• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Metode dan Desain Penelitian

Peneliti akan menguji coba pengaruh model Creative Problem Solving terhadap pemahaman konsep persamaan linear satu variabel, kemudian melihat perbedaan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang dalam pembelajarannya menggunakan model Creative Problem Solving (kelompok eksperimen) dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model konvensional (kelompok kontrol).

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen, misalnya faktor minat, motivasi, dan intelegensi.

Sebelum dilakukan penelitian, peneliti telah melaksanakan observasi di tempat penelitian1. Berdasarkan hasil observasi tersebut penempatan siswa di setiap tingkatan dilakukan secara merata dalam hal kemampuan, artinya tidak ada kelas unggulan serta kurikulum yang diberikan juga sama sesuai tingkatannya, maka karakteristik kelas dapat dikatakan homogen dalam setiap tingkatan, serta karakteristik dalam kelas cukup heterogen, artinya ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Post Test Only Design. Dalam penelitian ini peneliti tidak

1

menggunakan pretest karena untuk mengetahui kemampuan awal siswa peneliti telah melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika dan observasi langsung ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Data hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 3 hal 82.

Desain Randomized Control Group Post Test Only Design terdiri atas dua kelompok yang dipilih secara acak. Setelah dilakukan penelitian, kedua kelompok diberikan test akhir (posttest) yang sama. Hasil tes kemudian diolah sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep persamaan linear satu variabel antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Adapun desain penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rancangan Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Postes

R Eksperimen XE O

R Kontrol XK O

Keterangan:

R = Pemilihan sampel secara random kelas

XE = Perlakuan pembelajaran dengan model Creative Problem Solving XK = Perlakuan pembelajaran secara konvensional

O = Posttest

C. Populasi dan Sampel

Pemahaman konsep yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu pemahaman konsep Persamaan Linear Satu Variabel. Berdasarkan kurikulum KTSP materi Persamaan Linear Satu Variabel diajarkan pada kelas VII SMP. Oleh karena itu, yang akan dijadikan populasi pada penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Nusantara Plusyang terbagi menjadi 4 kelas.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Teknik ini digunakan saat tidak memungkinkan dilakukan random terhadap individu, sehingga dilakukan random terhadap kelas dan kelas tersebut haruslah homogen. Dari seluruh kelas VII yang ada, kemudian dirandom dan

Populasi

terpilih dua kelas yaitu kelas VII-2 dan VII-4. Kemudian dari kedua kelas tersebut dirandom lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. dan terpilih kelas VII-4 sebanyak 40 orang untuk kelas eksperimen dan kelas VII-2 sebanyak 40 orang untuk kelas kontrol.

Random (eksperimen)

7-1 7-2 7-3 7-4

(Kontrol)

Ilustrasi Cluster Random Sampling Gambar 3.1

Teknik Pengambilan Sampel

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu intrumen tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Terdapat dua variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Creative Problem Solving, sedangkan variabel terikatnya yaitu pemahaman konsep persamaan linear satu variabel (PLSV).

Instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel (PLSV). Variabel terikat yaitu pemahaman konsep persamaan linear satu variabel (PLSV) yang akan diukur dijabarkan hingga menjadi indikator-indikator dan indikator-indikator tersebut dijadikan titik tolak ukur untuk membuat item instrumen yang harus dijawab siswa pada kelompok

7-2

7-4

7-4

eksperimen dan kelompok kontrol. Kisi-kisi instrumen pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang akan diujicobakan adalah:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep PLSV Sebelum Uji Validitas

Standar Kompetensi : Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan

pertidaksamaan linear satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar Dimensi Pemahaman Konsep Indikator Kompetensi No. Butir Soal Banyaknya butir soal Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Instrumental Mengubah masalah ke dalam model matematika berbentuk persamaan linear satu variabel 1, 3, 5, 7, dan 9 5 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel Relasional Menyelesaikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel 2, 4, 6, 8, dan 10 5 Jumlah soal 10

Agar tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dapat digunakan, perlu dilakukan proses uji coba instrumen. Instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu kepada subjek lain diluar subjek penelitian. Instrumen tes diuji cobakan

kepada siswa kelas VIII-2 MTs Hidayatul Umam. Setelah data hasil uji coba diperoleh, kemudian setiap butir soal akan dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda instrument, sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Instrumen penelitian tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar mendapatkan data yang valid dan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas pada tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel menggunakan rumus product moment pearson sebagai berikut.2

Keterangan

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = banyaknya peserta tes

= skor butir soal = skor total

Dengan ketentuan :

Jika , maka soal tersebut dinyatakan tidak valid. Jika , maka soal tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen, dari sepuluh soal yang diujicobakan diperoleh enam butir soal yang valid. Soal-soal yang valid tersebut adalah soal nomor 5, 7, dan 9. Ketiganya mewakili dimensi pemahaman konsep instrumental dengan indikator siswa dapat mengubah masalah ke dalam model

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h.213.

matematika berbentuk persamaan linear satu variabel . Soal nomor enam, nomor delapan dan nomor sepuluh ketiganya mewakili dimensi pemahaman konsep relasional dengan indikator siswa dapat menyelesaikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel.

b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dan memberikan penilaian atas apa yang diukur. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

dengan varians, yaitu:

Keterangan:

: Reliabilitas yang dicari

n : Banyaknya butir soal yang valid : Variance dari pertanyaan

: Variance total X : Skor tiap soal k : Banyaknya sampel

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrumen, diperoleh nilai 0,7476 maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan.

c. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran instrumen penelitian dihitung dengan menghitung indeks besarannya. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal tersebut mudah, sedang dan sukar. Untuk itu digunakan rumus:

Keterangan :

P = taraf kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran:3 : soal sukar : soal sedang : soal mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen, dari sepuluh soal yang diujikan diperoleh tiga soal dengan tingkat kesukaran “mudah”, lima soal dengan tingkat kesukaran “sedang” dan dua soal dengan tingkat kesukaran “sukar”.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok bodoh atau kelompok bawah.4 Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

3

Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.241

4

Keterangan :

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya peserta kelompok atas

: Banyaknya peserta kelompok bawah : proporsi peserta kelompok atas : proporsi peserta kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda :

D : 0,00 – 0,20 : jelek D : 0,20 – 0,40 : cukup D : 0,40 – 0,70 : baik D : 0,70 – 1,00 : baik sekali

Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari sepuluh soal yang diujikan, enam soal memiliki daya pembeda “jelek”, dua soal memiliki daya pembeda yang “cukup”, satu soal memiliki daya pembeda “baik” dan satu

soal memiliki daya pembeda “baik sekali”. Soal nomor 1, 2, 3 dan 4 memilki daya beda yang jelek, dan soal tersebut juga tidak valid maka soal tidak digunakan.

Hasil-hasil validitas instrumen, reliabilitas instrumen, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3.3

REKAP DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN No Soal Validitas Taraf

Kesukaran Daya Beda Keterangan

1 Tidak Valid Mudah Jelek Tidak Digunakan 2 Tidak Valid Mudah Jelek Tidak Digunakan 3 Tidak Valid Mudah Jelek Tidak Digunakan 4 Tidak Valid Sukar Jelek Tidak Digunakan 5 Valid Sedang Jelek Digunakan 6 Valid Sedang Jelek Digunakan 7 Valid Sedang Baik Digunakan 8 Valid Sedang Cukup Digunakan 9 Valid Sedang Baik Sekali Digunakan 10 Valid Sukar Cukup Digunakan

Selanjutnya keenam soal yang valid yaitu soal nomor 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 akan digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dengan derajat reliabilitas sebesar 0,748.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan yaitu instrumen aktivitas belajar matematik siswa terdiri dari 7 indikator yang bertujuan untuk mengukur aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model Creative Problem Solving.

Kisi-kisi instrumen aktivitas belajar matematik siswa yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Belajar Matematik Siswa

No. Indikator aktifitas belajar Butir-butir pertanyaan Nomor butir 1. Motivasi belajar Memperhatikan

penjelasan teman/guru

1 Bersemangat dan antusias

dalam belajar

2 Rasa ingin memahami

materi tinggi

3

Tekun dalam menghadapi tugas 4 2 Keaktifan belajar kelompok Banyak bertanya/menjawab pertanyaan guru/teman 5

Senang mencari dan memecahkan soal

6

Dapat mempertahankan pendapatnya

7

E. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi pemahaman konsep persamaan linear satu variabel, sedangkan data kualitatif meliputi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

1. Data kuantitatif

Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data pemahaman konsep persamaan linear satu variabel. Data diambil dengan memberikan tes pemahaman konsep persamaan linear satu variabel sebanyak 6 butir soal.

2. Data kualitatif

Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data tentang aktivitas belajar matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model Creative Problem Soving. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan aktivitas belajar matematik siswa dalam setiap pertemuan.

F. Teknik Analisis Data

1. Tes Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel

Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis yang telah dirumuskan akan dianalisis dengan menggunakan uji-t. Akan tetapi, sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dengan Rumus Chi-Kuadrat (chi-squre) digunakan untuk menguji data dengan bentuk data kelompok dalam tabel frekuensi. Langkah-langkah kerja uji Normalitas dengan Rumus Chi-Squre:5

1. Perumusan hipotesis

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusitidak normal 2. Data dikelompokan kedalam distribusi frekuensi

3. Menetukan proposi ke-j (Pj)

4. Menentukan 100 Pj yaitu prosentase luas interval ke-j dari suatu distribusi normal melalui tranformasi ke skor baku:

5

Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h.111

5. Menghitung nilai

6. Menentukan tabel pada derajat bebas (db) = k-3, diman k banyaknya kelompok

7. Kriteria pengujian

Jika tabel maka H0 diterima Jika tabel maka H0 ditolak 8. Kesimpulan

tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Hipotesis H0 : 12 22

H1 : 12 22

2. Cari Fhitungdengan rumus: F =

Terkecil Varian

Terbesar Varian

3. Tetapkan taraf signifikansi

 

4. Hitung Ftabel dengan rumus:

1 2 , 1 1 n n F tabel F

5. Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:

Jika FhitungFtabel, maka H0 diterima dan H1ditolak Jika FhitungFtabel, maka H0 ditolak dan H1diterima

Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians sama atau homogen

H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang berbeda atau tidak homogen

c. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara pemahaman konsep persamaan linear satu variabel yang menggunakan model Creative Problem Solving (kelompok eksperimen) dengan siswa yang menggunakan pembelajaran secara konvensional (kelompok kontrol). Sedangkan apabila data populasi tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka pengujian hipotesis selanjutnya menggunakan analisis statistik non parametik. Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu:

1. Rumusan Hipotesis Ho : 1  2

Ha : 1 > 2

2. Tentukan Uji Statistik. Rumus yang digunakan :

1). Jika varians populasi homogen Rumus : t hitung = 2 1 2 1 1 1 n n S X X gab  ; dengan db = (n1 + n2 – 2)

2). Jika varians populasi heterogen Rumus : t hitung = 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X  

Dimana : ) 2 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1       n n S n S n Sgab Keterangan: 1

X = rata-rata pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dari kelompok eksperimen

2

X = rata-rata pemahaman konsep persamaan linear satu variabel dari kelompok kontrol

S12 = standar deviasi (varians kelompok eksperimen) S22 = standar deviasi (varians kelompok kontrol) n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah sampel kelompok Kontrol Sgab = varians gabungan

3. Tentukan Tingkat Signifikan

Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan derajat keyakinan 95% dengan  = 5% dan rumus ttabel = t (, db).

4. Tentukan kriteria Pengujian

Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan antara thitung dengan ttabel.

5. Lakukan Pengambilan Kesimpulan

Jika operasi perhitungan pada poin (4) ternyata: a). thitung < ttabel maka terima Ho.

b). thitung > ttabel maka tolak Ho. 2. Aktivitas Belajar Matematik Siswa

Data aktivitas belajar siswa disajikan dengan menghitung peningkatan tiap indikator serta rata-rata tiap indikator setelah itu rata-rata tiap indikator akan disajikan dalam diagram batang, kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berupa nilai presentase rata-rata. Untuk menilai

aktivitas siswa digunakan lembar observasi aktivitas belajar matematik siswa yang terdiri dari 7 aspek dalam bentuk cheklist.

Rumus presentase yang digunakan:

Keterangan:

p = Angka presentase

f = Frekuensi yang akan dicari presentasenya

N = Number of Class (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Dokumen terkait