• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Demontrasi atau Melalui Permainan

Dalam dokumen PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PASSI (Halaman 30-35)

2. Sikap tangan dan jar

1.5.4 Metode Demontrasi atau Melalui Permainan

Salah satu dari bentuk sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan disegala jenjang pendidikan harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka.

Menurut, (Lutan, 1988, dalam Syarifudin, Depdiknas, 2004;3). Demontrasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan bertujuan antara lain :

1. Siswa-Siswi memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran. 2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi. 3. Siswa-Siswi melakukan pola gerak secara benar.

Sedangkan menurut (Ngasmain dan Popratono, 1997, dalam Syaripudin, Depdiknas, 2004;4). Demontrasi digunakan salah satu alternatif untuk memberikan pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 2 Tambang yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu :

1. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa.

2. Memberikan pembelajaran dalam pendidikan jasmani selama ini kurang efektif, hanya bersifat lateral.

3. Memberi pembelajaran pendidikan jasmani yang ada sekarang hampir semuanya didesain untuk orang dewasa.

Menurut (Theodore Roosvelt JR, dalam Ridwan Sahputra, 2010;14) bahwa keinginan permainan bola voli bagi anak-anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak, naluri atau dorongan bergerak harus dipuaskan dengan hal-hal yang

menggembirakan bagi siswa-siswi SMA Negeri 2 Tambang dan guru harus mengarahkan permainan itu menunjuk kearah yang positif dan menjelma menjadi perbuatan yang menyenangkan. Permainan sebenarnya merupakan dorongan dari diri atau disebut dengan naluri. Semua naluri atau dorongan dari dalam harus diusahakan untuk disalurkan secara baik dan terkontrol, karena dalam permainan mengandung unsur-unsur kegembiraan, kelincahan, kelenturan, kecepatan dan tidak membutuhkan alat yang banyak, secara sederhana. Permainan juga memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMA Negeri 2 Tambang antara lain : 1. Menembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan

aktifitas permainan bola voli dalam teknik dasar passing atas.

2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai ketrampilan gerak dasar dalam passing atas bola voli yang akan mendorong partisipasinya dalam melakasankan kegiatan olahraga.

3. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam permainan bola voli dan sebaiknya secara berkelompok maupun perorangan.

4. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktifitas bermain termasuk permainan olahraga.

Karena itu disamping pengaturan sikap jari dan tangan yang baik, otot-otot sebelumnya juga sudah harus menegang, sehingga bola bisa terpantul kembali dengan elastis. Pembebanan yang terjadi pada jari pada saat menyentuh bola mengalami tambahan oleh gerak rentangan seluruh tubuh yang arahnya berlawanan dengan arah gerak bola yang datang. Gerak tubuh merentang itu, sebelum bola tersentuh sudah mendorong tangan dengan arah yang tepat serta bertenaga ke arah passing yang hendak dilakukan. Gerak rentangan itu

mennyebabkan tepatnya danjauhnya passing atas.

a. Tangan ditekuk ke belakang dan sedikit ke sebelah dalam (gambar 4) Punggung tangan dan lengan bawah harus membentuk sudut hampir 90 derajat. Ujung jari kedua tangan saling hadapkan, tetapi tanpa menyebabkan siku kedua lengan terpisah terlalujauh.

b. Jari-jari kedua tangan secara keseluruhan membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola. Jari-jari derenggangkan sedikit satu dengan yang lainnya dan kedua ibujari membentuk suatu sudut.

c. Pada saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.

d. Perkenaan pada jari adalah diruas pertama dan kedua, terutama ruas pertama dari ibujari.

e. Setelah bola berhasil di passing, maka dilanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan.

Menurut Rostiyah (2001 : 83) metode demontrasi adalah cara mengajar dimana seorang guru menunjukan, memperlihatkan suatu proses pembelajaran sehingga seluruh siswa - siswi dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang di tunjukan oleh guru. Degan demontrasi, proses penerimaan siswa - siswi terhdap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa - siswi juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Syaiful Sagala (2003 : 25) metode demontrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan

tingkahlaku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.

Metode ini adalah : yang paling pertama digunakan manusia yaitu tak kalah manusia purba menebang kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak - anak memperhatikan dan menirunya. Metode demontrasi ini barang kali lebih sesuai untuk mengajarkan bahan - bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan - gerakan, suatu proses maupun hal - hal yang bersifat rutin.

Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demontrasi. Tetapi siswa tidak melakukan percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demontrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses misalnya merebus air sampai mendidih 100°C, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati; mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.

Dengan demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam; sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa dapat juga mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.

Adapun penggunaan teknik demontrasi mempunyai tujuan agar siswa- siswi mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas; dengan demontrasi siswa-siswi dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda atau alat seperti bahagian tubuh manusia; atau bagian dari

mesin jahit. Juga siswa-siswi dapat menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demontrasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan suatu alat itu seperti menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan demikian siswa-siswi akan mengerti cara-cara penggunaan sesuatu alat atau perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek. Misalnya cara memasak roti yang terbaik.

Bila anda melaksanakan teknik demontrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut; (1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar, (2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan, (3) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demontrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain, (4) Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan di-gunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu; agar demontrasi itu berhasil, (5) Harus sudah menentukan garis besar langkah- langkah yang akan dilakukan, (6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya, (7) Selama demontrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya, (8) Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demontrasi yang anda lakukan itu berhasil; dan bila perlu demontrasi bisa diulang.

Penggunaan teknik demontrasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah: dengan demontrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demontrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan teknik ini adalah:

Bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan demontrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa-siswi. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demontrasi; dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa-siswi. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup; maka demontrasi akan berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa; sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demontrasi bila siswa- siswi tidak diikutsertakan, maka proses demontrasi akan kurang dipahami oleh siswa-siswi, sehingga kurang berhasil adanya demontrasi itu.

Dalam dokumen PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PASSI (Halaman 30-35)

Dokumen terkait