jawaban.

i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan mencari jawaban yang sesuai.

Model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat memudahkan siswa untuk menemukan jawaban, mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban sudah disediakan oleh guru, disin siswa dituntut untuk menyusunnya sehingga menjadi jawaban yang tepat dan benar. Dalam pembelajaran ini semua siswa terlibat, kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Adapun target yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Target Proses Penelitian

Target proses penelitian ini dikatakan berhasil jika adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada setiap siklus dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe scramble

a. Kinerja Guru

Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dari mulai perencanaan (100%), pelaksanaan (100%) dan evaluasi (100%) dengan menerapkan

model cooperative learning tipe scramble b. Aktivitas Siswa

(23)

11

Penelitian tindakan kelas ini ditargetkan berhasil apabila mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70 dan sekitar 90% dari jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut.

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah.

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan model kooperatif tipe scramble untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar di kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan model kooperatif tipe scramble untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar di kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir siswa dengan penerapan model kooperatif tipe scramble dalam meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar di kelas IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam konsep masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar

b. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam mengaitkan konteks pemikirian awal dengan pengembangan materi pembelajaran yang sedang dipelajari

c. Dapat mengaplikasikan pemahaman yang diperolehnya dalam memecahkan masalah-masalah di lingkungan sekitarnya

2. Manfaat bagi guru

(24)

b. Mengembangkan kreativitas guru menggunakan model pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi sekolah dasar sebagai sarana

dan prasarana pendidikan.

c. Membantu tercapainya tujuan pembelajaran dalam materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

4. Manfaat bagi Peneliti

a. Menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran pada ruang lingkup kelas.

b. Memberikan pengalaman akan proses pengembangan penelitian tindakan kelas.

E. BATASAN ISTILAH

1. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan disengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. (Hanifah, 2006:156)

2. Scramble berasal dari bahasa Inggris yang artiya “perebutan, perjuangan, pertarungan”, dimana belajar ditekankan sambil bermain sehingga siswa

mendapatkan suasana menyenangkan. Scramble ini menghendaki siswa melakukan penyusunan atau pengurutan suatu struktur yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya. Scramble terdiri dari tiga bentuk. (Budiharto, 1997:98)

3. Hasil belajar adalah katercapaian setiap kompetensi dasar, baik kognitif,

afektif maupun psikomotor yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran tertentu (Sukmara, 2007:54)

(25)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Cikole, dengan alamat jalan Balai Desa Cikole Desa Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Cikole antara lain sebagai berikut.

a. Karena permasalahan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh dari standar KKM yang ditentukan kurang memuaskan dilihat kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran oleh guru-guru di SDN Cikole sehingga dilakukan penelitian ini dapat mengugah guru-guru untuk mengembangkan keaktifan siswa dan untuk memudahkan siswa dapat memahami materi yang diajarkan.

b. Secara geografis letak sekolah berada dekat dengan lingkungan rumah peneliti, sehingga peneliti cukup mengetahui keadaan anak didik di sekolah ini. Selain itu peneliti dapat lebih efisien dalam melakukan penelitian.

c. Sekolah merupakan tempat peneliti bertugas sehingga mempermudah dalam proses perijinan dan pengolahan data.

Adapun karakteristik SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

a. Kondisi sekolah

Kondisi sekolah yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang memiliki 6 ruang belajar yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas VI, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 WC guru, dan 2 WC murid. Halaman sekolah cukup luas sehingga halaman tersebut dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seperti melaksanakan upacara bendera, tempat olahraga dan tempat bermain

(26)

siswa pada saat istirahat. Dengan kondisi sekolah tersebut, maka SDN Cikole memiliki kondisi yang cukup baik sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Adapun pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah tersebut memerlukan inovasi dalam proses pembelajaran. Terdapat permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas IV SDN Cikole mengenai materi

masalah-masalah sosial dilingkungan sekitar yang diharapkan dapat segera diatasi permasalahannya. Selain itu, jarak antara lokasi dan tempat tinggal peneliti cukup dekat hal memungkinkan suatu kelancaran dalam proses pelaksanaan tindakan dan penelitian sehingga hambatan waktu dan jarak tempat akan lebih diminimalisir.

b. Kondisi Guru

[image:26.595.101.527.148.748.2]

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebanyak 14 orang. Pembagiannya terdiri dari satu orang kepala sekolah, lima orang guru kelas, dua orang guru PAI, dua orang guru PJOK, dan satu orang penjaga sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Daftar Tenaga Kerja SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

No. Nama L/P Gol. Ruang Jabatan

1. Yeni Suryani, S.Pd. P IV/B Kepala Sekolah

2. Ningsih P IV/A Guru Kelas

3. Enah Siti Kusmiati, S. Pd. P IV/A Guru Kelas 4. Yuyun Yuningsih, S. Pd. P IV/A Guru Kelas / PAI

5. Yeni Suhaenah, S.Pd. P IV/A Guru Kelas

6. Nining Yuningsih, S. Pd. L IV/A Guru Kelas

7. Dedeh, S. Pd. P III/B Guru Kelas

8. Imas Suryati, S. Pd. P III/A Guru Kelas

9. Rohayati, S. Pd. P Guru Kelas

10. Eman Suryana L Guru PJOK

11. Cucu Sumiati P Guru Kelas

12. Siti Rofiah, S.Pd. I. P Guru PAI

13. Rani Hidayat P Guru Kelas

(27)

37

c. Keadaan Siswa

[image:27.595.120.501.240.438.2]

Jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri Cikole tahun pelajaran 2012/2013 secara keseluruhan adalah 131 orang siswa Adapun rinciannya tercantum dalam tabel berikut di bawah ini.

Tabel 3.2

Jumlah Siswa SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

Kelas Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Jumlah

I 11 10 21

II 11 12 23

III 13 8 21

IV 11 8 21

V 10 14 24

VI 14 9 23

2. Waktu Penelitian

(28)
[image:28.595.26.576.153.543.2]

Tabel 3.3

Jadwal kegiatan penelitian

No. Uraian Kegiatan

TAHUN 2012/2013

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan

Proposal

2. Seminar Proposal

3. Revisi dan

Bimbingan

4. Perencanaan

5. Pelaksanaan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

6. Pengolahan dan

Analisis Data

7. Penyusunan dan

Revisi Skripsi

8. Sidang Skripsi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas

IV SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang yang berjumlah 19 orang terdiri dari 8 perempuan dan 11 orang laki-laki. Berikut adalah data siswa

(29)

39

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian ini dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Adapun upaya perbaikan yang dilakukan yaitu dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiriaatmadja (2009:11) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Selanjutnya Kasbolah dan Sukarnyana (2006: 4) mengungkapkan bahwa, “Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif.

Sedangkan menurut Asrori (2011: 6)

Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan dari penelitian-penelitian lain. Seperti yang diungkapkan oleh Kasbolah (1998: 22) karakteristik dari penelitian kelas yaitu.

1) Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru itu sendiri.

2) Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan yang praktik faktual.

(30)

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya. Menurut Wiriaatmadja (Sumadayo, 2013: 27) prosedur langkah-langkah pelaksanaannya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Perencanaan (plan)

b. Pelaksanaan tindakan (action) c. Pengamatan (observation) d. Refleksi (reflection)

Sedangkan langkah-langkah PTK menurut Arifin (2012: 111) yaitu, “penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut”.

Menurut Arifin (2012: 107) kelebihan PTK yaitu sebagai berikut.

a. Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansial dan kritis

b. Mendorong guru untuk berbagi masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait

c. Dapat memberdayakan potensi guru

d. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kolaborasi tim dalam PTK

e. Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka yang bersifat reflektif-evaluatif dalam PTK

f. Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerja sama g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerja sama secara demokratis dan

dialogis

h. Timbulnya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok.

Selain memiliki berbagai kelebihan, metode penelitian tindakan kelas pun memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahan PTK menurut Shumsky (Sumadayo, 2013: 37) adalah sebagai berikut.

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis

b. Rendahnya efisiensi waktu karena anda harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara anda masih harus melakukan tugas rutin

(31)

41

anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian.

Dengan Demikian metode penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Metode PTK ini banyak digunakan oleh guru untuk menyelesaikan masalah pada kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan serta memperbaiki proses belajar mengajar di kelas

agar mutu pembelajaran menjadi lebih baik.

2. Desain Penelitian

(32)
[image:32.595.123.497.106.605.2]

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)

Menurut prosedur dari Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan (Plan)

Menurut Wiriaatmadja (2009: 66) pada kegiatan perencanaan tindakan peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut.

1) Melakukan pengamatan (observasi) awal.

(33)

43

Pada tahap ini, peneliti melakukan tindakan-tindakan berupa penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Dalam konteks penelitian ini aktivitas dirancang untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses dan hasil pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas.

Pada kegiatan pelaksanaan tindakan ini menurut Wiriaatmadja (2009), “Peneliti melakukan kegiatan yang di mulai dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati”.

c. Observasi (Observe)

Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan tersebut yang dilaksanakan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Menurut Wiriaatmadja (2009), “Pada kegiatan observasi ini peneliti mencatat pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa atau merekamnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pada kegiatan ini juga peneliti membuat catatan dalam buku hariannya”.

d. Refleksi (Reflect)

Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil refleksi, guru bersama timnya menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tingkat keberhasilan sesuai dengan indikator dan tujuan yang telah ditentukan atau belum. Refleksi tidak hanya dilakukan di akhir pelaksanaan tindakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiriaatmadja (2009: 67) yang menyatakan bahwa “Apabila kontrol kelas yang dilakukan terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan

sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu di perbaiki”.

Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri lebih dari satu

(34)

menandakan bahwa penelitian dapat dilakukan lebih dari dua siklus tergantung ketercapaian dari target penelitian.

D.Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini berbentuk siklus, banyaknya siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini tergantung pada pencapaian target peneliti, jika dalam penelitian target sudah tercapai maka siklus pun

berakhir. Dimana setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan empat langkah prosedur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, obervasi, refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termasuk menyiapkan alat dan sumber belajar. Serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran dengan materi massalah sosial di lingkungan sekitar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Adapun langkah-langkah perencanaannya, sebagai berikut :

a. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran

b. Menentukan metode dan sumber belajar

c. Membuat RPP, pedoman wawancara dan format observasi

d. Perumusan langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, kegiatan yang telah dibuat pada tahap

(35)

45

a. Kegiatan awal (10 menit)

1) Guru mengkondisikan siswa dengan kegiatan berdoa, dan memperhatikan kehadiran siswa

2) Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai perbedaan masalah pribadi dengan masalah sosial

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1) Guru menyampaikan materi tentang lingkungan sekitar

2) Guru memberikan pertanyaan mengenai permasalahan sosial dari pengalaman yang diperolehnya

3) Guru meunjukan gambar-gambar yang berhubungan dengan permasalahan sosial

4) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. masing-masing kelompok berjumlah 5 orang pembentukan kelompok dilakukan dengan cara siswa mengambil sedotan yang didalamnya terdapat kertas dengan warna-warna yang berbeda. Bagi siswa yang mendapat warna sama itu berarti mereka adalah satu kelompok.

5) Siswa yang sudah menemukan teman kelompoknya lalu berkumpul. 6) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh setiap

kelompok.

7) Setelah itu guru menyuruh masing-masing perwakilan kelompok untuk kedepan membawa kartu soal dan kartu jawaban yang diacak. 8) Semua kelompok yang sudah menerima kartu soal, lalu disuruh guru

untuk mengerjakannya.

9) Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal.

10) Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.

11) Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu jawaban.

(36)

13) Guru lalu bersama-sama membahasnya.

14) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu

2) Guru menutup KBM

3) Berdoa 3. Tahap Observasi

Pada langkah ini peneliti melaksanakan observasi selama proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi ini juga dilakukan agar mendapatkan data dan membuat catatan lapangan lengkap mengenai hal-hal yang terjadi saat pembelajaran berlangsung

4. Tahap Refleksi

Refleksi yaitu mengingat dan menuangkan kembali suatu tindakan. Pada langkah refleksi ini dilakukan suatu proses pengkajian kembali akan beberapa data pelaksanaan tindakan yang telah diperoleh dengan cara melakukan analisis ulang terhadap apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa setelah guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe scramble.

b. Melakukan wawancara kepada guru dan siswa mengenai temuan yang didapat dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe scramble.

c. Melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa.

(37)

47

yang ditetapkan, peneliti akan menyempurnakan rancangan pembelajaran dengan lebih optimal. Hal ini dijadikan sebagai landasan perbaikan dalam penyusunan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya hingga target yang menjadi tujuan penelitian dapat tercapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar

observasi, pedoman wawancara, tes hasil belajar, dan catatan lapangan. 1. Lembar Observasi

Menurut pendapat yang diungkapkan Ruswandi, (2010:169)

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.

Kegiatan observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung untuk memperoleh data dalam rangka menyelesaikan suatu masalah. Observasi bertujuan untuk memperoleh data yang lengkap mengenai kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini aspek yang diamati yaitu difokuskan pada kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada aspek kinerja guru, hal yang diamati mencakup semua kinerja guru mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang meliputi langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan aspek aktifitas siswa difokuskan pada kemampuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi aspek perhatian, partisipasi, dan kerjasama.

2. Pedoman Wawancara

Hopkins (Wiraatmadja 2009: 117) mengungkapkan bahwa, „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟.

(38)

yang digunakan untuk mengungkap kesulitan dan hambatan baik yang dialami siswa maupun guru dalam pembelajaran konsep masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

3. Catatan Lapangan

Wiriaatmadja (2009: 125) menyatakan bahwa, “Catatan lapangan adalah data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah,

kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya”. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti untuk memperoleh gambaran konkret mengenai hal-hal yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berisi tentang rekaman pembelajaran di kelas, suasana kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa. Melalui catatan lapangan ini pula peneliti dapat merefleksi tindakan yang telah dilakukan, apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya.

4. Tes Hasil Belajar

Menurut Hermawan, (2010: 170), “Tes adalah pengumpul data yang bersifat mengukur, karena berisi pernyataan atau pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki standar tertentu”.

Tes yang digunakan berupa tes tertulis yang terdiri dari lima soal essay. Di dalamnya terdapat petunjuk yang mengharuskan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada perangkat soal yang disediakan. Tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan hasil belajar siswa. Sehingga nantinya dari hasil tes tersebut peneliti dapat menentukan tindakan berikutnya.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Pada dasarnya pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian

(39)

49

tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan diperoleh data berupa data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa. Data pelaksanaan tindakan diperlukan untuk mengetahui gambaran bagaimana proses penerapan model kooperatif tipe scramble dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa

diperlukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada materi tentang masalah sosial di lingkungan sekitar.

Adapun proses pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

a. Wawancara, dilakukan setelah proses pembelajaran selesai yang ditujukan kepada guru dan siswa, dengan tujuan untuk memperoleh data tentang kesulitan yang didapat dan pengalaman siswa ataupun guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe scramble.

b. Observasi, dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe scramble, yang ditujukan pada kinerja guru dan aktivitas siswa.

c. Catatan lapangan, dibuat untuk mengetahui berbagai aspek pembelajaran dikelas.

d. Tes hasil belajar, diberikan kepada siswa dan dikerjakan secara individu setelah proses pembelajaran telah selesai dilaksanakan.

Teknik pengolahan data dalam pelaksanaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskkriptif. Data hasil wawancara, catatan lapangan diolah dengan dianalisis dan dideskripsikan berupa penjelasan atau

pembahasan.

a. Teknik Pengolahan Data Kinerja Guru

(40)

kolom tersebut dapat terlihat berapa jumlah indikator yang muncul pada proses pembelajaran. Data hasil observasi kinerja guru diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga tingkat keberhasilan guru diperoleh melalui rumus:

Jumlah yang diperoleh x 100% Jumlah skor keseluruhan

[image:40.595.121.504.257.604.2]

Menurut Kunjaraningrat (Maulana, 2006) daftar tabel klasifikasi interpretasi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51 % - 75% Sebagian besar 76% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Tafsiran

1. Baik (B) : Jika memperoleh skor 7 – 9 2. Cukup (C) : Jika memperoleh skor 4 – 6 3. Kurang (K) : Jika memperoleh skor 0 – 3

a. Teknik Pengolahan Data Aktivitas siswa

Dalam pengolahan lembar observasi aktivitas siswa sama dengan pengolahan lembar observasi kinerja guru yaitu, dengan memberikan skor objektif

(41)

51

perhatian. Kemudian jumlah skor yang diperoleh siswa diolah dengan mengggunakan rumus berikut:

Jumlah skor perolehan X 100% Skor Ideal

[image:41.595.121.497.249.554.2]

Menurut Kunjaraningrat (Maulana, 2006) daftar tabel klasifikasi interpretasi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51 % - 75% Sebagian besar 76% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Tafsiran :

1. Baik (B) : Jika memperoleh skor 70% – 100% 2. Cukup (C) : Jika memperoleh skor 40% - 69% 3. Kurang (K) : Jika memperoleh skor 0 – 39%

b. Teknik pengolahan data hasil belajar

Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menentukan skor dari setiap indikator atau nomor soal, menghitung persentase daya serap, dan merekapitulasi persentase kelulusan. Tes hasil belajar berbentuk soal tes tertulis, setiap siswa

dikatakan lulus bila telah mencapai nilai KKM yaitu 70, sedangkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

(42)

2) Menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa. 3) Memberi nilai angka dengan cara seperti berikut ini

Nilai Akhir = Skor yang diperoleh × 100 Jumlah skor maksimum

2. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Menurut (Sugiyono, 2005)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain dengan cara mengkoordinasikan data ke dalam kategori dan memilih mana data yang penting untuk dipelajari kemudian membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

Teknik analisis data yang peneliti laksanakan yaitu mengacu pada teknik analisis model Miles and Huberman. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91) mengemukakan bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification.

Langkah-langkah analisis data menurut Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91) adalah sebagai berikut.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

(43)

53

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Dengan mendisplay data maka akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/ Verification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Berdasarkan teori di atas, maka dalam menganalisis data peneliti menggunakan tiga langkah sebagai berikut.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Hal yang menjadi fokus kajian dalam mereduksi data pada penelitian ini adalah aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe scramble pada kelas IV SDN Cikole menelaah sejauh mana penelitian tindakan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi ke dalam fokus kajian tertentu, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data melalui analisis yang mendalam agar terlihat adanya hubungan interaktif yang saling mempengaruhi, sehingga dapat terlihat data-data yang berkesinambungan antara aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa melalui penggunaan model cooperative learning tipe scramble di kelas IV SDN Cikole pada materi

masalah-masalah sosial dilingkungan sekitar.

c. Conclusion Drawing/ Verification

(44)

penelitian. Peneliti akan mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, aktivitas siswa, dan kinerja guru melalui penggunaan model cooperative learning tipe scramble di kelas IV SDN SDN Cikole pada materi masalah-masalah sosial dilingkungan sekitar.

G. VALIDASI DATA

Validasi data pada penelitian ini berpedoman pada pendapat Hopkins

(Wiriaatmaja, 2009:168-171), yaitu ‟Member Check, Triangulasi, Eksplansi Saingan (kasus negatif), Audit Trail, Key Respondent Review, Saturasi dan Expert Opinion’. Berdasarkan dari bentruk-bentuk validasi diatas, peneliti hanya mengambil empat dari beberapa validasi data yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja, yaitu sebagai berikut:

1. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama melakukan observasi atau wawancara tentang proses penelitian pembelajaran IPS tentang masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar dengan menggunakan model kooperatif tipe scramble. Dimana pada saat penelitian berlangsung, setiap data yang diperoleh dicatat dan disimpan lalu dicek kebenarannya agar hasil penelitian yang diperoleh akurat. Misalnya dengan berdiskusi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan hasil yang diperoleh, bisa dengan mendiskusikan bersama observer mengenai kekurangan guru kemudian meminta saran serta perbaikan sehingga dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Contohnya ketika ada siswa yang hasil nilai pada siklus I kurang dan sangat berbeda dengan teman lainnya kemudian peneliti melakukan member check kepada guru kelas IV keseharian dari siswa tersebut sehingga jika data yang diperoleh sama bisa dipastikan kebenarannya.

(45)

55

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum mencapai target yang ditentukan, peneliti berdiskusi dengan observer untuk mengetahui kekurangan, yaitu kinerja guru pada tahap pembelajaran, kemudian mengoreksi hasil pada tahap pembelajaran scramble ternyata guru memang belum mampu menguasai kondisi kelas, selain itu bertanya kepada siswa tahapan yang menurut mereka sulit ternyata pada tahap

diskusi tahapan scramble maka hasil kinerja guru memang dapat dibuktikan kebenarannya bahwa pada tahapan pembelajaran scramble perlu adanya perbaikan.

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data yang dipakai peneliti serta kesimpulan yang diambil oleh peneliti dengan cara mendiskusikannya bersama teman sejawat peneliti. Dengan mendiskusikan secara terbuka mengenai data awal hasil pembelajaran tentang materi masalah-masalah sosial dilingkungan sekitar, data hasil tindakan siklus dan analisis refleksi dari tindakan setiap siklus. Setelah melaksanakan tindakan di siklus I peneliti meminta masukan dalam memperbaiki hasil tindakan siklus I kepada rekan sejawat, kemudian mengundangnya pada pelaksanaan siklus II untuk menilai langsung kekurangan dari kinerja guru dan melakukan diskusi setelah pelaksanaan. 4. Expert Opinion, yakni meminta masukan, saran atau arahan dalam

pengumpulan data saat penelitian untuk meningkatkan kepercayaan terhadap penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikandata hasil tindakan yang dilakukan mengenai tahapan pembelajaran scramble yang masih kurang pada siklus I dan mendiskusikan perbaikan dengan dosen pembimbing I yaitu Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd. dan Dosen Pembimbing II yaitu Drs. H. Ali Sudin,

(46)

dilaksanakan selama tiga siklus mengacu pada pembahasan tentang upaya

meningkatkan hasil belajar siswa pada masalah-masalah sosial di kelas IV dengan penerapan model cooperative learning tipe scramble.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, supaya penerapan model cooperative learning tipe scramble. dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, peneliti

menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam melakukan perbaikan. Membuat pencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penggunaan model cooperative learning tipe scramble, mempersiapkan materi pembelajara, mempersiapkan media pembelajaran, membuat lembar kerja siswa sebagai pedoman bagi siswa dalam melaksanakan diskusi, mempersiapkan instrumen pengumpulan data seperti kinerja guru dan aktivitas siswa, menyusun pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta tes tertulis. Pada tahap perencanan dalam mempersiapkan materi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan dari data pada perencanaan persiapan mengajar pada siklus I memperoleh 10 skor atau 66,6%, pada siklus II mencapai 12 skor atau 80%, dan pada siklus III mencapai 15 skor atau 100%.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dengan menggunakan penerapan model cooperative

learning tipe scramble ini terdiri dari tiga siklus. Dalam tahap pelaksanaan hal

yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada kegiatan awal kegiatan inti dan kegiatan

akhir, pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa dengan kondusif seperti melakukan mengabsen kehadiran siswa,dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Adapun tahapan-tahapan penerapan model cooperative learning tipe scramble pada proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut.

(47)

a. Kinerja Guru

Pada tahap kinerja guru meliputi guru melakukan Guru menyampaikan materi tentang lingkungan sekitar, Guru memberikan pertanyaan mengenai permasalahan sosial dari pengalaman yang diperolehnya, Guru meunjukan gambar-gambar yang berhubungan dengan permasalahan sosial, Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang

pembentukan kelompok dilakukan dengan cara siswa mengambil sedotan yang didalamnya terdapat kertas dengan warna-warna yang berbeda. Bagi siswa yang mendapat warna sama itu berarti mereka adalah satu kelompok, Siswa yang sudah menemukan teman kelompoknya lalu berkumpul, Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh setiap kelompok, Setelah itu guru menyuruh masing-masing perwakilan kelompok untuk kedepan membawa kartu soal dan kartu jawaban yang diacak, Semua kelompok yang sudah menerima kartu soal, lalu disuruh guru untuk mengerjakannya, Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal, Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal, Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu jawaban, Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan mencari jawaban yang sesuai, Guru lalu bersama-sama membahasnya, Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Fokus tahapan pelaksanaan ini yaitu kinerja siklus I mencapai 69% termasuk kategori sebagian besar penyebabnya adalah siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung karena guru kurang memotivasi setiap siswa sehingga hasil belajarnya kurang dari KKM yang ditentukan , pada siklus II mengalami

peningkatan mencapai 92% dan pada siklus III mengalami peningkatan mencapai 100% termasuk kategori seluruhnya guru mampu menguasai pembelajaran.

b. Aktivitas Siswa

(48)

sehingga mengalami kegaduhan di kelas. Pada siklus II mencapai 16 siswa atau 84% termasuk kategori hampir seluruhnya siswa mampu menguasai hasil kerja aktivitas siswa dan pada siklus III mencapai 94%.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada materi masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar kelas IV SDN

Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang selalu mengalami peningkatan ditiap siklusnya. Untuk nilai tes hasil belajar persentase kelas dalam setiap siklusnya adalah tindakan siklus I sebesar 42,8%, tindakan siklus II sebesar 52,6 %, dan tindakan siklus III sebesar 94,7 %. Target penelitian yang ditentukan adalah 90% siswa tuntas. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi target yang ditentukan. Siswa juga telah mampu mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Sesuai dengan indikatornya yaitu mengidentifikasi permasalahan sosial di daerah setempat, membedakan masalah sosial dengan masalah pribadi, menuliskan cara menanggulangi masalah sosial sampah di lingkungan sekitar dan menuliskan contoh masalah pribadi.

Dengan demikian berdasarkan gambaran yang dipaparkan di atas, telah membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa “jika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar dengan model cooperative learning tipe scramble, maka hasil belajar siswa akan meningkat”.

B. SARAN

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan mengenai penerapan

(49)

1. Untuk Guru

Berdasarkan pada keberhasilan penerapan model cooperative learning tipe scramble pendekatan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar mata pelajaran IPS, maka diharapkan agar model pembelajaran ini dapat dikembangkan dan diterapkan pada materi dan mata pelajaran yang lain. Kemudian agar pembelajaran yang dilakukan

dapat berlangsung secara afektif dan mencapai tujuan secara optimal, guru hendaknya berusaha untuk melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dengan baik, serta guru harus memfasilitasi pengalaman siswa dan mendampingi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Untuk Siswa

Dalam penelitian ini terbukti dengan penerapan model cooperative learning tipe scramble dapat meningkatkan hasil belajat siswa. Maka diharapkan kemampuan siswa tidak hanya nampak pada pembelajaran ini, tetapi dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang perlu dikembangkan dan diaplikasikan oleh siswa pada pembelajaran selain pada masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar mata pelajaran IPS dan dalam kehidupan sehari-hari adalah ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya sekedar mendengarkan tapi harus lebih respon dengan apa yang ditanyakan guru. Jangan takut untuk mengungkapkan yang ingin ditanyakan apalagi suatu hal yang belum diketahui dan ingin diketahui. Dan sekolah bukan satu-satunya tempat untuk belajar tetapi di lingkungan keluarga ataupun masyarakat harus tetap belajar.

3. Untuk Lembaga

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, lembaga hendaknya lebih

membuka diri terhadap berbagai inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya yaitu dengan model cooperative learning tipe scramble

yang telah terbukti keberhasilannya dalam penelitian ini. model cooperative learning tipe scramble hendaknya dikembangkan pada materi dan mata pelajaran

(50)
(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Budiharto. (1997). Model pembelajaran kooperatif tipe scramble. [Online]. Tersedia:http://yusiriza.wordpress.com/2011/07/20/model-model

pembelajaran-kooperatif-tipe-scramble/ [12 Agustus 2012]

Budiningsih, Asri. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Asrori, Mohammad. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima

Asy’ari, dkk. (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar untuk kelas IV.

Jakarta: PT. Erlangga.

Dahar, Willis, Ratna. (1996). Teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Angkasa Pratama

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta : BP. Dharma Bhakti Jakarta

Hanifah, Nurdinah, dkk. (2009). Model Pembelajaran di Sekolah Dasar (KKN 2009). Sumedang

Hermawan, Ruswandi. Dkk.(2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas SD. Bandung : UPI PRESS

Isjoni. (2007). Cooperatif learning. Bandung: ALFABETA

Kasbolah. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Karwapi,M. 2012. Manfaat model pembelajaran kooperatif. Trsedia [Online]:

http//karwapi.wordpress.com/2012/11/16/manfaat model pembelajaran kooperatif [12 Agustus 2012]

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Maulana. (2009). Memahami Variabel dan Instrument Penelitian Dengan Benar. Bandung Learn2Live’n Live2Learn.

Miracle. (2011). Ragam model-model kooperatif. Jakarta: PT Bumi Aksara

(52)

Nurhidayati, Tetty. (2011) Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Melalui Teknik Scramble pada Siswa Kelas IV SDN Jatisura IV Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Skripsi, UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Roneni, Heni. (2010) Penerapan Teknik Scramble untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak pada Siswa Kelas V SDN Pasirhuni II Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Skripsi, UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Ruswandi. Dkk.(2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas SD. Bandung : UPI PRESS

Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudomo, Rio. (2010) Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Melalui Teknik Permainan Scramble dikelas V SDN Guwalor Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon. Skripsi, UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.

Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Gambar

Gambar                                                                                                                  hal  3.1    Model Spiral Kemmis dan MC Taggart .................................................
Tabel 1.1 DAFTAR NILAI KELAS IV
Tabel 3.1 Daftar Tenaga Kerja SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
Tabel 3.2 Jumlah Siswa SDN Cikole Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
+5

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan,

Delivery Hidangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman makanan, yang kegiatan operasionalnya saat ini menggunakan sebuah sarana informasi pemesanan

Based on the figure above, it is known that the result of expansion load simulation for heating coil inside service tank portside is in white metallic color,

Jadi, berdasarkan teori ini, kurikulum PERMATA menekankan bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak pada peringkat ini bukan pada penguasaan mereka terhadap

Khitbah secara syar’i mempunyai posisi sebagai janji untuk menikah pada waktu yang disepakati. Janji tersebut mengikat kedua pihak yang berjanji. seseorang yang

Selanjutnya kelompok ketiga mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas tentang prestasi-prestasi yang dicapai Muhammad Arsyad al-Banjari  Kemudian kelompok 1, 2 dan 4

internet en las prácticas de producción periodística en la versión digital del periódico El. Universal de Cartagena

Abstract  The main purpose of this article is to do approximations graphically and mathematically the four-parameter generalized log-logistic distribution, denoted